Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat
Dosen Pengampu : Ida Royani, M.Pd.

Disusun oleh :

 Marva Salsabilla 0142S1D021014


 Nur Rohilahi Septiani 0142S1D021006
 Widiya Apriliani Wulandari 0142S1D021009

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BOGOR RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmatnya

sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “Pendekatan Dalam Pemberdayaan

Masyarakat” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Adapun tujuan dari Penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat yang diampu oleh Ibu Ida Royani, M.Pd. Dalam

makalah ini kami membahas mengenai Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka

kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah

ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat

maupun inspirasi terhadap pembaca. Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan

Petunjuk-Nya kepada kita semua, Amin

Bogor, 25 November 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat...........................................................................3
B. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat..........................................................................3
C. Strategi Pendekatan Masyarakat.....................................................................................5

BAB III PENUTUP.............................................................................................7


A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7

Daftar Pustaka....................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Keberhasilan pembangunan masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendekatan dan strategi yang
digunakan. Dalam melaksanakan pembangunan terkadang masyarakat tidak menerima program-
program yang dijalankan oleh pemerintah dalam membangun suatu daerah, sehingga terkadang
terjadi benturan-benturan kecil yang menyebabkan terlambatnya program-program yang akan
dijalankan. Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan suatu pendekatan atau strategi sehingga
dapat memberikan keberhasilan dalam pembangunan.
Dinamika teori pembangunan tersebut tidak terlepas dari pemahaman terhadap konsep
pembangunan yang bersifat terbuka ujungnya. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa
implementasi konsep pembangunan ternyata telah banyak merubah kondisi kehidupan
masyarakat. Pada sebagian komunitas, pembangunan telah mengantarkan kehidupan mereka
menjadi lebih baik bahkan sebagian dapat dikatakan berlebihan, sementara komunitas lainya
pembangunan justru mengantarkan mereka pada kondisi yang menyengsarakan dimana angka
pengangguran, kemiskinan menjadi semakin bertambah sejalan dengan proses pembangunan
yang dijalankan oleh pemerintah. Oleh karena itu pemahaman terhadap pembangunan hendaklan
selalu bersifat dinamis, karena setiap saat selalu akan muncul masalah-masalah baru. Pilihan
pendekatan pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi bukan saja telah
mengakibatkan berbagai bentuk ketimpangan social tetapi juga menimbulkan. berbagai persoalan
lain seperti timbulnya akumulasi nilai-nilai hedonistik, ketidak pedulian sosial, erosi ikatan
kekeluargaan dan kekerabatan, lebih dari itu pendekatan pembangunan tersebut telah
menyebabkan ketergantungan masyarakat pada birokrasi-birokrasi sentralistik yang memiliki
daya absorsi sumber daya yang sangat besar, namun tidak memiliki kepekaan terhadap
kebutuhan-kebutuhan lokal, dan secara sistematis telah mematikan inisiatif masyarakat lokal
untuk memecahkan masalah-masalan yang mereka hadapi. (Korten, 1987). Program-program
pembangunan yang disiapkan harus memenuhi kebutuhan masyarakat, jangan hanya memuaskan
beberapa pihak saja tetapi harus diupayakan terdapat hubungan timbal balik bagi pihak yang
menyusun program pembangunan dan masyarakat sebagai pihak yang mendapat pelayanan dan
manfaat dari pembangunan tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa
permasalahan yang bisa diangkat:
1. Apakah pengertian pemberdayaan masyarakat?
2. Bagaimana pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat?
3. Bagaimana strategi pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat

1
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai:

1. Mengetahui tentang pengertian pemberdayaan masyarakat?


2. Mengetahui pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat?
3. Mengetahui strategi pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Istilah pemberdayaan masyarakat atau empowerment merupakan istilah yang diangkat dari hasil
penelitian seorang sarjana pendidikan nonformal Suzanne Kindervatter dalam bukunya
"Nonformal as An Empowering process", memiliki makna agar orang-orang yang diberdayakan
itu mempunyai "daya" atau mempunyai kemampuan untuk hidup layak sama dengan temannya
sesama manusia. Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa berarti memberdayakan setiap
warga negara agar mampu berbuat seimbang baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, antara
hak dan kewajiban, menjadi warga negara yang bersikap dan berbuat demokratis terhadap
sesama manusia menuju masyarakat yang memahami akan hak, kewenangan dan tanggungjawab
mereka dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Chambers (dalam Kartasasmita, 1996: 142) menyatakan bahwa pemberdayaan. masyarakat
adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial yakni bersifat
people-centered, participatory, empowering and sustainable. Pengertian lain. yang disampaikan
oleh Tjokrowinoto (dalam Kusnadi, 2006: 219) konsep ini lebih luas dari hanya sekedar
memenuhi kebutuhan dasar (basic need) akan tetapi juga menyediakan mekanisme untuk
mencegah proses kemiskinan lebih lanjut (safety need). Sumodingrat (1996: 185) menyatakan
memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat
kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat bermaksud untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat agar secara berdiri sendiri, memiliki ketrampilan untuk
mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Berdasarkan uraian singkat diatas dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan sangat identik dengan pendidikan dan merupakan hakekat pendidikan itu
sendiri, karena apa yang disebut dengan pendidikan termasuk pendidikan luar sekolah atau
pendidikan nonformal adalah usaha memberdayakan manusia, memampukan manusia,
mengembangkan talenta- talenta yang ada pada diri manusia agar dengan kemampuan/potensi
yang dimilikinya dapat dikembangkan melalui pendidikan/pembelajaran.
2.2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu faktor yang dapat mendukung tercapainya sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
sangat di pengaruhi oleh jenis pendekatan yang di gunakan dalam melakukan. kegiatan tersebut.
Dalam hal ini pendekatan yang di maksud terkait dengan cara yang di gunakan agar supaya
masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka dalam
menerima berbagai bentuk unsur inovasi yang semuanya itu di maksudkan agar supaya mereka
dapat melepaskan diri dari berbagai aneka rupa keterbelakangan, isolasi sosial, keterpurukan
serta ketertinggalan dalam berbagai sektor masyarakat. Oleh sebab itu untuk memilih pendekatan

3
yang di nilai cocok dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya kelompok sasaran maka pada
dasarnya ada beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya:
a) Kegiatan itu harus sifatnya terencana. Maksudnya program yang di buat
sebaiknya memiliki rentan waktu tertentu dengan melibatkan berbagai
elemen masyarakat seperti lembaga pemerintah, aktivis LSM, tokoh
masyarakat, pemuka agama, tokoh generasi muda dan kelompok masyarakat
yang lain yang di nilai akan memberi kontribusi yang besar bagi kegiatan
pemberdayaan tersebut.
b) Pendekatan yang di gunakan sebaiknya dalam bentuk kelompok dan tidak di
lakukan secara individual. Pertimbangannya lewat pendekatan kelompok
maka kegiatan yang di laksanakan dapat berlangsung lebih efisien, efektif
serta memberi hasil yang optimal di bandingkan dengan kegiatan yang di
lakukan secara perorangan. Apalagi, tujuan utama kegiatan ini jelas lebih di
orientasikan pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan bukan
hanya sebatas pada satu rumah tangga.
c) Melibatkan masyarakat secara aktif terutama kelompok yang menjadi sasaran
kegiatan pemberdayaan. Ini sangat penting mengingat partisipasi aktif
masyarakat akan memberikan manfaat secara langsung selain mereka dapat
bekerja sambil belajar untuk mempraktekkan berbagai konsep dan program
yang di sampaikan oleh para fasiitator.
d) Sasarannya harus jelas dan terarah. Artinya semua agenda kegiatan yang
tawarkan pada kelompok sasaran memiliki tujuan yang jelas termasuk di
dalamnya manfaat yang dapat di peroleh dari kegiatan itu khususnya yang
bersentuhan langsung dengan masalah pemenuhan kebutuhan manusia.
e) Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus memiliki dana yang cukup.
Sebagaimana di ketahui bahwa program yang dirancang sedemikian rupa dan
sebaik apapun bentuknya tentu terasa sulit untuk di implementasikan. apabila
tanpa di dukung oleh dana yang memadai. Di samping itu, masalah
pengadaan infratruktur termasuk alat peraga yang di perlukan bukan serta
melibatkan sejumlah tenaga professional hanya dapat di lakukan jika di
tunjang oleh sektor finansial yang cukup.
f) Masalah faktor budaya yang dimiliki kelompok sasaran harus pula mendapat
perhatian yang serius. Masalahnya, jika kita belajar dari berbagai pengalaman
sebelumnya menujukkan bahwa munculnya penolakan dari masyarakat
setempat ternyata di sebabkan karena adanya sikap tradisi dan kepercayaan
yang begitu kuat yang di miliki masyarakat dan dianggap tidak sesuai dengan
unsur inovasi yang di perkenalkan kepada mereka. Akibatnya upaya yang di

