OLEH
A. DHITA MAULYA PRATIWI
PWK-B
60800121030
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang
berlimpah dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini merupakan syarat wajib
dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran.
Ada kebanggaan tersendiri jika kegiatan penelitian ini bisa selesai dengan hasil
yang baik. Dengan keterbatasan penulis dalam membuat riset, maka cukup
banyak hambatan yang penulis temui di lapangan. Dan jika penelitian ini pada
akhirnya bisa diselesaikan dengan baik tentulah karena bantuan dan dukungan
dari banyak pihak terkait.
Untuk itu, penulis sampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu. Diantaranya :
1. Nur Syam A. S, S. T., M.Si. Selaku dosen pengampu
2. Nurul istiqomah ulil albar
3.Nur fatimah
Tak ada yang bisa penulis berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus
kepada pendukung. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna seperti saran
atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh penulis. penulis sangat
berharap bahwa makalah ini akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Perencanaan Wilayah Pertanian
2.2 Tantangan Perencanaan Wilayah Pertanian
2.3 Langkah Perencanaan Wilayah Pertanian
2.4 Visi, Misi dan Tujuan Umum Sektor Pertanian .
2.5 Tujuan dan Sasaran
2.6 Identifikasi pembatas dan kendala (SWOT)
2.7 perencanaan wilayah pertanian menurut islam.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan Wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang
lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya
dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai
sumber daya yang ada, dan harus.
Mekanisme perencanaan pembangunan wilayah nasional berjalan melalui dua
pendekatan utama, yaitu pembangunan sektoral dan regional. Hasil dua
pendekatan diharapkan dapat menciptakan landasan yang kuat bagi bangsa
Indonesia untuk tumbuh dan bekembang atas dasar kekuatan sendiri dan
mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan pancasila. Kenyataannya,
upaya menciptakan keselarasan dan keserasian dua strategi tersebut merupakan
hak pelik, bahkan cenderung kontradiktif dan dikotomis.
Dalam perkembangannya pendekatan pertama (sektoral) nampak lebih
menonjol dan semakin mengua dibanding pendektan kedua (regional), hal ini
dapat dilihat dari orientasi pembangunan yang secara tegas meletakkan aspek
pertumbuhan ekonomi ( econimoc growth) sektoral sebagai cara untuk
mencapai tujuan pembangunan. Disamping telah memberikan hasil yang
memuaskan seperti pertumbuhan ekonomi tinggi, pendapatan perkapita naik,
namun orientasi tersebut ternyata telah menimbulkan beberapa masalah, salah
satu diantaranya adalah tidak meratanya distribusi kegiatan dan hasil
pembangunan, sehingga beberapa agenda permasalahan pembangunan, seperti
kemiskinan, kesenjangan sosial-ekonomi, ketimpangan antar wilayah (kota-
desa, pusat-daerah), sering digunakan sebagai contoh produk model
pembangunan (sektoral) yang lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut dapat dimengerti karena untuk mengajar pertumbuhan yang tinggi
serta efesiensi, pembangunan diutamakan pada kegiatan-kegitan yang palinh
produktif, terutama kegiatan ekspor produksi primer seperti pertambangan,
kehutanan, dan perkebunan. Sementara itu untuk mengadakan barang-barang
konsumsi dan mengurangi ketergantungan impor, yang dikembangkan di kota-
kota besar. Akibatnya tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi hanya terjadi
pada wilayah-wilayah yang memiliki kekayaan sumber alam serta kota-kota
besar. Dari sinilah persoalan ketimpangan wilayah sebagai agenda utama
pembangunan regional berawal dan terus berkembang.
Pembangunan Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan
pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi
penyelamat perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat,
sementara sektor lain pertumbuhannya negatif. Beberapa alasan yang mendasari
pentingnya pertanian di Indonesia :
1. Potensi sumberdayanya yang besar dan beragam,
2. Pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
3. Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan
4. Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Potensi pertanian yang besar namun sebagian besar dari petani banyak yang
termasuk golongan miskin adalah sangat ironis terjadi di Indonesia. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani
tetapi sektor pertanian keseluruhan. Disisi lain adanya peningkatan investasi
dalam pertanian yang dilakukan oleh investor PMA dan PMDN yang
berorientasi pada pasar ekspor umumnya padat modal dan perananya kecil
dalam penyerapan tenaga kerja atau lebih banyak menciptakan buruh tani.
Berdasarkan latar belakang tersebut ditambah dengan kenyataan justru kuatnya
aksesibilitas pada investor asing /swasta besar dibandingkan dengan petani kecil
dalam pemanfaatan sumberdaya pertanian di Indonesia, maka dipandang perlu
adanya grand strategy pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani
kecil. Melalui konsepsi tersebut, maka diharapkan mampu menumbuhkan sektor
pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan baru
bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian sasaran :
1. Mensejahterkan petani,
2. Menyediakan pangan,
3. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah,
4. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri,
5. Menghasilkan devisa,
6. Menyediakan lapangan pekerjaan,
7. Peningkatan pendapatan nasional, dan
8. Tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka penulis
merumuskan masalahnya sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi pertanian di Indonesia?
2. Apa saja perkembangan pembangunan di bidang pertanian di Indonesia saat
ini?
3. Bagaimana perencanaan wilayah sector pertanian yang tepat dilaksanakan di
Indonesia saat ini?
4. bagaimana presfektif islam dalam perencaan wilayah sektor pertanian?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, penulis memiliki tujuan supaya pembaca dapat
menggambarkan dan memahami mengenai:
1. Kondisi pertanian di Indonesia.
2. Perkembangan pembangunan di bidang pertanian di Indonesia saat ini.
3. Perencanaan wilayah di sector pertanian yang tepat dilaksanakan di Indonesia
saat ini.
4. mengetahui prespektif islam dalam sektor pertanian.
3. Demokratisasi, desentralisasi
Bebarapa isu utama yang dihadapi pembangunan pertanian di Indonesia adalah
demokratisasi dan desentralisasi. Searah dengan semangat desentralisasi,
kebijakan nasional yang tertuang dalam UU No.22 Tahun 1999 yang kemudian
direvisi dengan UU No.32 Tahun 2004 telah memberikan ruang gerak
desentralisasi melalui kebijakan ”otonomi daerah”. Menurut Akhmadi (2004),
sesuai dengan otonomi daerah, kewenangan di bidang penyuluhan pertanian
sejak tahun 2001 dilimpahkan kepada pemerintah daerah agar daerah mampu
meningkatkan kinerja penyuluhan pertanian. Demokratisasi dan desentralisasi
seharusnya menjadi instrument untuk pemerataan daerah, tetapi tidak jarang
disalahgunakan oleh pemerintah daerah akibat dari adanya otonomi tersebut.
Pengerukan sumberdaya semakin besar dan merugikan warga setempat. Sector
pertanian yang seharusnya menjadi pilar ekonomi tidak mengalami kemajuan.
Apabila desentralisasi dilakukan dengan benar, sector pertanian akan semakin
baik karena sector pertanian menjadi salah satu pilar untuk pemerataan
pembangunan di daerah
4. Kemiskinan dan ketidakadilan
Masalah kemiskinan dapat dilihat dengan ketidakadilan pada penguasaan faktor
produksi tanah. Hingga saat ini kepemilikan lahan petani di Jawa rata-rata 0.3
hektar dan diluar Jawa 0.5 hektar. Sedangkan perusahaan-perusahaan besar,
lewat Hak Guna Usaha (HGU) bisa menguasai ratusan ribu hektar sendirian.
Akibatnya petani yang ingin memproduksi tanaman pangan tidak mempunyai
akses terhadap tanah-tanah pertanian. Keterbatasan lahan dan sumber-sumber
produktif lain berpotensi membuat petani hanya menjadi buruh upahan pada
sistem perkebunan, yang berujung pada kemiskinan struktural. Saat harga
pangan mahal, petani yang berupah rendah tidak sanggup lagi memenuhi
kebutuhan pangannya. Hal ini yang menyebabkan bertambahnya angka gizi
buruk di Indonesia. Akibatnya kemiskinan dan kelaparan menjadi masalah
besar, masih sangat jauh jalan menuju kesejahteraan dan bebas dari kemiskinan.
Hingga saat ini keseriusan pemerintah dalam memberikan akses lahan kepada
petani belum sepenuhnya terlaksana.
Hal lain yang harus dilakukan pemerintah adalah pembatasan maksimum
kepemilikan lahan oleh swasta. Mengendalikan penanaman modal asing dalam
pengelolaan sumber-sumber agraria tentunya dapat berdampak positif untuk
pengarusutamaan terhadap petani dan rakyat kecil. Saat ini masih 44 % tenaga
kerja di Indonesia bekerja di pertanian dan melihat besarnya angka tersebut
maka penguasaan sumber-sumber agraria yang merata dan dikelola oleh rakyat
memiliki peranan yang sangat besar dalam mengatasi kemiskinan dan kelaparan
baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Pembangunan pertanian di Indonesia ke depan menurut Supena dan Syafa’at
(2000),harus selalu diarahkan agar mampu memanfaatkan secara maksimal
keunggulan sumberdaya wilayah secara berkelanjutan. Oleh karena itu
kebijaksanaan pembangunan pertanian mesti dirancang dalam perspektif
ekonomi wilayah. Pembangunan pertanian dalam konteks ekonomi wilayah
semakin relevan dengan berlakunya UU nomor 22 dan nomor 25 tahun 1999,
yang kemudian dijabarkan dalam PP nomor 2 tahun 2000. Hal ini berarti bahwa
pemerintah pusat hanya berperan dalam merancang perencanaan yang bersifat
makro, sedangkan pemerintah daerah merancang pelaksanaan pencapaian target
sesuai dengan kondisi wilayah.
2.3 Langkah Perencanaan Wilayah Pertanian
a. Gambaran kondisi saat ini & identifikasi masalah
b. Menetapkan visi, misi, dan tujuan umum
c. Identifikasi pembatas dan kendala (SWOT)
d. Proyeksi berbagai variabel yang terkait (controllable dan non-controllable)
e. Menetapkan sasaran dalam kurun waktu tertentu
f. Mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk mencapai sasaran
g. Memilih alternatif yang terbaik
h. Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan
i. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan setiap lokasi berjalan sesuai
dengan harapan
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor
yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam
pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak
satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan
pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor
ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat
banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita
tergantung padanya.
Kegiatan ini sangat penting bagi manusia, terutama dalam rangka memenuhi
kebutuhan yang paling vital dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu, pertanian di beberapa negara mengalami kemunduran, salah
satunya adalah Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara agraris.
Permasalahan akut ini disebabkan semakin banyaknya jumlah penduduk, dan di
sisi lain konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian semakin meningkat,
sehingga ketersediaan kebutuhan primer manusia itu semakin berkurang.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman beliau secara utuh tentang
ayat-ayat pertanian, serta untuk mengetahui kontekstualisasi penafsirannya
terhadap ayat-ayat tersebut dalam sistem pertanian di Indonesia. Apalagi
Thanthawi Jauhari adalah mufassir asal Mesir, negeri yang agraris, sebagaimana
Indonesia.
Beliau menjelaskan tentang kondisi tanah yang berbeda dalam Surah ar-Ra’du
[13] ayat 4,
َو ِفى اَاْلْر ِض ِقَطٌع ُّم َتٰج ِوٰر ٌت َّو َج ّٰن ٌت ِّم ْن َاْع َناٍب َّو َز ْر ٌع َّو َنِخ ْيٌل ِص ْنَو اٌن َّو َغ ْيُر ِص ْنَو اٍن ُّيْس ٰق ى ِبَم ۤا ٍء َّو اِح ٍۙد
َّو ُنَفِّض ُل َبْع َض َها َع ٰل ى َبْع ٍض ِفى اُاْلُكِۗل ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َّيْع ِقُلْو َن
ࣖ َو اْلَبَلُد الَّطِّيُب َيْخ ُرُج َنَباُتٗه ِبِاْذ ِن َر ِّبٖۚه َو اَّلِذ ْي َخ ُبَث اَل َيْخ ُرُج ِااَّل َنِكًد ۗا َك ٰذ ِلَك ُنَص ِّر ُف اٰاْل ٰي ِت ِلَقْو ٍم َّيْشُك ُرْو َن
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin
Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana.
Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami)
bagi orang-orang yang bersyukur.
َو َنَّز ْلَنا ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤا ًء ُّم ٰب َر ًك ا َفَاْۢن َبْتَنا ِبٖه َج ّٰن ٍت َّو َح َّب اْلَح ِص ْيِۙد
9. Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami
tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat
dipanen.
Proses fotosintesis dan pembentukan klorofil dalam Surah Thāhā [20] ayat 53
اَّلِذ ْي َج َعَل َلُك ُم اَاْلْر َض َم ْهًدا َّو َس َلَك َلُك ْم ِفْيَها ُس ُباًل َّو َاْنَز َل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤا ًۗء َفَاْخ َر ْج َنا ِبٖٓه َاْز َو اًجا ِّم ْن َّنَباٍت َش ّٰت ى
53. (Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan
menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan)
dari langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-
jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan.
َو آَيٌة َّلُهُم اَأْلْر ُض اْلَم ْيَتُة َأْح َيْيَناَها َو َأْخ َرْج َنا ِم ْنَها َح ًّبا َفِم ْنُه َيْأُك ُلوَن
َو َج َعْلَنا ِفيَها َج َّناٍت ِّم ن َّنِخ يٍل َو َأْع َناٍب َو َفَّج ْر َنا ِفيَها ِم َن اْلُعُيوِن
( 33 ) Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi
yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-
bijian, maka daripadanya mereka makan.
