Disusun oleh:
kelompok 6
Pertama – tama puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah
“Komunikasi Terapeutik pada bayi dan anak“.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua p
ihak.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan bagian dari aktivitas kehidupan manusia yang
memiliki peranan sangat vital. Dalam kehidupan sosial, masing-masing
manusia tidak bisa lepas dari jerat kebutuhan komunikasi. Begitu pula de
ngan perawat, yang tidak lain merupakan salah satu profesi pelayanan kes
ehatan untuk masyarakat. Bisa dikatakan bahwa perawat memiliki waktu
yang paling lama dalam berinteraksi dengan pasien ketimbang petugas ke
sehatan lainnya komunikasi in disebut dengan komunikasi terapeutik. Me
nurut (Smart1998)
1
unikasi verbal (bersifat subjektif), maka komunikasi abstrak kurang dapat
dipercaya untuk menunjukkan perasaan yang sebenarnya, khusus dalam b
erkomunikasi dengan anak-anak (Mundakir, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi pada bayi dan anak?
2. Apa tujuan komunikasi pada bayi dan anak?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada bayi dan
anak?
4. Apa saja aspek penting dalam berkomunikasi pada bayi dan anak?
5. Apa saja bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak?
6. Bagaimana penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan bayi dan
anak?
7. Apa saja Teknik-teknik yang di lakukan dalam berkomunikasi dengan bayi
dan anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pada bayi dan anak.
2. Untuk mengetahui tujuan komunikasi pada bayi dan anak.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pada bayi dan anak.
4. Untuk mengetahui aspek-aspek penting dalam berkomunikasi pada bayi
dan anak.
5. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak.
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan komunikasi sesuai dengan
tingkat perkembangan bayi dan anak.
7. Untuk mengetahui Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam
berkomunikasi pada bayi dan anak.
D. Manfaat
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui dan memahami
mengenai pengetahuan komunikasi yang di lakukan pada bayi dan anak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Komunikasi Pada Bayi Dan Anak
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien
(bayi dan anak), yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan bayi dan anak.
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara nonverbal.
Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi
untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan
berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada
bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah
mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas
sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai
menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun
pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan
lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap
namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir
tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara
dua atau tiga kata.
3
Usia Todler dan Pra Sekolah todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6 tahun)
Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai
sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa,
kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris,
rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai
meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap
komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu
diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman,
1996).
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka
untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada
suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti
kata-kata "jawab dong", mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan
mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah. diajak komunikasi dimana
kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya
kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Secara nonverbal kita selalu memberi dorongan
penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui
dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan
perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan
dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.
4
Usia Sekolah (5-11 tahun)
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada
anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek
fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti,
fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara
jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak
mampu berkomunikasi secara efektif.
5
1) Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikira
n serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien perc
aya pada hal-hal yang diperlukan.
a. Pendidikan
b. Pengetahuan
6
oleh penerima kan tetapi apabila pengetahuan kurang maka akan
menghasilkan informasi yang kurang.
c. Sikap
Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat
ditunjukkan semakin tinggi usia perkembangan anak kemampuan dalam
komunikasi semakin kompleks dan sempurna yang dapat dilihat
perkembangan bahasa anak.
f. Sistem Sosial
7
bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak memahami bahasa
daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan
komunikasi.
g. Saluran
h. Lingkungan
8
memahami apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan ana
k dan berusaha memahamkan anak dengan bahasa yang tepat. Aspek penting
dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi yaitu:
a) Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bag ana
k yang diajak bicara.
b) Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain.
a) Tangisan
Tangisan seorang bay merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi
kepada orang dewasa. Dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberika
n pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.Pad
a awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara pertam
a yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Mela
lui tangisan dia member tahu kebutuhannya seperti lapar, dingin panas,lela
h dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya akan menangis bila ia me
rasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal frekwesi tangisan men
urun pada usia 6 bulan karena keinginan dan kebutuhan mereka cukup terp
enuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan dengan meningkatya
kemampuan bicara.Perawat harus banyak berlatih mengenal macam-maca
m arti tangisan bayi untuk memenuhi kebutuhannya dan mengajarkan kepa
da ibu, karena ibu muda memerlukan bantuan ini
9
b). Ocehan dan celoteh
Nilai celoteh:
c). Isyarat
10
Misal:
tegang & menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.
11
Semakin bertambah bulan bayi akan merasa tidak nyaman iika dia melaku
kan kontak fisik dengan orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyu
m, menggerak-gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin
menyatakan kegembiraannya, sertamenjerit, menangis, atau merengek jika
dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika di
a merasa kenyang, aman atau nyaman, serta menangis atau gelisah jika me
rasa lapar, basah, buang air besar, digigit nyamuk, atau kepanasan/kedingi
nan..
b). Penerapan komunikasi pada kelompok toddler (1-3 tahun) dan prasekolah
(3-6 tahun)
Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal
ataupun nonverbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan me
nggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini
adalah egosentris, yaitumereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan
dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya berdasarkan sudut panda
ngnya
12
Mengajak anak menggambar, menulis, atau bercerita untuk menggali
berasaan dan rikiran anak
Pada masa ini, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penielasa
n sederhana yang diberikan. Pada masa ini, anak akan banyak mencari tahu te
rhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapiny
a berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini, anak harus difasi
litasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengaj
ukan pendapat, dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas ba
gina. Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut.
1. Verbal:
• Dengan cara menimang-nimangsaat tidur dan menyanyikan lagu
• Dengan cara merespon tangisannya
13
• Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal.
2. Non Verbal:
1. Verbal:
• Menulis
Melalui cara ini anak dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah, atau yang lainnya. Dan biasanya dilakukan
pada anak yang jengkel, marah, dan diam. Cara in dapat
dilakukan lika anak sudah dapat menulis seperti halnva menulis,
menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan
perasaan marah dan jengkel dan kemudian perawat menanyakan
gambar yang dimaksud atau yang ditulisnya.
• Bermain
Bermain merupakan alat efektif pada anak dalam melakukan
komunikasi dengan anak melalui hubungan interpersonal antara
anak, perawat, dan orang di sekitarnya dapat terialin.
• Menggambar
Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi berharga
melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam
menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak
mengungkapkan tentang dirinya.
• Gerakan gambar keluarga
Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan
anak-anak dan respon emosi, dia akan menggambarkan
pikirannya tentang dirinya dan anggota keluarga yang lainnya.
14
Gambar kelompok yang paling berharga bagi anak adalah gambar
keluarga.
2. Non Verbal:
15
Mendengarkan secara seksama sekaligus membayangkan kembali
perasaan pasien dan isi pernyataan anak.
• Fantasi
Bentuk khusus dari bibliotherapy adalah menggunakan dongeng
fantasi, penting bagi seorang perawat untuk memberikan
penjelasan terhadap anak mengenai arti dari cerita dongeng
tersebut.
• Mimpi
Salah satu cara pada ilmu psikoterapi guna mengatasi penafsiran
mimpi dengan menanyakan kepada anak atau orang tua mengenai
mimpi yang dialaminya
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang d
isampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan ol
eh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi ya
itu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komu
nikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu me
mperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan a
nak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi
komuikasi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat kekura
ngan pada penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca. Semoga bermanfaat serta kita sebagai mahasiswa keperawatan
dapat menerapkan komunikasi terapeutik ini
17
DAFTAR PUSTAKA
Sarfika, Rika. Esthika Ariani. Windy Freska. 2018. Buku Ajar Keperawatan 2
Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan. Padang. Andalas Universty Pre
ss.
18