SOCIOELOGI PROMOTION
Disusun Oleh
Kelompok 5:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan
kesehatan dan kemampuan kepada kepada kita semua, terutama bagi kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Akhlak.
Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafa’at kelak di
hari kiamat.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu ibu MELA
M.kep yang telah mengarahkan dan membimbing kami semua dalam memahami dan
mendalami ilmu yang terkandung dalam mata kuliah ini. Kami juga mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 4
C. Tujuan penulisan Makalah................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian socioecologi promotion......................................................................... 5
B. Prinsip prinsip pendekatan socio ecological....................................................... 5
C. Faktor pe.ndekatan socio ecological……………………………………………
D. Pengertian promosi kesehatan .........................................................................5
E. Intervensi promosi kesehatan…………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hakdasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak
untukmemperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangatbesar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitasdalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era
globalisasi.Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan
pembangunankesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua
sector terkaittermasuk swasta dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan
untukmeningkatkan kesadaran, kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatanmasyarakat yang optimal.Oleh karena itu perlu
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatanpemeliharaan, promosi
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yangdiselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangkamemajukan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat maka diperlukan strategi
promosi kesehatan baik kepada pemerintah,tokoh masyarakat, dan khususnya kepada
masyarakat.Untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan kami
membuatmakalah ini dengan judul strategi promosi kesehatan untuk mengetahui
bagaimanastrategi promosi kesehatan yang ditunjukan kepada pemerintah, tokoh
masyarakat,dan masyarakat
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Socio-ecological Promotion?
2. Apa saja prinsip-prinsip Pendekatan Socio-ecological?
3. Faktor apa saja yang perlu dianalisa melalui pendekatan soscio-ecological?
C. Tujuan Penulisan
1. Pengertian socio-ecological Promotion
2. Prinsip-prinsip Pendekatan Socio-ecological
3. Faktor yang mempengaruhi pendekatan Socio-ecological
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sosial dan ekologi model kesehatan adalah kerangka pikir upaya peningkatan
kesehatan baru yang dapat dicapai dengan melakukan upaya pada faktor determinan
sosial dan lingkungan yang ditandem/ diintegrasikan dengan upaya pada faktor biologis
dan medis (Whiteley, 2011). Secara tradisional di kalangan kedokteran dan ahli promosi
kesehatan , upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit dilakukan melalui perubahan
perilaku. Ini dapat diketahui dengan memperhatikan beberapa kegiatan seperti misalnya
upaya perubahan perilaku merokok untuk mencegah kejadian infeksi pernapasan dan
kanker paru, hubungan seks dengan kondom untuk mencegah peningkatan penyakit PMS,
cuci tangan dengan sabun untuk mencegah diare dan lain lain. Dikalangan ahli
epidemiologiy terutama ahli epidemiologi komunitas dan sosial (community and social
epidemiology) berdasarkan studi yang dilakukan disadari adanya pandangan biomedis
yang mengutamakan upaya pengobatan untuk membunuh kuman penyakit dalam upaya
mengatasi masalah kesehatan dan pendekatan pada individu yang sakit kurang tepat untuk
menjelaskan dan menyelesaikan masalah kesehatan perorangan, kelompok (population
health) dan kesehatan masyarakat, berkaitan dengan itu dikembangkan pendekatan sosial
ekologi pada program dan penelitian masalah kesehatan. Sejalan dengan berkembangnya
