Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelasaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Teraupetik Pada Bayi Dan Anak”
tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk menjelaskan materi
tentang dasar promosi dalam kesehatan/keperawatan. Dengan adanya makalah ini di
harapkan mahasiswa lain dapat lebih memahami tentang promosi kesehatan. Dalam proses
pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk
menyelesaikannya. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
ataupun kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan makalah
ini. kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3.Tujuan Penulisan
1.Agar mahasiswa tahu bagaimana perkembangan komunikasi pada bayi dan anak
4.Agar mahasiswa tahu Bagaimana teknik komunikasi dengan bayi dan anak :tekhnik verbal dan
non verbal
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Masa bayi (0-1 tahun)
B.Masa Balita (sampai 5 tahun)
Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia di bawah tiga tahun) mempunyai sikap
egosentris,. Selain itu, anak juga memiliki perasaan
takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu apa yang akan terjadi padanya.
Dari aspek bahasa, anak belum mampu berbicara fasih. Oleh karena itusaat menjelaskan,
gunakan kata – kata yang sederhana, singkat dan gunakanistilah yang dikenalnya. Posisi
tubuh yang baik saat berbicara padanya adalah jongkok, duduk dukursi kecil, atau berlutut
sehingga pandangan mata kitz akansejajar denganya.( Yupi Supartini, 2004 : 83-84).
3
C.Anak Usia 5 sampai 8 tahun
Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakannya akan
mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila perawat akan melakukan suatu
tindakan, ia akan bertanya mengapa dilakukan, untuk apa,
dan bagaimana caranya dilakukan ? anak membutuhkan penjelasan atas pertanyaanya.
Gunakan bahasa yang dapat dimengerti anak dan berikan contohyang jelas sesuai dengan
kemampuan kognitifnya. ( Yupi Supartini, 2004 : 84).
Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orangdewasa. Perbendaharaan
kata sudah lebih banyak dikuasai dan anak sudahmampu berpikir secara konkret. Apabila
akan melakukan tindakan, perawatdapat menjelaskanya dengan mendemontrasikan pada
mainan anak.
Misalnya, bagaimana perawat akan menyuntik diperagakan terlebih dahulu pada bonekanya.
( Yupi Supartini, 2004: 84)
E.Anak usia remaja
4
2.2. Bentuk Komunikasi Prabicara
A. Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat sebarissenyum kesyukuran
terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorabng bayimerupakan bentuk komunikasi dari
seorang bayi kepada orang dewasa dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pasan
dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.Pada awal kehidupan paska
lahir, menangis merupakan salah satu
cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar.Melalui
tangisan dia memberi tahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas,lelah, dan kebutuhan
untuk diperhatikan. Bayi hanya akan menangis bila
yiamerasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal frekuensi tangisan menurun pada
usia enam bulan karena keinginan dan kebutuhan mreka cukupterpenuhi. Frekuensi tangis
seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara.Perawat harus banyak
berlatih mengenal macam – macam arti
tangisan bayi untuk memenuhi kebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu, karena ibumuda
memerlukan bantuan ini.
5
C.Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap
bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak.Contoh :
D. Ungkapan Emosional
adalah melalui perubahan tubuh dan roman muka.Contoh :
2.Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja saraf otak dan merangsang pendengaran
untuk merangsang pada indra pendengaran
3.Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan dan merasa selalu
diperhatikan.
B.Pada Anak
a.PersiapanFisik
6
Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan
anak, terutama dalam kematanganan mekanisme bicara. Pertumbuhanorgan-organ bicara yan
g kurang sempurna sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak.
b. Persiapan Mental
Tergantung pada kematangan otak ( asosiasi otak), yang berkembang 1-18 bulan, saat yang
tepat diajak bicara. Meskipun bayi tidak bisa merespon dengan kata-
kata, namun suara atu bicara yang kita tunjukkan pada bayi bayi akan menjadi stimulus bayi
dan akan direspon dengan bahasanya sendiri, misalnya dengan senyum atau
tertawa.c.Motivasi dan TantanganAjaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa
yang bisa diucapkan oleh bayi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang
diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang keluar baru berupa suara-suara ataukata-kata
yang belum jelas sehingga butuh kesabaran dan ketelatenan dalam mengajarkan bicara
kepada bayi atau anak.
d.Model Untuk Ditiru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemapuan bicara adalahstimulus suara. Ucapan-ucapan
yang sering kita sampaikan kepada bayi
menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi pada perkembangan bicaraselanjutnya.
