Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI KEPADA ANAK DALAM RUANG LINGKUP


PELAYANAN KEBIDANAN

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan

Dosen Pengampu:

Ari Antini, M.Keb

Disusun oleh:

Kayla Asyifa Rahmatya P17324423028


Kristina P17324423030
R. Nurhalisa Putri P17324423034
Risya Mutiara Muldianti P17324423036
Sekar Ayu Farahita P17324423042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Makalah yang berjudul “Komunikasi Yang Baik Kepada Anak Dalam Ruang Lingkup
Pelayanan Kebidanan”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ari Antini, M.Keb., selaku
dosen Pengampu Mata Kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan, yang banyak
memberikan materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada kami.

Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini, kami ucapakan terima kasih.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Karawang, 14 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................6

2.1 Komunikasi Pada Anak dalam Pelayanan Kebidanan............................................6

2.1.1 Pengertian Komunikasi Pada Anak................................................................6

2.1.2 Fungsi Komunikasi Pada Anak.......................................................................6

2.1.3 Tujuan Komunikasi Pada Anak......................................................................7

2.1.4 Unsur-Unsur Komunikasi................................................................................8

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak.....................9

2.1.6 Manfaat Komunikasi Pada Anak .................................................................12

2.1.7 Hambatan Komunikasi Pada Anak...............................................................13

2.1.8 Cara Berkomunikasi yang Baik Kepada Anak............................................14

BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................................25

3.1 Kronologi....................................................................................................................25

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................25

4.1 Kesimpulan.................................................................................................................25

4.2 Saran...........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................26

LAMPIRAN26
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak-anak seringkali membutuhkan perawatan medis, dan dalam konteks
pelayanan kebidanan, komunikasi yang efektif dengan anak menjadi esensial.
Anak-anak cenderung rentan, takut, atau bingung ketika menghadapi situasi
pelayanan kebidanan. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi yang baik
menjadi kunci untuk membangun hubungan yang positif, memahami kebutuhan
anak, serta menjelaskan prosedur medis secara berterima. Namun, kendala
seringkali muncul. Tenaga medis, termasuk bidan, mungkin tidak memiliki
pemahaman yang memadai tentang bagaimana berkomunikasi dengan anak sesuai
dengan usia dan perkembangannya. Hal ini dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan anak, kecemasan, atau ketidakpercayaan terhadap perawatan
medis. Selain itu, perbedaan latar belakang sosial, budaya, dan bahasa dapat
menjadi hambatan dalam proses komunikasi. Dampak jangka panjang dari
komunikasi yang kurang efektif terhadap anak meliputi ketidakpercayaan
terhadap perawatan medis dan dampak psikologis yang mungkin timbul. Oleh
karena itu, penelitian dan upaya untuk memahami dan mengatasi masalah
komunikasi dalam pelayanan kebidanan kepada anak menjadi sangat penting
untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan anak dan kesejahteraan mereka.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Komunikasi pada Anak
2. Fungsi Komunikasi pada Anak
3. Tujuan Komunikasi pada Anak
4. Unsur-unsur Komunikasi
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Anak
6. Manfaat Komunikasi pada Anak
7. Hambatan Komunikasi pada Anak
8. Cara Berkomunikasi yang Baik pada Anak
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian komunikasi pada anak
2. Untuk Mengetahui fungsi komunikasi pada anak
3. Untuk mengetahui tujuan komunikasi pada anak
4. Untuk mengetahui unsur-unsur komunikasi
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada
anak
6. Untuk mengetahui manfaat komunikasi pada anak
7. Untuk mengetahui hambatan komunikasi pada anak
8. Untuk mengetahui cara berkomunikasi yang baik pada anak

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Komunikasi Pada Anak dalam Pelayanan Kebidanan


2.1.1 Pengertian Komunikasi Pada Anak

Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun


kepercayaan diri kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya,
rasa kasih sayang, dan selanjutnya anak akan merasa memiliki suatu penghargaan
pada dirinya. Banyak ahli komunikasi memberikan pengertian tentang komunikasi
seperti komunikasi merupakan pengiriman atau tukar menukar informasi, ide atau
lainnya yang dapat memberikan suatu pengetahuan tentang ide atau informasi
yang disampaikan. Kemudian dalam praktik keperawatan istilah komunikasi
sering digunakan pada aspek pemberian terapi pada klien, sehingga istilah
komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal dengan nama
komunikasi terapeutik.

Sedangkan secara umum komunikasi anak merupakan proses pertukaran


informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang
yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi
kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang
yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus
anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun
nonverbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan
komunikasi dapat tercapai.

Komunikasi pada anak merupakan suatu proses penyampaian dan transfer


informasi yang melibatkan anak, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima
pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan,

4
memilih dan mengirimkan lambang- lambang sedemikian rupa yang dapat
membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun
kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran
komunikator.

Pada anak, komunikasi yang terjadi mempunyai perbedaan bila


dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita, remaja, maupun orang
dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik khusus yang dimiliki anak tersebut
sesuai dengan usia dan perkembangannya. Komunikasi pada anak sangat penting
karena pada proses tersebut mereka dapat saling mengekspresikan perasaan dan
pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain. Disamping itu dengan
berkomunikasi anak-anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.

2.1.2 Fungsi Komunikasi Pada Anak

Fungsi komunikasi pada anak memiliki peran penting dalam perkembangan


mereka. Beberapa fungsi komunikasi pada anak antara lain:
1. Menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas)
Komunikasi yang melibatkan anak dalam kegiatan keluarga, seperti berbicara,
bermain, atau makan bersama, dapat memperkuat ikatan antara anggota keluarga.
2. Membantu proses pembelajaran
Komunikasi yang intensif dan interpersonal dalam keluarga, melalui apa yang
dilihat, didengar, kebiasaan, serta nilai-nilai keluarga, dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak juga
dapat membantu anak belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik.
3. Membangun kepercayaan diri
Komunikasi yang positif dan mendukung dari orang tua dapat membantu anak
merasa didengarkan, dipahami, dan dihargai, sehingga menumbuhkan penilaian
positif dan penghargaan terhadap diri sendiri.
4. Meningkatkan kemampuan berpikir dan berbahasa
Melalui komunikasi dengan orang dewasa dan anak-anak lain, anak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir logis, berbahasa, dan memahami dunia
sekitarnya.
5. Membantu mengatasi masalah dan konflik

5
Komunikasi yang terbuka dan efektif antara orang tua dan anak dapat membantu
mengatasi masalah dan konflik yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Membantu mengembangkan emosi dan sosialisasi
Komunikasi yang baik dengan orang tua dan teman sebaya dapat membantu anak
mengembangkan keterampilan sosial, mengatur emosi, dan memahami perasaan
orang lain.
2.1.3 Tujuan Komunikasi Pada Anak
Adapun tujuan komunikasi pada anak yaitu :
1. Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila klien percaya pada hal-hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

2.1.4 Unsur-Unsur Komunikasi


1. Komunikator (Communicator)
Komunikator adalah pihak (baik bersifat peorangan, kelompok maupun lembaga)
yang berbicara untuk menyampaikan pesan di dalam suatu proses komunikasi.
2. Komunikan (Communicant)
Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dalam suatu proses komunikasi.
Ada berbagai istilah lain yang memiliki maksud hampir sama dengan komunikan
adalah penerima pesan (receiver), penangkap pesan (decoder), pendengar
(audience), pemirsa, pembaca. Istilah pendengar, pembaca dan pirsawan biasanya
diperuntukkan untuk penerima pesan melalui media massa.
3. Proses Mengkode (A Proccess of Encoding)
Proses mengkode adalah proses, sehingga suatu pesan menjadi siap untuk dikirim/
disampaikan/dibicarakan. Proses mengkode dilakukan oleh encoder atau bisa juga
oleh sender, source atau komunikator.
4. Efek (Effect)
Efek adalah pengaruh komunikasi pada komunikan atau pengaruh yang terjadi
pada diri komunikan sebagai konsekuensi karena menerima pesan dalam proses
komunikasi. Efek yang terjadi pada komunikan akan sangat bervariasi. Suatu
proses komunikasi yang terjadi bisa tanpa efek (zerro effect) sampai pada efek
yang kuat bagi penerima pesan (full effect).

6
5. Pesan (Message)
Pesan adalah sesuatu yang akan disampaikan dalam proses komunikasi. Sesuatu
tersebut bisa berupa informasi, teknologi, pengetahuan, sikap tertentu, opini
tertentu, hiburan, ketrampilan, dan sebagainya.
6. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik merupakan reaksi yang diberikan oleh komunikan kepada
komunikator setelah menerima pesan. Umpan balik dapat dipandang sebagai
informasi tentang keberhasilan penerima dalam menangkap pesan.
7. Saluran (Channel)
Telah diungkapkan bahwa saluran komunikasi adalah melalui mana suatu pesan
dapat diterima oleh komunikan. Saluran komunikasi dibedakan menjadi saluran
bermedia (media komunikasi) dan saluran tanpa media.
8. Gangguan (Interference)
Gangguan atau hambatan komunikasi adalah berbagai hal yang menyebabkan
suatu proses komunikasi tidak berjalan secara efektif. Gangguan komunikasi
dapat terjadi di mana saja selama berlangsungnya proses komunikasi.

9. Proses Membuka Kode (A Proccess of Decoding)


Proses membuka kode adalah suatu proses untuk menterjemahkan suatu pesan
yang dilakukan oleh penerima pesan. Dalam menyampaikan sesuatu pesan
digunakan lambang-lambang (baik berupa bahasa maupun lambang non verbal),
dan lambang-lambang tersebut akan diberi arti atau dimaknai oleh penerima
pesan.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak

Dalam proses komunikasi kemungkinan ada hambatan selama komunikasi, karena


selama proses komunikasi melibatkan beberapa komponen dalam komunikasi dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi mudah/tidaknya seseorang
menerima informasi. Makin tinggi pendidikan berkorelsi postif dengan tingkat
pemahaman orang tua. Bidan perlu menggunakan bahasa yang mudah diterima
sesuai dengan tingkat pendidikan klien.
2. Pengetahuan

7
Merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan. Faktor pengetahuan tersebut dalam proses
komunikasi dapat mempengaruhi pemahaman klien tentang informasi yang
disampaikan. Informasi akan jelas dan mudah diterima oleh penerima apabila
pengetahuan baik demikian sebaliknya apabila pengetahuan kurang maka
informasi yang dapat diterima/dipahami kurang.
3. Sikap
Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi berjalan
efektif atau tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan bila bidan menunjukkan sikap
kurang baik akan menyebabkan klien kurang percaya terharap bidan, demikian
sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka dapat
menunjukkan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi. Sikap yang
diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti tebuka, percaya, empati, dan
menghargai.
4. Usia dan tahapan tumbuh kembang
Usia Tumbuh Kembang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Semakin
tinggi usia perkembangan anak, kemampuan dalam komunikasi semakin
kompleks dan sempurna.
5. Status Kesehatan Anak
Status kesehatan sakit dapat menimbulkan gangguan psikologis maka
cenderung anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan demikian dalam
komunikasi membutuhkan kesiapan secara fisik dan psikologis untuk mencapai
komunikasi yang efektif.

6. Budaya
Budaya dapat mempengaruhi proses komunikasi seperti orang batak
dengan orang Madura ketika berkomunikasi dengan bahasa komunikasi yang
berbeda dan sama – sama tidak memahami bahasa daerah maka akan merasa
kesulitan untuk mencapai tujuan dari komunikasi.
7. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses
komunikasi. Sebagai contoh: intonasi suara dan sikap tubuh. Apabila kita
berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara atau intonasi jelas maka sangat
mudah kita menerima informasi atau pesan yang disampaikan. Demikian
sebaliknya apabila kita bekomunikasi dengan orang yang memiliki suara yang
tidak jelas kita akan kesulitan menerima pesan atau informasi yang disampaikan.

8
8. Lingkungan
Lingkungan dalam komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi,
ataupun lokasi yang ada. Lingkungan yang tenang akan memberikan dampak
berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan
memberikan dampak yang kurang. Contoh: apabila kita berkomunikasi dengan
anak pada tempat yang bising, maka proses komunikasi tidak akan bisa berjalan
dengan baik karena suara tidak jelas, sehingga pesan yang akan disampaikan sulit
untuk diterima oleh anak ataupun orang tua.
2.1.6 Manfaat Komunikasi Pada Anak
Adapun manfaat komunikasi pada anak, yaitu:
1. Melatih anak mengenali dan mengelola emosi

Mengidentifikasi emosi yang dirasakan anak, akan membantunya mengelola


emosi dengan tepat. Melalui bahasa verbal, anak bisa mengucapkan apa yang
dirasakan untuk mengekspresikan diri. Misalnya, anak mampu mengatakan "Aku
merasa marah, Ibu" atau "Aku senang bisa bertemu mereka".

Seiring bertambahnya usia, emosi yang dialami individu jadi lebih kompleks. Jika
anak sudah dilatih mengenalinya sejak dini, itu akan membantunya mengenali apa
yang ia rasakan sekaligus juga apa yang dirasakan orang lain.

2. Melatih kecerdasan bahasa


Salah satu kecerdasan yang dapat dilatih oleh orangtua di rumah adalah
kecerdasan bahasa. Kecerdasan ini begitu penting untuk membuka cakrawala
pengetahuan anak melalui bahasa.
Variasi jenis kata dapat membantu anak dalam memperbanyak diksi sehingga
mereka mampu membaca dan menulis dengan tepat. Ada beberapa metode untuk
stimulasi kecerdasan berbahasa anak. Beberapa di antaranya adalah menanyai
anak tentang apa yang dialami saat itu, melalui bernyanyi dengan alat musik atau
bermain.

3. Melatih kemampuan empati


Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, membantu anak melatih
kemampuan empati. Di mana anak bisa memahami posisi orang lain dan
menunjukkan simpati.
Anak bukan hanya dilatih untuk mengekspresikan diri, melainkan juga
mendengarkan orang lain. Lawan bicara akan merasa nyaman dan pesan yang
disampaikan dapat disampaikan serta diterima dengan baik.

9
4. Melatih kemampuan mendengarkan dan negosiasi
Selain dapat meningkatkan kemampuan verbal dan intrapersonal, komunikasi
yang baik akan membantu anak meningkatkan kemampuan interpersonal. Anak
yang dibiasakan bercerita, akan belajar untuk memahami karakter orang lain.
Selain itu, secara gak langsung, anak melatih kemampuan bernegosiasi dan
mendengarkan. Kemampuan psikososial anak juga semakin bertambah,
seiring dengan bagaimana mereka berlatih dalam berkomunikasi.

5. Melatih dasar-dasar sosialiasi sejak dini


Anak mulai mengucapkan beberapa kata ketika mereka menginjak usia satu tahun.
Buah hati juga mulai mengetahui instruksi sesuatu dengan kata-kata terbatas.
Begitu pula ketika mereka merespons. Ini adalah awal di mana anak mampu
membangun komunikasi dengan tingkat dasar. Latihan secara verbal dari hari ke
hari, membantu anak meningkatkan kemampuan komunikasi. Lambat laun, anak
menggunakan kemampuan ini untuk bersosialisasi dengan anggota keluarga di
rumah, hingga teman sebaya di lingkungan PAUD.
Kemampuan komunikasi sangat penting untuk mengekspresikan kebutuhan,
keinginan, dan apa yang menjadi concerns individu. Saat anak
melatih kemampuan ini dari masa golden age, itu akan menjadi dasar kuat dalam
membantu bersosialisasi hingga dewasa.

2.1.7 Hambatan Komunikasi Pada Anak


Hambatan komunikasi pada anak dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk
perkembangan fisik, psikologis, situasional, dan gender.
Beberapa hambatan komunikasi yang umum terjadi pada anak antara lain:
1. Hambatan fisik
Anak sulit berkomunikasi karena lingkungannya dianggap tidak nyaman atau ada
masalah dengan pendengaran atau penglihatannya.
2. Hambatan psikologis
Anak merasa takut diomeli, ditolak, atau memiliki kecemasan lain yang
membuatnya sulit berkomunikasi.
3. Hambatan situasional
Terjadi pada situasi tertentu, misalnya saat ibu hamil yang moody, yang dapat
membuat orang lain di sekitarnya kesal dan sulit untuk berkomunikasi dengan
anak.
4. Hambatan gender

10
Perbedaan laki-laki dan perempuan juga dapat menghambat komunikasi.
Misalnya, perempuan cenderung lebih ekspresif sehingga lebih banyak bicara dan
bertanya, sedangkan pria cenderung lebih mudah keluar emosinya.
Selain itu, anak-anak dengan gangguan keterlambatan komunikasi atau
autisme juga mengalami hambatan komunikasi yang berbeda. Mereka memiliki
defisit dalam kemampuan mereka untuk bertukar informasi dengan orang lain dan
kesulitan dalam penguasaan bahasa dan bicara.

2.1.8 Cara Berkomunikasi yang Baik Pada Anak


Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan demi tercapainya komunikasi
efektif dengan anak:

a. Listen in the way you like to be listened.


Orang tua diharapkan menjadi role model bagi anak dalam hal
mendengarkan ketika anak sedang berbicara. Dengan didengarkan, juga
dapat membuat anak merasa penting. Selain itu juga orang tua dapat
melibatkan empati ketika sedang berbicara dengan anak.
b. Assume nothing.
Sebaiknya tidak membuat asumsi pribadi, jika ada yang tidak jelas atau
tidak yakin, sebaiknya dikonfirmasi atau ditanyakan kembali.
c. Complete what they are saying.
Tidak langsung memotong dan menjudge anak.
d. Eye contact.
Hal ini agar anak merasa ia diperhatikan dan didengarkan ketika
berbicara.
e. Know when to talk and when not to talk.
Pahami situasi dan keadaan, juga pertimbangkan suasana hati anak, untuk
dapat mengetahui waktu yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati
dengan anak.
f. See things from your children’s viewpoint.
Hal ini bertujuan agar lebih dapat memahami keinginan anak dan anak
pun dapat merasa lebih dipahami dan dimengerti. Sehingga ia bisa lebih
terbuka.
g. Drop the expectations.
Sebaliknya, berkomunikasilah secara terbuka dan sehat tanpa memiliki
harapan mengenai apa yang akan diutarakan oleh anak, bagaimana ia
mengkomunikasikannya, dan sebagainya.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kronologis

Seorang anak kecil berusia 6 tahun sedang duduk sendirian di gerbang sekolah
sambil menunggu ibunya yang sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya di
sekolah. Tiba-tiba saja dari kejauhan terdapat seseorang tidak dikenal
berpenampilan serba hitam menghampiri anak tersebut sambil menawarkan
sebuah permen yang sudah mengandung narkoba. Sang anak yang saat itu sedang
merasa bosan berubah menjadi sangat senang ketika terdapat seseorang yang
memberikan permen kepadanya secara gratis sehingga tentu saja permen tersebut
langsung diterima oleh sang anak. Tanpa anak tersebut sadari dari kejauhan
terdapat dua orang wanita yaitu ibunya dan seorang bidan yang sedang
memperhatikannya dari jauh dan langsung bergegas menuju ke arah si anak untuk
mengambil permen tersebut dari tangan si anak untuk tidak di makan. Ketika
anak tersebut sedikit lagi akan memakan permen tersebut ibunya langsung
menarik permen tersebut namun sang anak tidak mau sehingga langsung
menangis ketika permennya di ambil.

3.1 Pembahasan
Dalam kasus ini hal pertama yang bidan lakukan adalah memeluk si anak
untuk menenangkan anak. Kemudian bidan berusaha memberi pengertian kepada
sang ibu bahwa berkomunikasi kepada anak harus menggunakan kata-kata yang
lembut serta secara perlahan dikarenakan anak-anak akan merasa kebingungan
ketika dinasehati dengan cara dimarahi tanpa diberi penjelasan dan pada akhirnya
akan menangis karena ia dimarahi tanpa tahu apa penyebabnya. Setelah
mengedukasi ibu kemudian bidan memberikan edukasi kepada sang anak bahwa
ia tidak boleh langsung menerima pemberian apapun dari orang yang tidak
dikenal karena hal tersebut akan membahayakannya.

12
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan suatu sarana yang digunakan dalam berkomunikasi yang
mengunakan simbol-simbol tertentu dalam bentuk pemikiran dan perasaan
sehingga timbul adanya penyampaian pesan, informasi dan makna kepada
orang lain. Penyerapan bahasa lisan yang dapat diterapkan kepada anak harus
lebih sering dilakukan lebih intens, peduli dan aktif dikalangan orangtua.
Agar anak menjadi seorang yang mudah memahami akan situasi dan kondisi
dimanapun mereka berada. Karena dengan penyerapan bahasa lisan yang
dimiliki anak, maka nantinya anak menjadi pribadi yang mandiri, berkaratker,
peduli dan memiliki budi pekerti yang baik.

Pendidik harus sesering mungkin mengajak anak didik untuk


berkomunikasi sehingga dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan
bahasa anak. Pendidik hendaknya ketika memberikan perintah harus dengan
jelas sehingga anak dapat memahami maksud dari perintah tersebut.
Penggunaan kata-kata positif ketikapendidik memberikan perintah pada anak
termasuk bagian dari pemberian afirmasi bagi upaya pencapaian kecerdasan.
Ibaratnya seperti pedang yang tiap hari diasah maka akan semakin tajam pula
pedang tersebut.

4.2 Saran
Dalam makalah ini, telah kami eksplorasi betapa pentingnya komunikasi
yang efektif dalam konteks pelayanan kebidanan terhadap anak. Kami membahas
strategi untuk mengatasi ketakutan serta kecemasan yang mungkin muncul.
Terlebih lagi, kami menekankan kunci kerjasama dengan orang tua sebagai mitra
dalam merawat anak. Memahami nilai etika dan keamanan dalam komunikasi
serta menghadapi tantangan yang mungkin muncul adalah hal-hal yang juga kita
bahas. Melalui pemahaman ini, para tenaga kesehatan dapat memberikan
perawatan yang lebih holistik dan berfokus pada anak. Dengan pengetahuan dan

13
keterampilan yang sesuai, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman,
nyaman, dan mendukung perkembangan anak. Semoga pemahaman ini akan
menginspirasi perbaikan dalam pelayanan kebidanan, menghasilkan hasil yang
lebih baik dan pengalaman yang lebih positif bagi anak-anak yang kita layani.

DAFTAR PUSTAKA

Indarwati, F. (2019). Buku Ajar Konsep Komunikasi Dasar Keperawatan Anak 1.


Afrianingsih, A. (2016). Komunikasi positif sebagai sarana untuk meningkatkan
penyerapan bahasa lisan anak usia dini. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, 13(2).
Anggraini, S. (2015). Komunikasi Pada Anak Usia Dini. WACANA: Jurnal Ilmiah
Ilmu Komunikasi, 14(3), 230-240.
Asmariani, A. (2016). Konsep media pembelajaran PAUD. Al-Afkar: Jurnal
keislaman dan peradaban, 5(1).
Mansur, M. A. N. S. U. R. (2016). Hambatan komuni komunikasi anak autis. Al-
Munzir, 9(1), 80-96.
Dewi, F. L. (2020). Manfaat Berkomunikasi untuk Tumbuh Kembang Anak. IDN
Times

14
15

Anda mungkin juga menyukai