Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Simulasi Model Pembangunan Dataran Rendah dan Pesisir


di Kecamatan Pulau Derawan”

Dosen Pengampu
Drs. Nurul Azkar, M.Si

Mata Kuliah :
Pembangunan Daerah Dataran Rendah Dan Pesisir

Disusun oleh :
Muhammad Nouval (1710411210014)
Riski Ansari (1710411210023)
Ruslianti Permata Sari (1710411120017)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Simulasi Model
Pembangunan Dataran Rendah Dan Pesisir di Kecamatan Pulau Derawan” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perencanaan Pembangunan Daerah Dataran Rendah dan Pesisir. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kondisi Kecamatan Pulau
Derawan serta model pembangunan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami turut
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarmasin, 5 April 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 3

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Desa Pusat Pertumbuhan 4

2.2 Model ABA 4

2.3 Model Difusi Pusat Pertumbuhan Industri 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Wilayah Kecamatan Pulau Derawan 7

3.2 Simulasi Model Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Pulau Derawan 12

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 16

4.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan salah satu cara suatu bangsa agar dapat keluat dari
keterbelakangan. Dengan adanya pembangunan perubahan sosial akan dipaksa untuk
berubah. Pembangunan juga merupakan salah satu persoalan mendasar di Negara Indonesia,
banyaknya pembangunan yang tidak tepat guna dan tidak sasaran membuat persoalan
mengenai pembangunan menjadi buah bibir bagi rakyat Indonesia setiap tahunnya.

Untuk mendukung sebuah pembangunan yang berorientasi pada kepentingan rakyat


pemerintah telah mengeluarkan UU No. 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan. Undang-undang ini dibuat pemerintah sebagai dasar pembangunan yang
dilakukan diseluruh wilayah Indonesia. Pembangunan aspek-aspek kebutuhan dasar menjadi
hal utama yang harus diperhatikan pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan.

Berdasarkan UUD 1945 pasal 18 ayat 1-7, Pasal 18A ayat 1 dan 2, pasal 18A ayat 1 dan
2, dan UU No. 32 tahun 2004 bahwa Negara Indonesia merupakan Negara yang dibagi atas
otonomi daerah. Melalui otonomi daerah ini pemerintah daerah memliki wewenang atas
aturan daerah dan pembangunan daerah. Dengan adanya wewenang terhadap pembangunan
daerah tiap-tiap pemerintah daerah bebas menerapkan strategi pembangunan sesuai ciri khas
daerahnya. Tujuan utama dari otonomi daerah ini adalah supaya pemenuhan kebutuhan dan
pembangunan daerah dapat dilakukan dengan merata.

Salah satu ciri khas daerah adalah topografi daerah pesisir. Karakteristik daerah
pesisir sebagian besar pada umumnya masyarakat pesisir bermata pencaharian di sektor
kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir dan transportasi laut. Dari
segi tingkat pendidikan masyarakat pesisir sebagian besar masih rendah. Serta kondisi
lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya nelayan masih belum tertata dengan
baik dan terkesan kumuh. Dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang relative berada
dalam tingkat kesejahteraan rendah, maka dalam jangka panjang tekanan terhadap
sumberdaya pesisir akan semakin besar guna pemenuhan kebutuhan masyarakat pesisir..
Maka dari itu dengan adanya otonomi daerah pemerintah dapat membuat strategi

1
pembangunan yang tepat bagi daerahnya masing-masing agar dapat keluar dari keterbelangan
atau tingkat kesejahteraan yang rendah.

Salah satu daerah pesisir di Indonesia adalah kecamatan pulau Derawan. Kecamatan
Pulau Derawan merupakan kecamatan yang terletak di sebelah utara wilayah Kabupaten
Berau yang memiliki luas 3.858,96 km2. Kecamatan Pulau Derawan memiliki lima kampung
yakni Kampung Pulau Derawan, Kampung Tanjung Batu, Kampung Pegat, Kampung Kasai
dan Kampung Teluk Semanting. Kampung Tanjung Batu merupakan ibu kota Kecamatan
Pulau Derawan. Jarak ibu kota kecamatan ke kabupaten adalah sekitar 80,5 km dan bisa
ditempuh dengan perjalanan darat ataupun air.

Dilihat dari batas-batas wilayahnya, sebelah utara Kecamatan Pulau Derawan berbatasan
dengan Kabupaten Bulungan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Maratua, sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Talisayan dan sebelah Barat Berbatasan dengan
Kecamatan Gunung Tabur. Kecamatan Pulau Derawan sebagian besar lahannya digunakan
dibidang pertanian yakni sebesar 3.341,45 km2 (86,59%), sisanya (13,41%) adalah lahan
bukan pertanian seperti jalan, pemukiman, perairan, dan lain-lain.

Peta Kec. Pulau Derawan

2
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana kondisi wilayah Kecamatan Pulau Derawan?
2) Model pembangunan apa yang digunakan di kecamatan Pulau Derawan?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui kondisi wilayah Kecamatan Pulau Derawan.
2) Untuk mengetahui model pembangunan yang cocok digunakan di Kecamatan Pulau
Derawan.

1.4 Manfaat
1. Manfaat praktis :
1) Makalah ini berguna sebagai media informasi tambahan bagi masyarakat
mengenai Kecamatan Pulau Derawan.
2) Dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti/pembaca lain.
2. Manfaat Teoritis :
1) Dengan makalah ini konsep model-model pembangunan daerah dapat
dijelaskan dengan baik.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Desa Pusat Pertumbuhan

Dalam pendekatan ini hal yang palimg diutamakan adalah pembangunan aspek
kebutuhan sosial dan ekonomi seperti pembangunan di bidang perdagangan dan jasa, seperti
pasar, industri kecil dan pusat pusat pelayanan lainny serta perkembangan aktivitas ekonomi
yang mampu menimbulkan trickle-down effect terhadap desa sedang dan tertinggal di
sekitarnya. Adapun Kebijakan dan Strategi Pengembangan dari model ini diantaranya
berorientasi pada kekuatan pasar (market driven) melalui pemberdayaan masyarakat,
penyediaan prasarana dan sarana pendukung pengembangan agribisnis, komoditi yang akan
dikembangkan bersifat export base bukan row base dan berorientasi kepada konsumer
melalui sistem keterkaitan desa dan kota (urban-rural linkage).

Model Desa Pusat Pertumbuhan

2.2 Model ABA

Model ABA berkaitan dengan hubungan integrasi antara desa dan kota, hubungan desa
dan kota yaitu sumber utama pertumbuhan dari perkotaan datang dari kenaikan permintaan
brang barang non-agricultural pada rumah tangga pedesaan. Dalam hubungan lain, terlihat
kesediaan sektor perkotaan sebagai konsumen komoditi pertanian mampu meningkatkan
kesejahteraan diwilayah pedesaan dan menaikkan pendapatan rill, bukan hanya petani tapi
seluruh rumah tangga pedesaan.

4
Menurut Okali et al (2011), terdapat sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
integrasi desa dan kota dalam pembangunan yaitu Arus reruang antara daerah perkampungan-
perbandaran, Aktivitas sektoral yang mendominasi daerah perkampungan dan perbandaran,
kumpulan-kumpulan usaha yang mempengaruhi interaksi kampung-bandar (seperti faktor
sejarah, faktor politik/pentadbiran ekonomi, dan faktor sosial budaya) dan faktor persekitaran
fiskal. Dibawah ini merupakan bagan keterkaitan dalam model ABA:

Model ABA

2.3 Model Difusi Pusat Pertumbuhan Industri

Model difusi pusat industry merupakan model yang dapat menyerap tenaga kerja,
menumbuhkan wirausaha baru dan mendukung swasembada pangan. Berbagai peningkatan
kinerja tidak serta merta meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani sebagai
pengguna inovasi atau pelaku usaha. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa banyak
tengkulak atau pedagang besar yang memainkan harga, sedangkan para petani juga
membutuhkan modal untuk produksi. Oleh karena itu diperlukan tata niaga yang baik untuk
menyangga harga produk agar tetap stabil berdasarkan kualitas melalui Kelompok Usaha
Bersama (KUB) maupun koperasi. Indikator pembangunan model dapat menumbuhkan
industri pionir/industri inti yang dapat mendorong pertumbuhan industri plasma berbasis
inovasi teknologi, meningkatkan kompetensi SDM di bidangnya, pemanfaatan produk
industri inti, menumbuhkan wirausaha baru dan diverifikasi produk olahan, menyerap tenaga
kerja local, menumbuhkan industri jasa (kemasan, transportasi dan lain-lain),
5
mengembangkan jejaring usaha dan value chain dari bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, barang jadi atau dari hulu sampai hilir, meningkatkan perekonomian desa
the greater Jakarta metropolitan region (Jabotabek), is to be pursued, the general task at hand is
melalui keseimbangan nilaithe tambah
to find ways in which dynamics of bagi pelaku
rural-urban linkages usaha terkait can
and transformations dan koperasi
unfold in a menuju desa
more complementary and reciprocally beneficial manner over the national territory. The
industri mandiri, dan melestarikan
regional network model is proposed aslingkungan (industri
a framework for this task. berwawasan lingkungan, produk
ramah lingkungan). Berikut gambar dari model difusi pusat pertumbuhan industri:
FIGURE 1
HIERARCHICAL URBAN-TO-RURAL DIFFUSION
VERSUS INTERDEPENDENT RURAL-URBAN NETWORKS

G r o w th P o l e R e g i o n a l N e tw o r k s
I n d u s tr ia l D if f u s i o n M o d e l R u r a l - U r b a n In te r d e p e n d e n c y M o d el

C o re R e g io n

N a tio n a l E x te n d e d
M e tro lo p lita n
R e g io n a l R e g io n s
C itie s
S e co n d a ry
C lu s te rs
A g ra ria n /
R eso u rce
-b a s e d R e g io n s

R u ra l T o w n s a n d V illa g e s

R e g i o n a l C l u s te r s a s C o m p l e x R u r a l - U r b a n ( P r o to - ) A g g l o m e r a ti o n s
C I T I E S /T O W N S
a g ro -p ro c e s s in g c e n te r in d u s tria l e s ta te

a d m in is tra tiv e c e n te r to u ris m c e n te r


a g ric . in p u t/c o n s u m e r ag . m a rk et
c o n v e n ie n c e c e n te r
V IL L A G E S
ric e /g ra in re s o u rc e m in in g
fru it g ro w in g a n im a l h u s b a n d ry

Model Difusi Pusat Pertumbuhan Industri


4. Regional Variations in Rural-Urban Linkages: theCaseof Indonesia
The regional network paradigm allows for a much wider diversity in rural-urban linkages at the
local level than do prevailing models. Evidence from visits to rural areas in Indonesia show how
urban-regional systems have much less regularity and uniformity than either central place or
industrial diffusion models allow. Historical factors related to the development of each city and
region, the presence of government, and the nature of linkages with the national and international
economy add to the diversity of possibilities.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Wilayah Kecamatan Pulau Derawan

1. Letak Geografis

Kecamatan Pulau Derawan merupakan kecamatan yang terletak di sebelah utara wilayah
Kabupaten Berau yang memiliki luas 3.858,96 km2. Kecamatan Pulau Derawan memiliki
lima kampung yakni Kampung Pulau Derawan, Kampung Tanjung Batu, Kampung Pegat,
Kampung Kasai dan Kampung Teluk Semanting. Kampung Tanjung Batu merupakan ibu
kota Kecamatan Pulau Derawan. Jarak ibu kota kecamatan ke kabupaten adalah sekitar 80,5
km dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat ataupun air.

Jika dilihat dari batas-batas wilayahnya, sebelah utara Kecamatan Pulau Derawan
berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Maratua, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Talisayan dan sebelah Barat
Berbatasan dengan Kecamatan Gunung Tabur. Kecamatan Pulau Derawan sebagian besar
lahannya digunakan dibidang pertanian yakni sebesar 3.341,45 km2 (86,59%), sisanya
(13,41%) adalah lahan bukan pertanian seperti jalan, pemukiman, perairan, dan lain-lain.

Sumber : [ CITATION Osa16 \l 14345 ]

7
2. Kependudukan

Jumlah Penduduk Di Kecamatan Pulau Derawan pada tahun 2017 adalah 9.081 jiwa,
dengan jumlah penduduk laki-laki 4.912 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 4.169 jiwa
dengan laju pertumbuhan pada tahun 2017 sebesar 0,33. Sedangkan perbandingan rasio jenis
kelaminnya (sex ratio) adalah 117,82 yang artinya diantara 100 jiwa penduduk perempuan
terdapat sekitar 117 – 118 jiwa penduduk laki-laki.

Jumlah penduduk yang terpadat berada di kampung Tanjung Batu yaitu 4.318 jiwa atau
47,54% dari jumlah penduduk di Kecamatan Pulau Derawan dan penduduk yang paling
sedikit penduduknya berada di Kampung Teluk Semanting yaitu 209 jiwa atau 2,3% dari
jumlah penduduk keseluruhan.

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan 2017

Jumlah Penduduk
Kampung Jumlah Rasio
Laki-laki Perempuan
Pegat 425 332 757 128,01
Teluk  Semanting 107 102 209 104,90
Tanjung Batu 2.421 1.897 4.318 127,62
Pulau Derawan 757 734 1.491 103,13
Kasai 1.202 1.104 2.306 108,88
Total 4.912 4.169 9.081 117,82

Sumber : (Kecamatan Pulau Derawan dalam Angka, 2018)

Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Pulau Derawan adalah sebesar 2,35
jiwa per km2, akan tetapi jika ditinjau berdasarkan sebaran wilayah kampung, ternyata
disparitasnya cukup lebar. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kampung Kasai
sebesar 55,74 jiwa per km2. Kepadatan penduduk tertinggi kedua adalah Kampung Pulau
Derawan sebesar 7,94 jiwa per km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terjadi
Kampung Pegat sebesar 1,38 jiwa per km2.

3. Potensi Sumber Daya Alam dan Ekonomi

8
Kecamatan Pulau Derawan juga mempunyai potensi di subsektor perkebunan Kelapa dan
Kelapa Sawit. Pada tahun 2017 luas tanam Kelapa di Kecamatan Pulau Derawan 113,0 ha
dengan produksi sekitar 48,5 ton. Di sektor perkebunan Kelapa Sawit pada tahun 2017 luas
tanam mencapai 6.259,4 ha dengan produksi 51.615 ton.

Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, jumlah tenaga kerja yang di
serap untuk sektor perkebunan Kelapa adalah sebanyak 639 orang. Sedangkan di sektor
perkebunan Kelapa Sawit, jumlah penyerapan tenaga kerja pada tahun 2014 sebanyak 3.250
orang.

Untuk sektor pertanian subsektor peternakan di Kecamatan Pulau Derawan tidak terlalu
mempunyai populasi ternak yang bisa dijadikan keunggulan. Data tahun 2017 dari Dinas
Peternakan & Kesehatan Hewan Kabupaten Berau untuk jenis ternak di Kecamatan Pulau
Derawan hanya ada sapid an domba/kambing. Jumlah sapi ada yang ada tahun 2017 adalah
23 ekor dan domba/kambing berjumlah 432 ekor. Sedangkan untuk jenis unggas yang ada di
Kecamatan Pulau Derawan pada tahun 2017 yaitu Itik berjumlah 8.792 ekor, ayam buras
9.717 ekor sedangkan untuk ayam pedaging dan ayam petelur tidak ada. Karena tidak ada
Ayam Pedaging dan Petelur di Kecamatan Pulau Derawan, maka untuk memenuhi
permintaan akan ayam pedaging dan petelur didatangkan dari luar kecamatan.

Masyarakat di Kecamatan Pulau Derawan pada umumnya berusaha di subsektor


perikanan dan ada juga di subsektor perkebunan. Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Berau Tahun 2017 jumlah Kapal Penangkap Ikan laut di Kecamatan Pulau
Derawan menurut jenisnya yaitu perahu motor tempel sebanyak 173 buah dan kapal motor
506 buah. Di Kecamatan Pulau Derawan, tidak ada lagi yang menggunakan perahu tanpa
motor, dikarenakan lokasi untuk penangkapan ikan dengan hasil maksimal diperlukan jarak
yang jauh ke tengah laut, sehingga nelayan-nelayan yang ada di Kecamatan Pulau Derawan
beralih ke motor tempel ataupun kapal motor.

