Pengertian Remaja
Istilah “adolescence” atau remaja berasal dari bahasa Latin “adolescere” yang
berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa
(Desmita, 2010). Menurut Santrock (2007), remaja adalah masa perkembangan
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial emosional. Dalam bahasa Inggris remaja disebut dengan
adolescence, berasal dari kata adolescere yang artinya tumbuh ke arah
kematangan.
Remaja adalah individu yang berusia antara 10-24 tahun merupakan
merupakan salah satu kelompok populasi terbesar, apabila di hitung jumlahnya
berkisar 30% dari jumlah penduduk total di Indonesia. Masa remaja adalah
peralihan masa perkembangan yang berlangsung sejak usia sekitar 10 sampai 11,
serta melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif, dan psikologis.
masa remaja awal sekitar usia 10/11 sampai 14.
2. Karakteristik remaja
Menurut Santrock (2003), ciri utama remaja meliputi pertumbuhan fisik yang
pesat, kesadaran diri yang tinggi, dan selalu tertarik untuk mencoba sesuatu yang
baru. Remaja bukanlah masa berakhirnya terbentuk kepribadian akan tetapi
merupakan salah satu tahap utama dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Remaja banyak meluangkan waktunya bersama teman-teman sebaya. Disamping
itu, remaja mulai banyak menerima informasi dari media massa yang sudah mulai
dikenal dan dekat dengan mereka. Oleh karenanya, remaja menjadi individu yang
terbuka terhadap hal-hal baru. Banyaknya informasi yang diterima membuat
remaja melakukan pemrosesan informasi secara lebih mendalam.
3. Prinsip Komunikasi pada Remaja
a. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi
berlangsung secara efektif.
b. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi
berlangsung secara efektif.
c. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi.Bila komunikan
bersifat pasif/tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara
efektif.
d. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat
usia agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
e. e. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat
tersampaikan ke komunikan dengan baik.
f. f. Lingkungan
1. Hambatan Fisik :
2. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar
dan tanggapi.Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan
ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan
dengan ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar.
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.Jika ada seorang
remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi.
apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang.Hendaklah berpikir
baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator
curiga pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran.Kita harus
jujur.Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan
segera penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan
seorang remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.
References
halodoc.com. (2020, June 25). Cara Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Anak
Remaja. Retrieved from https://www.halodoc.com/:
https://www.halodoc.com/artikel/cara-edukasi-kesehatan-reproduksi-pada-
anak-remaja
Harususilo, Y. E. (2018, June 20). 4 Strategi Berkomunikasi dengan Remaja.
Retrieved from https://edukasi.kompas.com:
https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/20/19561271/4-strategi-
berkomunikasi-dengan-remaja?page=all
Nurfadila. (2015). ALASAN MENGEMIS PADA REMAJA DI KOTA
PEKANBARU. Skripsi Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau., 7-9.
Sulistyorini, Henny, & Partini. (2016). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal
Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta., 1.