Anda di halaman 1dari 39

Komunikasi Efektif

Orangtua Dengan
Remaja

DISAMPAIKAN OLEH:
DRA MIEN JULIETTY MOEIS MEd
Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari bahan ajar ini,


peserta Diklat diharapkan mampu
melakukan komunikasi efektif orang
tua dengan remaja
Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari modul ini peserta dapat:


Menjelaskan konsep komunikasi.
Menjelaskan sifat orangtua yang diinginkan
remaja
Menjelaskan cara membangun hubungan
harmonis dengan remaja.
Menjelaskan mengenal diri remaja
Menjelaskan gaya penghambat komunikasi.
Mempraktikkan kiat-kiat berkomunikasi
dengan remaja.
Konsep Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran
dan perasaan melalui bahasa, mendengar, berbicara,
gerak tubuh dan ungkapan perasaan.

 Dengan terciptanya komunikasi antara orangtua


dan remaja diharapkan dapat membuat remaja mau
terbuka dan berbicara kepada orangtua saat
menghadapi berbagai masalah serta menciptakan
hubungan harmonis dengan remaja
APA TUJUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

• Membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga


keterbukaan dan mendengar
• Membuat keluarga mau bicara pada saat menghadapi
masalah
• Membuat keluarga mau mendengar dan menghargai saat
orang bicara
• Membantu keluarga menyelesaikan masalah
c. Kasih sayang dan perasaan positif
• Emosi atau perasaan yang ada di antara
anggota keluarga dapat bersifat positif atau
negatif. Positif jika di dalamnya terdapat kasih
sayang sehingga tercipta hubungan yang
hangat. Negatif jika ada penolakan,
permusuhan sehingga hubungan menjadi
dingin dan tidak saling mengasihi
Sifat-Sifat Orangtua Yang Diinginkan Remaja

a. Perhatian orangtua dan dukungannya


Pada umumnya remaja memiliki keinginan bahwa orangtuanya
memperhatikan, meluangkan waktu bersama, mendampingi
atau membantu bila ada kesulitan. Sebaliknya, remaja akan
mengalami kekecewaan jika tidak mendapatkan dukungan
positif.
b. Mendengarkan dan perhatian yang empati
Komunikasi adalah kunci dari harmonisnya hubungan orangtua
dengan remaja. Orangtua sebaiknya memiliki waktu untuk
berbincang dan mendengarkan kebutuhan/keinginan remaja.
d. Penerimaan dan menghargai
Menerima segala kelebihan serta kekurangan yang
dimiliki remaja, membuat remaja merasa lebih dihargai,
diterima dan disayangi oleh orangtuanya.
e. Memberi kepercayaan pada remaja
Remaja perlu merasa bahwa orangtuanya mempercayai
mereka sepenuhnya, baik tindakan maupun
perilakunya. Sehingga remaja dapat merasa lebih aman
dan terlindungi.
 
Hal-hal yang sering dilakukan ortu pada remaja

1. Lebih banyak bicara daripada mendengar


2. Merasa tahu lebih banyak daripada remaja
3. Cenderung memberi arahan dan nasihat
4. Tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya
terjadi dan yang dialami remaja
5. Tidak memberi kesempatan remaja mengemukakan
pendapat
6. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami
remaja dan memahaminya
7. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi
apa yang harus dilakukan terhadap anak remajanya
Cara berbicara pada remaja dan mendengar
remaja :

• Mendengar agar remaja mau bicara


• Menerima perasaan remaja
• Bicara dengan anak remaja agar di dengar
• Bijaksana dan arif dalam mengambil
keputusan
Beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua tentang
dirinya agar mampu berkomunikasi dengan remaja
adalah :

• Orangtua harus mengenal kemampuan dan


kelebihan yang dimiliki
• Mengenal kelemahan atau kekurangan yang
dirasa mengganggu
• Mampu meningkatan kelebihan dan menutupi
kekurangan diri
Beberapa tips agar orangtua menerima
dirinya, antara lain
• Hargai diri sendiri
• Biasakan tidak membandingkan diri dengan
orang lain, karena setiap orang itu unik. Kita
dan orang lain berbeda segalanya.
• Hargai upaya yang sudah kita lakukan
• Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi
berusaha menghargai niat dan upaya yang
telah dilakukan.
• Tentukan tujuan hidup kita
• Sebagai orangtua tentukan tujuan mendidik
anak, ingin menjadi ibu yang menjadi panutan
bagi anak-anaknya atau ingin menjadi ayah yang
sukses dalam mendidik anak.
• Berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang
lain
• Memandang dirinya maupun remaja dari segi
positif.
• Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk
belajar dan melakukan tugas sampai tujuan
tercapai
• Kendalikan perasaan
Tidak mudah marah, menghadapi kesedihan
secara wajar tidak berlebihan. Tidak mudah
terpengaruh keadaan sesaat dan menerima
penjelasan remajanya dengan tenang.
• Mengenal Diri Remaja
Setelah mengenal dirinya sendiri, orangtua
perlu mengenal diri remaja agar tetap bisa
berkomunikasi dengan cara:
A. Memahami perasaan remaja

Perasaan yang sering menghinggapi remaja yaitu:


• Perasaan negatif
Marah, mudah tersinggung, kesal, bosan, bingung,
kecewa, frustasi, merasa tidak diperhatikan, kaget,
ragu-ragu, tidak nyaman, merasa tidak dicintai
• Perasaan positif
Berani menyampaikan gagasan, yakin pada
kemampuan, senang, berminat, hebat dan percaya diri.
 
B. Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar

• Komunikasi tidak selamanya dengan suara


atau berbicara. Mendengar dengan telinga
saja tidak cukup, karena kata-kata yang kita
dengar sering tidak dapat membuat kita
mengerti perasaan remaja. Melalui bahasa
tubuh dapat menunjukan bagaimana perasaan
yang sebenarnya
Memahami Bahasa Tubuh
• Mengapa Bahasa Tubuh penting ?
(Dale G. Leathers; Non Verbal Communication Systems)
– Sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
– Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat bahasa
tubuh ketimbang bahasa verbal
– Pesan bahasa tubuh menyampaikan makna dan maksud yang
relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan
– Pesan bahasa tubuh mempunyai fungsi
metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi
– Pesan bahasa tubuh merupakan cara komunikasi
yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan
verbal
– Pesan bahasa tubuh merupakan sarana sugesti
yang paling tepat
Contoh:
No Bahasa Makna yang disampaikan
Tubuh
1 Menangis Sedih, putus asa, marah,
kesal, frustrasi, terharu,
bahagia
2 Senyum Senang, gembira

3 Menghentakk Kesal, marah


an kaki
4 Gugup Takut, malu, ragu
C. Mendengar aktif

• Mendengar aktif adalah cara mendengar dan


menerima perasaan serta memberi tanggapan
yang bertujuan menunjukkan kepada remaja
bahwa kita sungguh-sungguh telah
menangkap pesan serta perasaan yang
terkandung didalamnya
1. Sikap yang dibutuhkan ketika orangtua mendengar aktif:

• Aktif dan memperhatikan bahasa tubuh


dengan sungguh-sungguh
• Membuka diri dan siap mendengarkan
• Tidak berbicara ketika remaja sedang
berbicara
• Memahami apa yang dirasakan, dipikirkan,
dan dimaksud remaja sesuai dengan kacamata
remaja, bukan kacamata orangtua.
• Dalam mendengar aktif, orangtua seolah-olah
berperan seperti cermin, dengan
memantulkan kembali, memahami perasaan,
serta mengulangi inti pesan yang diungkapkan
remaja. Sehingga ia merasa didengar,
dipahami dan didukung.
2. Teknik mendengar aktif:

• Ketika remaja berbicara, tunggulah 10 menit


sebelum membalas pembicaraan.
• Gunakan waktu ini untuk berpikir, “Apa yang
sedang di rasakan remaja saya?” dan “Apa yang
menyebabkan remaja saya punya perasaan
seperti ini?”
• Ada beberapa cara untuk memantulkan kata-
kata remaja kita. ”Kamu kayaknya lagi…
karena…” atau “Kamu kelihatannya…karena…”
3. Keuntungan mendengar aktif:
1. Orangtua perlu memahami remaja yang bermasalah
sehingga dirinya penting dan dihargai. Jika orangtua
biasa mendengarkan remaja maka biasanya remaja juga
mau mendengarkan orangtua sehingga mudah terjalin
kerjasama.
2. Mendengar, memahami dan memantulkan perasaan
remaja, merangsang mereka untuk berbicara dan
mengeluarkan masalahnya sehingga kita dapat
mengetahui dengan tepat apa yang sebenarnya
dirasakan oleh remaja dan bagi remaja perasaan negatif
akan hilang.
3. Menjadi cerminan bisa menumbuhkan rasa
hangat dan mengakrabkan hubungan
orangtua dan remaja. Kita jadi belajar untuk
bisa menerima keunikan remaja yang sedang
kita dengarkan masalahnya.
4. Remaja yang merasa diterima dan dipahami
cenderung akan mudah menerima dan
memahami orang lain.
5. Membuat remaja mau bicara pada orangtua saat
menghadapi masalah dan membantu remaja menyelesaikan
masalah dengan menggunakan kata “kamu” dan kata “saya”.
a. Arti dari kata “kamu” dan kata “saya”?
Kata “kamu” adalah cara orangtua berkomunikasi dengan
terbiasa menggunakan bahasa “kamu”. Cara seperti ini tidak
menyampaikan akibat perilaku remaja terhadap orangtua
tetapi berpusat pada kesalahan remaja, cenderung tidak
membedakan antara remaja dan perilakunya sehingga
membuat remaja merasa disalahkan, direndahkan dan
disudutkan.
• Kata “saya” lebih menekankan perasaan dan
kepedulian orangtua sebagai akibat perilaku
remaja sehingga remaja belajar bahwa setiap
perilaku mempunyai akibat terhadap orang
lain. Melalui kata “saya” akan mendorong
semangat remaja, mengembangkan
keberaniannya, sehingga remaja akan merasa
nyaman.
Cara mempraktekkan kata “saya”:

a. Ungkapkan perasaan orangtua yang bersangkut paut dengan


konsekuensi perilaku remaja.
b. Tunjukan hal yang khusus dan positif, apa yang orangtua inginkan agar
remaja mau melakukan.
c. Pesan saya terdiri dari 4 bagian:
• Saya merasa (pernyataan yang mengandung bagaimana perasaan
orangtua yang berkaitan dengan tingkah laku remaja yang menganggu)
• Kapan (tingkah laku mengganggu orangtua)
• Karena/sebab (alasan atau penjelasan apa yang diperkirakan akan
terjadi)
• Perilaku yang diharapkan oleh orangtua
Contoh:
• Ibu merasa cemas, ketika kamu tidak pulang
pada waktunya, karena ibu pikir ada sesuatu
yang terjadi pada dirimu, ibu suka kamu pulang
menjelang pukul 17.00.
• Ibu menjadi marah, ketika kamu
memperlakukan ibu dengan kasar di muka
umum, karena ibu rasa kamu tidak menghargai
ibu. Ibu suka bila kamu berbicara sopan.
Gaya Penghambat Komunikasi

• Memerintah
“Jangan mengeluh, kerjakan saja”
• Menyalahkan
“Pasti kamu bikin onar lagi, apalagi yang kamu lakukan sampai ayah
dipanggil ke sekolah”
• Meremehkan
“Kamu kan belum berpengalaman, coba pikirkan saran ibu”
• Membandingkan
“Buang sampah seenaknya, lihat dong apa yang dikerjakan adikmu”
• Memberi Cap
“Seperti anak-anak saja, cengeng”
Lanjutan …….

• Mengancam
“Jangan bicara begitu, awas kalau sekali lagi bicara
seperti itu, tahu sendiri”
• Membohongi
“Kalau tidak diselesaikan, nanti diganggu setan”
• Mengkritik
“Dasar pemalas, banyak bicara, tapi tidak mau
mengerjakannya”
Lanjutan …..

• Menyindir
“Sebentar lagi turun hujan, tumben kamu kok mau
menyapu”
• Buruk sangka
“Ah, kamu saja yang mau libur, mengatakan bahwa
teman-teman yang mengusulkan berlibur”.
• Menuduh
“Pasti kamu yang mengambil, sering sekali kamu
membawa tanpa ijin”
Kiat-Kiat Berbicara Dengan Remaja
• Berikan kesan kepada remaja bahwa kita terbuka
membicarakan apa saja yang berhubungan dengan
permasalahan remaja.
• Bersikaplah tenang dalam berbicara kepada remaja.
• Menambah wawasan dan pengetahuan baik dari
buku, media maupun yang lain agar dapat merespon
apa yang sedang dibicarakan dengan remaja.
• Bila perlu minta bantuan tenaga ahli (guru,
toma/toga dan lainnya) untuk melengkapi jawaban.
Lanjutan …….

• Mendengarkan dan memahami perasaan remaja, ini


akan membuat remaja merasa dirinya diterima dan
membuat lebih mudah diajak berkomunikasi, jangan
memotong penjelasan yang diberikan remaja.
• Sebagai orangtua hendaknya kita mampu berperan
seperti pohon yang kuat dan rindang, akarnya
menghunjam ke dalam tanah sehingga bisa memberikan
makan pada dahan dan daun dan sang pohon dapat
menghasilkan buah yang segar, tidak busuk dan berulat.
•  
KIAT-KIAT BERKOMUNIKASI

• Dengarkan dulu apa yang diungkapkan anak, untuk


itu orang tua harus :
o Membuka dan menerima keadaan anak apa adanya
o Peka dan memprhatikan sunggug2 ungkapan, percakapan,
nada suara, gerakan2
o Sabar mau mendengarpernyataan anak.
o Jangan memutus pembicaraan anak
 Pahami perasaan anak, orang tua harus :
o mendorong anak untuk mengungkapkan
perasaan
o Pahami apa yang diharapkan, dipikirkan,
dicemaskan anak
o Bantu anak untuk dapat memecahkan
permasalahan dari sudut pandang anak
o Gunakan bahasa tubuh dengan menepuk,
membekai, mendekap.
Lanjutan.

• Perhatikan inti pesan yang diungkapkan anak


• Gunakan pesan “Saya” bukan pesan “Kamu”
o Usahakan untuk sejajar dengan anak waktu bicara
o Jongkok setinggi anak atau pangku agar seperti setinggi orang tuanya
o Pandang mata anak, ajarkan untuk menatap mata otang tuanya ketika
berbicara
o Bicara tenang dan pelan, jangan berteriak, kontrol emosi orang tua
o Gunakan kata2 sederhana yang mudah dipahami
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai