• Deskripsi Objek
Indonesia. Di Pulau Jawa sendiri banyak kota yang menyebut alun-alun merupakan tanah lapang
terbuka dan luas untuk umum berbentuk persegi empat mendekati bujur sangkar yang terletak di
pusat kota, ciri khas dari sebuah alun-alun adalah terletak di kediaman penguasa daerah dan
disekelilingnya terdapat masjid, gedung pengadilan, penjara, pasar, toko-toko, kantor pos, halte
kendaraan umum, dan fasilitas lainnya. Alun-alun pada masa lampau merupakan pusat
kemasyarakatan. Alun-alun dalam konsep tata ruang kota Jawa merupakan salah satu identitas
bagi kota-kota di Pulau Jawa. Perletakan alun-alun juga didasari tiga unsur kosmologi yang
dianut keraton yaitu alam semesta, manusia, dan tuhan, hubungan korelatif antara ketiga unsur
tersebut secara simbolik terlihat pada bangunan keraton dan tata ruang kota kerajaan dalam
pemahaman Jawa kesejajaran antara makrokosmos atau jagat raya dengan mikrokosmos atau
dunia manusia yang merupakan hal penting, tidak hanya sebagai pusat politik tetapi juga menjadi
pusat magis bagi seluruh wilayah kerajaan. Kerajaan menunjukkan diri nya sebagai jagad kepada
pejabat istana, penguasa-penguasa yang berada di bawah nya dan rakyat pada alun-alun saat
upacara atau pertunjukkan. Mata angin menjadi sumbu dalam mengorganisir tata ruang dan
bangunan secara keseluruhan pada alun-alun yang ada di pulau Jawa, sumbu imajiner ini
dengan manusia dan manusia dengan alam. Sumbu imajiner ini dapat dilihat dari orientasi ruang
pada alun-alun yang tersusun dari elemen fisik dan elemen non fisik. Kondisi alun-alun semakin
parah pada jaman pasca kolonial atau era kemerdekaan banyak pengambil keputusan atau
kebijakan pembangunan kota ragu atau bahkan tidak mengerti mau difungsikan sebagai dan
untuk apa alun-alun tersebut. Perubahan yang terjadi juga tidak lepas dari peran pemerintah
karena dianggap kurang tegas dalam pelestarian benda cagar budaya yaitu alun-alun dan apa
yang tersimpan didalamnya dan hanya mementingkan keuntungan ekonomi saja (dari segi
Di berbagai kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil pembangunan fisik
yang menjadi daya dukung berkembangnya sebuah kota berlangsung dengan pesat. Hal ini
didorong oleh adanya pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang semakin meningkat
tinggi. Pada situasi menghadapi berbagai masalah fisik alam tersebut, tuntutan kebutuhan
kualitas udara yang baik, kenyamanan dan kebutuhan ruang terbuka semakin meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitasnya. Peran ruang publik bagi masyarakat
perkotaan sangat penting. Ruang publik merupakan sarana bagi masyarakat untuk melakukan
suatu aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan rekreasi atau wisata dan tentu saja kegiatan
tersebut mengarah kepada jenis kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial masyarakat.
Pentingnya peranan ruang terbuka bagi kehidupan masyarakat menjadi salah satu alasan yang
mendasari Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan revitalisasi taman-taman yang ada di
Kota Surabaya. Hal itu dilakukan untuk menarik minat masyarakat agar dapat memanfaatkan
taman kota sebagai ruang publik dan juga untuk mengurangi pemanfaatan taman kota yang
cenderung menyimpang dari fungsinya. Alun -alun merupakan ruang terbuka publik yang utama
yang dijadikan sebagai pusat Kota Surabaya yang dimanfaatkan masyarakat sebagai ruang dan
tempat favorit masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas. Alun – alun Kota Surabaya
memiliki daya tarik yang kuat sehingga banyak dikunjungi oleh masyarakat. Pengunjung yang
datang ke alun-alun tersebut tentu memiliki persepsi dan preferensi masing-masing terkait
Melihat Alun-alun Kota Surabaya sendiri memiliki konsep lahan terbuka atau public
space dan berada pada lahan yang terbatas. Bila melihat konsep dari alun- alun Kota Surabaya
tersebut maka konsep alun-alun Kota Surabaya jauh dari makna tradisional karena konsep alun-
alun Surabaya yang sekarang menjadi taman terbuka dengan fungsi utamanya yaitu ekonomi dan
hanya sebagai nuansa baru bagi estetika kota. Konsep dari alun-alun Kota Surabaya ini juga
tidak lepas dari peran Pemerintah Kota Surabaya, perkembangan alun-alun di Pulau Jawa yang
mengikuti jaman seharusnya tidak mehilangkan makna filosofinya sehingga masih dapat
menunjukkan ikatan budaya dengan masyarakat yang sesuai dengan nilai sejarah dan Pendidikan
yang tertinggal. Alun-alun juga merupakan aset kekayaan daerah yang bisa dijual sebagai objek
pariwisata, bahkan alun-alun tidak boleh kehilangan makna filosofinya sebagai warisan
kekayaan budaya nasional. Dengan beragam pesona dan kemodernan konsep yang ada di alun-
alun Kota Surabaya, menjadikan alun-alun tersebut sejak dibuka untuk umum pada bulan
Desember 2021 lalu, alun-alun Surabaya ini langsung menjadi lokasi ruang terbuka atau wisata
favorit bagi warga Kota Surabaya bahkan pengunjung juga hadir dari luar Kota Surabaya
meskipun di buka ditengan kondisi pandemi. Setiap harinya tidak kurang dari 2.000 orang yang
mengantre untuk bisa masuk kedalamnya, bahkan saat Hari Sabtu dan Minggu pengunjung bisa
Kinerja organisasi publik dipengaruhi oleh faktor-faktor yang beraneka ragam. Dalam
konteks penerapan SOP dalam lingkungan organisasi publik, mengatakan bahwa salah satu
faktor yang menentukan pengaruh implementasi kebijakan SOP terhadap kinerja pegawai di
lingkungan organisasi adalah struktur organisasi. Salah satu aspek struktural paling dasar
dari suatu organisasi adalah prosedur- prosedur kerja ukuran dasarnya SOP. Dengan
menggunakan SOP para pelaksana dapat memanfaatkan waktu yang tersedia. Selain itu,
SOP juga menyeragamkan tindakan- tindakan dari para pejabat dalam organisasi-organisasi.
Pelayanan publik di Alun – alun Kota Surabaya sudah memiliki SOP yang jelas dan
terlihat pada salinan penerapan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 16
Tahun 2022, yakni untuk fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum
dan area publik lainnya) mendapatkan izin buka dengan kapasitas 75 persen dengan
protokol kesehatan yang ketat. Standar ini meliputi proses pelayanan, waktu pelayanan,
biaya pelayanan, sarana prasarana, dan kompetensi petugas pelayanan. Memiliki Standar
Pelayanan Publik yang jelas memang penting untuk pedoman pegawai dalam melayani
pengguna layanan dalam proses pelayanan karena berpatokan kepada standar pelayanan,
proses pelayanan dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan pelayanan khususnya
di Alun – alun Kota Surabaya.
Untuk mengetahui penerapan SOP di Alun – alun Kota Surabaya dapat dilihat dari
beberapa indikator berikut:
• Proses pelayanan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Wardha Harum
selaku Humas UPTD Pengelolaan Museum pada tanggal 17 Juni 2022, mengatakan
bahwa:
• Waktu Pelayanan
Waktu yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan dalam suatu proses pelayanan
merupakan hal yang penting, karena dengan menyelesaikan dengan tepat waktu maka
tidak akan membuat pengguna layanan menjadi menunggu. pegawai harus memberikan
penyelesaian waktu yang tepat agar pengguna layanan tidak kecewa. Tapi tidak
semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Seperti yang dikatakan
oleh ibu Wardha Harum selaku Humas UPTD Pengelolaan Museum pada tanggal 17
Juni 2022 bahwa:
“Untuk e-ticketing daftar dulu, memasukkan NIK KTP, nama lengkap,
nomor telpon, jumlah tiket yang dipesan sesuai pengunjung, memasukkan hari
dan jam kunjungan kemudian pesan tiket/bayar, kemudian tiket di tunjukkan ke
petugas dan check in, ketika keluar harus check out. kunjungan dibatasi 1 jam,
dan tutup tiap jam shalat”
Pengunjung bisa menikmati pameran seni di area alun-alun bawah tanah ini.
Pameran seni ini berupa lukisan serta foto dokumentasi dinas-dinas terkait di
lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Salah satu lukisan yang dipamerkan adalah
lukisan Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno. Pengunjung dapat berfoto
bersama karya seni tersebut. Selain pameran seni, pengunjung juga bisa menikmati
pertunjukan seni dari grup band maupun seniman lokal. Kehadiran musisi lokal tersebut
menambah semarak suasana di area alun-alun bawah tanah Surabaya. Pihak DKKORP
Kota Surabaya sebagai pengelola memastikan semua kegiatan pertunjukan seni digelar
dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Alun-alun bawah tanah Surabaya secara
umum terdiri dari dua bagian yang cukup luas. Area pertama digunakan untuk pameran
seni dan UMKM. Sementara itu, area kedua digunakan pengunjung untuk bermain
papan luncur atau skateboard. Meskipun di dalam basement, area permainan skateboard
masih terang karena terdapat skylight dari kaca di atas ruangan yang memancarkan
sinar matahari dari luar. Selain itu, dinding di sekitarnya dihiasi mural sehingga nuansa
seni tampak di ruangan tersebut. Area permainan skateboard ini tidak hanya
diperuntukkan bagi orang dewasa, tapi juga anak-anak. Jika pengunjung kehabisan tiket
ke area basement, maka cobalah berkeliling di bagian luar Alun-alun Surabaya.
Wisatawan dapat mengunjungi gedung bersejarah yakni Balai Pemuda. Balai Pemuda di
kompleks Alun-alun Surabaya adalah salah satu gedung bersejarah (cagar budaya) yang
dilindungi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Mengutip dari Instagram Alun-alun
Surabaya, Balai Pemuda dulunya adalah gedung milik perkumpulan orang Belanda.
Namun, melalui perjuangan berat, gedung tersebut berhasil dikuasai oleh arek-arek
Surabaya. Balai Pemuda memiliki arsitektur klasik, sehingga cocok untuk lokasi
foto Instagramable. Selain itu, bangunan ini didominasi warna putih dan merah seolah
menggambarkan semangat juang para pemuda Surabaya melawan penjajah. Kegiatan
yang tidak boleh luput saat mengunjungi Alun-alun Surabaya adalah mengabadikan
momen. Banyak spot Instagramable baik di area basement maupun luar Alun-alun
Surabaya. Seperti diketahui, Pemerintah Kota Surabaya telah menyelesaikan revitalisasi
plasa atas kompleks di Balai Pemuda. Alhasil, banyak lokasi foto yang sayang
dilewatkan, di antaranya taman kecil di depan Balai Pemuda dan di dekat tulisan ikonik
Alun-alun Surabaya.
Berikut cara untuk memesan tiket online ke Alun-alun Surabaya dilansir dari
berbagai sumber.
• Pada hari kunjungan, wisatawan datang ke lokasi sesuai jadwal yang tertera pada
tiket.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian hasil penelitian yang telah peneliti jabarkan di bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan publik alun – alun
Kota Surabaya dalam menjaga protocol kesehatan pengunjung dapat dikatakan baik dan
memiliki standart operasional prosedur yang jelas, terbukti dari analisa indikator yang sudah
berjalan dan terpenuhi yakni dimensi tangibles, dimana alun – alun Kota Surabaya memiliki
fasilitas penunjang yang lengkap yang bisa dinikmati pengunjung termasuk penunjang
pencegahan penyebaran covid-19. Dimensi reability, pengelola menggunakan konsep e-
government dalam pengelolaan tiket masuk sehingga pengunjung yang masuk ke alun-alun
dimasa pandemic sangat bisa terkontrol. Dimensi responsif, petugas jaga sigap merespon
setiap pengunjung yang ingin mendapatkan informasi tentang alun – alun Kota Sutabaya
serta memberikan himbauan singkat untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama
berkegiatan di area alun-alun. Dimensi assurance, konsistensinya pengelola memberikan
jaminan penyelenggaraan protokol kesehatan yang ketat ditengah kondisi pandemic,
konsistensi itu ditunjukan dengan sikap dan kebijakan pengelola yang masih memberlakukan
pembatasan untuk jumlah pengunjung, tersedianya handsinitizer dan wastafel disetiap sudut
area dan penyemprotan desinfektan secara berkala di titik-titik pusat keramaian. Dimensi
emphaty, ramah dan sopan santun pengelola dalam memberikan pelayanan ke masyarakat
yang berkunjung ke Alun – alun Kota Surabaya.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis yang berkaitan dengan kesimpulan yang
telah dipaparkan serta untuk membangun pelayanan publik yang lebih baik kedepannya
yakni dalam dimensi tangibles, perlunya fasilitas untuk disabilitas yang memadai. Dalam
dimensi reability, perlu sosialisasi secara massif untuk pemesanan tiket masuk ke area
baseman yang masih dibatasi dan peruntukannya melalui website di hari sebelum
kunjungan. Dalam dimensi responsif, perlu adanya satu titik pusat informasi terpadu yang
akan mempermudah pengunjung dalam mendapatkan informasi selama berada di alun-alun.
Dimensi assurance, perlu penambahan sarana wastafel dan alat pengering tangan elektrik
disetiap sudut area keramaian.