Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Makalah yang berjudul “Komunikasi Yang Baik Kepada Anak Dalam Ruang Lingkup
Pelayanan Kebidanan”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ari Antini, M.Keb., selaku
dosen Pengampu Mata Kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan, yang banyak
memberikan materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada kami.
Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini, kami ucapakan terima kasih.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
3.1 Kronologi....................................................................................................................25
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................25
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................25
4.2 Saran...........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................26
LAMPIRAN26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak-anak seringkali membutuhkan perawatan medis, dan dalam konteks
pelayanan kebidanan, komunikasi yang efektif dengan anak menjadi esensial.
Anak-anak cenderung rentan, takut, atau bingung ketika menghadapi situasi
pelayanan kebidanan. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi yang baik
menjadi kunci untuk membangun hubungan yang positif, memahami kebutuhan
anak, serta menjelaskan prosedur medis secara berterima. Namun, kendala
seringkali muncul. Tenaga medis, termasuk bidan, mungkin tidak memiliki
pemahaman yang memadai tentang bagaimana berkomunikasi dengan anak sesuai
dengan usia dan perkembangannya. Hal ini dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan anak, kecemasan, atau ketidakpercayaan terhadap perawatan
medis. Selain itu, perbedaan latar belakang sosial, budaya, dan bahasa dapat
menjadi hambatan dalam proses komunikasi. Dampak jangka panjang dari
komunikasi yang kurang efektif terhadap anak meliputi ketidakpercayaan
terhadap perawatan medis dan dampak psikologis yang mungkin timbul. Oleh
karena itu, penelitian dan upaya untuk memahami dan mengatasi masalah
komunikasi dalam pelayanan kebidanan kepada anak menjadi sangat penting
untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan anak dan kesejahteraan mereka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
memilih dan mengirimkan lambang- lambang sedemikian rupa yang dapat
membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun
kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran
komunikator.
5
Komunikasi yang terbuka dan efektif antara orang tua dan anak dapat membantu
mengatasi masalah dan konflik yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Membantu mengembangkan emosi dan sosialisasi
Komunikasi yang baik dengan orang tua dan teman sebaya dapat membantu anak
mengembangkan keterampilan sosial, mengatur emosi, dan memahami perasaan
orang lain.
2.1.3 Tujuan Komunikasi Pada Anak
Adapun tujuan komunikasi pada anak yaitu :
1. Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila klien percaya pada hal-hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
6
5. Pesan (Message)
Pesan adalah sesuatu yang akan disampaikan dalam proses komunikasi. Sesuatu
tersebut bisa berupa informasi, teknologi, pengetahuan, sikap tertentu, opini
tertentu, hiburan, ketrampilan, dan sebagainya.
6. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik merupakan reaksi yang diberikan oleh komunikan kepada
komunikator setelah menerima pesan. Umpan balik dapat dipandang sebagai
informasi tentang keberhasilan penerima dalam menangkap pesan.
7. Saluran (Channel)
Telah diungkapkan bahwa saluran komunikasi adalah melalui mana suatu pesan
dapat diterima oleh komunikan. Saluran komunikasi dibedakan menjadi saluran
bermedia (media komunikasi) dan saluran tanpa media.
8. Gangguan (Interference)
Gangguan atau hambatan komunikasi adalah berbagai hal yang menyebabkan
suatu proses komunikasi tidak berjalan secara efektif. Gangguan komunikasi
dapat terjadi di mana saja selama berlangsungnya proses komunikasi.
7
Merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan. Faktor pengetahuan tersebut dalam proses
komunikasi dapat mempengaruhi pemahaman klien tentang informasi yang
disampaikan. Informasi akan jelas dan mudah diterima oleh penerima apabila
pengetahuan baik demikian sebaliknya apabila pengetahuan kurang maka
informasi yang dapat diterima/dipahami kurang.
3. Sikap
Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi berjalan
efektif atau tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan bila bidan menunjukkan sikap
kurang baik akan menyebabkan klien kurang percaya terharap bidan, demikian
sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka dapat
menunjukkan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi. Sikap yang
diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti tebuka, percaya, empati, dan
menghargai.
4. Usia dan tahapan tumbuh kembang
Usia Tumbuh Kembang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Semakin
tinggi usia perkembangan anak, kemampuan dalam komunikasi semakin
kompleks dan sempurna.
5. Status Kesehatan Anak
Status kesehatan sakit dapat menimbulkan gangguan psikologis maka
cenderung anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan demikian dalam
komunikasi membutuhkan kesiapan secara fisik dan psikologis untuk mencapai
komunikasi yang efektif.
6. Budaya
Budaya dapat mempengaruhi proses komunikasi seperti orang batak
dengan orang Madura ketika berkomunikasi dengan bahasa komunikasi yang
berbeda dan sama – sama tidak memahami bahasa daerah maka akan merasa
kesulitan untuk mencapai tujuan dari komunikasi.
7. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses
komunikasi. Sebagai contoh: intonasi suara dan sikap tubuh. Apabila kita
berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara atau intonasi jelas maka sangat
mudah kita menerima informasi atau pesan yang disampaikan. Demikian
sebaliknya apabila kita bekomunikasi dengan orang yang memiliki suara yang
tidak jelas kita akan kesulitan menerima pesan atau informasi yang disampaikan.
8
8. Lingkungan
Lingkungan dalam komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi,
ataupun lokasi yang ada. Lingkungan yang tenang akan memberikan dampak
berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan
memberikan dampak yang kurang. Contoh: apabila kita berkomunikasi dengan
anak pada tempat yang bising, maka proses komunikasi tidak akan bisa berjalan
dengan baik karena suara tidak jelas, sehingga pesan yang akan disampaikan sulit
untuk diterima oleh anak ataupun orang tua.
2.1.6 Manfaat Komunikasi Pada Anak
Adapun manfaat komunikasi pada anak, yaitu:
1. Melatih anak mengenali dan mengelola emosi
Seiring bertambahnya usia, emosi yang dialami individu jadi lebih kompleks. Jika
anak sudah dilatih mengenalinya sejak dini, itu akan membantunya mengenali apa
yang ia rasakan sekaligus juga apa yang dirasakan orang lain.
9
4. Melatih kemampuan mendengarkan dan negosiasi
Selain dapat meningkatkan kemampuan verbal dan intrapersonal, komunikasi
yang baik akan membantu anak meningkatkan kemampuan interpersonal. Anak
yang dibiasakan bercerita, akan belajar untuk memahami karakter orang lain.
Selain itu, secara gak langsung, anak melatih kemampuan bernegosiasi dan
mendengarkan. Kemampuan psikososial anak juga semakin bertambah,
seiring dengan bagaimana mereka berlatih dalam berkomunikasi.
10
Perbedaan laki-laki dan perempuan juga dapat menghambat komunikasi.
Misalnya, perempuan cenderung lebih ekspresif sehingga lebih banyak bicara dan
bertanya, sedangkan pria cenderung lebih mudah keluar emosinya.
Selain itu, anak-anak dengan gangguan keterlambatan komunikasi atau
autisme juga mengalami hambatan komunikasi yang berbeda. Mereka memiliki
defisit dalam kemampuan mereka untuk bertukar informasi dengan orang lain dan
kesulitan dalam penguasaan bahasa dan bicara.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kronologis
Seorang anak kecil berusia 6 tahun sedang duduk sendirian di gerbang sekolah
sambil menunggu ibunya yang sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya di
sekolah. Tiba-tiba saja dari kejauhan terdapat seseorang tidak dikenal
berpenampilan serba hitam menghampiri anak tersebut sambil menawarkan
sebuah permen yang sudah mengandung narkoba. Sang anak yang saat itu sedang
merasa bosan berubah menjadi sangat senang ketika terdapat seseorang yang
memberikan permen kepadanya secara gratis sehingga tentu saja permen tersebut
langsung diterima oleh sang anak. Tanpa anak tersebut sadari dari kejauhan
terdapat dua orang wanita yaitu ibunya dan seorang bidan yang sedang
memperhatikannya dari jauh dan langsung bergegas menuju ke arah si anak untuk
mengambil permen tersebut dari tangan si anak untuk tidak di makan. Ketika
anak tersebut sedikit lagi akan memakan permen tersebut ibunya langsung
menarik permen tersebut namun sang anak tidak mau sehingga langsung
menangis ketika permennya di ambil.
3.1 Pembahasan
Dalam kasus ini hal pertama yang bidan lakukan adalah memeluk si anak
untuk menenangkan anak. Kemudian bidan berusaha memberi pengertian kepada
sang ibu bahwa berkomunikasi kepada anak harus menggunakan kata-kata yang
lembut serta secara perlahan dikarenakan anak-anak akan merasa kebingungan
ketika dinasehati dengan cara dimarahi tanpa diberi penjelasan dan pada akhirnya
akan menangis karena ia dimarahi tanpa tahu apa penyebabnya. Setelah
mengedukasi ibu kemudian bidan memberikan edukasi kepada sang anak bahwa
ia tidak boleh langsung menerima pemberian apapun dari orang yang tidak
dikenal karena hal tersebut akan membahayakannya.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan suatu sarana yang digunakan dalam berkomunikasi yang
mengunakan simbol-simbol tertentu dalam bentuk pemikiran dan perasaan
sehingga timbul adanya penyampaian pesan, informasi dan makna kepada
orang lain. Penyerapan bahasa lisan yang dapat diterapkan kepada anak harus
lebih sering dilakukan lebih intens, peduli dan aktif dikalangan orangtua.
Agar anak menjadi seorang yang mudah memahami akan situasi dan kondisi
dimanapun mereka berada. Karena dengan penyerapan bahasa lisan yang
dimiliki anak, maka nantinya anak menjadi pribadi yang mandiri, berkaratker,
peduli dan memiliki budi pekerti yang baik.
4.2 Saran
Dalam makalah ini, telah kami eksplorasi betapa pentingnya komunikasi
yang efektif dalam konteks pelayanan kebidanan terhadap anak. Kami membahas
strategi untuk mengatasi ketakutan serta kecemasan yang mungkin muncul.
Terlebih lagi, kami menekankan kunci kerjasama dengan orang tua sebagai mitra
dalam merawat anak. Memahami nilai etika dan keamanan dalam komunikasi
serta menghadapi tantangan yang mungkin muncul adalah hal-hal yang juga kita
bahas. Melalui pemahaman ini, para tenaga kesehatan dapat memberikan
perawatan yang lebih holistik dan berfokus pada anak. Dengan pengetahuan dan
13
keterampilan yang sesuai, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman,
nyaman, dan mendukung perkembangan anak. Semoga pemahaman ini akan
menginspirasi perbaikan dalam pelayanan kebidanan, menghasilkan hasil yang
lebih baik dan pengalaman yang lebih positif bagi anak-anak yang kita layani.
DAFTAR PUSTAKA
14
15