Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI PENELITIAN

Penataan Permukiman Kumuh pada Kawasan Pesisir Pantai Timur Kota


Surabaya Berbasis Waterfront City Melalui Pendekatan Urban Catalyst

Disusun Oleh:
Ainan Azizah Siswoyo
5015201056

Dosen Pembimbing:
Rully Pratiwi Setiawan S.T., M.Sc.
197906032008122004

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan perkotaan Indonesia yang terjadi secara pesat akan mendorong adanya
fenomena urbanisasi dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat. Fenomena ini
telah terjadi di hampir seluruh wilayah perkotaan salah satunya adalah di Kota Surabaya.
Kota Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta. Oleh karena itu,
urbanisasi yang terjadi di Kota Surabaya semakin besar sehingga menimbulkan
permasalahan-permasalahan lain seperti kepadatan penduduk dan kemiskinan. Munculnya
permasalahan kepadatan penduduk akan secara langsung mempengaruhi peningkatan
kebutuhan lahan. Namun, pertumbuhan penduduk yang pesat ini tidak searah dengan
ketersediaan lahan permukiman yang tetap. Pada tahun 2021, Jumlah penduduk Kota
Surabaya mencapai ….. dengan kepadatan penduduk rata-rata adalah…… Oleh karena itu,
tidak dapat dipungkiri jika Kota Surabaya memiliki banyak permasalahan salah satunya
adalah permukiman kumuh. Berdasarkan Dokumen RP2KPKP Kota Surabaya Tahun 2017-
2021 Surabaya yang juga dikenal dengan kota yang berwawasan lingkungan masih terdapat
kurang lebih 145,89 Ha yang termasuk pada kawasan permukiman kumuh dimana
persebarannya hampir di seluruh kelurahan yang ada di Kota Surabaya.
Berdasarkan lokasinya, permukiman kumuh di Kota Surabaya terbagi menjadi
permukiman kumuh sekitar pantai dan tambak, permukiman kumuh sekitar pinggiran rel
kereta api, permukiman kumuh di pinggiran sungai dan drainase kota, dan permukiman
kumuh tengah kampung. Permukiman kumuh sekitar pantai dan tambak salah satunya adalah
pada Kecamatan Bulak. Kecamatan Bulak terletak di kawasan Pesisir Pantai Timur Kota
Surabaya yang termasuk dalam klaster Kawasan Kenjeran dengan luas kawasan kumuh
sebesar 24.19Ha. Kecamatan Bulak terbagi menjadi 4 kelurahan yakni Kelurahan Kenjeran,
Bulak, Kedungcowek, dan Sukolilo Baru. Kawasan permukiman kumuh di Kawasan
Kenjeran termasuk dalam kawasan strategis dikarenakan dekat lokasi wisata Kenjeran
sehingga kawasan ini memiliki potensi penduduk yang cenderung meningkat tiap tahun.
Dalam hal tersebut, dijelaskan lebih rinci dalam RPJMD Kota Surabaya 2022-2026 bahwa
Permukiman Nelayan Kelurahan Kenjeran ditetapkan sebagai kawasan permukiman kumuh
prioritas I yang memerlukan penataan dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
Permukiman Kumuh di Kelurahan Kenjeran memiliki tipe permukiman kampung dengan
kualitas lingkungan permukiman yang rendah serta memiliki karakteristik permukiman
padat, bentuk tidak teratur (squatter), lebar jalan kecil, pengolahan limbah tidak maksimal,
belum meratanya prasarana air bersih, drainase yang sempit dan terhambat di beberapa titik
dan ketersediaan ruang terbuka hijau yang belum memadai. Oleh karena itu, sesuai dengan
pedoman RPJMD bahwa dibutuhkan penanganan berupa arahan penataan lingkungan
permukiman kumuh di Kawasan Pesisir Pantai Kota Surabaya khususnya pada Permukiman
Nelayan Kelurahan Kenjeran.
Upaya penanganan permukiman kumuh telah diatur dalam Undang-undang No. 4 Tahun
1992 tentang perumahan dan permukiman, yang menyatakan bahwa untuk mendukung
terwujudnya lingkungan permukiman yang memenuhi persyarakatan keamanan, kesehatan,
kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu lingkungan permukiman yang tidak sesuai tata
ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas bangunan sangat rendah, prasarana
lingkungan tidak memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan kehidupan dan
penghidupan masyarakat penghuni, dapat ditetapkan oleh pemerintah kota yang bersangkutan
sebagai lingkungan permukiman kumuh yang tidak layak huni dan perlu diremajakan. Dalam
penataan kembali permukiman kumuh kawasan Kenjeran maka diperlukan pendekatan yang
selaras dengan mendukung potensi yang ada yaitu kawasan wisata bahari sekitar Pantai
Kenjeran. Potensi ini dapat dikembangkan sebagai kota tepi pantai (Waterfront City) untuk
mendukung perekonomian masyarakat dan meningkatkan nilai pariwisata Kota Surabaya.
Urban Catalyst merupakan salah satu pendekatan dalam urban design yang didasarkan
pada keunikan lokal suatu daerah dan berusaha memanfaatkan daya tarik lokal, baik secara
aspek sejarah maupun budaya sebagai titik awal regenerasi suatu kawasan. Dalam ranah
penataan kota/kawasan, pemberian katalis untuk mendorong perkembangan suatu
kota/kawasan disebut dengan Urban Catalyst (Logan and Attoe, 1989). Menurut Aliyah,
Setioko, & Pradoto (2014), proyek urban catalyst bukan suatu produk akhir melainkan pola
berfikir yang dapat menstimulasi pengembangan lanjutan. Katalis adalah elemen kota yang
dibentuk oleh kota dan kemudian membentuk konteksnya. Tujuannya adalah regenerasi atau
proses penambahan kerangka kota (urban fabric).
Konsep penataan dan kriteria perancangan akan disempurnakan melalui perancangan
yang bertajuk pada Konsep Urban Catalyst ini adalah pembaharuan dan penataan ulang
secara struktural yang berfokus pada area permukiman kumuh di Kawasan pesisir pantai
Timur Kota Surabaya yang akan dirancang dengan memanfaatkan potensi kawasan wisata
bahari berbasis Waterfront cityf untuk mewujudkan adanya permukiman yang layak huni.

1.2 Rumusan Masalah


Kota Surabaya memiliki permasalahan permukiman kumuh yang masih belum teratasi.
Salah satu kawasan permukiman kumuh erada di Kecamatan Bulak atau di Kawasan Pesisir
Pantai Timurr Kota Surabaya. Walaupun kawasan Pesisir Kenjeran memiliki potensi yang
besar pada aspek pariwisata dan berpotensi dikembangkannya konsep waterfront city,
permasalahan permukiman kumuh perlu untuk segera ditangani agar pengembangan wilayah
dapat dijalankan dengan maksimal dan mendapatkan hasil yang ideal. Oleh karena itu,
penelitian ini merumuskan suatu rumasan masalah, yaitu “Bagaimana penerapan urban
catalyst dalam perancangan dan penataan permukiman kumuh yang ada di kawasan
pesisir Kenjeran Kota Surabaya berbasis konsep waterfront city”

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah merancang penataan permukiman
kumuh berbasis waterfrontcity pada kawasan Pesisir Kenjeran Kota Surabaya untuk
mewujudkan permukiman nelayan yang layak huni dan berkualitas serta dapat meningkatkan
efektivitas kegiatan masyarakat Pesisir Pantai Timur Kota Surabaya berbasis konsep
waterfront city.

1.4 Sasaran
Adapun sasaran yang diharapkan dapat menjadi langkah dalam mencapai tujuan adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi eksisting, permasalahan, dan potensi pada area permukiman kumuh
yang ada di kawasan Pesisir Pantai Timur Kota Surabaya
2. Mengidentifikasi kesesuaian penataan permukiman nelayan di Pesisir Pantai Timur Kota
Surabaya terhadap konsep waterfornt city
3. Merumuskan konsep penataan permukiman nelayan berbasis waterfront city di Pesisir
Pantai Timur Kota Surabaya dengan pendekatan urban catalyst
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan batasan yang akan dibahas dalam penelitian yang terdiri dari tiga
ruang lingkup yaitu ruang lingkup wilayah, ruang lingkup pembahasan, dan ruang lingkup
substansi

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Kelurahan Kenjeran
yang berada di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya dan terletak di Unit Pengembangan III
Tambak Wedi. Berikut adalah batas administrasi wilayah Kelurahan Kenjeran:
Sebelah Utara : Kelurahan Kedung Cowek
Sebelah Timur : Kelurahan Sukolilo dan Selat Madura
Sebelah Selatan : Kelurahan Sukolilo Baru
Sebelah Barat : Kelurahan Bulak

Gambar 1. 1 Peta Deliniasi Kelurahan Kenjeran

Sumber: Analisis Penulis, 2022


1.5.2 Ruang Lingkup Substansi
Lingkup substansi dalam penelitian ini adalah identifikasi parameter desain dalam
penataan permukiman layak huni yang dapat mendorong potensi yang ada di Pesisir
Pantai Timur Surabaya dan menggunakan pendekatan urban catalyst.

1.5.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Sedangkan ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini adalah mencakup mengenai
identifikasi kondisi Permukiman kumuh di Pesisir Pantai Timur Kota Surabaya, Teori
dan tingkat livability pada permukiman kumuh, permukiman pesisir, dan konsep
penataan urban catalyst, Dan penerapan konsep waterfront city dalam penataan
permukiman kumuh di kawasan Pesisir Pantai Timur Kota Surabaya.

1.6 Manfaat
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritas dari penelitian ini yakni sebagai penambah wawasan mengenai
konsep urban catalyst, dan konsep waterfront city dalam penerapan tata kota serta
meningkatkan keilmuan tentang perumahan dan permukiman perkotaan.

1.6.2 Manfaat Praktis


Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan saran ataupun rekomendasi
terhadap pemerintah Kota Surabaya maupun pihak stakeholder terkait dalam
pengembangan pusat pertumbuhan wilayah Pesisir Pantai Timur Kota Surabaya
dalam penataan serta revitalisasi permukiman kumuh berbasis waterfront city dengan
pendekatan urban catalyst.

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran
penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan, serta
kerangka berpikir yang akan digunakan pada penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 menjelaskan mengenai landasan – landasan yang digunakan dalam penelitian.
Landasan yang dimaksud dapat berupa teori yang menjadi dasar dalam melakukan analisa.
Kajian teori yang akan dibahas mengenai seputar permukiman kumuh, konsep waterfront
city, dan konsep pendekatan urban catalyst.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam proses penelitian. Bab ini berisi
tentang metode pendekatan dan tahapan yang digunakan untuk menjawab persoalan
penelitian dalam mencapai tujuan dari penelitian ini. Metode tersebut meliputi variabel,
teknik pengumpulan data, dan metode analisis digunakan dalam penelitian ini
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang pembahasan penelitian yang terdiri dari gambaran umum wilayah yang
membahas tentang lingkup wilayah administrasi penelitian serta analisa dan pembahasan
yang membahas tentang hasil analisis dari setiap sasaran beserta pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian ini dan saran dari peneliti berdasarkan hasil
penelitian yang didapat.
1.8 Kerangka Berpikir

Latar Belakang
Kota Surabaya merupakan metropolitan terbesar yang membawa dampak urbanisasi
yang besar pula. Urbanisasi membawa banyak permasalahan lain salah satunya
permukiman kumuh. Salah satu kawasan permukiman kumuh adalah pada Kecamatan
Bulak yang berada di Pesisir Pantai Timur Kota Surabaya. Kawasan permukiman kumuh
di Kawasan Kenjeran termasuk dalam kawasan strategis dikarenakan dekat lokasi wisata
Kenjeran sehingga kawasan ini memiliki potensi penduduk yang cenderung meningkat
tiap tahun. Dalam hal tersebut, dijelaskan dalam RPJMD Kota Surabaya 2022-2026 bahwa
Permukiman Nelayan Kelurahan Kenjeran ditetapkan sebagai kawasan permukiman
kumuh prioritas I yang memerlukan penataan dan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman.

Dibutuhkan pendekatan untuk penataan permukiman kumuh di kawasan Pesisir Pantai


Timur Kota Surabaya yang berbasis waterfront city untuk mendukung potensi wisata
bahari Kenjeran yaitu dengan pendekatan urban catalyst guna meningkatkan kualitas
permukiman menjadi permukiman yang layak huni.

Tujuan
Membuat rancangan dan penataan permukiman kumuh berbasis waterfrontcity pada kawasan
Pesisir Kenjeran Kota Surabaya untuk mewujudkan permukiman nelayan yang layak huni dan
berkualitas serta dapat meningkatkan efektivitas kegiatan masyarakat Pesisir Pantai Timur
Kota Surabaya berbasis konsep waterfront city.

Sasaran
• Mengetahui kondisi eksisting, permasalahan, dan potensi pada area permukiman kumuh yang
ada di kawasan Pesisir Pantai Timur Kota Surabaya
• Mengidentifikasi kesesuaian penataan permukiman nelayan di Pesisir Pantai Timur Kota
Surabaya terhadap konsep waterfornt city
• Merumuskan konsep penataan permukiman nelayan berbasis waterfront city di Pesisir Pantai
Timur Kota Surabaya dengan pendekatan urban catalyst
REFERENSI

Huda, B. A., & Arsandrie, I. Y. (2022). Penataan Permukiman Kumuh Pada Pesisir Kampung
Reklamasi Fakfak Berbasis Waterfront City Melalui Pendekatan Urban Catalyst (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Marfelyamin, D. V., Wijaya, I. S., & Surjono, S. (2021). LIVABILITY PERMUKIMAN


NELAYAN KELURAHAN KENJERAN KECAMATAN BULAK. Planning for Urban
Region and Environment Journal (PURE), 10(2), 45-54.

Habibah, R., & Wahyu Setyawan, S. T. (2017). New development hunian nelayan kenjeran
sebagai kampung wisata nelayan. Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(2), G99-G103.

Diska, N. A. T., & Idajati, H. (2022). Karakteristik Permukiman Kumuh di Kampung Nelayan
Kejawan Lor berbasis Eco-Settlements. Jurnal Teknik ITS, 11(2), C62-C67.

Arum, I. A. (2018). MANAJEMEN STRATEGI DALAM MENANGGULANGI


PERMASALAHAN PERMUKIMAN KUMUH MELALUI PROGRAM KOTAKU
(KOTA TANPA KUMUH) DI KAWASAN KENJERAN OLEH BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURABAYA. Publika, 6(6).

Suud, B., & Navitas, P. (2015). Faktor-faktor Penyebab Kekumuhan Permukiman di Kelurahan
Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 4(1), C33-C35.

Putri, N. R. (2014). Prioritas Program Penataan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kenjeran


Kecamatan Bulak Kota Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

Anda mungkin juga menyukai