Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA SEKOLAH

Dosen Pembimbing : Dinda Nur Fajri M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 4

1. ADHE DEWANTO (221560112001)

2. ASHA OLIVIA USMAN ( 221560112003)

3. KHOIRIYAH ( 221560112011)

4. SARIMAWATI SIALLAGAN ( 221560112014)

5. WANDI PRIYANTO ( 221560112019)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi pada usia anak sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan
transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan maupun
penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha - usaha untuk mengelompokkan,
memilih, dan mengirimkan lambang - lambang sedemikian rupa yang dapat membantu
seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya
arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.

Komunikasi pada anak usia sekolah yang terjadi mempunyai perbedaan bila
dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita, remaja maupun orang dewasa.
Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses tersebut mereka dapat
saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain.

Keterlibatan perawat dalam berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian


perawat mendapat informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta
membantu anak agar dapat mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya

Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi


dalam memberikan askep pada anak usia sekolah, menguasai teknik - teknik komunikasi
yang cocok bagi anak usia sekolah sesuai dengan perkembangannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah ?

2. Bagaimana sikap seorang perawat yang harus diperhatikan dalam komunikasi dengan
anak usia sekolah ?

3. Apa model komunikasi terapeutik yang cocok dilakukan seorang perawat terhaap anak
usia sekolah ?
C. Tujuan

Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara komunikasi yang baik pada anak usia sekolah 7 -
12 tahun.

D. Manfaat

Mendapatkan wawasan dan informasi tentang cara berkomunikasi pada usia sekolah 7 - 12
tahun dengan baik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi anak pada usia sekolah ( 7 - 12 tahun )

Komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah adalah Komunikasi yang dilakukan
antara perawat dan klien (anak usia sekolah ), yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien.

Tahap ini merupakan masa awal anak - anak yang penuh imajinasi, mereka
mengarahkan energy mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual,
Tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan dan bagaimana sesuatu itu bekerja. Usia sekolah
merupakan periode kritis perkembangan konsep diri, terdapat kematangan yang stabil dalam
perkembangan fisik, mental dan sosial, fokus pada perkembangan kompetensi, keterampilan,
kerja sama dan perkembangan moral.

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar. Apa yang dilakukan oleh
anak mencerminkan pikiran anak. Pada usia kedelapan biasanya anak sudah mampu
membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana yang spesifik,
jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui.
pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat
tinggi, maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang
ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak
tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

Anak berusia 5 - 8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang mereka lihat tetapi
lebih pada apa yang mereka ketahui bila dihadapkan pada masalah baru. Mereka butuh
penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi tidak membutuhkan pengesahan dari tindakan yang
dilakukan. Pada masa ini anak sudah dapat memahami penjelasan sederhana dan mampu
mendemonstrasikannya. Anak perlu diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan
keheranan yang dialaminya.

B. Sikap komunikasi terapeutik

Sikap komunikasi terapeutik merupakan cara berprilaku seseorang selama dalam


komunikasi yang dapat memberikan dampak terapi psikologis, sehingga masalah-masalah
psikologis anak (usia sekolah) dapat teratasi. Dalam praktik keperawatan sikap komunikasi
terapeutik itu terdiri dari :

1. Sikap kesejatian

Merupakan sikap dalam pengiriman pesan pada anak menunjukan tentang gambaran
diri kita sebenarnya, sikap yang dimaksud antara lain menghindari membuka diri yang terlalu
dini sampai dengan anak (usia sekolah) menunjukan kesiapan untuk berespons positif
terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan yang digunakan untuk menumbuhkan rasa percaya
kita dengan anak dan harus lebih terbuka, sikap menghindari membuka diri terlalu dini dalam
rangka manipulasi, sikap dengan memberikan nasihat atau mempengaruhi anak untuk
mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita dalam berkomunikasi.

2. Sikap empati

Merupakan bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan
orang tua. Sikap empati ini dapat ditunjukan dengan mendengarkan apa yang disampaikan
oleh komunikan dengan maksud dimengerti, mengatakan pada diri komunikan bahwa kita
ingin mendengar apa darinya, menyampaikan respons empati seperti keakuratan, kejelasan,
kehangatan dan menunjukan empati secara verbal.

3. Sikap hormat

Merupakan bentuk sikap yang menunjukan adanya suatu perhatian, rasa suka dan
menghargai klien. Sikap hormat dalam komunikasi ini dapat ditunjukan dengan melihat
kearah anak saat berkomunikasi, memberikan perhatian yang tidak terbagi dalam komunikasi,
memelihara kontak mata dalam komunikasi, senyum pada saat yang tepat, bergerak kearah
anak saat komunikasi, menentukan sapaan saat komunikasi, melakukan jabatan tangan atau
sentuhan yang lembut dengan ijin komunikan.

4. Sikap konkret
Merupakan bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan
abstrak pada saat komunikasi dengan anak. Sikap konkret dapat ditunjukan dengan
menggunakan sesuatu yang nyata seperti menunjukan pada hal yang nyata, melalui orang
ketiga dalam hal ini adalah orang tua dan dapat menggunakan alat bantu seperti gambar,
mainan dan lain-lain.

C. Model-model Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolah

1. Shannon-Weaver Model

Dalam model Shannon, komunikasi dipresentasikan sebagai suatu system,

dimana memilih sumber informasi yang diformulasi ke dalam suatu pesan. Pesan kemudian
ditransmisikan dengan signal melalui chanel ke receiver. Penerima/receiver
menginterpretasikan pesan dan mengirimkan ke tujuan . Bentuk unik dari konsep ini adalah
adanya noise/gangguan. Noise adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengganggu
transfer pesan dari sumber ke tujuan yang akan dicapai. Dalam model komunikasi manusia,
noise dapat berupa distorsi persepsi misalnya: interpretasi psikologis, suara yang tidak
terdengar.

Salah satu keunggulan dari model ini adalah kesamaan jalur dalam pengiriman
komunikasi yaitu dari sumber ke penerima. Kekurangannya adalah tidak menunjukkan
hubungan transaksi antara sumber dan receiver. Model ini sifatnya linear yang berarti
jalurnya satu arah. Model ini dibatasi oleh omitting komponen feed back dan tidak secara
jelas mengilustrasikan fungsi proses.

2. Leary Model

Dalam komunikasi transaksional dan model multidimensional, menguatkan aspek


interaksional dalam komunikasi. Dimana komunikasi manusia adalah proses dua orang
dimana satu dan lainnya saling dipengaruhi dan mempengaruhi. Leary mengembangkan teori
ini dari hasil pengalamannya sebagai terapis pada pasien psikoterapi. Tingkah laku Leary
berbeda saat menghadapi tiap pasien dan Leary menemukan bahwa pasien juga terpengaruh
tingkah laku Leary. Leary menyimpulkan bahwa tingkah laku orang merupakan respon dari
tingkah laku yang kita tampilkan, misalnya bila kita bertingkah dominan maka kita
kondisikan orang lain bertingkah submisive. Dalam perspektif Leary, setiap pesan
komunikasi dapat dilihat melalui dua dimensi : Dominan-Submision dan Hate-Love.
Ada dua aturan yang mengatur fungsi dimensi ini dalam interaksi manusia.

Aturan pertama : Tingkah laku komunikatif dominan atau submisive biasanya menstimuli
tingkah laku sebaliknya pada orang lain, berlaku autokratik (dominan) biasanya akan
menstimuli orang lain untuk berlaku submisive dan sebaliknya.

Aturan kedua : Tingkah laku membenci/mencintai biasanya akan menstimuli tingkah laku
yang sama dari orang lain, artinya dengan bertingkah laku yang baik pada orang lain, orang
lain akan berlaku baik juga dan sebaliknya.

Leary menyatakan bahwa aturan-aturan ini berlaku secara reflek, respon kita terhadap
perilaku orang lain secara involuntary dan immediate sehingga komunikasi kita otomatis
akan distimulasi oleh reaksi dominan - submisive atau hate-love dari yang lain.

3. Health communication model.

 Transaksi

Transaksi adalah elemen mayor ke-dua dalam model komunikasi kesehatan. Transaksi
merupakan suatu interaksi antara partisipan yang terlibat.Transaksi ini melibatkan individu
tentang informasi yang mencakup verbal dan non verbal. Transaksi kesehatan merupakan
bentuk kesepakatan bagaimana klien itu mencari dan mempertahankan kesehatannya
sepanjang hidup.

Transaksi kesehatan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ,dinamis dan bukan
suatu yang statis, dimana terdapat feed back yang continue yang partisipan mampu untuk
menempatkan diri dalam berkomunikasi.

 Konteks

Elemen ke-tiga model komunikasi kesehatan adalah konteks, yaitu setting/tempat dimana
proses terjadi yang punya pengaruh besar dalam komunikasi antara health professional -
client - anggota keluarga dan orang lain yang terlibat dalam konteks. Salah satu unsur
konteks adalah tempat dimana perawatan kesehatan dilaksanakan, seperti : rumah sakit,
klinik, ruang rawat jalan, atau ruang intensive yang mempengaruhi pola komunikasi
didalamnya. Unsur yang lain adalah jumlah partisipan yang terlibat dalam komunikasi
(lingkungan perawatan ) misalnya dalam bentuk group kecil atau interaksi antar individu atau
kelompok besar. Jumlah partisipan yang ada mempengaruhi situasi yang ada di dalamnya.
Dari berbagai macam model komunikasi, yang sesuai untuk diterapkan pada klien
anak usia sekolah adalah model komunikasi kesehatan (Health Communication Model)
karena pada model ini penekanan pada proses relationship terdapat empat tipe relationship
yang ada, yaitu hubungan antara: professional-professional, profesional-client, professional-
significant others, dan client-significant others.

Sesuai dengan teori perkembangan Jean Peaget, pada fase ini anak dapat mengetahui
konsep baru ( merasakan sakit) tetapi belum dapat berpikir tentang hal-hal yang abstrak
sehingga untuk mencapai proses perawatan diperlukan significant othes / keluarga / teman
untuk membantu profesional kesehatan mengekspresikan hal abstrak yang dirasakan oleh
klien.

Sedangkan menurut teori Erickson, pada fase ini anak belajar untuk dilibatkan dalam
aktifitas dan berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, mulai belajar aturan-aturan baru
melalui proses belajar dan berhubungan dengan orang lain sehingga mendukung profesional
kesehatan untuk melakukan tindakan – tindakan keperawatan pada klien.

Konteks adalah tempat/situasi dimana pelayanan kesehatan diberikan berdasarkan :


tempat/ruang, jenis pelayanan, dan jumlah personel, hal ini berkaitan dengan peran
significant others (keluarga, teman dll.) dan profesional kesehatan untuk menyiapkan
lingkungan yang terapeutik bagi kesembuhan klien. Hal ini berkaitan dengan proses tumbang
yang diungkapkan oleh Erickson yakni anak sudah mulai berpikir logis dan terarah, dapat
memilih, menggolongkan, mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berpikir dari sudut
pandang orang lain sedangkan jumlah partisipan yang terlibat dalam komunikasi (group
kecil / interaksi antar individu) akan membantu klien untuk mengekspresikan tentang
perasaan.

Transaksi, kesepakatan interaksi antar partisipan didalam proses komunikasi meliputi


verbal, nonverbal yang terjadi secara kontinyu, ini menunjukkan bahwa komunikasi tidak
hanya bersifat satu arah dan terdapat umpan balik, ini terkait dengan teori Erickson dimana
anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitas.

Seorang perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah
tentu mengalami banyak hambatan. Hambatan tersebut bisa dipengaruhi dari beberapa faktor,
diantaranya adalah:
1) Faktor yang bersifat teknis, yaitu kurangnya penguasaan teknik berkomunikasi. Teknik
komunikasi mencakup unsur-unsur yang ada dalam komunikator dalam mengungkapkan
pesan, menyandi lambang-lambang, kejelian dalam memilih saluran, dan metode
penyampaian pesan.

2) Faktor yang sifatnya perilaku

Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikasi yang bersifat:

a. Pandangan bersifat apriori

b. Prasangka yang didasarkan atas emosi

c. Suasanayangotoriter

d. Ketidakmampuan untuk berubah walaupun salah

e. Sifat yang egosentris

3) Faktor yang bersifat situasional

Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi, misalnya: situasi ekonomi, sosial,
politik, dan keamanan.Komunikasi yang efektif dapat tercapai bila kita mengetahui dan
memahami tekhnik komunikasi pada anak sesuai tahapan tumbuh kembang anak.

Komunikasi pada anak usia sekolah (7-12 tahun) gunakan kata sederhana yang
spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak
diketahui, jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang
ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam, sebab ini akan membuat anak
tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi terapeutik sangat penting diterapkan pada anak usia sekolah, dengan
demikian perawat dapat membina hubungan saling percaya pada anak dan anak dapat
mengekspresikan perasaannya. Komunikasi teraputik mempunyai tujuan, prinsip, sikap,
teknik-teknik/model dan hambatan yang perlu diketahui dan disadari sehingga memudahkan
dalam penerapan. Dari model konsep komunikasi yang ada adalah model komunikasi
kesehatan yang dapat digunakan dalam berinteraksi dengan pasien anak usia sekolah.

B. Saran

Untuk mencapai komunikasi yang efektif hendaknya kita mengetahui tehnik maupaun
model komunikasi pada anak dan memahami psikologis sesuai tahapan tumbuh kembang
anak.
DAFTAR PUSTAKA

http://rikajulyners.blogspot.com/2010/12/komunikasi-terapeutik-pada-anak-usia.html

http://dessycariya14.blogspot.com/2013/06/keperawatan-anakkomunikasi-pada-usia.html

Anda mungkin juga menyukai