4
lakukan oleh tenaga fasilitator dalam menciptakan perubahan sikap dan
perilaku masyarakat tidak memberikan hasil yang maksimal. Dan akhirnya,
pendekatan yang di gunakan sebaiknya bersifat persuasif dan tidak kohersif
dengan demikian, kelompok sasaran akan menerima program yang di
tawarkan pada mereka secara sukarela tanpa merasa adanya tekanan dari
pihak luar sehingga proses kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat
berlangsung dalam suasana yang koperatif, komformis, lancar, bersinergi dan
terkendali.
Sementara itu ada 3 jenis Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat diantaranya :
1. Pendekatan Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien (penerima manfaat) secara individu melalui bimbingan,
konseling, stress management, dan crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing
atau melatih klien (penerima manfaat) dalam menjalankan tugas- tugas kehidupannya. Model ini
sering disebut sebagai Pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).
2. Pendekatan Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien (penerima manfaat). Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. pendidikan dan pelatihan,
dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien (penerima manfaat) agar memiliki kemampuan
memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
3. Pendekatan Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (largesystem strategy), karena
penerima manfaat perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial; kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Pendekatan ini memandang
klien (penerima manfaat) sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-
situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
2.3. Strategi Pendekatan Masyarakat
Menurut Sudjana (2000), agar pendidikan nonformal dapat memberdayakan
masyarakat maka harus didasarkan pada lima strategi dasar yaitu:
1. Pendekatan kemanusiaan (humanistic approach). Masyarakat dipandang sebagai subjek
pembangunan dan masyarakat diakui memiliki potensi untuk berkembang sedemikian rupa
ditumbuhkan agar mampu membangun dirinya..
2. Pendekatan partisipatif (participatory approach), mengandung arti bahwa masyarakat,
lembaga-lembaga terkait dan atau komunitas dilibatkan dalam pengelolaan dan pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat.

5
3. Pendekatan kolaboratif (collaborative approach), dalam melaksanakan pemberdayaan
masyarakat perlu adanya kerjasama dengan pihak lain (terintegrasi) dan terkoordinasi dan
sinergi.
4. Pendekatan berkelanjutan (continuing approach), pemberdayaan masyarakat harus dilakukan
secara berkesinambungan dan untuk itulah pembinaan kader yang berasal dari masyarakat
menjadi hal yang paling pokok, dan
5. Pendekatan budaya (cultural approach), penghargaan budaya dan kebisaan, adat istiadat yang
tumbuh di tengah-tengah masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat adalah hal yang perlu
diperhatikan.

Berdasarkan lima pendekatan diatas, jika dipahami betul oleh para agent pembaharu (social
change), termasuk didalamnya tenaga kependidikan pendidikan nonformal, akan memberikan
kemudahan dalam menganalisis, mengembangkan dan melaksanakan program- program
pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah yang sesuai serta dibutuhkan warga
masyarakat. Artinya program pendidikan yang dilaksanakan menyentuh dan mengangkat warga
belajar/masyarakat menjadi lebih baik dalam kehidupannya yang ditandai dengan meningkatnya
pendapatan (ekonomi), kesadaran akan lingkungan sosialnya atau warga belajar/masyarakat yang
mengerti dan memahami bagaimana membangun dirinya (memberdayakan dirinya).

6
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pemberdayaan
masyarakat adalah cara untuk mengaktualisasikan potensi yang dalam hal ini dikenal dengan
istilah modal sosial, yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan
pemberdayaan masyarakat adalah penekanan pentingnya masyarakat lokal yang mandiri
sebagai suatu sistem yang mengorganisir dan memanajemen diri mereka sendiri untuk mampu
mandiri pada akhirnya.
2. Saran
Dalam rangka melakukan proses pemberdayaan terhadap masyarakat, maka saran
yang dapat disampaikan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Bagi instruktur usaha perbengkelan ini agar lebih aktif dalam melakukan sosialisasi
tentang pentingnya keterampilan untuk memberdayakan diri, kepada semua pihak mulai
dari masyarakat, tokoh masyarakat, aparat desa, aparat kecamatan dan pemerintah daerah
dan membangun jejaring usaha produktif sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
b. Bagi Pemerintah Desa, perlu adanya pengembangan dan penguatan kegiatan
pemberdayaan sehingga kerjasama antara instruktur dengan aparat desa setempat sangat
di butuhkan.
c. Bagi Masyarakat, bahwa sasaran dari program pemberdayaan ini adalah keluarga miskin,
sehingga dalam menentukan siapa saja yang dapat mengikuti program ini diprioritaskan
berasal dari keluarga miskin..

7
Daftar Pustaka

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area : Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat
https://myblogkaum.blogspot.com/2009/02/pembangunan-berbasis-pemberdayaan.html
Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Fokus
Media.
Sunyoto Usman, 2004, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai