KOMUNIKASI PADA
ANAK
Dosen pengampu : Ns. Ledia restipa, M.kep
Disusun Oleh Kelompok 4
1. Intan Maha Dewi (2114201023)
2. Putri mulia ningsih (2114201001)
3. Rani Marza putri (2114201037)
4. Nadya fitria sari ( 2114201028)
5. Rahmi yulivia ( 2114201036)
6. Rizka oktariani ( 2114201041)
7. Wilma Fitria yusmeli ( 2114201052)
8. Adinda Salsa billa (2114201002)
9. Suci rahayu ( 2114201047)
10. Srika vella utama ( 2114201046)
11. Ike Indriani ( 2114201022)
12. Rima asmar dila ( 2114201038)
Pengertian Komunikasi pada Anak
secara umum komunikasi anak merupakan proses
pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak
kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak
dalam pertukaran informasi tersebut mampu
memenuhi kebutuhannya Kemudian dalam praktik
keperawatan istilah komunikasi sering digunakan
pada aspek pemberian terapi pada klien, sehingga
istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah
terapeutik atau dikenal dengan nama komunikasi
terapeutik.
Unsur-Unsur Komunikasi
1. Sumber
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber
bisa jadi seorang individu, lembaga, organisasi,
kelompok, perusahaan, atau bahkan suatu negar
2. Pesan
Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan
atau non-verbal yang mewakili perasaan, nilai,
gagasan, atau maksud sumber tadi
3. Saluran atau Media
Saluran yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. saluran dapat
merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada
penerima, apakah saluran verbal atau saluran non-verbal.
4. Penerima
Penerima sering juga disebut sebagai sasaran/tujuan,
komunikate, penyandi balik atau khalayak, pendengar,
penafsir, yaitu orang yang menerima pesan dari sumber.
5. Efek
Efek merupakan apa yang terjadi pada penerima setelah ia
menerima pesan tersebut, misalnya penambahan
pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan
keyakinan, dan perubahan prilaku.
Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
1. Perkembangan
Manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek,
yaitu tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi
kemampuan untuk menggunakan teknik komunikasi tertentu
dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan.
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu
kejadian atau peristiwa. Persepsi dibentuk oleh harapan atau
pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi.
3. Gender
Laki-laki dan perempuan menunjukan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan. Tannen (1990) menyatakan
bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi
4. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang.
5. Latar belakang sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya
juga akan membatasi cara bertindak dan komunikasi.
6. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah,
sedih, senang akan mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang
dengan tingkat pengetahuan rendah akan sulit merespon pertanyaan yang
mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi efekt if. Suasana
yang bising, tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan ker ancuan,
ketegangan dan ketidaknyamanan.
10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jar ak t er t ent u menyediakan
rasa aman dan kontrol. Untuk itu perawat per lu memper hit ungkan j ar ak
yang tetap pada saat melakukan hubungan dengan klien.
1. Menulis
2. Nada suara
3. Sentuhan
4. Bermain dan permainan
Pendekatan Umum pada Anak Sebelum Melakukan Pemeriksaan
1. Ajak berbicara orang tua terlebih dahulu sebelum melangsungkan
komunikasi dengan anak.
2. Lakukan komunikasi dengan metode cerita atau teknik lainnya
supaya anak mau berkomunikasi.
3. Berikan mainan kepada anak sebelum masuk kedalam inti
pembicaraan.
4. Berikan kesempatan terhadap anak guna memilih tempat
pemeriksaan yang diinginkan.
5. Lakukan pemeriksaan dari yang sederhana ke kompleks serta
pastikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan tidak menyebabkan
anak menjadi trauma.
6. Hindari pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan ketakutan
pada diri anak. Selain itu, berikan kesempatan kepada anak guna
memegang alat alat periksa.
Terima Kasih