Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS MANFAAT PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL TERHADAP

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI NAGORI PAMATANG SIDAMANIK

PROPOSAL PENELITIAN

(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian)

Dosen pengampu : Nur Hafiza S.Pd. I, M.Pd.

Disusun oleh:

Nama : NURHIDA YANTI

Nim : 0102202078

Kelas : BPI-C

PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


2023
KATA PENGANTAR

Maha suci Allah, tiada kata yang pantas kita ucapkan selain puji dan syukur kehadirat
Ilahi Rabbi, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya sampai saat ini kita masih dapat merasakan
nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi kita Muhammad
Rasulullah SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Aamiin.

Adapun maksud dan tujuan pembuatan proposal ini adalah sebagai upaya untuk
memenuhi dan melengkapi salah satu mata kuliah Metodologi Penelitian. Berbagai kendala
dan kesulitan yang hampir mematahkan semangat penulis dalam menyelesaikan proposal ini
dapat teratasi berkat petunjuk serta nasehat dari dosen. Walaupun demikian, penulis
menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini, dan semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Medan, 14 Juni 2023

Nurhida Yanti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................3
C. Kegunaan Hasil Penelitian.........................................................................................................3
D. Sistematika Pembahasan............................................................................................................4
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN.......................................................................................................5
A. Landasan Teoritis.......................................................................................................................5
B. Penelitian Terdahulu................................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................................17
A. Jenis Penelitian........................................................................................................................17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................................................17
C. Informan Penelitian.................................................................................................................17
D. Sumber Data............................................................................................................................17
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................................18
F. Teknik Analisis Data................................................................................................................18
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data.......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................20
LAMPIRAN.......................................................................................................................................21
A. Dokumentasi............................................................................................................................21
B. Skrip Hasil Wawancara............................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, pencapaian kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama

dari setiap pembangunan ekonomi. Di Indonesia sendiri, pencapaian kesejahteraan juga

merupakan salah satu tujuan negara sebagaimana dijelaskan dalam pembukaan UUD

1945 alenia ke-empat “….melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa…”. (deddy cahyadi, 2017)

Kesejahteraan merupakan suatu tolak ukur dalam menentukan apakah suatu

individu ataupun kelompok masyarakat berada pada kondisi yang sejahtera.

Kesejahteraan dapat diindikasikan ketika kondisi kesehatan baik, perekonomian yang

meningkat, tingkat pendidikan yang tinggi serta kualitas hidupnya yang layak.

Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari Sustainable Development

Goals (SDGs) yang menjadi gambaran dari keberhasilan pemerintah dalam membangun

perekonomian sebuah negara.

Pada dasarnya, manfaat dari adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak

selamanya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Sebagai negara berkembang,

Indonesia kerap mengalami berbagai masalah dari ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi

seperti adanya kesenjangan pendapatan yang tinggi antar masyarakatnya yang

menyebabkan angka kemiskinan meningkat sehingga akan berpengaruh pula pada tingkat

kesejahteraan masyarakat ( Heffi. C.R & Purwiyanta, 2023).

Banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya, salahsatunya adalah program bantuan sosial. Bantuan sosial (bansos)

1
ialah pemberian santunan berbentuk donasi atau barang baik dari pemerintah maupun

suatu lembaga kepada perorangan, keluarga, komunitas, dan rakyat umum yang sifatnya

tidak selamanya serta selektif dengan tujuan untuk menyelamatkan dari kemungkinan

terjadinya ancaman sosial.

Bantuan sosial yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat prasejahtera

merupakan bantuan sementara atau tidak bersifat terus menerus. Bantuan yang diberikan

bertujuan agar masyarakat prasejahtera tersebut mampu mencukupi kehidupannya secara

seimbang. Sejalan dengan hal tersebut Peraturan Menteri Keuangan (2015) menjelaskan

bahwa bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang

diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat miskin atau tidak mampu untuk melindungi

masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan ekonomi dan/atau

kesejahteraan masyarakat (Noni Noerkaisar, 2021) .

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, pemberian

bantuan sosial memiliki standar ketetapan. Pemerintah daerah diperbolehkan memberi

bantuan sosial untuk penduduk atau kelompok masyarakat setara dengan kemampuan

keuangan daerah.

Penduduk atau kelompok masyarakat tersebut meliputi (a) perorangan, keluarga,

dan/atau masyarakat yang mengalami situasi yang tidak solid dampak dari kemelut sosial,

ekonomi, politik, bencana, atau fenomena alam agar mampu mencukupi kebutuhan hidup

minimum, (b) organisasi bukan pemerintah sektor pendidikan, keagamaan, dan sektor

lainnya yang bertindak untuk mengayomi perorangan, kelompok, dan/atau masyarakat

dari peluang terjadinya ancaman sosial. Pembagian bantuan sosial sebagai halnya

dipaparkan dalam Pasal 22 ayat (1) memenuhi standar paling minimal yaitu selektif dan

mencakup kualifikasi penerima bantuan. Barometer kualifikasi penerima bantuan

2
melingkupi (1) mempunyai bukti jati diri, (2) bertempat tinggal dalam kawasan

administratif pemerintah daerah sekitar, (3) bersifat tidak tetap dan hanya sementara,

melainkan dalam kondisi tertentu dapat berkesinambungan, dan (4) sesuai target

penerapan (Noni Noerkaisar, 2021).

Rahmansyah et al, (2020) memaparkan bahwasannya kebijakan bantuan sosial

menjadi salah satu bentuk nyata tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun daerah

terhadap kondisi rakyatnya yang prasejahtera dan terabaikan di tingkat terendah.

Bantuan sosial ini juga dirasakan oleh beberapa masyarakat dalam kategori

tertentu yang ada di nagori pamatang sidamanik, bentuk bantuan yang diberikan

pemerintah kepada masyarakat yang ada di nagori pamatang sidamanik juga bermacam-

macam, seperti BLT, PKH, KIS, KIP dan lain sebagainya, manfaat dari adanya bantuan

sosial ini sudah dirasakan oleh beberapa masyarakat, diantaranya manfaat pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Analisis Manfaat pemberian bantuan

sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di Nagori Pamatang Sidamanik“

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat pemberian bantuan

sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di Nagori Pamatang Sidamanik.

C. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah memberikan sumbangan ilmu

tentang manfaat pemberian bantuan sosial terhadap kesejahteraan masyarakat :

3
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi orang yang bergerak di bidang sosial

tentang manfaat pemberian bantuan sosial untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan modal dasar dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan yang kaitanya dengan manfaat

pemberian bantuan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orang yang bernaung di bidang sosial Dengan adanya penelitian ini,

diharapkan agar orang yang bernaung di bidang sosial dapat mengetahui

sejauh mana manfaat pemberian bantuan sosial terhadap kesejahteraan

masyarakat.

b. Bagi peneliti Dengan hasil penelitian ini diharapkan agar dapat bermamfaat

untuk pembelajaran yang nantinya akan berkecimpung di bidang sosial yang

mengetahui manfaat pemberian bantuan sosial terhadap kesejahteraan

masyarakat.

D. Sistematika Pembahasan

BAB I. PENDAHULUAN

BAB ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan, sistematika Penelitian.

BAB II. STUDI KEPUSTAKAAN

Memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan

dan terkait dengan tema.

BAB III. METODE PENELITIAN

4
Memuat secara rinci metode penelitian penelitian yang digunakan peneliti

beserta justifikasi/alasannya, jenis penelitian, desain, lokasi, Waktu, populasi dan

sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep , serta analisis data yang

digunakan.

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teoritis

1. Program Bantuan Sosial

a. Pengertian Program bantuan sosial

Dalam peraturan presiden nomor 63 tahun 2017 Bantuan Sosial adalah

bantuan berupa uang, barang, atau jasa kepada seseorang, keluarga, kelompok

atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terhadap risiko sosial.

Belanja Bantuan Sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang, atau jasa

yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat miskin atau tidak mampu

guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial,

meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat. Penerima

Bantuan Sosial adalah seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin,

tidak mampu, dan/atau penyandang masalah kesejahteraan sosial.

b. Sifat dan kriteria bantuan sosial

Sifat dan kriteria bantuan sosial diatur dalam Bab IV Permendagri No. 32

Tahun 2011 Sebagaimana Telah Diubah Terakhir dengan Permendagri No. 39

Tahun 2012 sebagai berikut:

5
1) Bantuan sosial dapat diberikan kepada anggota/kelompok masyarakat

oleh Pemerintah Daerah sesuai kemampuan keuangan daerah, setelah

memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat

untuk masyarakat.

2) Anggota/kelompok masyarakat yang dapat diberikan bantuan sosial

meliputi:

 Individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang

tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana,

atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum;

 Lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan

bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok,

dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

3) Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/atau keluarga terbagi

atas:

 Bantuan sosial yang direncanakan sebelumnya Bantuan sosial yang

direncanakan sebelumnya dialokasikan kepada individu dan/atau

keluarga yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada

saat penyusunan APBD.

 Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya Bantuan

sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dialokasikan untuk

kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat

penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan

menimbulkan resiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau

keluarga yang bersangkutan. Pagu alokasi anggaran bantuan sosial

6
berupa uang yang tidak dapat direncanakan sebelumnya tidak melebihi

pagu alokasi anggaran bantuan sosial berupa uang yang direncanakan

sebelumnya.

4) Kriteria minimal pemberian bantuan sosial sebagai berikut:

 Selektif, yaitu bantuan sosial hanya diberikan kepada calon

penerima yang ditujukan untuk melindungi dari kemungkinan

resiko sosial.

 Memenuhi persyaratan penerima bantuan, yaitu memiliki

identitas yang jelas dan berdomisili dalam wilayah

administratif pemerintahan daerah berkenaan.

 Bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam

keadaan tertentu dapat berkelanjutan. Kriteria tersebut diartikan

bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan tidak harus

diberikan setiap tahun anggaran, kecuali dalam keadaan

tertentu, yaitu bantuan sosial diberikan sampai penerima

bantuan telah lepas dari resiko sosial.

5) Sesuai tujuan penggunaan, yaitu:

 Rehabilitasi sosial, yaitu ditujukan untuk memulihkan dan

mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami

disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya

secara wajar.

 Perlindungan sosial, yaitu ditujukan untuk mencegah dan

menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial

seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar kelangsungan

7
hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar

minimal.

 Pemberdayaan sosial, yaitu ditujukan untuk menjadikan

seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalami masalah

social mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya.

 Jaminan sosial, yaitu skema yang melembaga untuk menjamin

penerima bantuan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar

hidupnya yang layak.

 Penanggulangan kemiskinan, yaitu kebijakan, program, dan

kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok

masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber

mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang

layak bagi kemanusiaan.

 Penanggulangan bencana, yaitu serangkaian upaya yang

ditujukan untuk rehabilitasi.

6) Bantuan sosial dapat berupa uang atau barang yang diterima langsung

oleh penerima bantuan sosial, dengan penjelasan sebagai berikut:

 Bantuan sosial berupa uang adalah uang yang diberikan secara

langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi anak miskin,

yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat

lanjut usia, terlantar, cacat berat dan tunjangan kesehatan putra

putri pahlawan yang tidak mampu.

 Bantuan sosial berupa barang adalah barang yang diberikan

secara langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan

8
operasional untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat

tidak mampu, bantuan perahu untuk nelayan miskin, bantuan

makanan/pakaian kepada yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi

kelompok masyarakat kurang mampu.

c. Tujuan Bantuan Sosial

Ketentuan mengenai bansos diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2019 tentang

Pekerja Sosial. Peraturan ini mengubah UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial.

 Rehabilitasi Sosial, Bansos bertujuan untuk memulihkan dan

mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi

sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

 Perlindungan Sosial, Tujuan selanjutnya adalah untuk mencegah dan

menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang,

keluarga, kelompok masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat

dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.

 Pemberdayaan Sosial, Bansos juga bertujuan sebagai pemberdayaan

sosial, yakni untuk menjadikan seseorang atau kelompok masyarakat

yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya.

 Jaminan Sosial, Bansos sebagai jaminan sosial merupakan skema

yang melembaga untuk menjamin penerima bantuan agar dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

 Penanggulangan Kemiskinan, Tujuan bansos sebagai

penanggulangan kemiskinan memiliki arti bahwa bansos merupakan

kebijakan, program, kegiatan, dan sub kegiatan yang dilakukan

9
terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidak

mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat

memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.

 Penanggulangan Bencana, Pemberian bansos bertujuan untuk

penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya yang

ditujukan untuk rehabilitasi.

d. Masalah Penyaluran Bantuan Sosial

Permasalahan penyaluran bantuan sosial ternyata bukan hanya masalah data.

Dari ulasan berita yang disampaikan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam konferensi pers usai rapat

terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (19/5/2020) mengatakan terdapat

tiga masalah dalam penyaluran bantuan sosial yaitu: (1) masalah alokasi anggaran

ditiap Kementrian berbeda. Pada Kementrian sosial tidak ada masalah anggaran

namun terdapat masalah alokasi anggaran di Kementerian Desa dan Transmigrasi.

Berdasarkan data terakhir, penyaluran dana desa udah diterima oleh 53.156 desa

atau 70,9 persen, sisanya, 21.797 belum menerima dana. Kemudian dari 53.156

desa, dana desa yang telah disalurkan sebagai BLT kepada keluarga penerima

manfaat, sebanyak 12.829 desa atau sekitar 17 persen. (2) Masalah data,

dibutuhkan pendataan yang hati hati agar tidak salah sasaran sehingga penyaluran

menjadi agak lambat. (3) Masalah sistem penyaluran, selama ini data yang sudah

dihimpun RT/RW harus mendapatkan verifikasi dari Pemerintah Kabupaten/Kota

sebelum diturunkan menjadi data penerima bantuan sosial. Hal itu telah diperbaiki

dengan meniadakan proses verifikasi untuk percepatan penyaluran.

Pemerintah Daerah juga mengalami banyak permasalahan dalam penyaluran

bantuan sosial baik penyaluran bantuan langsung tunai maupun penyaluran

10
bantuan non tunai. Ketidatepatan sasaran, double data penerima yang menjadi

permasalahan utama dalam penyaluran bantuan sosial di daerah juga adalah

masalah data yang tidak update sementara bantuan harus segera di salurkan.

Untuk itu diperlukan pengetahuan para petugas pendataan ditiap daerah untuk

memahami syarat dan ketentuan penerima bantuan sosial baik tunai maupun non

tunai ( wildan Rahmansyah, 2020).

e. Bentuk-bentuk Bantuan Sosial

Program Indonesia Pintar

 Program Indonesia Pintar merupakan program bantuan berupa uang dari

pemerintah kepada peserta didik SD, SMP, SMA/SMK, dan sederajat baik

formal maupun informal bagi keluarga miskin

 Kartu Indonesia Pintar diberikan kepada 19,7 juta anak usia sekolah, yaitu

anak-anak yang tidak mampu di sekolah, di luar sekolah, di panti asuhan,

pesantren, dll,

 Bantuan yang diberikan :

 Rp 450 ribu /tahun untuk anak SD

 Rp 750 ribu /tahun untuk anak SMP

 Rp 1 juta/tahun untuk anak SMA/SMK

Bantuan Program Jaminan Kesehatan Nasional

 Pemerintah membayarkan iuran bagi masyarakat tidak mampu yang

berjumlah 92,4 juta penduduk pada tahun 2018

 Anggaran yang disediakan pemerintah untuk PBI (Penerima Bantuan

Iuran) JKN BPJS Kesehatan senilai Rp 25 triliun pada Tahun 2018.

 Pada tahun 2019, bantuan akan ditingkatkan menjadi 96,8 juta penduduk

penerima bantuan iuran (BPI) atau mencapai 38 persen rakyat Indonesia.

11
Program Keluarga Harapan

 Program Keluarga Harapan, merupakan program bansos untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan melibatkan partisipasi

kelompok penerima manfaat dalam menjaga kesehatan dan

menyekolahkan anak-anaknya.

 Perluasan PKH ditingkatkan dari 2,8 juta KPM (tahun 2014), menjadi 6

juta KPM (tahun 2016), dan diperluas menjadi 10 juta KPM tahun 2018

 Nilai bansos yang diterima KPM adalah Rp 1.890.000,-/tahun/KPM.

Bansos Beras Sejahtera (Rastra)/ Bantuan Pangan Non Tunai

 Transformasi subsidi Rastra menjadi BPNT untuk 1,2 juta KPM, yang

dimulai pada tahun 2017. Transformasi tersebut akan diperluas secara

bertahap hingga mencapai 15,5 juta KPM pada tahun 2019.

 Pemerintah memberikan BPNT senilai Rp 110.000,-/bulan/KPM melalui

Kartu Keluarga Sejahtera untuk dibelanjakan beras dan/atau telur melalui

e-warong.

 BPNT diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran KPM melalui

pemenuhan sebagian kebutuhan pangan, memberikan bahan pangan

dengan nutrisi yang lebih seimbang kepada KPM, memberikan bahan

pangan dengan tepat sasaran dan tepat waktu. Serta memberikan lebih

banyak pilihan kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan, dan

mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

 Sementara Bansos Rastra diberikan berupa beras kualitas medium

sebanyak 10kg/KPM setiap bulannya.

2. Kesejahteraan Masyarakat

a. Pengertian kesejahteraan sosial

12
Kesejahteraan sosial merupakan suatu kondisi atau keadaan sejahtera, baik

fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya perbaikan terhadap penyakit sosial

tertentu saja . BPS mengukur kesejahteran rakyat melalui delapan bidang, yaitu

kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola

konsumsi, perumahan dan lingkungan, kemiskinan, dan sosial lainnya. Kemiskinan

adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup

rata-rata masyarakat di suatu daerah. Masyarakat dapat dikatakan miskin apabila

memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rataratanya sehingga tidak memiliki

kesempatan untuk mensejahterakan dirinya ( Wiwin, 2020).

Kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang diperoleh seseorang dari

hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima. Namun demikian tingkatan dari

kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relatif karena tergantung

dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut.

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun

spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang

memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan

kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga

serta masyarakat.

Secara umumnya, kesejahteraan sosial mengandungi dua pengertian. Pertama,

kesejahteraan sosial dilihat sebagai satu sistem kegiatan yang teratur dalam pelbagai

perkhidmatan sosial yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok

mencapai kualiti hidup yang lebih memuaskan. Kedua, kesejahteraan sosial dilihat

sebagai satu keadaan yang sejahtera mencakupi aspek fizikal, mental dan sosial

(Haris, 2020) .

13
b. Indikator Kesejahteraan Sosial

 Pengurusan masalah sosial: Masalah sosial dapat ditafsirkan melalui keadaan-

keadaan tertentu seperti kemiskinan, kebuluran, dan jenayah serta fenomena

sosiobudaya yang menghalang masyarakat daripada mengecapi potensi

maksima mereka dan ketidakseimbangan dalam masyarakat sehingga unit

tersebut mengklasifikasikan individu sebagai devian. masalah sosial sebagai

keadaan yang tidak digemari oleh orang ramai dan perlu dibasmi, diselesaikan

atau diperbaiki melalui tindakan bersama oleh anggota-anggota komuniti.

Oleh itu, masalah sosial dilihat mempunyai dua unsur utama iaitu salah laku

norma (tingkah laku devian) dan keadaan yang menentang atau menyimpang

dari norma-norma komuniti (keadaan sosial).

 Pemenuhan keperluan hidup: Pemenuhan keperluan hidup selalunya

digambarkan melalui tahap kepuasan komuniti terhadap perkhidmatan dan

kemudahan yang disediakan kepada mereka. Setiap individu, keluarga dan

komuniti mempunyai keperluan sosial yang perlu dipenuhi untuk menjamin

kepuasan seseorang. Keperluan merujuk kepada keadaan yang perlu dimiliki

oleh individu bagi memastikan keadaan hidupnya sejahtera, keperluan

manusia merupakan barangan atau material atau keadaan fizikal tertentu yang

mesti dimiliki manusia bagi membolehkan mereka menjalankan fungsi dan

peranan fizikal, mental dan seksual mereka dengan berkesan. Memenuhi

keperluan masyarakat terutamanya yang berkaitan dengan kemudahan asas

merupakan aspek penting dalam menjamin kesejahteraan sosial mereka.

Keperluan terhadap perkhidmatan merujuk kepada perkhidmatan yang mereka

peroleh atau disediakan untuk mereka berbanding dengan perkhidmatan yang

sepatutnya mereka peroleh atau disediakan untuk mereka.

14
 Peluang mobiliti sosial: Kewujudan peluang mobiliti sosial merupakan satu

lagi elemen penting kepada kesejahteraan sosial sesebuah komuniti.

Kesejahteraan sosial wujud dalam komuniti yang mempunyai peluang sosial

untuk orang ramai meningkatkan dan merealisasikan potensi mereka.

Komuniti yang mempunyai halangan sosial tegar akan menghalang kemajuan

dan dicirikan melalui tahap ketidakpuasan. Ketiadaan peluang mobiliti sosial

merupakan sebab utama kepada ketidakadilan yang berlaku dalam komuniti.

Mobiliti sosial boleh dinilai dari aspek perubahan kedudukan dalam sistem

susun lapis ataupun proses pergerakan individu atau hubungan sosial dari satu

strata atau susun lapis yang lain dalam satu stratifikasi sosial. Komuniti yang

mengalami pembangunan sosial yang baik selalunya mempunyai sistem

mobiliti sosial yang baik. Secara teorinya, memaksimumkan peluang mobiliti

sosial bermula dengan kewujudan keadaan stratifikasi sosial. Mobiliti sosial

boleh berlaku dari segi peningkatan taraf hidup, status sosial, dan pencapaian

kemajuan oleh sekumpulan individu atau kelompok. Komuniti yang

mengalami pembangunan sosial yang baik selalunya mempunyai sistem

mobiliti sosial yang baik.

d. ciri-ciri masyarakat sejahtera

Beberapa ciri-ciri masyarakat sejahtera sebagai berikut:

 Terpenuhinya segala kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan

 Setiap warga negara memiliki jaminan kesehatan yang baik sebab memiliki

kemampuan untuk membiayai pengobatannya

 Mendapat pendidikan yang layak sebab mampu membiayai layanan

pendidikan yang dibutuhkan

15
 Memiliki jaminan sosial saat memasuki usia tidak produktif (lansia)

 Rendahnya tingkat kriminalitas di suatu kelompok masyarakat

 Tingkat kebahagiaan relatif lebih tinggi (haris,2020) .

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan

selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya, di samping

itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan penelitian. Berdasarkan

hasil penelitian yang terdahulu, peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu

yang signifikan dengan penelitian ini. Meskipun terdapat keterkaitan pembahasan,

penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang terdahulu, adapun contoh

beberapa penelitian terdahulu yaitu :

Dalam jurnal Media Ekonomi Vol. 30 No. 1 April 2022 : 1-15 yang berjudul

“dampak progam bantuan sosial terhadap pengentasan kemiskinian dan pengangguran

ketimpangan di Indonesia” Kebijakan bansos di Indonesia berpengaruh terhadap

pengentasan kemiskinan dan pengurangan ketimpangan. PIP merupakan kebijakan

yang mampu menghasilkan pengurangan angka kemiskinan dan ketimpangan

tertinggi. Sedangkan PKH merupakan kebijakan yang menghasilkan pengurangan

angka kemiskinan dan ketimpangan terendah. Dilihat dari tingkat efektivitasnya,

kebijakan PKH memiliki tingkat efektivitas tertinggi untuk menurunkan angka

kemiskinan. Sementara Rastra/BPNT memiliki tingkat efektivitas terendah untuk

menurunkan angka kemiskinan. Adapun untuk menurunkan tingkat ketimpangan, PIP

memiliki tingkat efektivitas tertinggi dan Rastra/BPNT memiliki tingkat efektivitas

16
terendah (Arfandi.R.Z & Sumiarti, 2022). Perbedaanya adalah saudara arfandi &

sumiarti meneliti mengenai “dampak progam bantuan sosial terhadap pengentasan

kemiskinian dan pengangguran ketimpangan di Indonesia” Sedangakan peneliti

meneliti mengenai manfaat pemberian bantuan sosial terhadap kesejahteraan

masyarakat.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif deskriptif.

Responden dalam penggalian data pada penelitian ini adalah para penerima bansos di

nagori pamatang sidamanik. Sesuai dengan sifat dan tujuan masalah dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang juga bersifat kualitatif, yaitu

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi komunikasi. Setelah data

terkumpul dilakukan analisa kualitatif dengan tahapan proses klasifikasi dan kategorisasi

data yang kemudian di interfikasi dengan mengacu pada kerangka pikir penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan adalah di nagori pamatang sidamanik, kec. Pamatang

sidamanik, kab. Simalungun. Pada tanggal 13-14 juni 2023.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah beberapa oaring penerima bansos di nagori pamatang

sidamanik.

D. Sumber Data

17
Sumber data merupakan subjek dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini sumber

data diperoleh adalah data primer. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan

di lapangan oleh orang yang meneliti atau yang bersangkutan yang memerlukan. Dalam

penelitian ini, peneliti mewawancarai langsung kepada beberapa penerima bansos di

nagori pamatang sidamanik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data bagi penelitian ini adalah dengan studi lapangan atau field

research, yaitu dengan cara mengadakan pengamatan yang terdapat di lapangan

berdasarkan kenyataan yang ada dengan melakukan :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, yaitu

sejauh mana manfaat pemberian bantuan sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di

nagori pamatang sidamanik.

b. Wawancara (interview)

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dalam rangka mengetahui

data, informasi, dan fakta yag akurat. Wawancara ini digunakan untuk menggali data

sejauh mana manfaat pemberian bantuan sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di

nagori pamatang sidamanik.

18
F. Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan suatu proses untuk mengatur aturan data, mengorganisasikan

ke dalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif/non-statistik atau analisis isi (content

analysis).

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

1. Perpanjangan waktu penelitian

Peneliti memperhatikan waktu dan ukuran kesinambungan dari kegiatan atau

hanya memperhatikan kegiatan tersebut dalam satu jangka waktu tertentu saja.

Peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

Peneliti terjun langsung pada lokasi penelitian dengan mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian sehingga diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

2. Triangulasi

Teknik triangulasi dengan sumber lainnya berarti membandingkan dan

mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal dalam memperoleh

kevaliditasan data dengan teknik triangulasi dengan sumber dapat dicapai dengan

jalan :

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

a. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi

19
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitia

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulwahab, haris 2020 KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN KOMUNITI:

Pendekatan dan Indikator.

Arfandi.R.Z & Sumiarti, 2022 dampak progam bantuan sosial terhadap pengentasan kemiskinian

dan pengangguran ketimpangan di Indonesia. Media Ekonomi 30 ( 1) hal : 1-15

Cahyadi, deddy. 2017 analisis pengukuran kesejahteraan di Indonesia. malang

Indrayanti, wiwin. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat di

Provinsi Riau. Jurnal Ecodemica. 4(2)

Rahayu, H,C & Purwiyanta. 2023 Analisis Kesejahteraan Masyarakat terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia. Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis 5 (1) hal 77-85.

Noerkaisar, Noni. 2021, Efektifitas penyaluran bantuan sosial pemerintah untuk mengatasi

dampak covid-19 di Indonesia. Jurnal manajemen perbendaharaan.

20
Peraturan mentri dalam negeri nomor 32 tahun 2011, tentang pedoman pemberian hibah dan

bantuan sosial yang bersumber darianggaran pendapatan dan belanja daerah, pasal 23.

Peraturan presiden republik Indonesia nomor 63 tahun 2017 tentang penyaluran bantuan sosial

secara non tunai.

Purwanza W. S dkk 2022. METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF DAN

KOMBINASI. Jawa barat : Cv media Sains Indonesia.

Ramasyah, wildan. Dkk. 2020. PEMETAAN PERMASALAHAN PENYALURAN BANTUAN

SOSIAL UNTUK PENANGANAN COVID-19 DI INDONESIA. Jurnal pajak dan

keuangan negara.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial

LAMPIRAN
A. Dokumentasi

21
B. Skrip Hasil Wawancara

 Pewawancara: apakah benar ibu penerima bantuan sosial?

Narasumber: ya benar

 Pewawancara: apakah dengan adanya bantuan sosial kehidupan ibu menjadi

lebih baik?

22
Narasumber: secara ekonomi kehidupan saya membaik karena dengan adanya

bantuan sosial ini yang tadinya beberapa kebutuhan saya blm sepenuhnya

terpenuhi sekarang sudah cukup terpenuhi.

 Pewawancara : apakah adanya bantuan sosial ini dapat membantu memenuhi

kebutuhan pokok ibu dan keluarga?

Narasumber: bantuan sosial ini membantu memenuhi kebutuhan pokok saya

walaupun tidak sepenuhnya namun dengan adanya bantuan sosial ini saya

merasa sangat terbantu.

 Pewawancara : apakah dengan adanya bantuan sosial ini ibu memiliki

kemampuan untuk membiayai pengobatan ibu dan keluarga?

Narasumber : program bantuan sosial yang saya dapatkan ini kan PKH jadi

kalau PKH ini tidak memberikan biaya pengobatan, tetapi ada juga bantuan

lainya seperti KIS yang memang bantuan untuk Kesehatan.

 Pewawancara: apakah setelah mendapatkan bantuan ini anak-anak ibu

mendapatkan pendidikan yang layak?

Narasumber : ya karena memang bantuan sosial yang saya dapatkan juga

membiayai pendidikan anak-anak saya.

 Pewawancara: apakah dengan diberikan bantuan ibu merasa Bahagia?

Narasumber: ya siapaun yang ketika kesusahan di bantu jelas merasa Bahagia.

23

Anda mungkin juga menyukai