Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MELAKUKAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA


BAYI DAN ANAK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Terapeutik
Keperawatan
Dosen Pengajar : lia Novianty, S.kep,Ners.,M.kep

Disusun oleh:
kelompok 6

Deista Sri Yunita C1AA23034


Esa Agistira C1AA23050
Muhammad Ilham C1AA23095
Siti Jamilah Delima Nur’Afifah C1AA23190

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2024
KATA PENGANTAR

Pertama – tama puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah
“Komunikasi Terapeutik pada bayi dan anak“.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi


Terapeutik Keperawatan. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan yang telah
memberikan tugas makalah ini kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua p
ihak.

Sukabumi, Maret 2024

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................................2

D. Manfaat............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

I. Pengertian Komunikasi Pada Bayi Dan Anak..................................................3

II. Tujuan Komunikasi Pada Bayi Dan Anak.......................................................5

III. Aspek Penting Komunikasi Pada Anak..........................................................6

IV. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pada Bayi Dan Anak........................................9

V. Penerapan Komunikasi Sesuai Tingkat Perkembangan Pada Bayi Dan Anak1


1

VI. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Bayi Dan Anak................6

VII. Teknik Berkomunikasi Dengan Bayi Dan Anak........................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. Kesimpulan.................................................................................................17

B. Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan bagian dari aktivitas kehidupan manusia yang
memiliki peranan sangat vital. Dalam kehidupan sosial, masing-masing
manusia tidak bisa lepas dari jerat kebutuhan komunikasi. Begitu pula de
ngan perawat, yang tidak lain merupakan salah satu profesi pelayanan kes
ehatan untuk masyarakat. Bisa dikatakan bahwa perawat memiliki waktu
yang paling lama dalam berinteraksi dengan pasien ketimbang petugas ke
sehatan lainnya komunikasi in disebut dengan komunikasi terapeutik. Me
nurut (Smart1998)

Komunikasi terapeutik adalah merupakan hubungan interpersonal antar


a perawat dan klien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dire
ncanakan secara sadar bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kebut
uhan pasien. (Siti Fatmawati, 2010)

Komunikasi Dada bavi dan anak merudakan suatu broses Denvampaian d


an transfer informasi yang melibatkan anak, baik sebagai pengirim pesan
maupun penerima pesan. Kemampuan komunikasi pada anak merupakan
saah satu indikator perkembangan anak. Komunikasi sangat mempengaru
hi tingkat perkembangan anak dalam beraktivitas dengan lingkungannya
(Mundakir, 2006). Komunikasi dapat berbentuk verbal, non verbal, dan a
bstrak. Komunikasi verbal seperti ekspresi vokal dalam bentuk tertawa,
merintih, berteriak atau menangis. Komunikasi non-verbal sering disebut
sebagai bahasa tubuh, seperti isyarat, gerak-gerik, lenggak-lenggok, eksp
resi wajah, postur tubuh dan reaksi terhadap sesuatu, sedangkan komunik
asi abstrak seperti permainan, ekspresi artistik (seni), simbol, photografi
dan cara memilih pakaian. Hanya karena komunikasi abstrak memungkin
kan menggunakan penguasaan dan pengontrolan kesadaran melibihi kom

1
unikasi verbal (bersifat subjektif), maka komunikasi abstrak kurang dapat
dipercaya untuk menunjukkan perasaan yang sebenarnya, khusus dalam b
erkomunikasi dengan anak-anak (Mundakir, 2006).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi pada bayi dan anak?
2. Apa tujuan komunikasi pada bayi dan anak?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada bayi dan
anak?
4. Apa saja aspek penting dalam berkomunikasi pada bayi dan anak?
5. Apa saja bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak?
6. Bagaimana penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan bayi dan
anak?
7. Apa saja Teknik-teknik yang di lakukan dalam berkomunikasi dengan bayi
dan anak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pada bayi dan anak.
2. Untuk mengetahui tujuan komunikasi pada bayi dan anak.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pada bayi dan anak.
4. Untuk mengetahui aspek-aspek penting dalam berkomunikasi pada bayi
dan anak.
5. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak.
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan komunikasi sesuai dengan
tingkat perkembangan bayi dan anak.
7. Untuk mengetahui Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam
berkomunikasi pada bayi dan anak.

D. Manfaat
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui dan memahami
mengenai pengetahuan komunikasi yang di lakukan pada bayi dan anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Komunikasi Pada Bayi Dan Anak
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien
(bayi dan anak), yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan bayi dan anak.

Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang, antara lain:

 Usia Bayi (0-1 tahun)

Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara nonverbal.
Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi
untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan
berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada
bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah
mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas
sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai
menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun
pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan
lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap
namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir
tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara
dua atau tiga kata.

Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang


efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi nonverbal dengan
tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.

3
 Usia Todler dan Pra Sekolah todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan


perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami
kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan
masih terdengan kata-kata ulangan.

Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai
sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa,
kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris,
rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai
meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap
komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu
diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman,
1996).

Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka
untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada
suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti
kata-kata "jawab dong", mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan
mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah. diajak komunikasi dimana
kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya
kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Secara nonverbal kita selalu memberi dorongan
penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui
dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan
perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan
dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.

4
 Usia Sekolah (5-11 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan


kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar
dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan
kemampuan anak membaca. disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak
sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada
anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek
fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti,
fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara
jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak
mampu berkomunikasi secara efektif.

 Usia Remaja (11-18 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan


kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual,
sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung
kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia
ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.

II. Tujuan Komunikasi Pada Bayi Dan Anak


Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan komunikasi terapeutik pad
a bayi ataupun anak adalah:

5
1) Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikira
n serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien perc
aya pada hal-hal yang diperlukan.

2) Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif d


an mempertahankan kekuatan egonya.

3) Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri

III. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Bayi Dan Anak


Dalam proses komunikasi kemungkinan ada hambatan selama komunikasi,
karena selama proses komunikasi melibatkan beberapa komponen dalam
komunikasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi


kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Sebagaimana umumnya
semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi
dan makin bagus pengatahuan yang dimiliki sehingga pengguna an
komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam
komunikasi dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan tingkat
pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah
diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan
yang dimilikinya

b. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca


indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Faktor pengetahuan dalam
proses komunikasi dapat diperlihatkan apabila seseorang pengetahuan
cukup, maka informasi yang disampaikan akannjelas dan mudah diterima

6
oleh penerima kan tetapi apabila pengetahuan kurang maka akan
menghasilkan informasi yang kurang.

c. Sikap

Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses kemungkinan


berjalan efektif atau tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan seseorang yang
memiliki sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang
percaya terhadap komunikator, demikian sebaliknya apabila dalam
komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka dapat menunjukkan
kepercayaan dari penerima pesan atau informasi. Sikap yang diharapkan
dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai
dan lain-lain, kesemuanya dapat mendukung berhasinya komunikasi
terapeutik

d. Usia Tumbuh Kembang

Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat
ditunjukkan semakin tinggi usia perkembangan anak kemampuan dalam
komunikasi semakin kompleks dan sempurna yang dapat dilihat
perkembangan bahasa anak.

e. Status Kesehatan Anak

Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini


dapat diperlihatkan ketiak anak sakit atau mengalami gangguan
psikologis maka cenderung anak kurang komunikatif atau sangat pasif,
dengan demikian dalam komunikasi membutuhkan kesiapan secara fisik
dan psikologis untuk mencapai komunikasi yang efektif

f. Sistem Sosial

Sistem sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di


masyarakat, di mana setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi
yang berbeda. Hal tersebut dapat juga mempengaruhi proses komunikasi
seperti orang Batak dengan orang Madura ketika berkomunikasi dengan

7
bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak memahami bahasa
daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan
komunikasi.

g. Saluran

Saluran ini merupakan faktor luar yang berengaruh dalam proses


komunikasi seperti intonasi suara, sikap tubuh dan sebagainya semuanya
akna dapat memberikan pengarun dalam proses komunikasi, sebagai
conton apabila kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara
atau intonasi jelas maka sangat mudah kita menerima informasi ataupun
pesan yang disampaikan. Demikian sebaliknya apabila kita
berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara yang tidak jelas kita
akan Kesulitan menerima pesan atau informasi yang disampaikan.

h. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area,


lingkungan dalam hal komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa
situasi, ataupun lokasi yang ada. Lingkungan yang baik atau tenang akan
memberikan dampak berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan
lingkungan yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang.
Hal ini dapat kita contohkan apabila kita berkomunikasi dengan anak
pada tempat yang gaduh misalnya atau tempat yang bising, maka proses
komunikasi tidak akan bisa berjalan dengan baik, kemungkina sulit kita
berkomunikasi secara efektif karena suara yang tidak jelas, sehingga
pesan yang akan disampaikan sulit diterima oleh anak

IV. Aspek Penting Komunikasi Pada bayi dan Anak


Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunika
n. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami ole ana
k, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa tau isyarat-isyarat yang bisa dip
ahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus

8
memahami apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan ana
k dan berusaha memahamkan anak dengan bahasa yang tepat. Aspek penting
dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi yaitu:

a) Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bag ana
k yang diajak bicara.
b) Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain.

V. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pada Bayi Dan Anak


Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi me
lakukan komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan keingin
annya sebagai bentuk komunkasinya. Komunikasi yang demikian disebut seb
agai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi in bersifat semen
tara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bay dan akan berakhir seiri
ng dengan perkembangan bayi atau anak telah menujukkan kematangan fungs
i mental-emosionalnya. Berikut ini bentuk komunikasi pra bicara ada empat y
aitu:

a) Tangisan
Tangisan seorang bay merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi
kepada orang dewasa. Dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberika
n pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.Pad
a awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara pertam
a yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Mela
lui tangisan dia member tahu kebutuhannya seperti lapar, dingin panas,lela
h dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya akan menangis bila ia me
rasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal frekwesi tangisan men
urun pada usia 6 bulan karena keinginan dan kebutuhan mereka cukup terp
enuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan dengan meningkatya
kemampuan bicara.Perawat harus banyak berlatih mengenal macam-maca
m arti tangisan bayi untuk memenuhi kebutuhannya dan mengajarkan kepa
da ibu, karena ibu muda memerlukan bantuan ini

9
b). Ocehan dan celoteh

Bentuk komunikasi prabicara disebut "ocehan" (Coing) atau " Celote


h" (babbling). Ocean timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabka
n oleh perubahan gerakan mekanisme 'suara'. Ocehan ini terjadi pada bul
an awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin, m
enangis, dan menegeluh. Sebagian ocean akan berkembang menjadi celot
eh dan sebagian akan hilang. Sebagian bayi mulai berceloteh pada awal b
ulan kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan ke 6 dan ke 8. Celote
h merupakan indikator mekanisme perkembangan otot syaraf bayi.

Nilai celoteh:

1. Gerakan mempercepat Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar


perkembangan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh keterampi
lan berbicara.

2. Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berce


loten membantu bavi merasakan bahwa dia sosial bagian dari kelompokc.

c). Isyarat

Yaitu gerakan anggota badan tertentu berfungsi sebagai pengganti tau pe


lengkap bicara. Bahasa isyarat bay dapat mempercepat komunikasi dini p
ada anak Contoh isyarat umum pada masa bayi :

1. Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang / tidak lapar.

2. Tersenyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong.

3. Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya


atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan ger
ak.

d). Ungkapan emosional

Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh & roman muka.

10
Misal:

1. Tubuh yang mengejang atau gerakan - gerakan tangan / kaki disertai je


ritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.

2. Menegangkan badan, gerakan membanting tangan / kaki, roman muka

tegang & menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.

VI. Penerapan Komunikasi Sesuai Tingkat Perkembangan Pada Bayi


Dan Anak
Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkemba
ngan otak dan fungi kognitifnya. Perkembangan in juga berhubungan dengan
kematangan atau Kemampuan organ sensork dalam menerima rangsangan ata
u stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi d
an anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal yang m
ask dalam diri anak melalui reseptor pendengarannya dan organ sensorik lain
nva.

Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbe


da-beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya. Berikut in akan di
uraikan perkembangan komunikasi mulai bay, toddler dan pra sekolah, usia s
ekolah dan remaja.

a) Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 tahun)


Setelah bayi dilahirkan dan ibu menggendong bayinya disinilah awal seor
ang ibu berkomunikasi dengan bayinya. Meskipun baru dilahirkan, bayi bi
sa dengan cepat belajar mengenali dunianya melalui pancaindranya. Bayi t
erlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka berko
munikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui komunikasi nonverb
al. Bayi akan tampak tenang serta merasa nyaman dan aman jika ada konta
k fisik yang dekat, termemberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak
ia rasakan, misalmya lapar, popok basah, kedinginan, lelah, dan lain-lain.

11
Semakin bertambah bulan bayi akan merasa tidak nyaman iika dia melaku
kan kontak fisik dengan orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyu
m, menggerak-gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin
menyatakan kegembiraannya, sertamenjerit, menangis, atau merengek jika
dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika di
a merasa kenyang, aman atau nyaman, serta menangis atau gelisah jika me
rasa lapar, basah, buang air besar, digigit nyamuk, atau kepanasan/kedingi
nan..

b). Penerapan komunikasi pada kelompok toddler (1-3 tahun) dan prasekolah

(3-6 tahun)

Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal
ataupun nonverbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan me
nggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini
adalah egosentris, yaitumereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan
dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya berdasarkan sudut panda
ngnya

Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut.

 Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak.


 Member kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang a
kan digunakan.
 Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab, harus diu
lang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana.
 Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata, "jawab dong".
 Mengalihkan aktivitas saat komunikasi, misalnya dengan memberikan mai
nan saat komunikasi.
 Menghindari konfrontasi langsung.
 Jangan sentuh anak tapa disetujui dari anak.
 Bersalaman dengan anak sat memulai interaksi karena bersalaman dengan
anak merupakan car untuk menghilangkan perasaan cemas.