( 34 ) Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami
pancarkan padanya beberapa mata air.
( 35 ) supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan
oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur.
Dan kadar unsur pada setiap tumbuhan dalam Surah Al-Hijr [15] ayat 19
ْۢن
َو اَاْلْر َض َم َد ْد ٰن َها َو َاْلَقْيَنا ِفْيَها َر َو اِس َي َو َا َبْتَنا ِفْيَها ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َّم ْو ُز ْو ٍن
19. Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya
gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.
7.Dan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-
gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan di atasnya tanam-tanaman yang
indah.
Dalam hal ini, Thanthawi Jauhari juga menekankan satu hal penting,
bagaimana manusia bisa mendatangkan keberkahan bagi negerinya, yakni
dengan cara beriman dan bersyukur. Dengan demikian, maka keberkahan
tersebut akan mendatangkan hasil pertanian yang melimpah.
"Dan Yusuf berkata agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut
sebagaimana biasa. Kemudian apa yang kamu tuai Tapa kamu Biarkan di
tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan."
Ayat ini, kata para ulama dengan jelas menganjurkan manusia pada umumnya,
dan petani pada khususnya, untuk menyisihkan benih, hal tersebut dilakukan
agar dapat ditanam pada musim berikutnya. Ayat ini juga menganjurkan
manusia agar menyimpan bahan makanan sebagai persediaan pada musim
paceklik.
Hadis lain yang diriwayatkan Muslim dari Jabir juga menerangkan tentang
pentingnya pertanian. "Tidaklah seorang Muslim menanam suatu tanaman,
melainkan apa yang dimakan manusia dari hasil tanaman itu menjadi sedekah
baginya, apa yang dicuri manusia dari hasil tanaman itu pun menjadi sedekah
baginya, apa yang dimakan hewan liar dari hasil tanaman itu menjadi sedekah
baginya, apa yang dimakan oleh burung dari hasil tanaman itu menjadi sedekah
baginya. Begitupun, apa saja yang diambil dari-nya juga akan menjadi sedekah
bagi muslim tersebut."
Bahkan hadis yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab al-Adab al Mufad, dan
Ahmad dari Anas mengingatkan atas eksistensi terhadap bercocok tanam.
"Kendatipun hari kiamat segera datang, sedang di tangan salah seorang dari
kalian terdapat satu bibit pohon kurma, dan kiamat itu tidak segera datang
sebelum ia menanam bibit itu, maka hendaklah dia menanamnya."
Habis ini menurut para ulama menyuratkan kesan kepada tiap orang agar
memanfaatkan masa hidupnya untuk menanam pohon, meskipun hanya satu, hal
ini agar dapat dinikmati oleh orang lain, Sehingga pahalanya akan terus
mengalir hingga hari kiamat tiba karena apa yang dilakukannya tercatat sebagai
amal sedekah baginya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa salah satu pekerjaan yang terbaik adalah
bertani. Alasannya menurut mereka karena dengan bertani itulah seseorang
dianggap makan dari hasil tangannya sendiri, sesuai sabda Rasulullah SAW.
"Tidaklah seorang memakan makanan yang lebih baik apa yang dihasilkan oleh
tangannya, dan sesungguhnya Nabi Daud makan dari apa yang dihasilkan oleh
tangannya sendiri." (Riwayat al-Bukhari dari al-Miqda).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan Wilayah sector pertanian merupakan hal yang diharuskan
bagi setiap negara agarproduktivitas pertanian dan hasil buminya dapat terus
diperbaharui baik dalam pelestarian tanaman pangan, tanaman hortikultura
maupun tanaman perkebunan yang harus terus dijaga kelestarian agar ketahanan
pangan dan kesejaheraan bangsanya dapat terus terpenuhi. Selain
itu pembangunan pertanian juga dapat menghasilkan devisa negara yang cukep
besar.
Pada masa Orde Baru dimana ketika masa jabatan presiden Soeharto giat
melakukan pembangunan terutama pembangunan dalam aspek pertanian terus
dilakukan dengan gencar.ada beberapa kebijakan yang telah dilakukan oleh
Soeharto seperti REPELITA, Revolusi Hijau, BIMAS, INMAS, INSUS, dan
Panca Usaha Pertanian.
Semua kebijakan tersebut terus dilakukan terus-menerus guna meningkatkan
pembangunan pertanian khususnya dalam peningkatana produktifitas tanaman
panga nyang akhirnya mampu mewujudkan Indonesia swasembada pangan.
Kebijakan-kebijakan juga terus berlanjut pada masa Reformasi hingga sekarang
yang menghasilkan cara-cara yang lebih modern dan tidak menyulitkan bagi
para petani untuk memberikan hasil terbaik dan cepat pada sektor pertanian
Indonesia seperti pembuatan area irigasi maupun penelitian-peneliatian yang
dilakukan guna menghasilkan bibit-bibit unggul yang menghasilkan hasil
terbaik.
Dan juga didalam islam, al-quran dan hadis memerintahnkan untuk bertani
sebagai mana yang diriwayatkan di al-quran dan juga hadis. Disana tertera
kegunaan, tata cara serta manfaat pertanian.
3.2 Saran
Pembangunan sistem pertanian di Indonesia menghasilkan beberapa kemajuan
yang cukup pesat bagi bangsa ini, tapi pada beberapa permasalahan terdapat
hal-hal yang mengalami kekurangan dan mengakibatkan pembangunan
pertanian berjalan tidak seimbang.
Sistem pertanian pada daerah yang masih menggunakan sistem
pertanian tradisional atau tertinggal dari daerah lainnya hendaknya dilakukan
penyuluhan pertanian kepada para petani agar melakukan sistem pertanian yang
lebih modern.
Selain itu pembangunan areal irigasi hendaknya dibangun secaraluas dan merata
pada setiap daerah, begitupun dengan pengembangan sistem SRI yang
dinilai banyak memberikankeuntungan bagi para petani untuk diaplikasikan
secara merata.
DAFTAR PUSTAKA
Bustanul Arifin. 2010. Strategi Pembangunan Pertanian Indonesia. [Online].
Tersedia: http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/04/30/strategi-
pembangunan-pertanian-indonesia/ . Diakses pada 5 Agustus 2014.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia.2014.Visi dan Misi.
[Online].Tersedia: http://www.pertanian.go.id//ap_pages/detil/
2/2014/04/11/09/38/19/Visi-dan-Misi#. Diakses pada 5 Agustus 2014.
Lutfia Alfisyahrin, Rina. 2013. Makalah Intensifikasi Pertanian. [Online].
Tersedia :http://rinalutfiaalfisyahrin.blogspot.com/2013/04/makalah-
intensifikasi-pertanian.html. Diakses pada 5 Agustus 2014.
Muliawan, Awan. 2011. Konsep Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
[Online]. Tersedia: http://awanpwk09.blogspot.com/2011/04/konsep-
perencanaan-pengembangan-wilayah_28.html. Diakses pada 5 Agustus 2014.
Torus. 2012. Penjelasan Tentang Intensifikasi Pertanian. [Online].
Tersedia: http://allaboutpertanian.blogspot.com/2012/04/penjelasan-tentang-
intensifikasi.html. Diakses pada 5 Agustus 2014.
Yopantry Panjaitan, Ananda. 2010. Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Tanaman. [Online].
Tersedia :http://anandayopantry.blogspot.com/2010/11/program-intensifikasi-
dan.html. Diakses pada 5 Agustus
http://eprints.ums.ac.id/67433/3/BAB%20I.pdf
https://renlitbang.banjarmasinkota.go.id/2011/05/pengertian-perencanaan-
tujuan.html
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5866/
https://www.merdeka.com/quran/ar-rad/ayat-4#:~:text=QS.%20Ar%2DRa'd
%20Ayat%204&text=4.%20Dan%20di%20bumi%20terdapat,yang%20lainnya
%20dalam%20hal%20rasanya.
https://www.merdeka.com/quran/al-araf/ayat-58
https://www.merdeka.com/quran/qaf/ayat-9#:~:text=QS.%20Qaf%20Ayat
%209&text=9.%20Dan%20dari%20langit%20Kami,biji%2Dbijian%20yang
%20dapat%20dipanen.
https://www.merdeka.com/quran/taha/ayat-53#:~:text=53.,jenis%20aneka
%20macam%20tumbuh%2Dtumbuhan.
https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-yasin-ayat-33-35-tanda-kekuasaan-allah-swt-
di-muka-bumi/
https://www.merdeka.com/quran/al-anam/ayat-99
https://www.merdeka.com/quran/al-anam/ayat-141#:~:text=QS.%20Al
%2DAn'am%20Ayat%20141&text=141.,dan%20tidak%20serupa%20(rasanya).
https://www.merdeka.com/quran/qaf/ayat-7#:~:text=QS.%20Qaf%20Ayat
%207&text=7.%20Dan%20bumi%20yang%20Kami,Share
https://www.republika.co.id/berita/q5s5ez320/rasulullah-saw-anjurkan-bertani-
dan-ancaman-dajjal-kelak.