Anda di halaman 1dari 17

KRITIK ARSITEKTUR

ALUN-ALUN
KOTA MALANG

Oleh:
Wahdan Al Musyarrof
Fitria Aidiyah Latuconsina
Dini Saadah Alim
ALUN-ALUN
Alun-alun (dulu ditulis aloen-aloen atau aloon-aloon)
merupakan suatu lapangan terbuka yang luas dan
berumput yang dikelilingi oleh jalan dan dapat
digunakan kegiatan masyarakat yang beragam.

Keberadaan alun-alun banyak ditemukan pada kota


atau kabupaten di Jawa. Adrisijanti (2000, 179-190),
mengungkapkan bahwa alun-alun sebenarnya
merupakan bagian dari keraton dan erat kaitannya
dengan bangunan-bangunan yang ada di sekelilingnya
seperti keraton, masjid dan pasar.
FUNGSI ALUN-ALUN
alun-alun melambangkan ditegakkannya
suatu sistem kekuasaan atas suatu wilayah
tertentu
berfungsi sebagai tempat perayaan ritual atau
keagamaan
alun-alun berfungsi pula sebagai ruang publik
terbuka di mana rakyat saling bertemu dan
fungsi pengaduan rakyat pada penguasa
tempat pertemuan rakyat untuk bercakap-
cakap, berdiskusi, melakukan pesta rakyat dll.
ALUN-ALUN KOTA MALANG
Alun-Alun Kota Malang dibangun pada tahun
1882 dan merupakan menjadi tempat berkumpulnya
warga serta tempat rekreasi yang seru bagi keluarga,
terutama setelah mengalami perubahan besar-
besaran pada tahun 2015 lalu. Alun-Alun ini tidak
pernah sepi pengunjung, hal tersebut karena lokasinya
yang sangat strategis di pusat kota dimana terdapat
pusat perbelanjaan terkenal Kota Malang dan juga
terletak tepat di depan Masjid terbesar di Kota
Malang, Masjid Agung Jami maupun fasilitas
perkantoran.
ALUN-ALUN SEBAGAI RUANG PUBLIK
Berdasarkan American Planning Association,
Karakteristik ruang publik yang baik antara lain:

Memfasilitasi terjadinya interaksi manusia dan


kegiatan sosial lainnya
Aman, nyaman dan ramah pengunjung
Secara visual, desain dan arsitekturnya menarik.
Mendororong terlibatnya komunitas masyarakat
secara aktif
Merefleksikan nilai-nilai lokal dan budaya
Memiliki sistem pemeliharaan yang baik
Terjalin relasi yang baik dengan tetangga
Memfasilitasi terjadinya interaksi
manusia dan kegiatan sosial lainnya
Tersedianya space yang
luas dengan hamparan
rumput tebal dibawah
pohon yang rindang sudah
bisa menjadi tempat yang
nyaman bagi warga untuk
berintekasi dengan
kerabat atau teman-
temannya.
Selain itu, banyak tersedia
space-space untuk
permainan. Misalnya
playground untuk anak-
anak.
Aman, nyaman dan ramah pengunjung

keberadaan kursi-kursi cantik di Jalan-jalan setapak dibuat dengan


berbagai sudut untuk menambah pola yang sederhana, tapi fungsional
kenyamanan pengunjung.

dibuat ramah pengunjung termasuk


dari golongan difabel.
Secara visual, desain dan arsitekturnya
menarik.
Salah satu daya tarik yang
ditonjolkan di Alun-Alun
Malang adalah
keberadaan air mancur di
pusat alun-alun,beberapa
spot foto di sekita alun-
alun, serta papan nama
besar bertuliskan Alun Alun
Malang sebagai landmark
kawasan
Mendororong terlibatnya komunitas
masyarakat secara aktif
Untuk merenovasi alun-alun ini, dibutuhkan dana
besar. Disini peran aktif komunitas masyarakat
dibutuhkan. Akhirnya dengan menggunakan dana CSR-
nya, BRI menggelontorkan dana sekitar 7 Miliar. Bisa
dibilang, pembangunan alun-alun Malang ini berasal
dari rakyat untuk rakyat. Dana CSR Bank BRI sendiri
sejatinya dana yang berasal dari masyarakat juga.
Sebagai kompensasi, Bank BRI berhak mendisplay
berbagai atribut yang berkaitan dengan
perusahaannya. Di beberapa titik, kita akan menemukan
identitas Bank BRI.
Merefleksikan nilai-nilai lokal dan
budaya
Alun-alun Malang dibangun dengan konsep
modern, futuristic dengan nuansa hijau. Menurut saya,
poin yang kurang dalam renovasi alun alun ini adalah
kurang kuatnya identitas Malang. Sebagai perbandingan
kita tengok alun-alun Kota Batu. Yang terasa unik dan
kental dengan ciri khas daerah Batu-nya adalah
keberadaan bangunan berbentuk apel.

Alun-alun Kota Malang Alun-alun Kota Batu


Memiliki sistem pemeliharaan yang baik
PR terbesar untuk Alun-
alun Kota Malang
Bagaimana pihak
pemerintah dan
masyarakat bisa
memelihara keindahan
tempat ini?

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan


menyediakan tempat sampah. Keberadaan tempat
sampah ini menjadi semacam hukum tidak tertulis:
Ayo, buang sampah pada tempatnya!
Terjalin relasi yang baik dengan tetangga

Bahwa bagaimanapun
pembangunan ruang
public harus terkait
dengan ruang-ruang
disekitarnya.
Kebebasanmu dibatasi
oleh ketidakbebasanmu.
Meski alun-alun berfungsi
sebagai ruang publik, tapi tetap saja keberadaannya
tidak boleh menganggu kepentingan yang lain.
Bahkan kalau bisa saling mendukung.
Disebelah barat alun-alun ada masjid jami. salah satu
bentuk mengakomodir kepentingan tetangga
adalah dengan dibuatnya shof sholat di alun-alun.
Kesimpulan
Jika mengacu pada referensi dari American Planning
Association, wajah baru Alun-Alun Malang sudah bisa dikatakan
cukup ideal. Meski ada banyak kekurangan, tetap saja upaya
pemerintah kota menghadirkan ruang public yang nyaman untuk
warganya patut diapresiasi dengan sepenuh hati.
Keberadaan Alun-Alun Malang dengan wajah baru bisa
menjadi contoh bagi perbaikan public space lainnya. Baik yang ada
di lingkup Malang atau diluar area itu.
Terima kasih
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai