Anda di halaman 1dari 44

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN

PEMBANGUNAN ALUN-ALUN DI KOTA POLEWALI KABUPATEN


POLEWALI MANDAR

Oleh :

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Al
Asyariah Mandar

OLEH :

ROSMALIA
20160101048

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARNAGEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
POLEWALI MANDAR 2020
ABSTRAK

ROSMALIA.2020 “PersepsiMasyarakatTerhadapPengelolaan Pembangunan


Alun-Alun di Kota PolewaliKabupatenPolewaliMandar”.
(DibimbingolehH.SukadjiSarbidan Ahmad Al Yakin).

Penelitian ini membahas tentang Persepsi Masyarakat Terhadap

Pengelolaan Pembangunan Alun-Alun di Kota Polewali Serta Pengelolaannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semuaWarga Kota Polewali Kabupaten

Polewali Mandar. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat pengunjung alun-

alun 12 orang, pedagang Kaki Lima di alun-alun 8 orang dan istansi 2 orang

yang terkait dengan pembangunan alun-alun dengan jumlah sampel 20

Responden. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik Observasi, Wawancara,

dan Dokumentasi. Metode penelitian ini menggunakan Deskriptif Kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengelolaan data maka dapat diketahui bahwa

manfaat pembangun alun-alun adalah untuk mensejahterakan rakyat karena

dengan adanya alun-alun ini masyarakat bisa lebih nyaman dengan menikmati

keindahan yang ada didalamnya, tidak hanya itu pembangunan alun-alun juga ini

membantu meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya para Pedagang Kaki

Lima yang ada di alun-alun tersebut. Akan tetapi disisi lain dengan adanya alun-

alun ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadi tindak asulasila yang sering

terjadi di alun-alun kota polewali seperti, pacaran-pacaran, tempat bolos siswa dan

sebagainya.

Kata Kunci : pengelolaan, pembanguna alun-alun

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Alun-alun adalah sebuah hamparan tanah lapang, datar yang letaknya

berada di pusatkota. Kota-kota di Eropa dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia

sejak ratusan tahun lalu sudah memiliki alun-alun. Kota-kota di Jawa baik di

pesisir maupun pedalaman sejak jaman kerajaan memilki alun-alun. Begitupun

juga dengan kota-kota yang berkembang di masa kolonial Belanda, seperti kota

Medan, memiliki alun-alun. Luas alun-alun di setiap kota bervariasi. Biasanya di

sekeliling alun-alun di tanami pohon-pohon rindang seperti pohon beringin,

trembesi, sehingga memberi keteduhan dan kesejukan.

Pendidikan dan tangan kerajinan perdagangan militer pemerintahan ikhwal

dalam sehari-hari masyarakat kegiatan pusat dijadikan yang kediamannya tempat

pendopo atau istana didepan luas paling halaman memiliki yang desa kepala

bahkan camat dan wedana bupati raja berarti bisa penguasa besar lebih yang

ukuran dalam namun rumah depan halamn merupakan itu alun-alun dasarnya

pada.

Sebenarnya yang alun-alun merupakan bukan demikian hal alun-alun

berupa yang tersisah dibiarkan yang terbuka lahan-lahan adanya selaku tetapi

alun-alun terbentuknya bagi utama paling yang hal merupakan dan awal titik

merupakan gedung bangunan ini hal dalam jadi gedung bangunan-angunan antara

jarak membuat dengan berbentuk dan terbuka lahan merupakan alun-alun.


(198 6:386, Haryoto Romondt Va) menurut fadilah oleh dibaut beragam

yang masyarakat kegiatan tempat sebagai digunakan dapat dan jalan oleh

dikelilingi yang berumput dan luas yang terbuka lapangan sebuah merupakan

alun-alun.

Perubahan banyak mengalami telah sekarang sampai prakolonial jaman

sejak fisiknya bentuk mendasari yang konsep tapi perubahan mengalami banyak

alun-alun fisik bentuk sekarang sampai dulu dari meskipun kolonial jaman sejak

ada sudah alun-alun kehadiran.

Dari kajian sejarah, arkeologi arsitektur dan tata kota, alun-alun adalah

ruang publik yang tetap dipertafhankan walaupun ukuran dan wujud tampilan kota

mengalami perubahan. Hal ini mungkin disebabkan karena sifat dan jati dirinya

sebagai ruang publik. Urusan mengutak atik alun-alun menjadi urusan sensitif dan

bakal menimbulkan kegaduahan di masyarakat. Jika ada kota alun-alunnya

diobok-obok oleh pihak lain, siapapun itu, tetapi warga kotanya ademayem saja,

alias tidak peduli, maka banyak hal yang perlu dipertanyakan. Mungkin ada

sesuatu yang tidak lumrah sedang terjadi di masyarakat. Di sinilah peran para

cendeiawan dan anggota Dewan Kota diharapkan dapat memberikan pencerahan

kepada warga kota akan haknya sebagai warga kota.

Alun-alun dikenal sebagai selanjutnya yang empat persepsi berbentuk

yang sakral tanah lapang sebuah membuat jalan dengan yaitu tanah dewi kepada

izin minta upacara dibuat haruslah maka tanaman bercocok untuk tanah

menggunakan ingin kali setiap yang tani masyarakat kepercayaan dari ialah
usulnya asal (alun-alun terdapat trowan di masyarakat kertagama negara buku)

ada telah alun-alun Budha Hindu Zaman

Lain-lain dan perekonomian kepercayaan pemerintahan nilai tata meliputi yang

masyarakatnya budaya pada evolusi dari tergantung sangat alun-alun

perkembangan.

Transportasi jalur terdapat didekatnya yang kawasan satu dalam berasa

mesjid keraton alun-alun sehingga kota pusat perancangan dalam perubahan

membawa telah islam siar. Keraton dari depan halaman merupakan dan jamaah

luasa menampung untuk masjid halaman perluasaan terbuka ruang sebagai adalah

islam menurut alun-alun konsep. Bandung kota alun-alun seperti masjid dari

perluasan sebagai digunakan yang alun-alun banyak ini saat pada. Fitri Idul Salat

termasuk islam besar hari kegiatan-kegiatan tempat sebagai digunakan juga alun-

alun. Alun-alun sekitar dibangun masjid bangunan islam masuknya. LIA

Pembangunan air mancur yang menelan biaya Rp 1,9 miliar ini

diresmikan langsung Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar di alun-alun kota

Polewali. Hadir dalam peresmian air mancur manran Gubernmur Sulbar Anwar

Adnan Saleh, cagub Sulbar Ali Baal Masdar bersama pasangannya Enny Anwar,

dan Kapolres Polewali Mandar AKBP Adiwijaya.

Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar mengatakan pembangunan air

mancur ini sebagai wujud pembangunan tata kota. Andi berharap, seluruh

masyarakat Polman dan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini bisa menikmati

keindahan air mancur.


Alun-alun kota Polewali terletak di Jalan Manunggal, Kelurahan

Pekkabata atau tepat berada di depan Kantor Bupati Polewali Mandar. Di kawasan

ini, pengunjung dapat menikmati suasana kota Polewali dengan berbagai macam

jenis makanan yang disajikan oleh pedagang.

Kecelakaan ancman pula bising yang dua roda kendaraan bunyi dari,

terganngu merasa tentu lainnya pengunjung, begini dengan. Hadir pulaa terkadang

punn negatif kejadian, pelak tak. Pengunjung ini dibanjiri ini pekkabata di alun-

alun misalnya, malam minggu setiap padaa. Jalan terdapat disekelilingnya dan

rerumputan hijau taman rumputan segala ditanami dalamnya di yang luas

lapangan sebuah pekkabata alun-alun di adalah pekan akhir kalaa di berkumpul

favorit tempat satu salah, mandar polewali kabupaten polewali warga bagi.

Selain itu Persoalan alun-alun ini juga banyak disalah gunakan oleh

pengunjung sepertitindak asusila (pacar-pacaran),

kekhawatiranakanterjadinyatawuran. Tidak hanya itu alun-alun tersebut kadang

dijadikan sebagai tempat tongkronan bolos siswa. Akan tetapi disisi lain, dengan

adanya pembangunan alun-alun ini juga bisa sebagai salah satu tempat pedagang

kaki Lima, warung kopi ,dijadikan sebagai tempat diskusi mahasiswa, festival

atau Even Musik, Olahraga dan tempat penggalangan dana oleh mahasiswa

dengan di pasarkan langsung pada pengunjung.

B. RumusanMasalahPenelitian

Berdasarkan apa yang telah di kemukakan berisi yang belakang latar pada

tentang hasil Observasi terkait penulis awal Persepsi MasyaratTerhadap


PengelolaanPembangunan Alun-alun di Kota Polewali, berikut sebagai pertanyaan

bentuk dalam penelitian masalah dirumuskan maka :

a) Babagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Pembangunan

Alun-Alun di Kota PolewaliKabupatenPolewaliMandar ?

b) BagaimanaPersepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Alun-Alun di Kota

Polewali Kabupaten Polewali Mandar Sebagai Ikon Kota?

C. TujuanPenelitian

Telah yang masalah rumuskan berdasarkan dikemukakan, persepsi

menganalisis dan mengetahui untuk, adalah inii penelitian tujuannya menjadi yng

maka Masyarakat TerhadapPengelolaanPembangunan Alun-Alun dan

ManfaatanAlun-Alun Sebagai Ikon Kota Polewali.

D. ManfaatPenelitian

Berikut sebagai adalah diharapkan yang peneilitian manfaat :

-ManfaatTeoritis

Pengetahuan dan wawasan menambah dapat serta, kewarganegaraan dan

pancasila pendidikan mahasiswa mnjadi selama penulis diterima yang ilmuu

menerapkan untuk lebih baik penulis terhadap pandangan dan tingkat pengetahuan

masyarakat terhadappengelolaan pembangunan Alun-alun di Kota Polewali.

-Manfaat Praktis

I. Bagi penulis, penulis dapat mengetahui dan menambah wawasannya

mengenai PengelolaanPembangunan Alun-alun di Kota Polewali Mandar.

II. Bagi Pemerintah Daerah, mandar polewali kabupaten pemerintah baik

bermnfaat dapat yang pemikiran sumbangan dan masukan, kajian bahan


menjadi dapat diharapkan inii penelitian pembangunan Alun-alun di Kota

Polewali Mandar.

III. Bagi Masyarakat, masyarakat dapat mengetahui batasan-batasan hak dan

kewajiban mereka hukum oleh terlindungi yang masyarakat kehidupan

menciptakan mampu sehingga di Kota PolewaliMandar.

IV. Bagi Program Studi, pelaksanaannya daalam mendetail lebih namun sama

yang kajian maupun relevan yang selanjutnya penelitian terhadap kajian

melakukan akan yang mahasiswa bagi referensi menjadi dan wawasan

menambah untuk berguna dapat ini penelitian hasil dari diharapkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi

(Salmiati, 86:2019) Sarwono persepsi disebut lebih kurang yang ini pemahaman.

Pemahaman sebuah dalam terwujudakhirnya pada yang bantunya organ-organ

oleh ditangkap yang luar dunia dari simulus menerima seseorang saat berlangsung

persepsi diinterprestasi yang selanjutnya yang sebagainya dan mempokuskan

mengelompokkan membedakan-membeda untuk kemampuan sebuah merupakan

persepsi.

Persepsi didapatkan dari simpulan informasi dan tafsiran pesan yang

disampaikan orang lain mengenai suatu objek. Persepsi adalah suatu proses

tentang tentang petunjuk-petunujuk inderawa (sensory) dan pengalaman masa

lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran

yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Ruch Sarlito (Salmiati.

2019:35)

Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasikan

terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga

merupakan suatu yang berarti, dan merupakan aktifitas yang integrated dalam diri

individu. (Ronioktora.2011:19).

Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (untuk selanjutnya disebut KBBI),

persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang

mengetahui beberapa hal melalui panca indra.Sehingga dapat diartikan bahwa

persepsi merupakan sebuah kemampuan dalam menaggapi suatu peristiwa melalui

stimulus yang dihantarkan dengan panca indra. Beda-berbeda yang persepsi

menghasilka tipikal secara demikian sekalipun tetapi, invidu masing-masing yang

6
pada serupa hampir yang cara dengan bekerja ia dan otomatis bersifat hampir

yang proses sebuah merupakan persepsi. Ideal yang situasi sebuah dengan

dimaksud apa, berbeda secara mempersepsi tetapi, mempersepsi masing-masing

kita bahwa adalah kita sekeliling keadaan menafsirkan hal dalam penting

demikian persepsi mengapa alasan satu salah.

B. Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat biasanya diartikan sebagai sekelompok orang (dalam

jumlah yang relatif banyak), yang merasa sebangsa, seketurunan, sewilayah

tempat tinggal atau yang mempunyai kepentingan sosial yang sama.

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan

golongan yang tetap dan mempunyai kepentingan yang sama seperti: sekolah,

keluarga, masyarakat, perkumpulan, Negara semua dalah masyarakat. Unsur-

unsur suatu masyarakat yakni, harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak,

telah bertempat tinggal lama disuatu daerah tertentu, adanya suatu aturan atau

undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan

tujuan bersama. (Simangunsong.2013:7)

Menurut KBBI, masyaM rakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya

dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.

Menurut Krech ciri dan unsur masyarakat itu adalah:

a. Kumpulan orang

b. Sudah terbentuk dengan lama

c. Sudah memiliki system social atau struktur sosial tersendiri

d. Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.


Selanjutnya menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey mengemukakan unsur

masyarakat yaitu terdiri dari:

a. Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi

b. Kegiatan terarah pada sejumlah tujuan yang sama

c. Memiliki kecenderungan untuk memilikinya keyakinan, sikap dan

bentuk tindakan yang sama.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat wilayah suatu dalam berada

orang sekelompok adalah yang mempunyai suatu tujuan dan kesamaan serta ciri-

ciri tertentu.

Dari beberapa uraian diatas ditarik sebuah pemahaman bahwa persepsi

masyarakat merupakan sekumpulan atau sekelompok satuan individu yang

memiliki satuan pemikiran atau pendapat pada suatu objek baik itu positif

maupun negatif.

(Ronioktora 18:2011) indera data terprestasi inii melalui diperoleh yang

bersama identitas suatu oleh terkait dan kontinu bersifat yang tertentu istiadat

adat sistem suatu berupa bersama kebutuhan merupakan prosedur dan cara-cara,

norma-norma nilai-nilai mempunyai karena berinteraksi dan bergaul saling yang

idividu-indiviidu sekemupulann dari lingkungan pengetahuan atau tanggapan

sebagai disiimpulkan dapat masyarakat persepsi.

C. Pengertian Pengelolaan
Dicapai hendak yang tujuan tercapainya menghambat dapat sendirinya dengan

ini baik yang pengelolaan adanya tidak. Benar yang pengelolaan adanya tidak.

Benar yang pengelolaan adanya tanpa baik dengar berjalan akan tidak tujuan

memiliki yang kegiatan suatu. Lain orang melalui pekerjaan menyelesaikan

dalam seni adalah pengelolaan ( Zahroh Lailatu, 2015) Follet Parker Marry

Menurut.

Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal

yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Secara

umum pengelolaan merupakan kegiatan merubah sesuatu hingga menjadi baik

berat memiliki nilai-nilai yang tinggi dari semula.

D. Pengertian Pembangunan

Pembangunan adalah kata kunci terpenting dalam pemerintahan semua

negara. Bahkan dapat dikatan istilah tersebut telah menyatu dengan kebedaan

suatu negara. Semua propaganda dan kampanye politik dalam rangka menguasai

aparatus negara berkutat disekitar kata”pembangunan”. Pada umumnya,

pembangunan diartikan sebagai upaya-upaya memajukan kehidupan negara dan

warganya melalui penciptaan sarana dan prasarana baru atau mengembangkan

yang telah ada untuk mencapai tujuan baru.

Untuk dapat mencipta atau mengembangkan sarana dan prasaran,

pemerintah sebagai agen pembangunan memerlukan sumber daya alam dan

manusia. Masalahnya, tidak semua sumber daya yang tersedia di alam bersifar

kekal atau terbarukan. Alam bukanah pabrik yang terus menerus memproduksi

apa yang kita butuhkan. Sementara pada sisi lain kebutuhan manusia terus
bertambah seiring ledakan populasi global dan persaingan ekonomi. Dengan

situasi seperti ini, bisa jadi pada masa depan kita menghadapi kekurangan bahan

baku dan energi untuk dapat terus melakukan pembangunan.

Pembangunan juga membutuhkan ruang, baik untuk menggali sumber

daya maupun sebagai tempat membangun. Hal ini tentu berpotensi merusak alam

karena dalam pelaksanaannya pembangunan akan melibatkan proses rekayasa

lingkungan fisik dan sosial. Sementara itu, proses pembangunan tidak bisa

dihentikan karena manusia harus memehuhi kebutuhannya untuk bertahan hidup,

berkembang dan berkemajuan. Langkah yang harus dipikirkan adalah sejauh

mana kerusakan itu dapat ditanggulangi sehingga pembangunan dapat terus

berjalan.

Proses pembangunan berkelanjutan, harus dikemas dalam regulasi yang

lebih tegas. Selanjutnya, paradigma pembangunan berkelanjutan juga harus

menjadi cara hidup manusia Indonesia. Selain itu, pembagian royalti antar

elemen rakyat juga adil dan merata. Adapun, dalam kaitannya dengan tata kelola,

sumber daya alam harus dikelola dengan mengikuti prinsip-prinsip tata laksana

pemerintahan yang baik (goodgovernance). Terwujudnya good

governancemerupakan prasyarat terciptanya keseimbangan ekonomi dan ekologi

(Abdoellah, 2012:11).

Hardjosoekartu sosial proses mengembangkan untuk lebih yang sosial

ruang memilikii akan anggota semua dimana sosila struktur dan kultural

pengembangan sekaligus juga yang sosial proses pengembangan adalah sosial

pembangunan maka. Sosial pembangunana proses dalam bagian menjadi ikut


yang elemen menjadi sekaligus sosial pembangunan struktur pembangunan

melalui. Sosial integrasi dan kerja lapangan penyediaan kemiskinan, pengurangan

upaya adalah sosial pembangunan tujuan (Adon Nasrullah Jamaludin, 2016)

Gagal bisa kehadiran tanpa yang masyarakat sikap dan kebutuhan

kondisi mengenai informasih memperoleh untuk lat merupakan partisipasi

pertama alaan tiga kepada didasarkan pembangunan partisipasi pentingnyaa

bahwa menyebutkan Conyers (Firdaus, 2016).

Pembangunan proses dalam dicapai ingin yang tujuan sebagai mereka

spiritual dan material kesejahteraan memandang yang dan utama yang

pembangunan daya sumber sebagai rakyat memandangg yng pembangunan

pendekatan yang merupakan karna sederhana, cukup rakyat pda berpusat yang

pembanguunan utama konsep inisitif.

Pembangunan adlah proses perubahan yang terus menerus untuk menju

keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai

pengertiann pembangunan, para ahlii memberikan defenisi yang bermacam-

macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan

berbeda oleh satu orang dengan oraang lain, daerah yang satu dengan daerah

lainnya, Negara satu dengan negara lain.

Soetomoo (ElvizaRefni, 2018) tersebt masyarakat pembangunan proses

kberhasilan melihat untuuk indikator sebagai diposisikan dapatt juga sebtulnya

maka tujuan sebagai dianggap kehidupan tarap peningkatan dikatan sotomo

menuerut maka. Masyarakat proses melalui dicapai hendak yang tujuan sebagai

diartikan pula dapat kehidupan tarap peningkatan, demikian dengan baik lebih
yang kondisi suatu padaa menuju masyarakat perubahan prosese adalah

masyarakat pembangunan mengartikannya.

F. Pengertian Sarana dan Prasarana

Menurut KBBI (880:7991), memadai yang prassarana dukungan tanpa

baik dengan berjalan dan sukses akan tidak pembangunan karna. Wilayah suatu

pembangunan depan masa dan arah menentukan dalam penting sangat yang

potensial factor suatu merupakan adalah (Bowo Andrian, 2006) Jayadinati

infrakstur disebut sring yang atau prasarana seadangkan. Tujuan dan maksud

mencapai dalam alat sebagai dipakai dapat yang sesuatu segala adalaah sarana.

G. Pengertian Alun-Alun

Pada awalnya alun-alun merupakan tempat berlatih perang bagi prajurit

kerajaan, tempat penyelenggaraan sayembara dan penyampaian titah (sabda) raja

kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan rakyat, acara yang menarik dan yang

bersenjata prajurit oleh dikeliling yang harimau seekor dilepaskaannya yaitu

mendebarkan paling.

Makrokosmos dan mikrokosmos antara kesatuan menggambarkan buah

dua berjumlah yang alun-alun ditengah ada yang beriingin sedangkan.

Sebagaiinya dan kepercayaan agama idiologi misalnya manusia kepada pengaruh

membawa yang aliran berbagai ibarat ini, angin alun-alun disekeliling tumbuh

yang penjuuru segala dari (beringin) angin oleh digerakkan ini

gelombang.masyarakat samudera dalam di manusiaa hidup ayung-mengayung

yang gelombang kata dari berasalalun-alun.

F. Alun-alun Sebagai Ruang Terbuka Kota


Alun-alun atau dikenal sebagai lapangan pusat kota (Central Square)

merupakan ruang terbuka publik. Dengan memiliki beberapa kriteria yang secara

esensial dibagi menjadi tiga (Carr, 1992) :

1. Dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat (meaningful)

2. Tanggap terhadap semua keinginan pengguna dan dapat mengakomodasi

kegiatan yang ada (responsive)

3. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas

tanpa diskriminasi (Democratic)s

Berikut sebagai adalah tersebut terbuka ruang pengertiaan beberapa. Macam-

bermacam kota perencanaan ahli beberaapa dari dikemukakan yang terbuka ruang

pengertian.

a. Ruang terbuka adalaah lahan tidak terbanngun didalam kota dengan

penggunaan tertentu. Pertama : ruaang terbuka didefenisikan secara umum

sebagai bagian dari lahan kota yang tidak ditempati oleh bangunaan dan

hanya dapat dirasaakan keberadaannnya jika sebagian atau seluruh lahannya

dikeliilingi pagar. Kedua : ruang terbuka kota didefeniisikan sebagai lahan

dengan pengguna spesifik yang berfungsi atau kuaalitasnya terliihat dalam

komposisinya Rapuano (Ely Solikhah, 2010).

b. Purwodarmiitnto (Muhammad Satya Adhitama, 2014) mengatakan bahwa

alun-alun adalah haalaman luas di muka Istana, di mana faktor pengikatnya

adalah istana yang memiliki hubungan yang sangat earat. Alun-alun juga

dijadikan sebagai medan yang berfungsi sebagai tempat prajurit latihan

perang-perangan atau bertempur.


G. Manfaat Alun-Alun Sebagai Taman Kota

Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam

skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang menimbulkan

oleh perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Taman

kota memiliki beberapa jenis berdasarkan fungsinya Roswati (Bimo Masaji,

2015) taman kota dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan aktivitas di dalamnya :

1. Taman untuk rekreasi aktif, adalah taman yang didalamnya dibangun

suatu kegiatan pemakai taman secara aktif menggunakan fasilitas

didalamnya, sekaligus memperoleh kesenangan, kesegaran dan

kebugaran.

2. Taman untuk rekreasi pasip. Adalah taman yang dibentuk agar dapat

diniikmati keindahan dan kerindaangannya, tanpa mengadakan aktipitas

dan kegiatan apapun.

3. Taman untuk rekreasi aktif dan pasiv, merupakan taman yang bisa

diniikmati keindahan sekalisgus ada fungsi lain dan dapat digunaakan

untuk mengadakan aktiviitas.

H. Alun-Alun Kota Polewali Mandar

Lainnya anak hiurburan wahana dan tradisional makanan aneka menikmati

bisa juga inii polewali kota alun-alun di terletak yang mancur air lokasi kee

berkunjung yang wisatawan polewali kota terutama, baru hiburan wahana

alternatip menjadi bisa dinilai tersebut singapura tetangganegerii mancur air

desain mirip lampu warna warni aneka permainan memanfaatkan yang wisata
objek. Malam kamis (polman) mandar polewali kabupaten pemrintahdiresmikan

mancur air yakni baru hiburan tempat sebuah barat sullawesi di pertama.

Adiwijaya AKBP mandar polewali kapolres dan anwar enny pasangannya

bersama masdar baal ali sulbar cagub, saleh adnan anwar sulbar gubernur manran

mancur air peresmian dalam hadir. Polewali kota alun-alun di masdar ibrahim

andi polman bupati langsung diresmikan ini miliaran 1,9 rp biaya menelan yang

mancur air pembangunan. Polewali kota keindahan menikmati untuk tempat

pilihan banyak punya semakin polman ke berkunjung yang wisatawan dan warga

kini pantai selain.

Kerangka Pikir

Berdasarkan ulasan dan konsep yang di jelaskan dalam tinjauan pustaka,

maka peneliti mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai

berikut :
Bagan Kerang Pikir

Persepsi Masyarakat

Pengelolaan Pembangunan
Alun-Alun

Negatif Positif

Pengumpulan Data

Analisis

Hasil

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang berupaya mengungkapkan suatu masalah dan

keadaan sebagaimana adanya, untuk itu peneliti dibatasi hanya mengungkapkan

fakta-fakta dan tidak menggunakan hipotesis (Moleong, 2006:11). Penelitian

deskriptif bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis secara tepat

bagaimana persepsi masyarakat terhadap pembangunan alun-alun di kotapolewali.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian yang penulis laksanakan di lakukan di Manding Kelurahan

Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian

ini yaitu pada bulan oktober sampai dengan bulan desember 2019.

C. SubjekPenelitian

Yang dimaksud subjek peneliitian, adalah orang, tempat, atau benda yang

diaamati dalam rangka pembuumbutan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia,

1989: 862).

Subjek penelitian ini ialah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situuasi dan kondisi latar penelitian secara factual. Adapun

subyjek penelitian dalam peneliitian ini adaalah sebagaiberikut :

a. KepalaSeksiTata Ruang PU
b. KepalaSeksiDinasLingkunganHidup

c. Pengunjung

d. Pedagang

Mengenai Subjek dan responden penelitian hal ini sebagaimana yang terlihat pada

tabel 3. 1

3.1 Subjek dan Responden Penelitian

No Jenis kelamin Jumla


Subjekpenelitian h
L P
1 Kepala Seksi Dinas Pekerjaan Umum 1 1
2 Kepala Seksi Dinas Lingkungan Hidup 1 1
3 Pengunjung 6 6 12
4 Pedagang 4 4 8
5 Total Keseluruhan 11 9 22

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.

Arti konsep instrumen dalam penelitian adalah alat ukur. Instrumen penelitian

yang digunakan sdalam penelitian ini yaitu, obsevasi, wawancara, dan

dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Sofardan Widiyono (2013:153) Observasi adalah kegiatan

yang meliputi pemusatan perhatian teerhadap suatu obyek peneliitian


dengan menggunakan seluruh indra. Dalam penelitian ini, peneliti

mengobservasi kondisi Alun-Alun atau fenomena-fenomena yang terdapat

di sekitarAlun-Alun.

2. Wawancara

Menurut Nanang Maartono (2014:85) wawancara merupakan

metode pengumpulan data dengan cara meneliti mengajukan pertanyaan

secara liisan kepada seseorang (informan atau responden).

3. Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah

penelitian. Meliputi dokumen pemerintah, haasil penelitian, foto-foto atau

gambar, buku harian, laporan keuangan, undang-undang dan sebagainya

(NanangMartono 2014:87).

Dalam penelitian ini dokumentasi merupakan salah satu penunjang dalam

pengumpulan data mengenai penelitian tentang Persepsi Masyarakat

Terhadap Pengeloaan Pembangunan Alun-Alun di Kota Polewali

Kabupaten Polewali Mandar tahun 2020.

Mengenai matriks pengumpulan data hal ini sebagaimana yang terlihat pada tabel

3. 2

Tabel 3.2 MatriksPengumpulan Data

N Variabel DimensiKonsep Indikator Konsultan


O
1 PengelolaanPemb 1. SaranaPrasaran Wawancara Kepala Seksi
angunan Alun- 2. Konsep Dokumentasi Tata Ruang
Alun Kota Dinas PU
PolewaliMandar Kepala Seksi
Desainnya DLHK
2 PersepsiMasyarakat 1. Tanggapan Masyarakat Wawancara Pedagang
TentangPemanfaata tentang Pemanfaatan Dokumentasi Pengunjung
nAlun- Taman Kota
AlunSebagaiIkon 2. Rekreasi
Kota 3. InteraksiSosial

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, maka penyusun menggunakan Analisa data

menggunakan analisa deskriptif kualitatif, artinya suatu data yang dianalisa

dengan tidak menggunakan data statistik, namun hanya menggunakan pengukuran

yang benar, sehingga dapat valid hasilnya. Dalam menganalisa data, penyusun

akan berpedoman pada langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data

Disini akan menyimpulkan data-data yang diperoleh dari penelitian yang

dilakukan.

b. Penilaian data

Dalam tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber akan diteliti

dengan memperhatikan prinsip paliditas, sehingga data yang relevan saja

yang akan digunakan.

c. Penafsiran data

Selanjutnya, akan dilakukan analisa data dan interpretasi terhadap berbagai

fenomena, gambaran dan hubungan sebab akibat dari faktor-faktor yang


akan diteliti. Dalam menganalisa data penyusun menggunakan pendekatan

Interpretative.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini berupa deskripsi

mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Alun-Alun di Kota

Polewali Kabupaten Polewali Mandar.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Sejarah terbentuknya Kota Polewali Kabupaten Polewali Mandar

Sulawesi barat adalah salah satu proviinsi di Indonesiaa yang terletak di

pulau sulawesi. Ada banyak keunikan yang bisa dilihat dari provinsi tersebut,
salah satu kabupaten yang ada di sulawesi barat adalah polewali mandar.

Polewali mandar sendiri adalah kabupaaten dengan keragaman yang tentunya

berbeda dibandingkan dengan daerah lainnya. Ada banyak potensi budaya dan

wisata yang bisa dikembangkan melalui kabupaten tersebut.

Sebelum dikenal sebagai polewali mandar, daerah tersebut juga disebut

dengan daerah tingkat II yang ada di provinsi sulawesi barat. Jumlah dari

penduduknya adalah kurang lebih 455.572 orang. Ibukotanya sendiri yaitu

polewali dimana jaraknya adalah 246 kilometer dari sebuah kota makassar yang

ada di sulawesi selatan. Sebelum bernama polewali mandar, daerah tersebut

dikenal sebagai kabupaten dengan nama polewali mamasa atau disingkat dengan

polmas dimana secara administrasinya ada pada wilayah dari sulawesi selatan.

Daerah tersebut dimekarkan dimana berdirinya sebuah kabupaten yang

disebut sebagai mamasa dimana merupakan kabupaten yang tersenSdiri. Nama

dari polewali mamasa kemudian diganti jadi polewalu mandar. Nama tersebut

diresmikan tepatnya sejak 1 januari tahun 2006 dimana telah adanya penetapan

dengan bentuknya PP Nomor 74 pada tahun 2005 yaitu tepatnya pada 27

desember 2005 mengenai perubahan nama dari kabupaten polewali mamasa jadi

kabupaten polewali mandar.


36
Yaitu 1959 tahun 29 nmor UU berdasarkan dimekarkan yang ll dua tingkat

daerah atau kabupaten tiga menjadi yang mandar (af deling) swatantra daerah ex

pemekaran hasiil merupakan ini kabupaten 2004. Tahun 26 nomor UU

berdasarkan terbentuk yang barat sulawesi provinsi di kabupaten lima empat

diamtara satu salah adalah mandar polewali kabupaten.


1. Kabupaten Mamuju meliputi bekas Swapraja Mamuju dan Swapraja

Tappalang.

2. Kabupaten Polewali Mamasa meliputi Swapraja Balanipa dan Swapraja

Binuang yang termasuk dalam Orde Af deling Polewali serta Orde Af

deling Mamasa.

Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2002 tentang pembentuukan 22

Kabupaten/Kota baru di seluruh wiilayah proviinsi, dua diiantara kabupaten/kota

itu adaalah Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa. Mamasa merupaakan hasil

pemeekaran dari Daerah Tingkat dua Polewali Mamasa, sehingga kedua orde af

deliing Polewali dan Mamasaa dimekarkan mnjadi dua kabupaten terpiisah.

Yaitu Kabupateen Polewali Mandar dan Kabupaten Mamaasa.

Mengenai daftar kecamatan dan kelurahan dikabupaten polewali mandar hal ini

sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Polewali Mandar


Kode Kecamatan Jumlah Jumlah Daftar
Kemendagr Kelurahan Desa Desa/
i Kelurahan
76.04.15 Alu 1 7
76.04.13 Anreapi 1 4
76.04.06 Binuang 1 9
76.04.12 Balanipa 1 10
76.04.16 Bulo 1 9
76.04.02 Campalagian 1 17
76.04.11 Limboro 1 10
76.04.10 Luyo 1 10
76.04.08 Mapilli 1 11
76.04.14 Matakali 1 6
76.04.09 Matangnga 1 6
76.04.04 Polewali 9 -
76.04.07 Tapango 1 13
76.04.01 Tinambung 1 7
76.04.05 Tutar 1 12
76.04.03 Wonomulyo 1 13
TOTAL 23 144

B. Hasil Penelitian

1. Pengelolaan Pembangunan Alun-Alun KotaPolewali

Masyarakat adalah pengendali yang paling utama dalam suatu kabupaten

atau kecamatan, persatuan masyarakat merupakan tolak ukur dalam melaksanakan

pembangunan atau pengembangan infrakstruktur dalam kabupaten. Masalah

pembangunan alun-alun di Kota Polewali Kaabupaten Polewali Mandar ini

merupaakan salah satu pembangunan yng aeda di polewali sebagai wahana

hiburan oleh masyarakat. Masalah pengelolaan alun-alun di Kota Polewali sudah

berjalan dengan baik dengan tatanan-tatanan taman dan fasilitasnya sehingga

alun-alun Kota Polewali sudah ideal dijadikan sebagai Ikon Kota Polewali

Mandar. Pembangunan alun-alun ini terleatak di Jalann Manunnggal Keelurahan

Pekkaabata atau tepatnya bearada di depan Kantor Bupati Polewalii Miandar,

dalam pembangunan alun-alun ini terdapat 12 orang pengelolanya 10 orang

bagian pertamanan dan 2 orang bagian pengelola lampu air mancurnya.

Mengenai hal tersebut penulis melakukan wawancara dengan Bapak Eko

selaku (Kepala Seksi Tata Ruang) tentang bagaimana pengelolaan alun-alun di

Kota Polewali ?

Jawaban :

Terkait masalah pembangunan dan sistem pengelolaan alun-alun itu


kita cuma merencanakan peruntukan alun-alun itu ada disitu tetapi
direncana tata bangunan dan lingkungan RTBL namanya, diatas
RTBL ini ada RDTR (Rencana Detail Tata Ruang), kemudian
diatasnya lagi ada RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), Jadi
turunannya ini RTRW itu di RTBL. Jadi terkait masalah bahwa
semua apa-apa yang akan dibangun di Polman ini itu semua sudah
direncanakan memang di RTRW, kemudian lebih detail lagi di RTTR
kemudian lebih detailnya lagi RTBL. Jadi itu tiga turunannya yang
paling kompleks. Kemudian terkait masalah pengelolaannya dan
taman-tamannya itu semua di Dinas Lingkungan Hidup. Dulu Dinas
Tata Ruang dan Pemukiman ada seksinya di dalam, seksi pertamanan
namanya dan pertamanan ini ada di Dinas Lingkungan Hidup.
(Tanggal 21 April 2020, Pukul 11.20)

Wawancara juga dilakukan dengan Bapak Nursam selaku (Kepala Seksi

Dinas Lingkungan Hidup) mengenai tentang pengelolaan alun-alun di Kota

Polewali yang mengatakan bahwa :

Yang kami ketahui tentang pengelolan atau penataan alun-alun itu


sudah berjalan dengan baik dan sudah ditempatkan dengan petugas
yang sudah ditunjuk sejumlah 12 orang, dengan tugas berbeda-beda
ada yang bagian mengelola taman ada juga yang bagian mengelola
lampu air mancur. (Tanggal 24 April 2020, Pukul 09:45)

Pertanyaan dilanjutkan dengan Bapak Nursam selaku (Kepala Seksi

Dinas Lingkungan Hidup) tentang Konsep yang digunakan di Alun-Alun yang

mengatakan bahwa :

Konsep yang digunakan di alun-alun itu sudah ditata dengan baik dan
pengelola atau petugas di alun-alun itu sudah kami bawah ke
beberapa daerah seperti di Surabaya, Bandung dan di Bali untuk
melihat-lihat taman-taman maupun alun-alun yang ada disana.
(Tanggal 24 April 2020, Pukul 09:40)

Penulis melanjutkan wawancara dengan Bapak Nursam selaku (Kepala

Seksi Dinas Lingkungan Hidup) tentang anggaran yang digunakan dalam

pembangunan alun-alun yang mengatakan bahwa :

Anggaran yang digunakan dalam pengelolaan atau pemeliharaannya


alun-alun itu Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) itu
dari dua kabupaten termasuk upanya juga dari APBD. (Tanggal 24
April 2020, Pukul 09:50)

Dari hasil wawancara diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa

dalam pengelolaan alun-alun di Kota Polewali itu sudah berjalan dengan baik

dengan diadakannya 12 orang pengelola. Akan tetapi dalam hal ini dalam

penataan alun-alun tersebut masih ada beberapa hal yang harus ditambah

sehingga lebih bagus lagi seperti menyediakan lampu penerangan, kolam

renang untuk anak-anak dan lahan parkir untuk pengunjung dengan tujuan

untuk membuat lebih nyaman para pengunjung yang datang mengunjungi

alaun-alun tersebut.

2. Pemahaman Masyarakat Tentang Pemanfaatan Alun-Alun Sebagai

Ikon Kota Polewali

Persepsi adalah suatu tindakan mengenali dan mengamati berbagai hal

yang meliputi sifat, motivasi, perasaan dan emosi untuk memperoleh

gambaran atau informasi tentang lingkungannya. Pengetahuan masyarakat

tentang manfaat alun-alun sebagai ikon kota sangat penting guna untuk

menjaga keamanan dan kelestarian taman alun-alun kota polewali agar

tidak disalahgunakan.

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Akmal (Pengunjung

Alun-Alun) mengenai pemanfaaan alun-alun sebagai ikon kota polewali yang

mengatakan bahwa :

Saya rasa alun-alun sudah ideal menjadi Ikon Kota Polewali, selain
tempat yang strategis karena berada di pusat kota dan berhadapan
dengan Kantor Daerah pengunjung akan lebih mudah mendapatkan
lokasinya. Ditambah keindahan yang menyenangkan hati dengan
beberapa pepohonan dan bunga yang berwarna warni ditambah air
mancur yang memanjakan mata. Alun-alun sudah sewajarnya
menjadi Ikon Kota Polewali Mandar menurut saya. (Tanggal 07
April 2020, Pukul 16:57)
Wawancara juga dilakukan dengan Muh. Rokim (Pengunjung Alun-Alun)

yang mengatakan bahwa :

Ditinjau dari alun-alun sebagai Ikon Kota Polewali Mandar berhias


sangatlah efektif jika dijadikan sebagai Ikon Kota. Kemudian dilihat
dari sudut ekonomi sangat menguntungkan bagi pedagang kaki lima
karena lokasinya yang sangat strategis. (Tanggal 09 April 2020,
Pukul 22:12)

Wawancara juga dilakukan dengan Hasriah (Pengunjung Alun-Alun) yang

mengatakan bahwa :

Pemanfaatan alun-alun sebagai Ikon Kota Polewali sekarang ini


sangat membantu perekonomian para pedagang kaki lima.Banyak
pemudah-pemudah memanfaatkan keterampilannya dalam
mengelola kopi sehingga dapat mendatangkan pendapatan pada
pemuda atau remaja tersebut. (Tanggal 09 April 2020, Pukul 19:09)

Wawancara juga dilakukan dengan Nurfadila (Pengunjung Alun-Alun)

yang mengatakan bahwa :

Alun-allun sebagai Ikon Kota Polewali menurut saya sepertinya


sedikit tidak setuju untuk hal tersebut, melihat tampilan alun-alun
yang memang menarik untuk dikunjungi dengan tempat yang
strategis dan juga menjadi peluang untuk pegadang. Hanya saja
tempat ini lebih dikunjugi oleh kaum-kaum mudah untuk jalan-jalan
atau berkumpul-kumpul saja. Mungkin alangkah baiknya ketika Ikon
Kota Polewali Mandar ini sedikit menjelaskan tentang apa-apa saja
yang ada di Polewali Mandar ataupun mungkin sejarah Polewali
Mandar ataupun yang memperkenalkan tentang Polewali Mandar
sehingga yang datangpun bukan hanya mendapatkan keindahan
tempat itu tapi juga mengenal apa-apa saja yang ada di Polewali
Mandar, adat istiadat misalnya atau juga mungkin suku-suku apa
saja yang ada didalamnya. (Tanggal 09 April 2020, Pukul 20:47)

Dari hasill wawancara yang telah dilakukan maka penulis

memberikan kesimpulan bahwa pemanfaatan alun-alun sebagai Ikon Kota

Polewali sudah ideal karena selain tempatnya yang cukup strategis karena
berada di pusat kota, alun-alun juga ini memiliki tatanan-tatanan yang

indah dan cukup menarik perhatian para pengunjung seperti memiliki

taman bunga yang berwarna-warni, pepohonan yang rimbun cukup

menyejukkan hati dan juga pengunjung bisa menikmati keindahan air

mancur yang begitu indah dengan aneka lampunya yang berwarna-warni

miriip deasain air mancur negeri tetangga Singapura tersebut dinilai biasa

menjadi alternatif wahanaa hburan baru. Tidak hanya itu pengunjung juga

dapat menikmati berbagai aneka makanan tradisional dan menikmati

tracikan-tracikan kopi di alun-alun tersebut.

Wawancara dilakukan dengan Muh. Rokim (Pengunjung Alun-Alun)

mengenai fasilitas yang disediakan untuk pengunjung di alun-alun yang

mengatakan bahwa :

Persoalan parkir ini yang belum memadai karena walaupun sudah ada
tapi itu tidak cukup karena melihat yang sering terjadi di alun-alun
tersebut ketikan malam minggu atau ketika ada acara keramaian itu
sering terjadi macet karena pengunjung memarkir kendaraannya di
luar kawasan alun-alun atau pinggir jalan. Jadi kalau menurut saya,
perlu ada penambahan lahan parkir agar kendaraan pengunjung tidak
berada di badan jalan. (Tanggal 09 April 2020, Pukul 22:16)

Wawancara juga dilakukan dengan Hasriah (Pengunjung Alun-Alun ) yang

mengatakan bahwa :

Fasilitas alun-alun Kota Polewali saat ini sangat memuskan karena


kita dapat menikmati keindahan tanaman dengan duduk santai
dibawah poho dan gazebo yang merupakan fasilitas utama. Fasilitas
lainnya bisa dilihat diwaktu sore kita dapat menikmati keindahan
alun-alun Kota Polewali dengan minuman kopi atau jus yang ada di
pinggir alun-alun. Jadi menurut saya fasilitas saat ini sangat bagus
dan memuaskan pengunjung dibanding kondisi sebelumnya yang
porak-poranda. (Tanggal 09 April 2020, Pukul 19:05)
Wawancara juga dilakukan dengan Nurfadila (Pengunjung Alun-Alun) yang

mengatakan bahwa :

Fasilitas yang lumayan memadai menurut saya. (Tanggal 09 April


2020, Pukul 20:33)

Dari hasil wawancara diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa fasilitas

yang ada di alun-alun Kota Polewali ini sudah cukup bagus karena sudah

memiliki tempat beristirahat seperti rumah-rumah atau gazebo yang telah

disiapkan disana untuk pengunjung, walaupun masih ada yang belum memadai

seperti tempat parkir yang masih sedikit lahan parkirnya akan tetapi fasilitasnya

sudah cukup bagus dan memuaskan pengunjung.

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Akmal (Pengunjung

Alun-Alun) mengenai kewajiban sebagai pengunjung alun-alun yang mengatakan

bahwa :

Kewajiban sebagai pengunjung itu cuma menikmati keindahan dan


fasilitas yang telah dibuat pemerintah untuk masyarakat polewali
mandar, dan tidak melanggar kaidah yang telah ditetapkan. Saya
sebagai masyarakat polewali mandar sangat bersyukur ditanah
mandar ini memiliki pemimpin yang perduli kepada masyarakat
membuatkan beberapa pilihan wisata untuk masyarakat. Mungkin
seperti itu pandangan saya terhadap alun-alun kota sebagai program
kerja pemerintah setempat. (Tanggal 07 April 2020, Pukul 16:47)

Wawancara juga dilakukan dengan Muh. Rokim (Pengunjung Alun-Alun)

yang megatakan bahwa :

Kewajiban sebagai pengunjung alun-alun kota polewali mandar yang


terjaga kebersihannya, secara tidak langsung kewajiban sebagai
pengunjung untuk menjaga kebersihannya dengan cara menempatkan
sampah pada tempatnya yang disediakan dan tidak merusak fasilitas.
(Tanggal 09 April 2020, Pukul 22:12)
Wawancara juga dilakukan dengan Hasriah (Pengunjung Alun-Alun) yang

mengatakan bahwa :

Kewajiban sebagai pengunjung alun-alun harus memahami aturan-


aturan seperti dilarang merusak fasilitas dan tidak merusak tanaman
(memetik atau menginjak). (Tanggal 09 April 2020, Pukul 18:59)

Wawancara juga dilakukan dengan Nurfadila (Pengunjung Alun-Alun)

yang mengatakan bahwa :

Harus mematuhi peraturan yang ada ditempat tersebut, misalnya tidak


membuang sampah sembarangan dan juga mungkin selalu
mengontrol setiap pedagang yang ada disekitar tempat tersebut agar
mematuhi peraturan yang ada. (Tanggal 09 April 2020, Pukul 20:33)

Dari hasil wawancara diatas maka penulis berkesimpulan bahwa

kewajiban sebagai pengunjug alun-alun harus memahami aturan-aturan yang telah

dibuat dalam mengunjungi alun-alun tersebut dan menumbuhkan rasa sadarnya

terhadap lingkungan agar tetap terjaga kebersihan kelestariannya.

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Pedagang di alun-

alun Kota Polewali. Wawancara dilakukan dengan Panda (Pedagang) mengenai

fasilitas yang disediakan untuk pedagang yang mengatakan bahwa :

Fasilitas yang disediakan di alun-alun itu tidak ada. (Tanggal 09 April


2020, Pukul 20:55)

Wawancara juga dilakukan dengan Marwan (Pedagang) yang mengatakan

bahwan :

Fasilitas yang disedikan di alun-alun itu tidak ada. Akan tetapi


kalaupun dengan diberikannya kami tempat disana untuk menjual,
khususnya para pedagang kami lima itu sebagai fasilitas berarti hanya
tempat saja yang disediakan. (Tanggal 10 April 2020, Pukul 13:31)
Penulis juga melakukan wawancara dengan Ibu Naslah (Pedagang) yang

mengatakan bahwa :

Fasilitas yang disediakan tidan ada. (Tanggal 10 April 2020, Pukul


14:06)

Wawancara juga dilakukan dengan Ibu Dahlia (Pedagang) yang mengatak

bahwa :

Tidak ada fasilitas yang disediakan. (Tanggal 10 April 2020, Pukul


14:10)

Dari hasil wawancara diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa fasilitas yang

disediakan untuk Pedagang Kaki Lima di alun-alun memang tidak ada namun

tempat yang disediakan itu sudah merupakan salah satu fasilitas yang telah

disediakan oleh pemerintah.

Wawancara juga dilakukan dengan Panda (Pedagang) apakah ada biaya yang

dipungut oleh Pedagang Kaki Lima yang mengatakan bahwa :

Tidak ada biaya yang dipungut selama saya menjual di alun-alun.


(Tanggal 09 April 2020, Pukul 20:55)

Penulis melanjutkan wawancara dengan Marwa (Pedagang) yang

mengatakan bahwa :

Ketika sudah lama menjual itu sudah ada biaya yang dipungut oleh pihak
pengelola alun-alun. Saya sebagai pedagang Kaki Lima disana itu belum
pernah membayar karena berhubung saya juga baru disana. Kalaupun ada
biaya yang keluar itu hanya uang listrik saja. (Tanggal 10 April 2020,
Pukul 13:31)

Wawancara juga dilakukan dengan Ibu Naslah (Pedagang) yang mengatakan

bahwa :

Dulu ada tapi sekarang sudah tidak ada lagi, sekarang hanyasampah saja
yang dibayar. (Tanggal 10 April 2020, Pukul 14:08)
Wawancara juga dilakukan oleh Ibu Dahlia (Pedagang) yang mengatakan

bahwa :

Sama yang dikatan dengan Ibu Nasrah Biaya yang dipungut tidak ada
hanya sampah yang dibayar. (Tanggal 10 April 2020, Pukul 14:15)

Dari hasil wawancara diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa Biaya yang

dipungut oleh Pedagang Kaki Lima di alun-alun tidak ada sehingga mereka

mendapat keuntungan yang lumayan untuk membantu meningkatkan

perekonomiannya.

Selanjutnya pertanyaan yang diberikan terhadap responden tentang perbedaan

berdagang di alun-alun dengan di tempat lain ?

Wawancara dilakukan dengan Panda (Pedagang) yang mengatakan bahwa :

Menurut saya di alun-alun suasananya lebih terbuka dibanding di tempat


lain (permanen). (Tanggal 09 April 2020, Pukul 20:55)

Wawancara juga dilakukan dengan Marwan (Pedagang) yang mengatakan bahwa

Bergadang di alun-alun dengan di tempat lain itu kalau menurut saya itu
sangat berbeda karena di alun-alun lebih ramai dan tempatnya juga lebih
strategis dibanding dengan di tempat lainnya. (Tanggal 10 April 2020,
Pukul 13:31)

Selanjutnya wawancara dilanjutkan kepada Ibu Naslah (Pedagang) yang

mengatakan bahwa :

Saya tidak pernah menjual di tempat lain selain di alun-alun. (Tanggal 10


April 2020, Pukul 14:16)

Wawancara dilakukan juga dengan Ibu Dahlia (Pedagang) yang mengatkan bahwa

:
Selama berdagang atau menjual saya tidak pernah menjual di tempat lain
selain di alun-alun karena disini lebih ramai dan lebih banyak pembeli.
(Tanggal 10 April 2020, Pukul 14:20)

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa Pedagang Kaki

Lima di alun-alun mayoritas hanya berdagang di alun-alun karena lebih ramai dan

tempatnya lebih strategis dibanding di tempat lain.

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Panda (Pedagang)

mengenai tentang berapakah pendapatan penjualan dalam perhari ?

Panda memberikan jawaban :

Pendapatan penjualan saya dalam perharinya itu 300 ribu. (Tanggal 09 April
2020, Pukul 21:06)

Wawancara juga dilakukan dengan Marwan (Pedagang) yang mengatakan

bahwa :

Pendapatan perharinya itu tidak menentu kadang 100 ribu kadang juga 150
ribu, tergantung dari pengunjung ketika banyak yang datang dalam setiap
harinya. (Tanggal 10 April 2020, Pukul 13:35)

Wawancara juga dilakukan dengan Ibu Naslah (Pedagang) yang

mengatakan bahwa :

Pendapatan penjualan dalam perharinya itu tidak menentu karena sudah


banyak saingan, dulu sebelum banyak penjual disini pendapatan saya dalam
perharinya itu lumayan banyak tapi sekarang agak merosok. (Tanggal 10
April 2020, Pukul 14:06)

Wawancara juga dilakukan dengan Ibu Dahlia (Pedagang) yang mengatakan

bahwa :

Pendapatan perharinya tidak menentu. (Tanggal 10 April 2020, Pukul


14:20)

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan diatas penulis memberikan

kesimpulan bahwa pendapatan penjualan Pedagang Kaki Lima di alun-alun dalam


perharinya tidak menentu tergantung dari banyaknya pengunjung yang datang.

Karena melihat juga Pedagang Kaki Lima yang ada di alun-alun cukup banyak

saingan sehingga pendapatannya kadang tidak menentu dalam penjualan

perharinya.

C. Pembahasan

1. Sarana dan Prasarana Alun-Alun Kota Polewali

Sarana adalah alat yang dapat digunakan untuk melancarkan atau

memudahkan manusia dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan prasarana

adalah segala sesuatu yang menunjang secara langsung atau tidak langsung segala

jenis prasarana. Umumnya prasarana dimiliki dan dibangun oleh pemerintah

dalam bentuk tidak bergerak. Sarana dan prasarana merupakan dua hal yang

saling menunjang antara yang satu dengan yang satunya lagi. Namun bukan

berarti jika tidak ada salah satu, maka salah satunya lagi tidak berfungsi sama

sekali.

Sarana dan prasarana alun-alun kota polewali sudah memadai akan tetapi

masih ada beberapa yang perlu dibenahi seperti air mancurnya yang hanya dua

kali satu minggu yang seharusnya minimal tiga kali agar pengunjung atau

wisatawan yang datang lebih menarik perhatiannya.

2.Tanggapan masyarakat tentang pemanfaatan taman kota alun-alun

sebagai ikon kota polewali


Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam

skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang menimbulkan

oleh perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Taman

kota memiliki beberapa jenis berdasarkan fungsinya Roswati (Bimo Masaji,

2015) taman kota dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan aktivitas di dalamnya :

1. Taman untuk rekreasi aktif, adalah taman yang didalamnya dibangun

suatu kegiatan pemakai taman secara aktif menggunakan fasilitas

didalamnya, sekaligus memperoleh kesenangan, kesegaran dan

kebugaran.

2. Taman untuk rekreasi pasif. Adalah taman yang dibentuk agar dapat

dinikmati keindahan dan kerindangannya, tanpa mengadakan aktivitas

dan kegiatan apapun.

3. Taman untuk rekreasi aktif dan pasif, merupakan taman yang bisa

dinikmati keindahan sekalisgus ada fungsi lain dan dapat digunakan

untuk mengadakan aktivitas.

Pemanfaatan alun-alun sebagai Ikon Kota Polewali sudah ideal karena selain

tempatnya yang cukup strategis karena berada di pusat kota, alun-alun juga ini

memiliki tatanan-tatanan yang indah dan cukup menarik perhatian para

pengunjung seperti memiliki taman bunga yang berwarna-warni, pepohonan yang

rimbun cukup menyejukkan hati dan juga pengunjung bisa menikmati keindahan

air mancur yang begitu indah dengan aneka lampunya yang berwarna-warni mirip

desain air mancur negeri tetangga Singapura tersebut dinilai bisa menjadi

alternatif wahana hiburan baru. Tidak hanya itu pengunjung juga dapat menikmati
berbagai aneka makanan tradisional dan menikmati tracikan-tracikan kopi di alun-

alun tersebut.

3. Interasksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih

yang berperan saling mempengaruhi antara invidu dan individu, antara individu

dan kelompok dan antara kelompok dan kelompok. Interaksi sosial merupakan

proses setiap orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling mempengaruhi

dalam fikiran maupun dengan tindakan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alun-alun adalah sebuah hamparan tanah lapang, datar yang letaknya berada

di pusatkota. Kota-kota di Eropa dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia sejak

ratusan tahun lalu sudah memiliki alun-alun. Kota-kota di Jawa baik di pesisir

maupun pedalaman sejak jaman kerajaan memilki alun-alun. Begitupun juga

dengan kota-kota yang berkembang di masa kolonial Belanda, seperti kota

Medan, memiliki alun-alun. Luas alun-alun di setiap kota bervariasi. Biasanya di

sekeliling alun-alun di tanami pohon-pohon rindang seperti pohon beringin,

trembesi, sehingga memberi keteduhan dan kesejukan.

Pembangunan alun-alun di kota polewali sebagai wujud pembangunan

tata Kota Polewali Mandar. Berdasarkan hasil penelitian, pada dasarnya dari

masyakarakat mengemukakan persepsi yang positif terkait dengan

pembangunan alun-alun dengan alasan bahwa adanya pembangunan alun-alun

ini dapat memberikan dampak positif basgi masyarakat terutama bagi mereka
yang hobi menikmati keindahan alam dengan bersantai dibawa pepohonan-

pepohonan yang subur dan indah dan menikmati keindahan lampu air mancur

yang berwarna-warni dan terutama bagi mereka yang berkecimpung sebagai

Pedagang Kaki Lima karena dengan adanya pembangunan alun-alun ini dapat

membantu meningkatkan ekonomi masyakat khususnya Pedagang Kaki Lima

di alun-alun tersebut. Mengenai pemanfaatsan alun-alun sebagai Ikon Kota

Polewali ini juga mendapat persepsi positif dari masyarakat karena hal

tersebut alun-alun dapat memberikan fasilitas-fasilitas yang baik dan

mempunyai keindahan alam sehingga masyakat merasa nyaman dan dapat

menikmati fasilitas yang ada di alun-alun kota polewali.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, maka penulis

memberikan saran kepada Pemerintah yakni Bupati Polewali Mandar sebagai

berikut :

1. Agar Menambah lampu penerangan karena penerangan yang ada di

alun-alun masih kurang, dan penerangan ini harus ada untuk

mencegah terjadinya tindak asusila seperti pacaran-pacaran dan

sebagainya.

2. Tidak adanya tempat alat komunikasi, ini juga harus disiapkan

misalnya wifi untuk tempat belajar sehingga tidak menyalahgunakan

tempat tersebut. Jadi orang-orang yang datang itu datang untuk

belajar bukan hanya sekedar nongkrong-nonkrong saja atau berbuat

asusila.
3. Agar menambah lahan parkir di alaun-alun untuk mengurangi macet

ketika ada keramaian.

DAPTAR PUSTAKA

Adrianto, Bowo. 2006. Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Prasana


Dasar Pemukiman yang Bertumpu Pada Swadaya Masyarakat Di Kota
Magelang

Abdoellah, Ph,D. Prof. Oekan S, 2012, PembangUunan berkelanjutan di


Indonesia Di PersIimpangan Jalan. PT GrameAdiaPustaka Utama Jl.
Palmerah Barat 29-37, Jakarta

Adhitama Satya Muhammad. 2014. Faktor Penentu Setting Fisik Dalam


Beraktifitas di Ruang Publik “ Studi Kasus Alun-Alun Merdeka Kota
Malang”. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

CaArr, S., Francis, M., Rivlin, L.G., Stone, A.M. 1992, Public Space. United
State of America: Cambridge University Press

Dr.Adon Nasrullah JamaluddIin, M.Ag. 2016. Sosiologi Pembangunan. CV


Pustaka Setia Bandung

Dea, Dr. Ahmad Zuber, 2014, KemiskinanDalam Pembangunan. Jurnal Analisa


Sosiologi

Departemen Pendidikan Nasional. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta : Balai Pustaka

ElvizaRefni, 2018, AnalisisFungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitabang)
dalammenyusunperencanaanpembangunandaerah di kabupaten Kuantan
Singingi

Firdaus, 2016, EvaluasiProyek PembanguUnan Sosial Pada Kelompok


Masyarakat Kawasan HutanAMbeliling, Kab. Manggarai Barat, NTT.
JurnalMamangan, Volume 5, Nomor 1, Januari –Juni 2016: 13-22
Gema Ramadhan, 2018, Elemen Pembentuk Ruang Terbuka Publik Alunalun
Kota Bandung

Haryoto, Van Romondt, 1986, Kajian E Perancangan Kota Pada Alun-Alun Kota
Cirebon dan Alun-Alun Kota Bekasi

Junaedi, 2017, Aiir Mancur Ala Singarura, Obyek Wisata Baru di Poleaswali
Mandar

Masaji, Bimo, 2015. Perancangan Kampanye Sosial Pelestarian Kebersihan


Taman Kota 1 BSD

Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Pendidikan: Michel Foucault. Jakarta: PT Raja


GrafindoPersada.

Moleong, j, Lexy. 2006. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.


RemajaRosdakarya.

Oktora, Roni, 2011. Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Solok Provinsi Sumatra Barat. Tesis. Semarang

Salmiati 2019. Persepsi Masyarakat Terhadappembangunan Jalan Lingkar Utara


Kota SolokProvinsi Sumatera Barat. Tesis

Transtipo, 2018. Cegah Dini Insiden di Alun-Alun Kota Polewali. Kabupaten


Polewali Mandar.

Undang-UndangRebuplik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 TentangRencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun2005 – 2025

W Jayati Heninf Ratna. 2013. Sejarah Perkembangan Alun-alun

Solikhah Ely, Belia Anes. 2010. Analisa Alun-Alun Kota Tegal 2. Diploma In
Architecture Design

Widiyono, Sofar. 2013. MetodologiPenelitianSosialUntukPenulisanSkripsi dan


Tesis. In Media. Jakarta.

Zahroh, Lailatu, 2015. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas. Jurnal Tarbiyah-


Syari’ah Islamiyah

Anda mungkin juga menyukai