Menurut jenisnya, alat penangkapan di laut dibagi menjadi 6 jenis, yakni pukat kantong,
jaring insang, jaring angkat, pancing, pukat cincin, dan perangkap. Di Kecamatan Pulau
Derawan, jumlah alat penangkap ikan sebanyak 1.223 alat. Yang terdiri dari 18 pukat
kantong, 343 jaring insang, 377 jaring angkat, 172 pancing, 261 pukat cincin dan 52
perangkap

9
4. Fasilitas Pendidikan

Pendidikan didaerah Kecamatan Pulau Derawan bisa dibilang masih tertinggal hal ini
dibuktikan dengan sedikitnya sekolah yang ada di Kecamatan Pulau Derawan. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Berau Tahun 2017, jumlah sekolah di
Kecamatan Pulau Derawan pada setiap desa untuk jenjang Sekolah Dasar sebanyak 6
sekolah, Sekolah Menengah Pertama berjumlah 3 sekolah, dan Sekolah Menengah Atas
hanya 1 sekolah. Terdapat pula sekolah pada jenjang Taman Kanak-Kanak yang kelola oleh
pihak swasta dengan jumlah 3 sekolah.

Tabel 2. Jumlah Sekolah Menurut Desa 2017

No Jenjang Pendidikan
Desa
. TK SD SMP SMA
1 Pegat - 1 - -
2 Teluk Semanting - 1 - -
3 Tanjung Batu 1 2 1 1
4 Pulau Derawan 1 1 1 -
5 Kasai 1 1 1 -
Jumlah 3 6 3 1
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Berau

5. Fasilitas Kesehatan

Kesehatan di Kecamatan Pulau Derawan juga masih sangat kurang, terbukti dengan
sarana dan prasarana yang ada di kecamatan tersebut. Jumlah sarana prasarana di Kecamatan
Pulau Derawan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Tahun 2017
berjumlah 14 dengan rincian, 2 puskesmas, 3 puskesmas pembantu, 8 posyandu, dan 1
poskeses buah. Namun tidak ada data yang lebih spesifik di desa mana saja letak fasilitas
kesehatan tersebut.

10
6. Aksesibilitas

Kecamatan Pulau Derawan setiap desa dapat diakses melalui transportasi darat dan laut.
Kecuali satu desa yang hanya dapat diakses melalui transportasi air yaitu Desa Pegat, adapun
akses transportasi darat belum tersedia. Hal tersebut dikarenakan posisi desa tersebut yang
berada dipinggiran pesisir akar Kabupaten Berau. Sedangkan untuk Desa Pulau Derawan
untuk akses daratnya harus melewati Desa Tanjung Batu terlebih dahulu, lalu menyeberang
menggunakan transportasi laut sekitar 45 menit sampai dengan 1 jam.

Tabel 3. Sarana Transportasi Antar Desa, 2016


No Darat Air
Desa
. Aspal/Beton Diperkeras Tanah
1 Pegat - - - 1,5
2 Teluk Semanting - - 6 -
3 Tanjung Batu 40 7 0,5 -
4 Pulau Derawan - - - 3
5 Kasai 30 21 - -
Jumlah 70 28 6,5 4,5
Sumber : Kecamatan Pulau Derawan dalam Angka

7. Pariwisata

Tidak hanya kaya dengan potensi alam Kecamatan Pulau Derawan juga kaya akan
dengan pariwisata lebih tepatnya pariwisata bahari. Pantai di Desa Pulau Derawan juga
menjadi pilihan untuk masyarakat berkumpul bersama kerabat dekat sambil bersantai
dipinggir pantai dan menikmati hembusan angin pantai.

Sebagai pulau tujuan wisata, di Kampung Pulau Derawan terdapat banyak resort yang
dibangun oleh pihak swasta.  Selain itu, rumah penduduk sebagian besar juga dikelola untuk
penginapan.  Perbedaan taif antara resort dan penginapan milik penduduk pulau yang cukup
besar, dapat menjadi pilihan bagi pengunjung dalam memilih tempat penginapan pada saat
berkunjung dan menginap di Kampung Pulau Derawan.  Objek wisata yang menajdi tujuan
wisatawan yang menginap di Kampung Pulau Derawan tersebar pada beberapa tempat seperti
Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban dan juga Pula Maratua. 

3.2 Simulasi Model Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Pulau Derawan

11
Berdasarkan beberapa aspek mengenai gambaran umum Kecamatan Pulau Derawan di
atas, maka kami melakukan analisis penerapan model pembangunan pertama yaitu Model
Desa Pusat Pertumbuhan. Model Desa Pusat Pertumbuhan merupakan model yang
menekankan pada tiga aspek yaitu meningkatkan keberdayaan masyarakat desa dalam
mendayagunkan potensi diri secara maksimum untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat desa itu sendiri, membangun dan mengembangkan pendekatan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat dan desa secara terpadu yang dapat memberikan kenyamanan,
keadilan secara sosial dan kemakmuran secara ekonomi, dan meningkatkan kinerja
kelembagaan dan sosial kapital kawasan pedesaan yang dapat menumbuhkembangkan kultur
dan budaya dengan tetap memperkuat kohesi sosial, mendorong gerakan demokratisasi lokal
dalam bingkai NKRI.

Pendekatan yang diambil dalam model ini yaitu memiliki trend pertumbuhan
pembangunan (aspek sosial dan ekonomi) tinggi yang dicirikan dengan adanya kegiatan
perdagangan dan jasa, seperti pasar, industri kecil dan pusat pusat pelayanan lainnya serta
perkembangan aktivitas ekonomi yang mampu menimbulkan trickle-down effect terhadap
desa sedang dan tertinggal di sekitarnya. Adapun Kebijakan dan Strategi Pengembangan dari
model ini diantaranya berorientasi pada kekuatan pasar (market driven) melalui
pemberdayaan masyarakat, penyediaan prasarana dan sarana pendukung pengembangan
agribisnis, komoditi yang akan dikembangkan bersifat export base bukan row base dan
berorientasi kepada konsumer melalui sistem keterkaitan desa dan kota (urban-rural linkage).

Model ini kami gunakan dalam menganalisis perencanaan pembangunan untuk


diterapkan di Kecamatan Pulau Derawan. Dalam hal ini analisis yang kami lakukan beracuan
pada 3 aspek yang telah disebutkan diatas yaitu, pertama meningkatkan keberdayaan
masyarakat desa dalam mendayagunkan potensi diri secara maksimum untuk kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri, kedua membangun dan mengembangkan
pendekatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan desa secara terpadu yang dapat
memberikan kenyamanan, keadilan secara sosial dan kemakmuran secara ekonomi, dan
ketiga meningkatkan kinerja kelembagaan dan sosial kapital kawasan pedesaan yang dapat
menumbuhkembangkan kultur dan budaya dengan tetap memperkuat kohesi sosial,
mendorong gerakan demokratisasi lokal dalam bingkai NKRI.

 Aspek 1

12
Pada aspek 1 ini berfokus pada peningkatan keberdayaan masyarakat desa dalam
mendayagunakan potensi diri. Berdasarkan hasil analisis dan diskusi yang kami lakukan,
pembangunan yang dapat dilakukan ialah pemberdayaan masyarakat dalam hal
pendidikan dan pelatihan. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa fasilitas
pendidikan di Kecamatan Pulau Derawan masih sangat kurang sehingga perlunya
penambahan jumlah sekolah baik itu pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas. Kedua yaitu pelatihan-pelatihan bagi
masyarakat juga perlu dilakukan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat
Kecamatan Pulau Derawan seperti misalnya pelatihan pembuatan kerajinan tangan
berbahan dasar kerang, pengolahan produk berbahan dasar ikan atau hasil sumber daya
alam lainnya. Selain itu, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai
konservasi biota laut dan tanaman-tanaman yang ada di pesisir agar masyarakat dapat
terlibat dalam pelestarian lingkungan daerah mereka.
 Aspek 2
Aspek kedua menekankan pada pembangunan dan pengembangan dengan pendekatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan desa secara terpadu yang dapat
memberikan kenyamanan, keadilan secara sosial dan kemakmuran secara ekonomi.
Dalam hal ini kami menganalisis dari aspek kesehatan, aksesibilitas, dan ekonomi.
Pertama dari fasilitas kesehatan berdasarkan data yang ada, menurut kami fasilitas
kesehatan di Kecamatan Pulau Derawan masih kurang. Maka dari itu erdasarkan hasil
diskusi yang kami lakukan, fasilitas kesehatan perlu dibangun pada setiap desa karena
mengingat ada beberapa desa yang jaraknya jauh dari ibukota kecamatan, dan
disediakannya fasilitas kesehatan utama di ibukota kecamatan yaitu Desa Tanjung Batu
agar masyarakat tidak harus pergi ke pusat kabupaten untuk mendapatkan pengobatan
yang maksimal. Kedua, perlunya pembangunan aksesibilitas yang merata agar tidak
terjadi kecemburuan sosial antar masyarakat desa satu dengan desa lainnya. Dan ketiga
yaitu aspek ekonomi, dengan melihat potensi masing-masing desa beragam sehingga
dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Berdasarkan analisis data potensi dan hasil
produk setiap desa, kami berpendapat bahwa dengan karakteristik setiap desa dapat
meningkatkan ekonomi di Kecamatan Pulau Derawan. Seperti misalnya Desa Pegat yang
dikenal sebagai daerah penghasil udang dan terasi, Desa Teluk Semanting yang sebagian
besar hasil nelayannya diproduksi menjadi kerupuk ikan (amplang) dan memiliki
kawasan mangrove yang cukup luas, Desa Kasai yang terkenal dengan tambak udang

