PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan
untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja
untuk setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak
remaja mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya seperti mengembangkan
identitas mereka sendiri secara individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis ,
menghadapi tekanan dari teman sebayanya mengalami ketertarikan pada lawan
jenis, dll. Sementara orang tua juga mulai merasakan besarnya kekhawatiran pada
anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya maupun perkembangan
kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk mengatasinya?
Disaat ini, salah satu cara terbaik adalah orang tua. Orang tua berkomunikasi
dengan anak remaja. