TAHAPAN
ANAK-ANAK
Dosen Pengampu :
Ns. Herlina AN Nasution,S.Kep.,M.KM
Disusun Oleh Kelompok: 1
Aulan Dini jr Simatupang (21212084)
Khairi Soff a Azuura (21212047)
Ahlul Nazar (21212048)
Atik Mariana (21212062)
Dewi Sartika (21212077)
Lulu Sahara (21212071)
Ahmad Sailal Hamdi (21212082)
Mala Fitri (21212067)
Ulfa Al Kiram (21212045)
Komunikasi
Komunikasi adalah proses menciptakan dan berbagi
ide, informasi, pandangan, fakta, perasaan, di antara
orang-orang untuk mencapai pemahaman bersama.
Secara praktis, komunikasi (communication)
dipahami sebagai proses penyampaian informasi atau
pesan oleh seorang komunikator kepada komunikan
melalui sarana tertentu dengan tujuan dan dampak
tertentu pula.Secara bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995) mengartikan komunikasi sebagai
”pengiriman dan pemerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami”.
Komunikasi Meunurut Para Ahli
Para pakar, ahli, atau akademisi berbeda-beda redaksional dalam
mendefinisikan pengertian komunikasi, seperti “pengalihan infrmasi untuk
memperoleh tanggapan” (JL. Aranguren), “koordinasi makna antara
seseorang dengan khalayak” (Melvin L DeFleur), dan “saling berbagi
informasi, gagasan, atau sikap” (Wilbur Schramm).
1. Tahap Pralinguistik
Tahap pralinguistik ini akan dialami pada fase bayi. Pada tahapan
ini, bahasa bayi berupa simbol-simbol ekspresi tertentu seperti
menangis, menjerit, dan juga tertawa. Berbagai ekspresi tersebut
merupakan bentuk komunikasi bayi dalam menyampaikan
perasaannya mulai dari senang, sedih, nyaman, atau takut.
2. Tahap Lingustik
Tahap ini lebih meningkat dari tahapan pralinguistik, pada tahapan
ini anak sudah dapat melakukan komunikasi verbal dalam bentuk
kata-kata yang dapat dimengerti. Pada tahapan ini pula, anak-anak
sudah dapat menyusun kata dan menyampaikan komunikasinya
dalam sebuah kalimat seperti orang dewasa.
Komunikasi Di Berbagai Tahapan
Anak-Anak
Komunikasi pada berbagai tingkat usia
1. Berkomunikasi dgn kelompok yg berbeda memerlukan
teknik khusus dan pemahaman mengenai
perkembangan manusia.
2. Kemampuan berkomunikasi dipengaruhi oleh
kematangan individu.
3. kesempurnaan indra
4. kesempurnaan dan kematangan otak mempengaruhi
kemampuan abstraksi, berhitung, membaca dan
kesempurnaan indra
5. kematangan psikologis mempengaruhi emosi dan atensi.
Cara Komunikasi Efektif dengan Anak
1. Dengarkan anak.
2. Berbicara dengan mereka.
3. Berikan mereka waktu untuk merespons.
4. Siapkan anak Anda untuk dunia yang lebih maju.
5. Berkomunikasilah dengan lebih sederhana dan jelas.
6. Berikan kata-kata yang memotivasi.
7. Ajaklah anak turut berdiskusi
Kemampuan Komunikasi Anak
Usia Dini (0-6 tahun)
Pada usia ini, sebagian besar bayi berada pada tahap pralinguistik. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, pada tahapan ini bayi akan lebih banyak menunjukkan komunikasinya
dalam bentuk simbol-simbol ekspresi.
Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain:
1. Bercerita
2. Memfasilitasi
3. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Masa Remaja (11-14 tahun)
Remaja sudah mampu berpikir abstrak dan logis, mampu membuat
perencanaan atau cita-cita namun belum dapat menentukan prioritas.
Sayangnya, pubertas membuat mereka sering uring-uringan dan
meledak-ledak. Karenanya, mereka membutuhkan dukungan dalam
bentuk hubungan yang aman dengan orang tua tanpa merasa dihakimi.
Teknik Komunikasi
Berikut adalah teknik-teknik komunikasi yang dapat digunakan klien
dengan gangguan pendengaran: Orientasiakan kehadiran anda dengan
cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien.
1. Gunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk
memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
2. Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan klien dan pertahankan
sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
3. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu
(permen karet).
4. Bila mungkin gunakan bahasa pantomim dengan gerakan sederhana dan
wajar.
3. Klien Gangguan Wicara / Afasia
Berkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara
memerlukan kesabaran supaya pesan dapat dikirim dan
ditangkap dengan benar. Klien yang mengalami gangguan wicara
umumnya telah belajar berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa isyarat atau menggunakan tulisan dan gambar
Teknik Komunikasi
Pada saat berkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara,
hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1. Perhatikan mimik dan gerak bibir klien.
2. Memperjelas kata-kata yang diucapkan klien dengan mengulang
kembali.
3. Batasi topik pembicaraan.
4. Suasana rileks dan pelan.
5. Bila perlu gunakan bahasa tulisan/symbol.
4. Komunikasi pada Klien yang tidak sadar
Ketidaksadaran mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik klien
mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.
Keadaan tidak sadar dapat terjadi akibat ganggaun organik pada otak, trauma
otak yang berat, syok, pingsan, kondisi tidur dan narkoba, ataupun gangguan
berat yang terkait dengan penyakit tertentu.
Berduka Disfungsional
Berduka disfungsional adalah keadaan dimana individu atau
kelompok mengalami berduka yang berkepanjangan dan terlibat
dalam aktivitas yang menyimpang (Carpenito 1999/2000).
Respon kehilangan
Respon adaptif Respon maladaptive Penyangkalan Marah Tawar
depresi penerimaan (anger) menawar (acceptance) (bargaining)
Tahap berduka akibat kehilangan
1. Fase Penyangkalan
2. Fase marah
3. Fase Tawar menawar
• Fase depresi.
• Fase Penerimaan.
• Adanya ungkapan kehilangan.
----------
----------