pendekatan sosial ekologi, sosial epidemiologi juga berkembang. Bidang ini menjadi
lebih dikenaldi oleh kalangan kesehatan masyarakat dengan adanya upaya WHO Health
pada tahun 2005 (WHO, 2005) yang menghasilkan banyak publikasi kunci tentang faktor
sosial yang mempengaruhi berbagai masalah kesehatan dan memperjelas ruang lingkup
kegiatan kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan. (WHO, 2008) Model sosioekologi
mengembangkan kerangka pikir bahwa berbagai tingkatan dan lapisan masyarakat,
keluarga, komunitas, lingkungan kerja dan kehidupan, kebijakan kota dan nasional
mempengaruhi perilaku individu, keluarga, komunitas serta mempengaruhi terjadinya
penyakit dan masalah kesehatan (Whiteley, 2011)
Serupa dengan itu, atas dasar kerangka pikir sosio ekologi, upaya perubahan dan
upaya promosi dan advokasi kesehatan perlu dilakukan pada lima tingkatan yang
dibedakan atas tingkatan individu, interpersonal, komunitas, situasi, si/kelembagaan,
struktur mencakup kebijakan dan sistemyang lebih makro Analisis masalah
sosioekologi pada masalah kesehatan masyarakat misalnya masalahHIV/AIDS yang
mendorong sekelompok ahli kesehatan masyarakat, mengembangkan pendekatan
intervensi multi level. Pada tabel dibawah dapat dilihat faktor yang berkaitan dengan
upaya penanggulangan HIV/AIDS dan kegemukan yang dapat dibedakan atas faktor
individu, komunitas, masyarakat, kebijakan nasional dan regional
Atas dasar pendekatan ini pada beberapa tahun terakhir ini dikalangan
pemerhati dan peneliti HIV/AIDS, perhatian akan pentingnya intervensi struktural
menjadi perhatian banyak ahli seperti misalnya analisa masalah kesehatan masyarakat
termasuk HIV yang berkaitan faktor sosial, ekonomi dan politikyang menghambat
pencapai kegiatan dan program pada tingkat individu dan masyarakat dan komunitas /
populasi tertentu misalnya populasi kunci pada program HIV/AIDS (Blankenship et
al, 2000; Parker et al, 2000)
Atas dasar uraian diatas terlihat adanya kebutuhan untuk melihat masalah kesehatan
tidak hanya dari segi perilaku individu akan tetapi butuh analisa faktoryang diluar individu
seperti komunitas,regional , kebijakan nasional bahkanglobal. Analisa faktor itu sejalan
dengan perkembangan sosial determinan kesehatan, khususnya menganalisa faktor
sosiekologiyang menyangkut faktor diluar faktor individu. Pendekatan ini agak berbeda
dengan pendekatan kedokteran klinik dan pendekatan perubahan perilaku individuyang
menekankan faktor individu dan keluarga. Oleh karena itu untuk setiap masalah kesehatan
para ahli kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan serta peneliti kesehatan perlu
membuat panduan bagi para provider kesehatan dan peneliti kesehatan akan upayayang
dilakukanpada populasi sasaran, komunitas sasaran dan analisa kebijakan, tidak hanya
berorientasipada perubahan perilaku individu sebab keadaan komunitas, kebijakan tingkat
kota dan nasional mengakibatkan individu tidak 185 Penerapan pendekatan sosial... (Charles
S) mungkin melaksanakan perilaku hidup sehat misalnya anjuran berolahraga dan makan
buah dan sayur, mustahil penduduk miskin melakukannya bila sayur dan buah mahal, Lebih
murah mi instan dan jajanan berlemak disamping tidak adanya sarana serta waktu untuk
berolahraga.
Untuk ini dibutuhkan kegiatan, yaitu :
1. Pembuatan panduan bagi pemberi layanan kesehatan dan pemerhati kesehatan
2. Upaya advokasi bagi pihak yang bertanggung jawab merancang kegiatan promosi
kesehatan
3. Upaya advokasi bagi pihak dinas kesehatan
4. Upaya advokasi bagi kelompok komunitas pemerhati kesehatan dan lain lain termasuk
masyarakat, individu dan keluarganya
5. Penelitian kesehatan yang berorientasi pada analisis faktor komunitas dan kebijakan yang
mendukung perilaku sehat dan menjadi sebab perilaku tidak sehat
Ada sembilan metode yang dipakai untuk menerapkan promosi kesehatan yaitu:
1. Healthy Public Policy Healthy public policy (HPP) merupakan kebijakan
publik yang disusun dengan mempertimbangkan aspek kesehatan pada masyarakat
dengan melakukan modifikasi determinan sosial. Tujuan HPP adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi ketimpangan dalam pelayanan kesehatan.
Namun penggunaan HPP dalam promosi kesehatan mendapat hambatan antara lain: 1)
pemahaman yang tidak kompeten dan tidak jelasnya tujuan dari HPP; 2) rendahnya bukti-
bukti positif dari dampak yang dihasilkan dari intervensi kesehatan; dan 3) adanya
konflik kepentingan antar kelompok politik dan sektor terkait.
2. Health advocacy Advokasi kesehatan merupakan salah satu kunci sukses
keberhasilan intervensi promosi keseahatan. Keberadaan advokasi kesehatan semakin
dibutuhkan seiring dengan makin kompleksnya permasalahan kesehatan yang memerlukan
pendekatan yang memuaskan dan inovatif. Inti dari advokasi kesehatan adalah
menyampaikan apa yang sudah dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan pada
waktu yang akan datang.
3. Healthy setting Healthy setting (HS) merupakan lingkungan fisik yang
menyehatkan dan menentukan peran masyarakat dalam lingkungan. Konsep lingkungan
fisik terus berkembang dari mulai “lokasi” ke “lingkungan” hingga “sistem secara
keseluruhan”. Pendekatan HS dapat dijalankan mengikuti intervensi promosi kesehatan
lainnya, namun HS memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dilihat dari ukuran intervensi,
keragaman, dan pemangku kepentingan yang beragam
4.Community Mobilization Community mobilization atau mobilitas massa merupakan
intervensi promkes yang bertujuan mengembangkan kesehatan komunitas. Salah satu
metode mobilisasi massa adalah dengan teknik Participatory Learning and Action (PLA).
PLA meliputi sekumpulan metode dan pendekatan yang dipakai dalam riset aksional,
yang memungkikan kelompok dan individu yang berbeda dapat belajar, bekerja, dan
bertindak bersama-sama secara gotong royong. PLA terdiri dari tahapan seperti
mengindentifikasi issu yang ada, mengidentifikasi hambatan, dan membangun respon
positif dalam situasi gotong royong8.
5. Media to Promote Health Mass media atau media massa memiliki kekuatan dalam hal
kemampuannya untuk menempatkan issue pada masyarakat, meningkatkan kesadaran akan
kesehatan, dan menyampaikan informasi secara mudah
Salah satu media massa yang saat ini menjadi trend adalah social media.
Promosi kesehatan dengan media sosial yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan
dukungan perilaku sehat terbukti efektif secara empiris. Namun demikian media sosial
memiliki kelemahan-kelamahan antara lain
a. Tidak seluruh informasi yang disebar dapat diterima oleh masyarakat,
karena umumnya pencari informasi melalui media sosial bersifat pasif serta
masih ada yang belum terakses jaringan internet
b. Terjadi ketidakseimbangan antara informasi yang diterima dengan bekal
kemampuan dalam menyaring informasi yang dimiliki, sehingga tidak dapat
menyaring informasi mana yang berguna bagi dirinya
c. Terindikasi bahwa beberapa informasi di media sosial merupakan informasi palsu
sehingga justru bisa memperburuk perilaku sehat pada masyarakat
d. Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan dalam mengelola informasi berbasis
media sosial menyebabkan penggunaannya tidak maksimal
e. Interaksi secara fisik antara petugas kesehatan dengan pencari informasi
menyebabkan media sosial berpotensi bias
6. Peer education Peer education atau pendidikan oleh teman sebaya merupakan
intervensi promosi kesehatan yang melibatkan anggota pendukung kelompok untuk
mempromosikan masalah kesehatan kepada teman sebayanya. Edukasi teman sebaya
meliputi: penyampaian informasi kesehatan, pengembangan keterampilan, dan mengubah
sikap dan nilai yang berkaitan dengan kesehatan
8. Information and advice methods Information and advice methods atau metode
informasi dan advis merupakan intervensi promkes yang melibatkan pertukaran informasi
dan advis antar individu. Metode ini sangat beragam tergantung pada individu yang
membutuhkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi tiap hari. Intervensi ini
biasanya terkait dan/atau saling melengkapi dengan metode intervensi lainnya seperti media
massa. Keunikan itervensi ini adalah tingkat keterlibatan dan interaksi antara petugas
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Panduan itu dapat diterapkan menggunakan kerangka yang umunmya ada pada bidang
promosi kesehatan dan perencanaan kesehatan dengan menerapkan target sasaran, kegiatan
yang dilakukan termasuk media yang dipakai serta siapa yang melakukakan. Pada
perencanaan promosi kesehatan itu lima prinsip Ottawa Charter perlu diterapkan yaitu :
1. Ketrampilan personal agar semua yang terlibat dalam kegiatan mempunyai ketrampilan untuk
meningkatkan kesehatan seperti olahraga teratur, makan sayur dan buah, serta tahu faktor
sosialyang mempengaruhi perilaku itu
2. Adanya gerakan pada setiap tatanan untuk melaksanakannya dengan menghilangkan faktor
sosial ekologi yang menghambat dan menguatkan faktor pendorong
3. Reorientasi pelayanan klinik di klinik dan praktek dokter
4. Terciptanya kebijakan kesehatanyang mendukung seperti ketersediaan makanan sehat dan
olahraga teratur , disamping mencegah dan menghapus kebijakanyang mendorong perilaku
tidak sehat misalnyayang berkaitan makanan , olahraga, rokok danlain lain
5. Terciptanya lingkunganyang mendorong keempathal diatas.
B. Saran
Organisasi profesiyang berkaitan dengan kedokteran dan kesehatan masyarakat seperti IDI
(IkatanDokter Indonesia), IAKMI ( Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) dapat
secara bersama menilai masalah kesehatan masyarakat seperti HIV/AIDS, obesitas, penyakit
tidak menular, kesehatanmental dan faktor komunitas serta strukturalyang berkaitan.
Bermitra dengan dinas kesehatan setempat dan puskesmas kecamatan untuk melakukan
analisa masalah dan merancang kegiatanyang meliputi intervensi pelbagai tingkatan, tanpa
kegiatan seperti itu sulit diharapkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit seperti
HV/AIDS, kegemukan dan Penyakit Tidak Menular dapat tepat guna dan berhasil. Insitiatif
itu secaraglobal pada tahun terakhir ini dikenal dengan pendekatan sosial determinan
kesehatanyang dibahas secara terperincipada konferensi dunia social determinant of health
dan dikenal dengan deklarasiRio 2011 (Surjadi,2010).
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/83232-ID-penerapan-pendekatan-sosial-dan-
ekologi.pdf. Dikutip 13 Oktober 2020
1. Kemm, J. Health Promotion: Ideology, Discipline, and Specialism. (Oxford University
Press, 2015).
6. Chauvin, J. & Yeatman, H. Advocacy for Health in Health Promotion Practice (eds.
Nutland, W. & Cragg, L) 82-97 (Open University Press, 2015).
7. Gardner, E. Healthy Setting. in Health Promotion Practice (eds. Nutland, W. & Cragg, L)
98-115 (Open University Press, 2015).
9. Nutland, W. Using media to promote health: mass media, social media, and social
marketing. in Health Promotion Practice (eds. Nutland, W. & Cragg, L.) 137-150 (Open
University Press, 2015).
10. Leonita, E. & Jalinus, N. Peran Media Sosial Dalam Upaya Promosi Kesehatan: Tinjauan
Literatur. INVOTEK J. Inov. Vokasional dan Teknol. 18, 25-34 (2018).