Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA BAYI DAN ANAK

DOSEN : Hj,Nurjannah,SPD.,M.Kes

KELOMPOK 1
OLEH:
1.WA SERLIN (P00320023134)
2.ELSIANA (P0032002122)
3.IRMA FERNANDA (P0032002159)
4.GITA NINGSIH (P0032002120)
5.EKA NUR ROCHMAN (P0032002119)
6.MARSYA (P0032002111146)
7.FANDRI ARIANTO (P0032002154)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONOSIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
T.A 2023/2024
Daftar Isi
Halaman
Halaman Judul……………………………………………………………. i
Kata Pengantar……………………………………………………………. ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………...................................... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………... 3

BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Pada Bayi Dan Anak
2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik Pada Bayi dan Anak
2.3 Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak
2.4 Bentuk komunikasi pra-bicara pada bayi dan anak
2.5 Teknik komunikasi dengan bayi dan anak
2.6 Peran bicara dalam komunikasi bayi dan anak
2.7 Penerapan strategi pelaksaan komunikasi pada bayi dan anak

BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut (Smart 1998) komunikasi terapeutik adalah merupakan


hubunganinterpersonal antara perawat dan klien. Komunikasi terapeutikadalah
komunikasi yangdirencanakan secara sadar bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kebutuhan pasien.(Siti Fatmawati, 2010)Komunikasi pada bayi
dan anak merupakan suatu proses penyampaian dan transferinformasi yang
melibatkan anak, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan.Dalam
proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih
danmengirimkan lambang- lambang sedemikian rupa yang dapat membantu
seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam
pikirannyaarti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.Pada
bayi dan anak -anak yang dirawat dirumah sakit karena banyaknya permasalahan
yang dialaminya baik yang berhubungan dengan sakitnya maupun
karenaketakutan dan kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan ,
seringkomunikasi menjadi terganggu. Anak menjadi lebih pendiam ataupun tidak
berkomunikasi. Keadaan ini apabila dibiarkan akan dapat memberikan efek
yangkurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan disamping proses
penyembuhan penyakitnya.Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan
pasien , diharapkan dapatmemulai menciptakan komunikasi yang efektif.
Keterlibatan perawat dalam berkomunikasi sangat penting karena dengan
demikian perawat mendapat informasidan dapat membina rasa percaya anak
pada perawat serta membantu anak agar dapatmengekspresikan perasaannya
sehingga dapat dicari solusinya. Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk
memiliki kemampuan komunikasi dalam memberikan askep pada anak,
menguasai teknik-teknik komunikasi yang cocok bagi anak sesuai dengan
perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah

2) Apa pengertian Komunikasi pada bayi dan anak ?

3)Apa tujuan komunikasi pada bayi dan anak ?

4)Bagaimana Perkembangan Komunikasi Pada Bayi dan Anak ?

5)Bagaimana Bentuk Komunikasi Pra-bicara ?

6)Bagaimana Teknik Komunikasi Dengan Bayi dan Anak ?

7)Apa Peran Bicara Dalam Komunikasi?

8)Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan Komunikasi pada bayi dan anak?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian Komunikasi pada bayi dan anak

2)Untuk mengetahui tujuan komunikasi pada bayi dan anak

3)Untuk mengetahui tentang perkembangan komunikasi pada bayi dan anak

4)Untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi pra-bicara

5)Untuk mengetahui bagaimana teknik komunikasi dengan bayi dan anak

6)Untuk mengetahui apa peran bicara dalam komunikasi

7)Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pelaksanaan komunikasi pada bayi


dan anak
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi pada Bayi dan Anak

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar,bertujuandan


kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik padaanak
adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien (bayi dan anak),
yangdirencanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
bayi dan anak.Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang, antara lain :

 Usia Bayi (0-1 tahun)

Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melaluigerakan-
gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, disamping itu
komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangankomunikasi pada
bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatuyang menarik, ketika
bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkansuara-suara bayi.
Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usiaminggu ke delapan
dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya,kemudian pada minggu
kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia keenam belas bayi sudah mulai
menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya.Pada pertengahan tahun pertama
bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada
bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu
melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah
mampu mengucapkan kata-kata yangspesifik antara dua atau tiga kata.Selain melakukan
komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yangefektif pada bayi yakni dengan
cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehniksentuhan seperti mengusap,
menggendong, memangku, dan lain-lain
 Usia Todler dan Pra Sekolah todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6
tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan


bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih
sepuluhkata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-
kataulangan.

Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasaisembilan ratus
kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapandan sebagainya.
Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingintahunya sangat tinggi,
inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat,mudah merasa kecewa dan
rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut
terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usiaini anak masih belum fasih
dalam berbicara (Behrman, 1996).

Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberitahu
apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuhalat
pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jikatidak
dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkansikap
mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat
komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudahdiajak
komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak,
adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung,duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberidorongan penerimaan
dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpadisetujui dari anak, bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar,
menulis atau bercerita dalam menggali perasaan danfikiran anak si saat melakukan
komunikasi.

 Usia Sekolah (5-11 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuananak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa
yangdilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca
disini sudah muncul,pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai
melalui berfikir tentang kehidupan
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap
masihmemperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhanayang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak
atau sesuatuyang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan
proseduraldari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya,
maksud dantujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau
mengancamsebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

 Usia Remaja (11-18 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan


berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah
mulaimenunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan
tentangmasa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah
mulaimenunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa
iniadalah masa peralihan anak menjadi dewasa.

2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak

Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan komunikasi terapeutik pada bayi
ataupun anak adalah :

1) Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yangada bila klien percaya pada hal-
hal yang diperlukan.

2) Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif


danmempertahankan kekuatan egonya.

3) Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri.


2.3 Perkembangan Komunikasi pada bayi dan anak

A. Masa Bayi

1.Belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata. Komunikasi yang digunakan


adalahkomunikasi non verbal.

2.Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan suara yang bisadiinterpretasikan


oleh orang-orang disekitarnya, seperti menangis, yang bisa jadimenunjukan lapar, sakit,
pembatasan gerak, atau kesepian. Adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan
mengusap, berbicara halus, menggendong, ataudipangku.

3.Ketika bayi berumur 6 bulan, perilaku yang basa dilakukan adalah menggerak-gerakkan
tangan dan kaki. Gerakan itu dilakukan guna, menarik perhatian orang-orang
disekitarnya. Adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan menepuktubuh dengan
perasaan.

4.Ketika bayi berusia diatas 6 bulan, biasanya selalu berpusat pada diri dan ibunya.
Saatitu, bayi merasa takut pada orang asing.

B. Anak usia kurang 5 tahun

1.Sangat egosentris. Melihat sesuatu hanya dengan sudut pandangnya


sendiri(komunikasi yang berpusat pada dirinya sendiri).

2.Takut ketidaktahuan. Guna mengatasinya, beritahuan apa yang akan terjadi


padadirinya, bagaimana merasakannya serta diberi kesempatan guna menyentuh
ataumemegang alat yang menarik perhatiannya.

3.Belum lancar dalam berbicara. Pergunakkan kata-kata yang simpel, singkat,


dandikenal oleh anak dalam berkomunikasi serta berikan pujian mengenai hal-hal
yangsudah dicapainya.

4.Sering-seringlah berpandangan dengan mata sejajar kepada anak.

C.Usia sekolah (5-11 tahun)

1.Pada umunya, saat menemui masalah, mereka hanya percaya pada apa yang dilihatdan
diketahui tanpa membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

2.Anak usia ini sangat memerhatikan keberadaan tubuhnya. Mereka sangat pekaterhadap
segala sesuatu yang diasumsikan bisa mengancam atau menyakiti tubuhnya.
D.Anak usia remaja

1.Mulai memiliki pola pikir dan tingkah laku, sebagai penanda peralihan dari masakanak-
kanak menuju dewasa.

2.Apabila sedang mengalami stres, biasanya akan mendiskusikan masalah tersebutdengan


teman sebaya atau orang dewasa diluar keluarganya.

3.Menolak sesorang yang diasumsikan dapat menjatuhkan harga dirinya. Untuk hal ini,
berikan mereka support dan pengertian agar jangan melakukan interupsi. Selain
itu,hindari ragam bentuk ertanyaan yang berpotensi menimbulkan rasa malu.

2.4 Bentuk Komunikasi Pra-Bicara pada Bayi dan Anak

Sebelum anak siap untuk belajar berbicara, alam telah menyediakan bentuk
komunikasitertentu yang sifatnya sementara. Selama satu setengah tahun pertama,
sebelum anakmempelajari kata-kata sebagai, bentuk komunikasi, mereka menggunakan
empat bentukkomunikasi pra-bicara yakni : tangisan, celoteh, isyarat, dan ekspresi
emosional.

Bentuk komunikasi pra-bicara sifatnya sementara , sehingga bentuk komunikasi pra-


bicara ini sebaiknya ditinggalkan apabila kegunaannya sudah berakhir

1.Tangisan

Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara
pertamayang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Melalui tangisandia memberitahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah,
dan kebutuhanuntuk diperhatikan. Jika kebutuhanya segera dipenuhi, bayi hanya
akan menangis bilaia mmerasa sakit atau tertekan. Perawat harus banyak berlatih
mengenal macam-macam arti tangisan bayi karena ibu muda memerlukan bantuan
ini. Setelah berusia 2minggu, kebanyakan kasus disebabkan karena orang tua yang
tidak cepat tanggapterhadap arti tangis bayinya dan tidak konsisten dalam
menanggapinya. Bayi yangsehat dan normal frekuensi tangisan menurun pada
usia 6 bulan karena keinginan dankebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi
tangisan seharusnya menurun sejalandengan meningkatnya kemampuan berbicara.

2.Ocehan dan Celoteh

Bentuk komunikasi prabicara disebut “ ocehan “ (cooing) atau “ celoteh


“(babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh
perubahan gerakan mekanisme „suara‟. Ocehan ini terjadi pada bulan awal
kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis, dan
mengeluh.Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan
hilang.Celotehan merupakan mekanisme

otot saraf bayi berkembang dan sebagian bayimulai berceloteh pada awal bulan
kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan ke -6 dan ke-8. Nilai celoteh :

a.Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar bagi perkembangan gerakanterlatih


yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat keterampilan berbicara.

b.Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain.


Bercelotehmembantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari kelompok sosial.

3.Isyarat

Isyarat yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau
pelengkapan bicara.

Contoh isyarat umum pada masa bayi:

a.Mendorong putting susu dari mulut artingya kenyang/tidak lapar

b.Tersenyum dan mengacungkan tangan artinya ingin digendong

c.Mengeliat, meronta, menangis, selama berpakaian dan mandi artinya tidaksuka


akan pembatasan gerak.

4.Ungkapan Emosional

Ungkapan Emosional adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh danroman


muka.Contoh :

a.Gembira: mengendurkan badan, mengankat tangan/kaki, tersenyum danmarah.

b.Marah : menegakkan badan, gerak membanting tangan atau kaki, roman muka
tegang dan menangis.
2.5Teknik Komunikasi Dengan Bayi dan Anak

A. Pada Bayi1.

1.verbal

1.Dengan cara menimang-nimang saat tidur dan menyanyikannya lagu.

2.Dengan cara merespon tangisannya.

3.Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal

2.Non-Verbal

1.Dengan cara sentuhan.

2.Dengan nada suara.

3.Dengan ekspresi

B.Pada Anak

1.Verbal

1.Menulis

Menuis adalah satu alternative pendekatan komunikasi bagi anak, remaja


mudadan praremaja. Untuk memulai suatu percakapan perawat dapat
memeriksa/menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga untuk membaca beberapa
bagian.Dengan menulis anak-anak lebih riil dan nyata.

2.Menggambar

Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi berharga melalui


pengamatangambar. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa
anak-anakmengungkapkan tentang dirinya.

3.Gerakan Gambar Keluarga

Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan anak-anak


danrespon emosi, dia akan menggambarkan pikirannya tentang dirinya dan
anggotakeluarga yang lainnya. Gambar kelompok yang paling berharga bagi anak
adalahgambar keluarga.

4.Sosiogram
Menggambar tak perlu dibatasi bagi anak-anak, dan jenis gambar yang berguna
bagi anak-anak seusia 5 tahun adalah sosiogram (gambar ruang kehidupan)
ataulingkaran keluarga. Menggambar suatu lingkaran adalah untuk melambangkan
orang-orang.

5.Menggambar bersama dalam keluarga

Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna


untukmengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.

6.Bermain

Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan
dapatmenjadi teknik yang paling efektif untuk berhubungan dengan mereka.Dengan
bermain dapat dikumpulkan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik,intelektual
dan sosial.

2.Non-Verbal

1.Teknik orang ketiga

Teknik semacam ini mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga, semisal “ia”
atau“mereka”. Teknik tersebut sangat membantu guna mengurangi perasaan
terancam padadiri anak dibandingkan dengan bertanya secara langsung pada diri
mereka. Carasemacam ini sangt efektif guna memberikan kesempatan kepada anak
guna memilihsetuju tanpa ada keinginan untuk bertahan.

2. NLP (Neuro Linguistik Programming)

Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses suatu komunikasi, yaitu


denganmemperhatikan cara, gaya, atau kelakuan individu. Seorang perawat
bisamenggunakan sensoris yang sama guna meningkatkan hubungan
sekaligusmengomunikasikan informasi yang lebih efektif, seperti jenis orang :

a. Tipe Visual (penglihatan)

Orang yang bias memanfaatkan alat bantu visual, seperti diagram dan ilustrasi.

b.Tipe Mendengar (Pendengaran)


Orang yang biasa menggunakan kata-kata atau suara

c.Tipe kinestetis

Orang yang memiliki kecenderungan belajar dari manipulasi objek.

3.Facilitative Responding

Mendengarkan secara seksama sama sekaligus membayangkan kembali perasaan


pasien dan isi pernyataan anak.

4.Story Telling (Bercerita)

Fungsi cerita tidak hanya membantu membuka pikiran anak, tetapi berguna
untukmengubah menghilangkan rasa takut dan persepsi anak.

5.Bibliotherapy

Adapun petunjuk umum bagi seorang perawat dalam menggunakan bibliotherapyadalah:

1.Jajaki perkembangan emosi serta pengetahuan anak

2.Hayati isi buku serta sesuaikan dengan tingkat usia anak.

3.Menikmati buku tersebut bersama anak.

4.Menyisir secara lebih mendalam mengenai isi yang terkandung dalam bukutersebut
kemudian ceritakan kembali.

6.Fantasi

Bentuk khusus dari bibliotherapy adalah menggunakan dongeng fantasi, penting bagi
seorang perawat untuk memberikan penjelasan terhadap anak mengenai artidari cerita
dongeng tersebut.

7.Mimpi

Salah satu cara pada ilmu psikoterapi guna mengatasi penafsiran mimpi
denganmenanyakan kepada anak atau orang tua mengenai mimpi yang dialaminya.

8.Pertanyaan “Bagaimana Bila”


Pertanyaan “bagaimana bila” mendorong anak untuk menjelajahi situasi dan
menentukan berbagai pemecahan masalah.Jenis komunikasi yang baik akan
membantu anak mempelajari ketermpilan pertahanan diri khususnya pada situasi-
situasi yang berbahaya

9. Three Wishes

Tiga permintaan merupakan salah satu teknik yang sangat efektif serta
merupakansalah satu strategi guna mengundang anak-anak kedalam suatu
komunikasi.

10.Rating Game

Anak-anak pada tingkat usia sekolah dapat menggunakan cara ini yaitu
denganmenulis pengalaman/perasaan mereka selama dirawat dalam buku hariannya.

11.Word Assocation Game

Pendekatan dengan cara “permainan asosiasi kata” dapat dimulai dengan sejumlah
kata-kata kunci dan meminta anak untuk menyebut kata pertama yang dia kenal.

12.Sentenoe Completion (melengkapi kalimat)

Tanpa menanyakan langsung tentang keadaannya, tetapi menyadarkan


pernyataanyang harus dilengkapi oleh anak.Pernyataan dimulai dengan yang netral
kemudian diakhiri dengan pernyataanyang difokuskan pada perasaan tentang dirinya.

13.Pros and Cons (Pro dan Kontra)

Suatu pendekatan yang agak berbeda untuk mendorong menjelajahi perasaan-


perasaannya.

2.6 Peran Bicara Dalam Komunikasi bayi dan anak

A. Pada Bayi

1. Merupakan ungkapan sayang pada bayi.

2.Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga lambat laun


bayiakan menirukannya.

3.Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja syaraf otak dan pendengaran
untukmerangsang syaraf pada indera pengecapan.
4.Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan dan
merasaselalu diperhatikan

B. Pada Anak

1. Persiapan fisik

Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama


dalamhal kematangan mekanisme bicara. Pertumbuhan organ-organ bicara yang
kurangsempurna sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak.

2.Persiapan mental

Tergantung pada kematangan otak ( asosiasi otak ), yang berkembang antara


1sampai 18 bulan,saat yang tepat di ajak bicara. Meskipun bayi tidak dapat
merespondengan kata-kata, namun suara atau bicara yang kita tunjukan pada bayi
akan menjadistimulus bayi dan akan direspon dengan bahasanya sendiri, misalnya
dengan senyumatau tertawa.

3.Model untuk ditiru

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara adalah stimulus


suara.Ucapan-ucapan yang sering kita sampaikan kepada bayi menjadi model yang
bisaditiru oleh bayi pada perkembangan bicara selanjutnya. Dengan demikian
ucapan-ucapan yang kita sampaikan hendaknya ucapan yang baik dan mendidik.

4.Kesempatan praktek/ untuk berlatih

Agar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan atau
diberikanuntuk meniru kata-kata yang sering kita ucapkan.

5.Motivasi dan tantangan

Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa diucapkan oleh
bayi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang diucapkan bayi belum
sempurna,mungkin yang keluar baru berupa suara-suara atau kata-kata yang belum
jelassehingga butuh kesabaran dan ketelatenan dalam mengajarkan bicara kepada
bayi/anak.

6.Bimbingan
Upaya untuk membantu keterampilan bicara anak dapat dilakukan dengan cara
:menyediakan model yang baik, mengatakan dengan perlahan dan jelas,
sertamembetulkan kesalahan yang diucapkan si anak.

2.7 Penerapan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Bayi dan Anak

1.Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 tahun)

Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka
berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginanya melalui komunikasi non
verbal.Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik
yangdekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah
cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak dia rasakan, lapar,
popok basah, kedinginan,lelah dan lain-lain. (Kemenkes, 2013)

2.Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-
6tahun)

Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non
verbal.Ciri khas kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala
sesuatuhanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat segala sesuatu dengan
sudut pandangnya sendiri.

Contoh penerapan komunikasi dalam perawatan :

a) Memberitahu apa yang terjadi pada diri anak


b) Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yangakan
digunakan
c) Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika tidak menjawab harus diulang lebih
jelas dengan pengarahan yang sederhana
d) Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”
e) Mengalihkan aktifitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan mainansaat
komunikasi
f) Menghindari konfrontasi langsung
g) Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
h) Bersalam dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman dengan
anakmerupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas
i) Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali perasaandan
fikiran anak. (Kemenkes, 2013 :15-16)

3.Komunikasi pada usia sekolah (5-11 tahun)

Pada masa anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan
belajarmenyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi yang tidak
jelas baginya.
Contoh penerapan komunikasi dalam keperawatan :
a) Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-
katasederhana yang spesifik
b) Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak
c) Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari
objektertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya
d) Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak
mampu berkomunikasi secara afektif. (Kemenkes, 2013)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yangdisampaikan


melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan
ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesanyang disampaikan oleh
komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalammelakukan komunikasi pada
anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara
berkomunikasi dengan anak, tehnikkomunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang
mempengaruhi komuikasi.Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting
dalam menjagahubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkanmengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
digunakandalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam
proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi
/tehnik, dan hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalamkomunikasi.
Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung padaumur dari anak
tersebut. Pembagian rentang 19 umur dapat dibedakan atas bayi (0-1), toddler (1-3), anak-
anak pra sekolah (3-5), anak usia sekolah (5-12).

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapatkekurangan pada
penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan sarandari para pembaca. Semoga
bermanfaat serta kita sebagai mahasiswa keperawatandapat menerapkan komunikasi
terapeutik ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.http://bnetpwj.blogspot.co.id/2016/09/makalah-komunikasi-terapeutik-pada-
bayi.html, akses pada 10 oktober 2016 jam 12.00 WIB

Anonym.https://indriana112.blogspot.co.id/2016/04/makalah-kelompok-komunikasi-
padabayi.html,akses pada 10 oktober 2016 jam 12.00 WIB

Mundakir.2006.

Komunikasi dalam Keperawatan Aplikasi dalam

Pelayanan.Yogyakarta:Graha Ilmu

Tamsuri,anas.2006. Komunikasi dalam Keperawtan.Jakarta:BUKU KEDOKTERAN


EGC

Anda mungkin juga menyukai