KEPERAWATAN
Tingkat: I/I
Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu
diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.
a. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran, dan sikapnya.
b. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan sikapnya.
c. Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespons
yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional.
d. Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan
membantu untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.
e. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja,
tempat berbagi cerita suka dan duka.
f. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan
bercengkerama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.
3. Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja
Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana
psikologis antara perawat/orang tua/orang dewasa lain dengan remaja.
a. Suasana hormat menghormati Orang dewasa akan akan mampu
berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih
senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan pikirannya.
b. Suasana saling menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan,
dan sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan
menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam
jalannya komunikasi.
c. Suasana saling percaya Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu
benar adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.
d. Suasana saling terbuka Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka
untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternatif dapat tergali. Komunikasi verbal dan nonverbal remaja perlu
diperhatikan, misalnya ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan nada suara yang
memberikan tanda tentang status emosionalnya.
Contoh respons yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang
bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam,
memperingatkan; memerintah; menilai, mengkritik, tidak setuju, menyalahkan;
menasihati, menyelesaikan masalah; menghindar, mengalihkan perhatian,
menertawakan; mendesak; memberi kuliah, mengajari; mencemooh, membuat
malu; menyelidiki, mengusut; serta memuji, menyetujui.
C. MENGECEK PEMAHAMAN
1. Sikap terapeutik perawat atau orang dewasa saat berkomunikasi dengan remaja
adalah ….
A. memberikan batasan untuk berkomunikasi dengan teman sebaya
B. menjadikan remaja sahabat bagi orang tua
C. mengonfrontasi jika remaja melakukan ketidaktepatan perilaku
D. memberikan penjelasan untuk memahamkan
2. Sikap orang tua yang tidak tepat saat menghadap remaja yang menunjukkan
sikap emosional atau marah adalah ….
A. memberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya
B. memberi support atas masalah remaja
C. mendengarkan dengan baik dan penuh perhatian keluhan remaja
D. memberikan komentar untuk menjelaskan sikap remaja yang tidak tepat
3. Seorang ibu sedang berbicara dengan remaja sebagai berikut. “Ibu tahu apa yang
kamu ceritakan adalah benar dan ibu yakin kamu bisa menyelesaikan masalah ini
dengan baik.” Suasana psikologis yang dapat meningkatkan kondusivitas
komunikasi pada remaja tersebut adalah ….
A. menghormati
B. menghargai
C. kepercayaan
D. keterbukaan
4. Contoh penerapan komunikasi terbuka yang dapat dilakukan pada remaja
adalah….
A. “Kamu tampak terlihat lemas dan capek, ya?”
B. “Ibu tahu kamu pasti marah dengan ejekan itu”
C. “Bagaimana kegiatan di sekolah hari ini?”
D. “Apakah kamu merasa sedih?”
5. Respons orang tua atau perawat dalam menerapkan komunikasi pada remaja
yang menunjukkan perilaku kurang tepat adalah ….
A. melakukan teguran
B. menasihati untuk tidak mengulangi
C. memberikan komentar secara langsung atas perilaku remaja
D. mengutarakan perasaan kita terhadap perilaku remaja yang kurang tepat
D. PENUTUP PEMBELAJARAN
1. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa yang sulit karena remaja dihadapkan pada dua situasi
yang bertentangan, yaitu berpikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa.
Masa remaja adalah masa yang penuh konflik dan dilema sehingga komunikasi
dengan remaja harus lebih hati dan dan terbuka karena kegagalan komunikasi akan
menyebabkan kegagalan remaja. Perkembangan komunikasi pada usia remaja
ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat karena pola
perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual. Sehubungan
dengan perkembangan komunikasi ini, yang dapat kita lakukan adalah mengizinkan
remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa
pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja. Sikap terapeutik
berkomunikasi dengan remaja adalah mampu sebagai “SAHABAT” buat remaja.
Tidak meremehkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak
membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara
khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak
kecil.
Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul
bersama teman sebaya ketimbang dengan orang tua. Beberapa sikap penting yang
harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan remaja adalah menjadi pendengar
yang baik. Mengajak berdiskusi, tidak memotong pembicaraan, menjadi sahabat,
duduk bersama, memeluk, merangkul, berbicara, dan bercengkerama. Suasana
komunikasi yang kondusif pada remaja adalah saling menghormati, menghargai,
saling percaya, dan terbuka. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa
mengendalikan alur pembicaraan, mengatur, atau memegang kendali secara otoriter.
Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan
pada. Komunikasi yang bisa diterima remaja adalah terbuka, dua arah, mendengar
aktif, menyediakan yang cukup, jangan memaksa remaja, serta mendorong remaja
untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Hindari komentar menyindir atau
meremehkan, berikan pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apa pun,
dan hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.