13
windu, Desa Tanjung Batu yang memiliki produk unggulan berupa ikan asin, dan Desa
Pulau Derawan dengan produk unggulan pariwisatanya. Dengan adanya daerah wisata di
kecamatan tersebut, sehingga dapat dijadikan peluang bagi desa-desa lain untuk menjual
hasil produksinya ke daerah wisata tersebut, mengingat banyaknya wisatawan yang
berkunjung dan akan membeli produk-produk tersebut sebagai oleh-oleh. Selain itu, bagi
para masyarakat yang bekerja sebagai angkutan jasa dapat memanfaatkannya pula yaitu
dengan menyediakan paket tour keliling desa yang ada di Kecamatan Pulau Derawan
untuk melihat proses produksi daripada produk-produk unggulan yang dihasilkan setiap
desa.
 Aspek 3
Aspek ketiga berfokus pada peningkatan kinerja kelembagaan dan sosial kapital kawasan
pedesaan. Pada aspek ketiga ini kami berpendapat bahwa perlu adanya pelayanan
administrasi keliling setiap seminggu sekali pada setiap desa. Hal ini dengan
mempertimbangkan letak wilayah antar desa yang cukup jauh dan ada yang dibatasi oleh
laut, pelayanan administrasi keliling tersebut diharapkan dapat mempermudah
masyarakat yang hendak membuat surat menyurat seperti akta kelahiran, surat nikah, dan
sebagainya tanpa perlu pergi ke pusat kecamatan ataupun pusat kabupaten. Selain itu,
perlu dibangun lembaga konservasi dengan wilayah konservasi yang cuup luas dengan
keanekaragaman hayati dan beberapa tipe ekosistem di dalamnya. Dengan adanya
lembaga konservasi tersebut dapat mengurangi ancaman kepunahan penyu hijau dan
pemulihan populasi penyu di alam.

Selain melakukan analisis berdasarkan ketiga aspek diatas, kami juga menerapkan
pembagian peran setiap desa sesuai dengan bagan model pembangunan desa pusat
pertumbuhan. Contoh bagan dari model ini dapat dilihat dibawah ini.

14
Berdasarkan bagan Model Pembangunan Desa Pusat Pertumbuhan diatas, maka
pembagian peran yang kami sepakati sebagai berikut

a) Penghasil bahan baku : Desa Pegat, Desa Teluk Semanting, dan Desa Kasai
b) Pengumpul bahan baku : Desa Tanjung Batu dan Desa Pulau Derawan
c) Sentra produksi : Desa Tanjung Batu
d) Pusat Regional : Tanjung Redeb (Ibukota Kabupaten Berau)
e) Kota Besar : Kota Samarinda (Ibukota Provinsi Kalimantan Timur)

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Pulau Derawan
adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Berau Kalimantan Timur dimana masyarakat
disana pada umumnya memiliki mata pencaharian berkebun kelapa dan kelapa sawit serta
sektor lain yaitu nelayan dan pariwisata. Dari hasil diskusi yang kami lakukan, Kecamatan
Pulau Derawan masih minim dari berbagai aspek seperti aspek kesehatan, pendidikan, akses
jalan serta listrik di berbagai desa di Kecamatan Pulau Derawan. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan dan pengalaman salah satu anggota kelompok yang pernah secara langsung pergi
kesana, dan ditambah pula berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulau
Derawan. Dalam data tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Pulau Derawan hanya
mempunyai beberapa sekolah saja, itupun hanya didominasi oleh sekolah dasar sisanya hanya
ada satu SMK pelayaran. Hal ini semakin menegaskan dari jumlah sekolah yang minim
dengan wilayah yang luas dan terpisah pulau akan menyebabkan kesulitan dalam akses
pendidikan anak-anak di Kecamatan Pulau Derawan. Sehingga, tentu aspek pendidikan anak-
anak harus dibenahi dan diperbaiki, serta perlu dilakukan berbagai kebijakan pembangunan
kedepannya secara lebih baik dan keterpaduan dengan tentu harus melihat kondisi
sosiokultural masyarakatnya disana. Dari segi kesehatan juga sangat minim dari sarana dan
prasarana yang dibangun, hanya mempunyai 2 puskesmas saja. Dan dari segi jalan pun
masih sangat riskan karena masih ada sebagian wilayah di Kecamatan Pulau Derawan yang
hanya jalan batu atau tanah saja, ditambah pula dari segi listrik dan akses internet masih
terfokus pada desa yang memiliki pariwisata saja sehingga ada desa-desa lain yang tidak
memiliki penerangan dan akses intenet yang ditakutkan akan menimbulkan kecemburuan.

Oleh karena itu, kelompok kami mencoba mensimulasikan penerapan model desa pusat
pertumbuhan di Kecamatan Pulau Derawan. Dalam hal ini analisis yang kami lakukan
beracuan pada 3 aspek yaitu, pertama meningkatkan keberdayaan masyarakat desa dalam
mendayagunkan potensi diri secara maksimum untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat desa itu sendiri, kedua membangun dan mengembangkan pendekatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan desa secara terpadu yang dapat
memberikan kenyamanan, keadilan secara sosial dan kemakmuran secara ekonomi, dan
ketiga meningkatkan kinerja kelembagaan dan sosial kapital kawasan pedesaan yang dapat

16
menumbuhkembangkan kultur dan budaya dengan tetap memperkuat kohesi sosial,
mendorong gerakan demokratisasi lokal dalam bingkai NKRI.

Dari 3 poin dalam model DPP yang maka akan ditentukan penyebaran pembangunan
yang akan dilakukan dari aspek kesehatan, pendidikan, pasar, dan industry Serta dimana letak
desa penghasil, desa pengumpul dan desa produksi serta market atau pasar di kota kecil
maupun besar yang akan merangsang menyerap tenaga kerja,menumbuhkan wirausaha baru
dan mendukung swasembada pangan. Namun kami sadari analisis ini masih minim dalam hal
analisis pada aspek lapangan secara langsung secara detail seperti kondisi penduduk, kondisi
tanah dan lahan disana sehingga masih terbatas dan perlu berbagai penelitian lanjutan
kedepannya.

4.2 Saran

Dari penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali
kesalahan kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
refrensi yang bermanfaat bagi orang banyak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Osana Internasional. (2016, 10 19). Japan Fund For Poverty Reduction (JFPR 9160).
Retrieved April 05, 2020, from Gambaran Umum Kecamatan Pulau Derawan:
https://dsaljfpr9160.wordpress.com/2016/10/19/profil-kecamatan-pulau-derawan/

Pesisir, M. (2016, November 2). Desa Pegat. Retrieved April 5, 2020, from Desa Pegat:
http://inipegat.blogspot.com/

Pesisir, M. (2016, November 2). Desa Tanjung Batu. Retrieved April 5, 2020, from Desa
Tanjung Batu: http://initbatu.blogspot.com/

Pesisir, M. (2016, November 2). Desa Teluk Semanting. Retrieved April 5, 2020, from Desa
Teluk Semanting: http://inisemanting.blogspot.com/

Pesisir, M. (2016, November 2). Pulau Derawan. Retrieved April 5, 2020, from Pulau
Derawan: http://inipderawan.blogspot.com/

Prihadi, T. H., & Pantjara, B. (2019). Penerapan Remediasi Pada Sistem Budidaya Udang di
Tambak Tanah Sulfat Masam (Studi Kasus di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur).
Media Akuakultur, 55-62.

Staf Seksi Statistik Produksi. (2018). Kecamatan Pulau Derawan Dalam Angka 2018.
Tanjung Redeb: Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau.

18

Anda mungkin juga menyukai