Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK KOMUNIKASI DI BERBAGAI

TAHAPAN
ANAK-ANAK
Dosen Pengampu :
Ns. Herlina AN Nasution,S.Kep.,M.KM
Disusun Oleh Kelompok: 1
Aulan Dini jr Simatupang (21212084)
Khairi Soff a Azuura (21212047)
Ahlul Nazar (21212048)
Atik Mariana (21212062)
Dewi Sartika (21212077)
Lulu Sahara (21212071)
Ahmad Sailal Hamdi (21212082)
Mala Fitri (21212067)
Ulfa Al Kiram (21212045)
Komunikasi
Komunikasi adalah proses menciptakan dan berbagi
ide, informasi, pandangan, fakta, perasaan, di antara
orang-orang untuk mencapai pemahaman bersama.
Secara praktis, komunikasi (communication)
dipahami sebagai proses penyampaian informasi atau
pesan oleh seorang komunikator kepada komunikan
melalui sarana tertentu dengan tujuan dan dampak
tertentu pula.Secara bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995) mengartikan komunikasi sebagai
”pengiriman dan pemerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami”.
Komunikasi Meunurut Para Ahli
Para pakar, ahli, atau akademisi berbeda-beda redaksional dalam
mendefinisikan pengertian komunikasi, seperti “pengalihan infrmasi untuk
memperoleh tanggapan” (JL. Aranguren), “koordinasi makna antara
seseorang dengan khalayak” (Melvin L DeFleur), dan “saling berbagi
informasi, gagasan, atau sikap” (Wilbur Schramm).

Pengertian komunikasi paling populer datang dari Harold Lasswell, yakni


“Who says what in which channel to whom and with what effects”, siapa
mengatakan apa melalui saluran mana kepada siapa dan dengan pengaruh
apa.

Definisi komunikasi dari Lasswell dianggap paling lengkap karena sekaligus


menggambarkan proses dan elemen komunikasi, yakni:
1. komunikator (who)
2. pesan (what)
3. media atau sarana (channel)
4. komunikan (whom)
Berikut ini definisi komunikasi yang bisa kita temukan dalam
berbagai literatur komunikasi
1. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau
tingkah laku (Webster’s New Collegiate Dictionary).
2. Komunikasi adalah “Who says what in which channel to whom
and with what effects – Siapa mengatakan apa melalui saluran
mana kepada siapa dan dengan pengaruh apa” (Harold Lasswell).
3. Komunikasi adalah pengalihan informasi untuk memperoleh
tanggapan (JL. Aranguren).
4. Komunikasi itu pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada
penerima agar dapat dipahami (Prof. Dr. Alo Liliweri).
5. Pengertian komunikasi adalah Proses makna di antara dua orang
atau lebih (Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss)
6. Komunikasi adalah transaksi dinamis yang melibatkan gagasan
dan perasaan (William I. Gordon).
Fungsi Komunikasi
Secara fungsional, komunikasi dilakukan demi ragam
kepentingan atau tujuan, utamanya untuk:

1. Menyampaikan informasi (to inform).


2. Mendidik (to educate)
3. Mengibur (to entertaint)
4. Mempengaruhi (to influence).

 Keempat fungsi itu pula yang diadopsi menjadi fungsi pers


atau media massa sebagai sarana komunikasi massa, dengan
menambahkan satu fungsi social control (pengawasan sosial).
Tahap Perkembangan Bahasa Anak
Secara umum, perkembangan bahasa anak dibagi menjadi dua tahap,
yaitu tahap pralinguistik dan linguistik.

1. Tahap Pralinguistik
Tahap pralinguistik ini akan dialami pada fase bayi. Pada tahapan
ini, bahasa bayi berupa simbol-simbol ekspresi tertentu seperti
menangis, menjerit, dan juga tertawa. Berbagai ekspresi tersebut
merupakan bentuk komunikasi bayi dalam menyampaikan
perasaannya mulai dari senang, sedih, nyaman, atau takut.
2. Tahap Lingustik
Tahap ini lebih meningkat dari tahapan pralinguistik, pada tahapan
ini anak sudah dapat melakukan komunikasi verbal dalam bentuk
kata-kata yang dapat dimengerti. Pada tahapan ini pula, anak-anak
sudah dapat menyusun kata dan menyampaikan komunikasinya
dalam sebuah kalimat seperti orang dewasa.
Komunikasi Di Berbagai Tahapan
Anak-Anak
Komunikasi pada berbagai tingkat usia
1. Berkomunikasi dgn kelompok yg berbeda memerlukan
teknik khusus dan pemahaman mengenai
perkembangan manusia.
2. Kemampuan berkomunikasi dipengaruhi oleh
kematangan individu.
3. kesempurnaan indra
4. kesempurnaan dan kematangan otak mempengaruhi
kemampuan abstraksi, berhitung, membaca dan
kesempurnaan indra
5. kematangan psikologis mempengaruhi emosi dan atensi.
Cara Komunikasi Efektif dengan Anak

1. Dengarkan anak.
2. Berbicara dengan mereka.
3. Berikan mereka waktu untuk merespons.
4. Siapkan anak Anda untuk dunia yang lebih maju.
5. Berkomunikasilah dengan lebih sederhana dan jelas.
6. Berikan kata-kata yang memotivasi.
7. Ajaklah anak turut berdiskusi
Kemampuan Komunikasi Anak
Usia Dini (0-6 tahun)
 Pada usia ini, sebagian besar bayi berada pada tahap pralinguistik. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, pada tahapan ini bayi akan lebih banyak menunjukkan komunikasinya
dalam bentuk simbol-simbol ekspresi.

 Bagaimana cara kita berkomunikasi efektif dengan anak usia dini?


 Gunakan kata-kata yang positif dan singkat.
 Gunakan nada suara yang ramah.
 Menggunakan lagu-lagu untuk pembiasaan rutinitas, seperti lagu Bangun Tidur.

 Tingkat perkembangan indra pada bayi:


1. Penglihatan.
2. Pendengaran.
3. Perabaan.

 Tujuan berkomunikasi dengan bayi, yaitu:


1. Memberi rasa aman pada bayi.
2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang, dan melatih bayi mengembangkan
kemampuan bicara , mendengar, dan menerima rangsangan.
Masa Kanak-kanak Menengah (7-10 tahun)
Pada tahapan usia ini, anak sudah mampu menyusun kata dan menyampaikan
komunikasinya dalam sebuah kalimat seperti orang dewasa. Ia sudah mampu
mengenal kata kerja dan kata ganti, ia juga sudah dapat menyampaikan keinginannya
dalam bentuk kalimat seperti “aku ingin makan roti”, “aku mau bermain”, dan lain
sebagainya.

Bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan mereka?


 Mengenalkan tata cara bercakap-cakap (conversation rules) yaitu saling bergantian,
tidak memotong dan tidak mendominasi pembicaraan.
 Dalam keseharian, berikan kebebasan untuk memilih dan membuat keputusan
sendiri dengan memberi batasan. Contoh: “Boleh pergi bermain, pilih sampai jam
berapa ASALKAN sebelum maghrib.”

Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain:
1. Bercerita
2. Memfasilitasi
3. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Masa Remaja (11-14 tahun)
Remaja sudah mampu berpikir abstrak dan logis, mampu membuat
perencanaan atau cita-cita namun belum dapat menentukan prioritas.
Sayangnya, pubertas membuat mereka sering uring-uringan dan
meledak-ledak. Karenanya, mereka membutuhkan dukungan dalam
bentuk hubungan yang aman dengan orang tua tanpa merasa dihakimi.

Hal yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dgn anak:


1. Kontak mata sejajar .
2. Berbicara dengann jelas, suara lembut, tdk tergesa-gesa
3. Bahasa sederhana.
4. Gunakan teknik komunikasi yg sesuai.

 Cara membantu anak agar dapat mengekspresikan perasaan / pikiran


1. Berceritera bahasa sederhana, cerita bergambar.
2. Menulis : anak usia sekolah dan remaja menulis buku harian,surat
Komunikasi Pada Keadaan-Keadaan
Khusus
1. Klien dengan Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena kerusakan organ,
misal; kornea, lensa mata, kekeruhan humor viterius, maupun
kerusakan kornea, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju
otak. Kerusakan di tingkat persepsi antara lain dialami klien
dengan kerusakan otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus
hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial maupun total.
Akibat kerusakan visual, kemampuan menangkap rangsang ketika
berkomunikasi sangat bergantung pada pendengaran dan sentuhan.
Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan harus
mengoptimalkan fungsi pendengaran dan sentuhan karena fungsi
penglihatan sedapat mungkin harus digantikan oleh informasi yang
dapat ditransfer melalui indra yang lain.
Teknik Komunikasi
Berikut adalah teknik-teknik yang diperhatikan selama berkomunikasi dengan
klien yang mengalami gangguan penglihatan

1. Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda.


2. Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak
memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda
memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.
3. Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata – kata sebelum
melakukan sentuhan pada klien.
4. Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya / memutus
komunikasi
5. Orientasikan klien dengan suara – suara yang terdengar disekitarnya.

 Syarat-Syarat Komunikasi Pada Klien Dengan Gangguan Penglihatan


1. Adanya kesiapan.
2. Kesungguhan.
3. Ketulusan.
4. Keramahan
2. Pada Klien dengan Gangguan Pendengaran
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang
paling sering digunakan ialah media visual. Klien menangkap pesan
bukan dari suara yang dikeluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari
gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi visual menjadi sangat penting bagi
klien ini sehingga dalam melakukan komunikasi, upayakan supaya sikap
dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra visualnya.

Teknik Komunikasi
 Berikut adalah teknik-teknik komunikasi yang dapat digunakan klien
dengan gangguan pendengaran: Orientasiakan kehadiran anda dengan
cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien.
1. Gunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk
memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
2. Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan klien dan pertahankan
sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
3. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu
(permen karet).
4. Bila mungkin gunakan bahasa pantomim dengan gerakan sederhana dan
wajar.
3. Klien Gangguan Wicara / Afasia
Berkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara
memerlukan kesabaran supaya pesan dapat dikirim dan
ditangkap dengan benar. Klien yang mengalami gangguan wicara
umumnya telah belajar berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa isyarat atau menggunakan tulisan dan gambar

Teknik Komunikasi
 Pada saat berkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara,
hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1. Perhatikan mimik dan gerak bibir klien.
2. Memperjelas kata-kata yang diucapkan klien dengan mengulang
kembali.
3. Batasi topik pembicaraan.
4. Suasana rileks dan pelan.
5. Bila perlu gunakan bahasa tulisan/symbol.
4. Komunikasi pada Klien yang tidak sadar
Ketidaksadaran mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik klien
mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.
Keadaan tidak sadar dapat terjadi akibat ganggaun organik pada otak, trauma
otak yang berat, syok, pingsan, kondisi tidur dan narkoba, ataupun gangguan
berat yang terkait dengan penyakit tertentu.

 Pada saat berkomunikasi dengan klien dengan gangguan kesadaran, hal-hal


berikut perlu diperhatikan :
1. Berhati-hati ketika melakukan pembicaraan verbal dekat klien karena ada
keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terakhir yang
mengalami penurunan penerimaan rangsang pada individu yang tidak sadar.
Individu yang tidak sadar sering kali dapat mendengar suara dari
lingkungannya walaupun ia tidak mampu meresponinya sama sekali.
2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan kita.
3. Usahakan mengucapkan kata dengan menggunakan nada normal dan
memperhatikan materi atau ucapan yang kita sampaikan di dekat klien.
4. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat
menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan
penurunan kesadaran.
5. Tingkat Pengetahuan Rendah / Gangguan Kematangan Kognitif
 Barbagai kondisi dapat mengakibatkan gangguan kematangan
kognitif, antara lain akibat penyakit : retardasi mental, Sindrom
Down ataupun situasi sosial, misal pendidikan yang rendah,
kebudayaan primitif dsb

 Komunikasi dengan klien yang mengalami gangguan kematangan


kognitif :
1. Berbicaralah dengan menggunakan nada yang relatif dasar dan pelan
2. Apabila perlu, lakukan pengulangan dan tanyakan kembali pesan
untuk memastikan maksud pesan sudah diterima.
3. Berhati-hatilah dalam menggunakan teknik komunikasi nonverbal
karena dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda pada klien.
4. Hindari menggunakan istilah yang membingungkan klien, usahakan
menggunakan kata pengganti yang lebih mudah dimengerti, contoh
atau gambar dan simbol
6.Komunikasi pada pasien dengan berduka atau kehilangan
 Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi
tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak
tercapai.Kehilangan dapat diartikan juga sebagai suatu kondisi
dimana seseorang mengalami kekurangan akan sesuatu yang
sebelumnya ada, misalnya kematian orang yang dicintai.Berduka
merupakan respon individu terhadap kehilangan.

 Berduka Disfungsional
Berduka disfungsional adalah keadaan dimana individu atau
kelompok mengalami berduka yang berkepanjangan dan terlibat
dalam aktivitas yang menyimpang (Carpenito 1999/2000).
 Respon kehilangan
Respon adaptif Respon maladaptive Penyangkalan Marah Tawar
depresi penerimaan (anger) menawar (acceptance) (bargaining)
Tahap berduka akibat kehilangan
1. Fase Penyangkalan
2. Fase marah
3. Fase Tawar menawar
• Fase depresi.
• Fase Penerimaan.
• Adanya ungkapan kehilangan.
----------

Naik delma pergi ke kota.


Jangan lupa membeli alpukat.
Demikian presentasi kita.
Semoga bisa bermanfaat.

----------

Anda mungkin juga menyukai