Anda di halaman 1dari 16

Makalah

“WAWASAN PENDIDIKAN”

Di susun oleh : Haerul Fadly


Falkultas : Perguruan dan ilmu pendidikan
Prodi : (PGSD) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UNIVERSITAS NAHDLAUL ULAMA KALBAR

Tahun Akademik 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dalam waktu yang tepat dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Saya berharap semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca sehingga Saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya depat menjadi baik.
Makalah ini saya sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik maupun saran yang bersifat membangun
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kubu Raya. 16 September 2023

Haerul Fadly

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Spektrum Ilmu Pendidikan.....................................................................................3


2.2 Asunsi Programatik Pendidikan.............................................................................5
2.3 Analisis Sisten Pendidikan di Indonesia................................................................7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................................15

DAFTAR PUSAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memilki peranan penting untuk meningkatkan kualitas Sumber


Daya Manusia (SDM). Spectrun adalah wahana pendidikan terpadu pendidikan
yang mengkombinasikan pendidikan formal umum dengan terapi individual bagi
anak-anak dengan kebutuhan khusus. Spectrun mengandung arti cahaya yang
terurai menjadi beberapa tingkatan warna. Perbedaan terlihat dari sisi
kecerdasan,emosional dan kepribadian serta keterbatasan fisik maupun mental.
Pendidikan secara makro yaitu perhubungan dengan kondisi masyrakat dan
lingkungan secara luas mempengaruhi proses pembelajran dalam pendidikan.
Sedangkan masalah pada tataran mikro berhubungan dengan masalah-masalah
yang dihadapioleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

Asumsi Progmatik pendidikan merupakan asumsi-asumsi yang di jadikan


pedoman dalam mengembangkan program pendidikan sebagai guru. Asumsi-
asumsi tersebut adalah bahwa guru merupakan agen pembaharuan, berperan
sebagai fasilitator yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subyek
didik untuk belajar, bertanggung jawab atas terciptanya asil belajar subjek didik,
dituntut menjadi contoh subyek didik, bertanggung jawab secara professional
meningkatkan kemampuanya dan menjunjung tinggi kode etik profesionalitas.

Pada masa sekarang pendidikan berdasrkan pada UUD 1945 pasal 31 dan UU
No 23 tahun 2023 tentang sistem pendidikan nasional. Salah satu prinsip gerakan
reformasi dalam pendidikan adalah pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta mereka dalam
penyelengaraan dan penggendalian mutu pendidikan.Perubahan mendasar menuju
4aradigm pendidikan masa depan adalah pelaksanaan pendidika berbasis sekolah
atau madrasha pada tingkat pendidikan dasar atau menengah, serta otonomi
perguruan tinggi pada tingkat pendidikan tinggi. Pembaharuan pendidikan juga
meliputi penghapusan diskriminasi atntara pendidikan yang dikelola oleh
pemerintah pendidikan yang dikelola oleh masyarakat. serta perbedaan
pengelolaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana spektrum ilmu pendidikan ( klasifikasi makro dan mikro


pendidikan)

2. Apa saja asumsi prokramatik pendidikan

3. Bagaimana analisis sistem pendidikan di Indonesia

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana spektrum ilmu pendidikan ( klasifikasi makro


dan mikro pendidikan)
2. Mengetahui bagaimana asumsi pendidikan
3. Mengetahui analisis sistem pendidikan di indonesia

2
3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Wilayah Ekonomi

Ekonomi wilayah tidak lepas dari ekonomi nasional. Kesenjangan


kemakmuran antarwilayah menunjukkan kegagalan kebijakan ekonomi
pemerintah secara nasional. Kekuatan ekonomi wilayah mendukung
kekuatan ekonomi nasional. Dengan demikian, kebijakan ekonomi regional
tidak bisa mengabaikan kebijakan ekonomi secara nasional. Ada perbedaan
yang mendasar antara ekonomi wilayah dengan ekonomi nasional. Dari sisi
lokasi, suatu wilayah jauh lebih terbuka daripada ekonomi nasional.
(Limbong,2013).

Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi diselenggarakan


berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi,
baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini merupakan integrasi
dari pendekatan sektoral dan regional. Pemerintah dapat melakukan perlakuan
khusus untuk mendukung pembangunan pusat-pusat tersebut, khususnya yang
berlokasi di Jawa, terutama pada dunia usaha yang bersedia membiayai
pembangunan sarana pendukung dan infrastruktur. Tujuan pemberian
perlakuan khusus tersebut adalah agar dunia usaha memiliki perspektif jangka
panjang dalam pembangunan pusat-pusat baru.

Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda


dengan daerah lain. Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan ekonomi
suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial, dan
fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan
demikian, tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat
berlaku untuk semua daerah. Namun, di pihak lain, dalam penyusunan
strategi pembangunan ekonomi daerah, pemahaman mengenai teori
pertumbuhan ekonomi wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-
pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor
yang cukup menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah.

4
Pada saat ini, kebutuhan daerah akan minyak bumi lebih besar daripada
kemampuan memproduksinya karena kebutuhan dalam negeri yang terus
meningkat tanpa henti. Bila harga minyak internasional terus meningkat,
Indonesia akan menghadapi krisis energi riil. Dampaknya adalah penurunan
ekonomi nasional dan kenaikan pengangguran. Untuk menghindari
ketergantungan pada produksi minyak, Indonesia harus mengembangkan
energi lain seperti batubara, gas alam, biofuel dan sumber daya terbarukan
lainnya. Pada tahun 2006 Pemerintah mengembangkan biofuel untuk
memasok 5% kebutuhan nasional. Selain itu memberi lebih banyak lapangan
kerja dan kemakmuran bagi masyarakat pedesaan. ( S.Supomo )

Ada tiga tujuan utama adanya kebijakan ekonomi wilayah. Yang pertama,
full employinment, kebijakan pengembangan ekonomi wilayah dapat
mengurangi pengangguran. Kegiatan ekonomi wilayah tertentu menciptakan
lapangan-lapangan kerja didaerah. Dalam kehidupan bermasyarakat pekerjaan
bukan saja berfungsi sebagai pendapatan, tetapi sekaligus juga memberikan
harga diri atau status bagi yang bekerja. Yang kedua, ekonomi growth
(pertumbuhan ekonomi). Tersedianya lapangan kerja baru sebagai akibat dan
aktivitas ekonomi wilayah juga di harapkan dapat memperbaiki kehidupan
manusia atau peningkatan pendapatan. Tanpa perubahan, manusia merasa
jenuh. Yang ketiga, price stability. Aktivitas ekonomi di daerah untuk
menciptakan rasa aman dalam masyarakat, untuk menciptakan rasa aman atau
tentram dalam perasaan masyarakat. Harga yang tidak stabil membuat
masyarakat merasa waspada, misalnya apakah harta atau simpanan yang
diperoleh dengan kerja keras nilainya riil atau bermanfaat dikemudian hari.
(Limbong,2013)

2.2 Pengembangan Ekonomi Kreatif


Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi,
berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari
berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan
komplek sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak
ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi. Ekonomi Kreatif

5
adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan
sebagai aset utama dalam menggerakan ekonomi. Konsep ini telah memicu
ketertarikan berbagai Negara untuk melakukan kajian seputar Ekonomi
Kreatif dan menjadikan Ekonomi Kreatif model utama pengembangan
ekonomi.( Limbong,2013). Istilah ekonomi kreatif mulai populer semenjak
munculnya buku karya John Howkins berjudul The Creative Economy : How
People Make Money from Ideas tahun 2001. ( Limbong,2013 )
Dalam mencapai kemandiran ekonomi kreatif Kabupaten gresik
melakukan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Berbasis Industri Kreatif
dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Masyarakat(Studidi Dinas
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, UKM dan Kelurahan Kroman tentang
Industri Kreatif di Sektor Kuliner Makanan/Jajanan Khas Kabupaten Gresik).
Pemerintah Kabupaten Gresik dalam rangka melakukan pembangunan
ekonomi daerah di sektor industri kreatif pada tahun 2011-2015
menggunakan pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Tujuan dari
adanya PEL adalah untuk mengembangkan potensi daerah berupa industri
kreatif di sektor makanan atau jajanan khas Gresik dalam rangka
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga, pembangunan daerah
meningkat dan mencapai kemandirian daerah. Sejauh ini PEL berbasis
industri kreatif di sektor makanan/jajanan khas Gresik di Kelurahan Kroman
dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Industri kreatif ini muncul dari
kreatifitas masyarakat yang diturunkan seonal, sedangkan komersialisasi
dilakukan dengan mengikuti pameran. Dampak dari adanya PEL berpengaruh
positif terhadap pendapatan masyarakat, dimana masyarakat mengalami
peningkatan pendapatan hingga 60%-70% dan membuka lapangan pekerjaan
baru bagi masyarakat Kelurahan Kroman.(Febriyantinur azizah.2014)
Seiring dengan kemajuan di berbagai bidang khusunya, ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi,pengembangan kemandirian ekonomi
mempunyai alat untuk menunjang pengembangan kemandirian ekonomi
dalam industri kreatif yg memiliki peran signifikan dalam menopang
kemajuan ekonomi serta menjadikan masyarakat lebih mandiri.

6
Ada beberapa alasan mengapa menjadikan industri kreatif ini menjadi salah
satu alat yang dapat digunakan untuk menumbuhkan serta meninngkatkan
nasionalisme ekonomi.
1. Industri kreatif memberikan kemandirian bagi bangsa Indonesia.
2. Industri kreatif menawarkan lapangan pekerjaaan yang besar dan
variatif sehingga sangat positif untuk mengurangi tingkat
pengangguran.
3. Industri kreatif dapat meningkatkan ekspor.
4. Industri kreatif mendorong terjadinya diversifikasi produk.
5. Industri kreatif akan dapat mendorong rasa cinta terhadap produk
dalam negeri.
6. Industri kreatif sangat potensial untuk memperbesar kelas ekonomi
menengah.

Namun,terdapat hal yang perlu diperhatikan agar industry kreatif tetap


menjadi salah satu alat untuk meningkatkan nasionalisme yaitu :

1. Pemahaman serta kesadaran yang besar dari bangsa Indonesia


mengenai pentingnya cinta terhadap produk dalam negeri.
2. Pemerintah harus melakukan upaya sistematik untuk kemajuan industri
kreatif, termasuk usaha edukasi dan pelatihan.
3. Produsen harus terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya .
4. Peningkatan penguasaan teknologi untuk proses produksi , distribusi,
marketing, sistem informasi yang diharapkan akan memberikan
kualitas yang baik lagi.
5. Peningkatan pengetahuan yang tidak hanya terbatas dalam negerisaja.
6. Pemerintah semakin nyata dan agresif mendorong kemajuan industri
kreatif .

Hal yang terpenting terkait industry kreatif ini bahwa Indonesia memiliki
kesempatan besar untuk terus memajukan local software economy dengan
meningkatkan HKI ( Hak Kekayaan Intelektual) yang telah mendorong sektor
kreasi lokal.(Limbong,2013)

7
2.3 Reforma Agraria dan Perwujudan Kedaulatan Pangan
Reforma agraria adalah restrukturiasi pembangunan, pemanfaatan,
penugasan, dam pemilikan sumber-sumber agraria, terutama tanah yang
mampu menjamin keadilan dan keberlanjutan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Landrefom plus berarti retribusi dan distribsi atas aset tanah pada
mayarakat yang berhak, yang kemudian disertai pula dengan mekanisme bagi
negara untuk memberikan jalan-jalan bagi masyarakat yang ikut dalam
program redistribusi dan distribusi untuk untuk bisa memanfaatkan tanahnya
secara baik. Aset reform adalah menata ulang pemanfatan, penggunaan,
penguasaan, dan pemilikan tanah. Akses reform adalah masuknya
pembukaan akses terhadap sumber-sumber ekonomi , dan partisipasi politik.
Karena masuknya investasi asing ke indonesia membuat lahan perkebunan
milik petani mengalami penurunan. Pada tahun 2007 pemerintah membagikan
tanah terlantar kepada petani sehingga menjadi arah pembangunan ekonomi
nasional. (Limbong,2013)
Pemanfaatan sumber-sumber agraria di harapkan dapat bermanfaat untuk
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, salah satu agenda yang menyangkut
kebijakan agraria agar benar-benar menjadi sumber kesejahteraan reforma
agraria. Penelitian ini berdasarkan pada: (1) reforma agraria merupakan
program pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono-Jusuf Kala(2004-2009);(2)
implementasi program reforma agraria merupakan tantangan badan pertahanan
nasional; (3) dalam implementasi ini diperlukan prakondisi reforma agraria;
(4) fakta mengindikasikan bahwa reforma agraria di bidang pertanian perlu di
dukung program revitalisai pertanian. (Martua Sihaloho,Heru Purwandari, dan
Dyah Ita Mardiyaningsih.2012)
Kebijakan pokok dalam implementasi, Pertama lahan subur di peruntukan
bagi pembangunan sektor pangan seperti di banyak negara. Kedua,
mewujudkan industrialisasi pertaniuan, peternakan, dan perikanan, mulai dari
hulu menuju ke hilir sehingga memberi nilai tambah, terutama bagi
kesejahteraan petani dan nelayan. Ketiga, mengusahakan secara sistematis dan
integratif akses permodalan, pelatihan, penyuluhan, dan penerapan teknologi
tepat guna. Keempat, penyediaan infra struktur distribusi dan pembenahan

8
manajemen logistik secara sungguh-sungguh. Kelima, kebijakan proteksi yang
ketat terhadap produk impor pangan seperti bea masuk tinggi, hambatan non-
tarif, anti-subsidi, dan anti-dumping. Keenam, politik hukum terutama
penegak hukum sebagai pilar berbagai kebijakan ketahanan pangan
berkelanjutan.

A. Membangun dari desa


Membangun desa berarti harus kembali ke desa dan kita juga harus
menghilangkan kemiskinan permanen di desa. UU menjadi penting di desa
karena UU bisa menjadi pintu masuk untuk memperkuat desa. UU desa
mengatur secara tegas penggunaan, pemanfaatan sumber-sumber agraria.
Desa harus di perkuat karena desa merupakan ujung tombak pembangunan
nasional. Konsekuensi dari hal tersebut peranperangkat desa dann pemerintah
sangat di butuhkan memoderenisasi desa maupun pesisir bisa menaikan taraf
hidup masyarakat karena adanya income yang lebih di usaha mereka.
Mewujudkan pertanian yang maju , mandiri, dan berkelanjutan berarti: (1)
pasar untuk hasil-hasil pertanian; (2) tekhnologi yang berubah semakin maju;
(3) sarana produksi dan alat-alat pertanian di tingkat lokal; (4) insentif
produksi untuk petani; (5) pengangkutan untuk transportasi.
B. Perwujudan kedaulatan pangan
Di Indonesia keanekaragaman pangan dan dumber daya hayati sangatlah
melimpah hal ini di cirikan dengan negara tropis, lahan dan air yang tak terbatas,
sumber daya hayati, tekhnologi produksi pangan yang meningkat,adanya
perencanaan pengolahan lahan pertanian sebanyak 15 juta ha.
(Limbong,2013).Kemandirian dan kedaulatan pangan adalah jati diri bangsa
jangan sampai nanti indonesisa tetap menjadi tujuan utama expor pangan dari
negara lain.
1. Konsep ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan
Ketahanan pangan adalah sebagai akses fisik dan ekonomi semua
orang terhadap pangan secara cukup aman dan bergizi pada setap waktu
untuk hidup aktif, sehat, dan produktif. Pada saat ini jumlah impor
bahan pangan sangatlah luar biasa dan hal ini menjadi kendala bagi

9
pemerintah untuk mengembangkan pertanian indonesia. Kemandirian
pangan di definisikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk
menjamin mutu hidup dan pangan yang cukup di dasarkan pada
optimalisasi pemanfaatan dan berbasis sumber daya lokal. Indonesia
yang agraris memungkinkan untuk memproduksi pangan yang cukup,
serta juga memiliki aneka pangan untuk mendukung pangan nasional.
2. Menuju swasembada pangan
Swasembada pangan adalah masyarakat yang mampu memenuhi
sendiri kebutuhan pangannya. Ada langkah-langkah penting yang di
ambil pemerintah demi terwujudnya swasembada pangan. Pertama,
pembuatan undang-undang yang berpihak kepada petani. Kedua,
pengadaan infrastruktur tananman pangan. Ketiga, penyuluhan terus
menerus untuk peningkatan produksi. Keempat, melakukan diverifikasi
pangan, agar masyarakat tidak bertumpu pada makanan pokok saja.
Perluasan area pertanian dan pembentukan BUMN pangan merupakan
upaya yang di lakukan pemerintah, untuk pertumbuhan produksi
pangan.
2.4 Kemandirian Ekonomi
Kemandirian dalam keadaan perekonomian yang terbuka yang
terintegrasi pada perekonomian dunia menuntut kemampuan daya saing yang
tinggi. Untuk menjadi bangsa yang mandiri di era globalisasi, diperlukan dua
syarat utama. Pertama bangsa itu harus memiliki daya saing yang tinggi dan
syarat kedua bangsa itu harus sanggup untuk terus menumbuhkan
kembangkan akses ke globalisasi. Daya saing sangat bergantung pada daya
kreativitas dan inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Keduanya,
merupakan variable utama pada proses transformasi social yang menentukan
semangat, corak, sifat, struktur dan perubahan tatanan ekonomi, social budaya
dan politik masyarakat. Kreativitas dan inovasi telah menjadi esensi
fundamental dalam meningkatkan daya saing bangsa. Sebuah konsep yang
lazim dikenal dengan fourt wave of civilization atau peradaban gelombang ke
4 yang dicirkan oleh tiga pilar yaitu (1) pilar budaya (2) teknologi (3) inovasi.
( Limbong,2013 )

10
Gagasan dan realiasi kemandirian ekonomi nasional sampai kini memang
masih jauh panggang dari api. Karna untuk membangkitkan kemandirian itu
kerap terhalang tembok tebal kekuasaan. Baik itu kekuasaan yang berasal dari
dalam negeri (internal), kekuasaan ekonomi-politik neoliberalisme
(eksternal), ataupun penggabungan dari keduanya. Kekuasaan ekonomi-
politik kolaboratif ini menjadi sangat dahsyat karena dukungan jaringan,
kapital, serta lembaga-lembaga penopang baik dari dalam maupun luar negeri
(MNC/TNC).(Perkins,John.2007)
Membangun kemandirian juga terkait dengan upaya untuk mengurangi
ketimpangan daerah. Kemandirian juga terkait dengan upaya mengurangi
ketimpangan dalam kepemilikan aset, mengurangi pengangguran dan
kemiskinan. Dengan demikian, maka kemandirian menjadi bersifat totalitas.
Untuk membangun daya saing nasional diperlukan strategi secara
terencana, terukur, dan dilakukan bertahap. Dengan begitu, kita bisa
melakukan transformasi perekonomian dari yang saat ini bersifat resource
based menuju investment based dan akhirnya mencapai inovation based.
Untuk tahapan jangka panjang dan menengah, langkah-langkah penting yang
dapay dilakukan, yaitu 1) melakukan tindakan nyata untuk memperkokoh
ekonomi rakyat sebagai kekuatan utama ekonomi Nasional. 2) mewujudkan
reformasi birokras, pembertasan korupsi, penegakan hukum demi terciptanya
lingkungan ekonomi makro dan stabilitas sosial politik. 3) pemerintah harus
segera membangun landasan ekonomi mikro yang kuat.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan kemandirian ekonomi kerakyatan memerlukan pengembangan


dalam berbagai aspek yaitu pengembangan dalam wilayah, pengembangan dalam
ekonomi yang kreatif serta reforma agraria dan perwujudan kedaulatan pangan
dan semua aspek tersebut untuk mencapai kemandirian ekonomi yang terbuka dan
terintregasi pada perekonomian dunia dengan kemampuan daya saing yang tinggi
dan dapat mengurangi ketimpangan daerah dalam kepemilikan aset,mengurangi
pengangguran dan kemiskinan, dengan demikian kemandirian ekonomi akan
bersifat totalitas.

3.2 Saran

Pengembangan kemandirian ekonomi kerakyatan ini perlu didukung penuh


oleh pemerintah serta masyarakat yang saling bekerjasama untuk memajukan
pengembangan kemandirian ekonomi dalam suatu daerah, agar dapat lebih baik
dan dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di suatu daerah,
dengan cara menyadarkan kepada masyarakat untuk selalu mengedepankan sikap
nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Febriyanti.N.A. 2014 . Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Industri Kreatif


dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi di Dinas
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, UKM dan Kelurahan Kroman
tentang Industri Kreatif di Sektor Kuliner Makanan/Jajanan Khas
Gresik.[online]

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=1
90689 Diakses pada Minggu 15 Oktober 2017 20.59

Limbong,B.2013.Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Kemandirian Ekonomi


Kerakyatan.Jakarta:PT Dharma Karsa Utama.

Martua Sihaloho,Heru Purwandari, dan Dyah Ita Mardiyaningsih.2012.Reforma


Agraria Dan Revitalisasi Pertanian Di Indonesia: Studi di Jawa Kasus
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikula di Jawa Barat. [online]

http://id.portalgaruda.org/?
ref=browse&mod=viewarticle&article=83559 Diakses pada Senin 16
Oktober 2017

Perkins,John.2007. Tentang Kemandirian Ekonomi.[online]


https://pekikdaerah.wordpress.com/artikel-makalah/tentang-kemandirian-
ekonomi Diakses Senin 16 Oktober 2017 14.51.

S.Supomo.2010.Dampak Pengembangan Bahan Bakar Nabati Terhadap Ekonomi


Wilayah Pedesaan.[online]

http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=16929
Di akses pada Senin 16 Oktober 2017 14.36

13

Anda mungkin juga menyukai