12
 Mengajak anak menggambar, menulis, atau bercerita untuk menggali
berasaan dan rikiran anak

c). Komunikasi pada usia sekolah (7-11 tahun)

Pada masa ini, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penielasa
n sederhana yang diberikan. Pada masa ini, anak akan banyak mencari tahu te
rhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapiny
a berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini, anak harus difasi
litasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengaj
ukan pendapat, dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas ba
gina. Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut.

1. Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kat


akata sederhana yang spesifik.
2. Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak.
3. Pada usia ini, keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari obj
ek tertentu sangat tinggi.
4. Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak
5. mambu berkomunikasi secara erektitutama dengan orang yang dikenalnya
(ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi.

VII. Teknik Berkomunikasi Dengan Bayi Dan Anak


Dalam melakukan komunikasi pada anak, perawat perlu memperhatikan
berbagaib aspek diantaranya, usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi
pada anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak, tahapan atau Langkah-
langkah dalam melakukankomunikasi dengan anak, serta peran orang tua
dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga di dapatkan
informasi yang benar.

a. Teknik komunikasi pada bayi

1. Verbal:
• Dengan cara menimang-nimangsaat tidur dan menyanyikan lagu
• Dengan cara merespon tangisannya

13
• Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal.

2. Non Verbal:

• Dengan cara sentuhan


• Dengan nada suara
• Dengan ekspresi

b. Teknik komunikasi pada anak

1. Verbal:
• Menulis
Melalui cara ini anak dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah, atau yang lainnya. Dan biasanya dilakukan
pada anak yang jengkel, marah, dan diam. Cara in dapat
dilakukan lika anak sudah dapat menulis seperti halnva menulis,
menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan
perasaan marah dan jengkel dan kemudian perawat menanyakan
gambar yang dimaksud atau yang ditulisnya.
• Bermain
Bermain merupakan alat efektif pada anak dalam melakukan
komunikasi dengan anak melalui hubungan interpersonal antara
anak, perawat, dan orang di sekitarnya dapat terialin.
• Menggambar
Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi berharga
melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam
menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak
mengungkapkan tentang dirinya.
• Gerakan gambar keluarga
Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan
anak-anak dan respon emosi, dia akan menggambarkan
pikirannya tentang dirinya dan anggota keluarga yang lainnya.

14
Gambar kelompok yang paling berharga bagi anak adalah gambar
keluarga.

2. Non Verbal:

• Pihak ketiga atau orang lain


Cara berkomunikasi in dapat menumbuhkan kepercayaan diri
anak dengan menghindari secara langsung, berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di
samping anak. Komunikasi ini dapat digunakan dengan cara
memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang di pakai
serta hal lainnya dengan catatan tidak langsung pada pokok
pembicaraan
• Biblioterafi
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan
untuk mengekspresikan perasaan dengan mencentakan IsI buku
atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan.
• NLP (Neuro Linguistik Programming)
Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses suatu
komunikasi, yaitu dengan memperhatikan cara, gaya, atau
kelakuan individu. Seorang perawat bisa menggunakan sensoris
yang sama guna meningkatkan hubungan sekaligus
mengomunikasikan informasi yang lebih efektif, seperti jenis
orang;
- Tipe Visual (penglihatan) Orang yang biasa memanfaatkan
alat bantu visual, seperti diagram an ilustrasi.
- Tipe Mendengar (Pendengaran) Orang yang biasa
- menggunakan Kata-Kata atau suara
- Tipe kinestetis Orang yang memiliki kecenderungan belajar
dari manipulasi objek
• Facilittive Responding

15
Mendengarkan secara seksama sekaligus membayangkan kembali
perasaan pasien dan isi pernyataan anak.
• Fantasi
Bentuk khusus dari bibliotherapy adalah menggunakan dongeng
fantasi, penting bagi seorang perawat untuk memberikan
penjelasan terhadap anak mengenai arti dari cerita dongeng
tersebut.
• Mimpi
Salah satu cara pada ilmu psikoterapi guna mengatasi penafsiran
mimpi dengan menanyakan kepada anak atau orang tua mengenai
mimpi yang dialaminya

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang d
isampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan ol
eh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi ya
itu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komu
nikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu me
mperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan a
nak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi
komuikasi.

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga


hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudah
kan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya d
igunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.
Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsi
p-prinsip, strategi atau tehnik, dan hambatan hambatan yang mungkin akan ti
mbul atau ada dalam komunikasi. Tehnik - komunikasi dengan anak sangatla
h bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat kekura
ngan pada penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca. Semoga bermanfaat serta kita sebagai mahasiswa keperawatan
dapat menerapkan komunikasi terapeutik ini

17
DAFTAR PUSTAKA

Sarfika, Rika. Esthika Ariani. Windy Freska. 2018. Buku Ajar Keperawatan 2
Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan. Padang. Andalas Universty Pre
ss.

Anjaswani, Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kementeria


n Kesehatan Republik Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai