PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan untuk
melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk setiap anak
terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja mulai mengalami
beberapa hal dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara
individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman
sebayanya, mengalami ketertarikan pada lawan jenis, dan lain sebagainya. Sementara orang
tua juga mulai merasakan besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap
mengatasinya.
Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara yang tepat dilakukan. Komunikasi
yang efektif antara orang tua dengan anak-anak sangat penting dilakukan karena akan
membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik. Untuk menciptakan
Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua dan remaja.
Perawat bisa menggali masalah yang dihadapi remaja, dan selanjutnya orang tua bisa
diberitahukan cara mengatasi masalah anaknya. Agar tindakan yang diberikan perawat bisa
keperawatan. Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai komunikasi terapeutik pada
klien remaja.
1
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan,
ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk
Ada beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, yaitu :
dan pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti,
2. Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-
5. Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya
7. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah,
sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon
dan lainnya.
3
Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila
stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya dan keluarganya. Menolak orang
yang berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan memberi support penuh perhatian (Nur
Himam, 2012:1).
Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa.
Dengan demikian pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak
menjadi orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah
secara positif.
berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai
berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa,
sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia remaja
sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, yang dapat kita lakukan adalah
Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai berikut.
4
4. Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara
Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja
banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan adaptasi. Remaja sering tidak
mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan. Hal ini
akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja terutama komunikasi dengan orang tua atau
atau orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak
meremehkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia
berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih
tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai
menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya
Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat
a. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk
b. Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespons yang berlebihan
c. Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk
5
d. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi
Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan
pikirannya.
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang dianut perlu
dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala
Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain.
Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali. Komunikasi verbal dan
nonverbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan nada suara
6
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI REMAJA
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja, yaitu sebagai berikut.
3. Sikap.Bila komunikan bersifat pasif atau tertutup maka komunikasi tidak berlangsung
efektif.
4. Usia tumbang dan status kesehatan remaja.Bila ingin berkomunikasi, maka harus
6. Lingkungan
Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai
data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan
masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja,
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu dapat
7
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui
tulisan.
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau respon
anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu
mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons
terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja tersebut.
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan
tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan
pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit
pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
8
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,
marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel, marah dan
diam.
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya
lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang masalah yang
kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur
pembicaraan, mengatur, atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya
Contoh respons yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa
Komunikasi dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan. Jangan
pendapatnya.
a) Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga memahami dan
menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang
ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “Ibu tahu kamu merasa kesal karena diejek
seperti itu.”
9
b) Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang tidak
bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan memutus komunikasi dengan
remaja.
c) Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan karena
akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai
memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang tuanya.
d) Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan
memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau kamu tidak
langsung pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman, telepon dulu agar Mama
tenang.”
e) Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “Aku
f) Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-sinyal emosi
g) Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek
Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam
melakukan interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi yang kita
lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang kita diterima.
Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi
yang disampaikan.
10
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1. Hambatan Fisik :
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap
dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita – mempengaruhi porses
b. Gangguan. Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya yang
dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa adanya. Mereka pasti memiliki potensi
unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut
seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan remaja tersebut,
Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup
menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan orang lain.
Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap individu
Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah satu teknik menjawab yang buruk adalah
11
komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu langsung
Ini faktor yang sangat jelas. Begitu kita tidak menguasai materi, itulah hambatan
komunikasi. Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah menguasai materi secara
g. Kurang persiapan.
2. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang
ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang
Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan ide,
gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan dengan ide kita,
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang remaja
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita
12
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir baik
atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga pada
f. Tidak jujur.
pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur. Jangan bohong.
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses pembelajaran,
sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu diperlukan kerjasama,
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja. Cegahlah
sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera penanganannya
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan ketika
kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang remaja mampu,
3. Semantik :
13
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
Strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan kepada remaja
itu sendiri sebagai klien dan diberikan kepada orang tua remaja.
Fase orientasi:
a) Salam terapeutik
Selamat pagi/siang/malam adik. Dik perkenalkan saya suster salsa Nabila, adik
bisa panggil saya suster Ana, saya yang bertugas pada pagi/siang/mala ini. Jika
boleh tahu nama adik siapa? Marza ? Nama yang sangat bagus.
b) Evaluasi/validasi
Nah Dik Marza, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah adik
dan mengenai penyakit Maagh? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk
Fase kerja:
Nah Dik Marza sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa terjadi gangguan pada
lambung? Saya akan mendengarkannya dengan baik. Jadi dik Marza ini sakit maagh gara
14
gara telat makan? Kenapa Dik Ramlan bisa telat makan? Apakah orang tua adik mengetahui
kalau adik sering telat makan? Lalu? Jadi adik telat makan karena banyak tugas dari kampus?
Saya mengerti apa yang Dik Marza rasakan. Nah berdasarkan apa yang adik jelaskan tadi,
saya bisa pahami kalau masalah Dik Marza itu karena banyak tugas dari kampus?. Nah kalau
boleh saya sarankan, adik lebih menjaga pola makan, karena seperti yang adik rasakan
sekarang gak enak kan rasanya? Nah sebaiknya Dik Marza melakukan pola hidup sehat,
Fase terminasi:
Bagaimana perasaan Dik marza sekarang? Semoga bermanfaat. Nah apakah adik masih
ingat pesan saya tadi? Bagus sekali, adik sudah mengingatnya dengan baik
Besok saya akan kembali ke sini ya dik, saya akan mengecek keadaan adik lagi.
Fase orientasi:
a. Salam terapeutik
Selamat pagi/siang/malam ibu. Bu perkenalkan saya suster Salsa nabila, ibu bisa
panggil saya suster Salsa, saya yang bertugas pada pagi/siang/mala ini. Jika boleh tahu nama
15
b. Evaluasi/validasi
Baiklah Ibu Raihatil, bagaimana keadaan anaknya sekarang? Sudah lebih membaik?
Nah Ibu Raihatil, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah anak
ibu? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk berbincang-bincang? 5 menit cukup?
Baiklah. Dimana kita akan berbincang-bincang? Disini saja? Baiklah Ibu Raihatil
Fase kerja:
Boleh ibu jelaskan bagaimana kebiasaan ibu dan keluarga di rumah dengan Marza? Saya
mengerti dengan keadaan ibu. Anak usia remaja seperti Ramlan ini terkadang perlu
pengawasan yang lebih Bu Raihatil, karena mereka pada usia ini sangat memerlukan
pendampingan, karena jika dibiarkan tanpa pengawasan takutnya anak salah menerapkan
pola hidup sehat. Iya bagus sekali komitmen Ibu Raihatil kalau begitu, nah akan lebih baik
lagi jika Ibu sering berkomunikasi dengan Marza bu. Apakah ibu tahu bagaimana cara
membangun komunikasi yang baik dengan keluarga? Jadi ibu belum tahu? Baiklah akan saya
jelaskan. Pada usia remaja sebaiknya anak dianggap seperti sahabat, artinya Ibu perlu
melibatkan, mendengarkan dan menghargai pendapat dia dan mengarahkan hal-hal yang
kurang baik. Apakah ibu mengerti maksud saya? Iya bagus sekali Ibu Raihatil.
Fase terminasi:
Bagaimana perasaan Ibu Raihatil sekarang? Semoga bermanfaat. Nah apakah ibu masih ingat
pesan saya tadi? Bagus sekali, ibu sudah mengingatnya dengan baik
16
Nah Ibu Raihatil sekarang dan selanjutnya bisa mencoba untuk membangun komunikasi yang
Ibu Raihatil nanti siang boleh ke klinik Abulytama untuk mengambil obat dalam bentuk
sirup.
Marzatilah : Pasien
Suatu hari disebuah rumah ,seorang ibu bernama Raihatil memanggil perawat dari
klinik Abulyatama untuk memeriksakan keadaan anak nya yang bernama Marzatilah berusia
17 tahun yang baru saja mengalami gangguan pada maagh ,seminggu yang lalu anak tersebut
sudah di bawa ke rumah sakit dan sudah di periksa dokter ,sang ibu memnggil perawat untuk
Tahap prainteraksi
Tak lama kemudian datanglah seorang perawat ke rumah pasien dan mempersiapkan alat
Perawat : Assalamualaikum
17
Kakak pasien : Walaikum salam
Perawat : Saya perawat Salsa Nabila yang di hubungi oleh ibu Raihatil,untuk
Kakak pasien : oh ya benar sus itu adik saya sedang sakit.ayok sus masuk dulu biar saya
Tahap orientasi
Perawat : Permisi, “perkenalkan saya perawat Salsa Nabila perawat yang akan
Ibu pasien : saya ibu nya Marza ,sus tolong anak saya kenapa susah dan jarang sekali
makan
Perawat : ibu tunggu disini saya akan melakukan perawatan pada anak ibudan akan
melakukan komunikasi untuk mengetahui keadaan anak ibu. ibu tunggu disini
saja ya.
Tahap Kerja
Perawatpun memasuki kamar pasien remaja perempuan bernama marza yang sedang
Perawat : Perkenalkan nama saya salsa perawat yang akan betugas pada pagi ini, saya
ini.?
Perawat : tadi saya bertemu ibu anda di depan, kenapa anda susah sekali makan dan
18
tidak mau berbicara dengan teman dan keluarga anda sendiri ( sambil
Pasien : Saya males ngomong ajah sus ,karena perut saya nyeri dan juga merasakan
Perawat : oh begitu ya dek,nah di sisni saya akan menjelaskan tentang penyakit maagh
Perawat : baik dek saya akan menjelaskan penyakit maagh ya ,maagh ini merupakan
seperti adek sebutkan tadi merasa mual,perutnya terasa kembung bagian atas
dan juga merasakan panas,nah dek maagh ini juga memiliki beberapa penyebab
berlemak,nah dari yang saya sampaikan apa ada salah satu yang menyebabkan
Pasien : ada sus saya pagi jarang sarapan ,suka menunda makan malam ,saya juga suka
makan makanan pedas ,setelah beberapa minggu saya menjalani pola hidup
Perawat : berarti penyebab adek sakit magh karena sering menunda makan ,dan makan
19
Tahap terminasi
Perawat : anak ibu sudah jauh lebih baik dari sebelumnya tadi saya juga sudah
Perawat : kalo begitu saya pamit ke klinik lagi,jika ada perlu apa apa langsung panggil
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan uraian pada bab II, penulis mengusulkan saran kepada pihak terkait sebagai
berikut.
1. Kepada orang tua dan perawat ketika menghadapi remaja sangat perlu memahami
karakteristik remaja dan memiliki strategi untuk berkomunikasi agar komunikasi yang
terjadi dapat berjalan efektif
2. Orang tua dan remaja harus saling membangun hubungan komunikasi yang baik, agar
setiap permasalahan yang terjadi dapat bersama-sama diselesaikan antara orang tua dan
remaja.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi dalam Keperawatan. Bahan Ajar. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Ernawati Dalami, S.kp., et all. (2009). Komunikasi Keperawatan. Jakarta Timur :Trans Info
Media.
Graha Ilmu.
22