Dengan demikian ucapan yang kita sampaikan hendaknyaucapan yang baik dan mendidik.
e.Bimbingan
Upaya untuk membantu ketrampilan bicara anak dapat dilakukandengan cara : menyediakan
model yang baik, mengatakan dengan perlahandan jelas, serta membetulkan kesalahan yang
diucapkan anak.
2.4. Teknik Komunikasi Pada Bayi Dan Anak :Teknik Verbal Dan Non Verbal
A. Teknik Verbal
1. Melalui Orang Atau Pihak Ketiga
7
Khususnya mengahadapi anak usia bayi dan todler, hindari berkomunikasi secara lang
sung pada anak, melainkan gunakan pihak ketiga yaitu dengan cara berbicara terlebih
dahulu dengan orang tuanyayang sedang berapa disampingnya, mengomentari
pakaian yang sedangdikenakanya. Hal ini pada dasarnya adalah untuk menanamkan
rasa
percaya anak pada perawatan terlebih dahulu sebelum melakukantindakan yang
menjadi tujuan. (Yupi Supartini, 2004 : 86)
Untuk mengetahui apa yang sedang dikeluhkan anak, mintaanak untuk menyebu
tkan keinginanya. Katakan apabila suster menawarkan pilihan keinginan, apa
yang paling diinginkan anak saatitu. Keinginan yang diungkapkanya akan
meningkatkan perasaan
dan pikirannya saat itu sehingga dapat mengetahui masalah dan potensialyang
dapat terjadi pada anak. (Yupi Supartini, 2002 : 87).
8
5.Biblioterapi
perasanya dengan menceritakan isi buku atau majalah. Untuk itu perawat harus t
ahu terlebih dahulu ini dari buku atau majalah tersebutdan simpulkan pesan yang
ada didalamnya sebelum bercerita padaanak.(Yupi Supartini, 2002 : 87)
Skala peringkat digunakan untuk mengkaji kondisi tertentu,misalnya mengka
ji intensitas nyeri. Skala peringkat dapat berkisar antara 0 pada satu titik ekstrim
dan 10 pada satu titik ekstrim lainya. Nilai tingkat nyeri 1 sampai
lima. Kemudian kita tentukan kondisi
anak berada pada angka berapa saat mengungkapkan perasaan sedih, nyeri,dan
cemas tersebut.a.0 diartikan sebagai perasaan skala tidak nyeri b.1-2 diartikan
sebagai skala nyeri ringanc.Lebih dari 3-7 diartikan sebagai skala nyeri
sedangd.Lebih dari 7- 9 diartikan nyeri yang sangat berate.Lebih dari 9-10
diartikan nyeri yang sangat hebat(Yupi Supartini, 2002 : 88).
1. Menulis
Menulis adalah pendekatan komunikai yang secara efektif tidak saja
dilakukan pada anak tetapi juga pada
remaja.Perwat dapat memulai komunikasi dengan anak dengan caramemeriksa
atau menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga
memintauntuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis perawat dapatmenge
tahui apa yang dipikirkan anak dan bagaimana perasaan anak.
9
2.Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu
terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apayang dipikirkan, keinginan.
Pengembangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapatmenggambarkan ke
luarganya dan dilakukan secara bersama antarakeluarga (ibu/ayah) dengan anak.
4.Ungkapan marah
5.Sentuhan
2.5 Penerapan Strategi Pelaksanaan komunikasi teraupetik Pada Bayi Dan Anak
A.Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 tahun)
10
B.Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah(3-6 tahun)
Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupunnon verbal.
Ciri khas kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihatsegala sesuatu hanya
berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat segalasesuatu dengan sudut
pandangnya sendiri.Contoh penerapan komunikasi dalam perawatan :
2.Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaanyang akan
digunakan
5.Mengalihkan aktifitas saat komunikasi misalnya dengan memberikanmainan saat
komunikasi
Pada masa anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru danakan belajar
menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuanyang
dimilikinya, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi yangtidak jelas
baginya.Contoh penerapan komunikasi dalam keperawatan
11
3.Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu
sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya
4.Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu
berkomunikasi secara afektif. (Kemenkes, 2013 :17).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
BibliographyD, S. G. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan . Jakarta: Gunung Mulia.Er
mawati, D. (2009). Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.RI, K. (2013). Komunikasi Dalam Keperawatan Modul 2. Jakarta: Badan PPSDMKes
ehatan.Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.http:
//bnetpwj.blogspot.co.id/2016/09/makalah-komunikasi-terapeutik-pada-bayi.htm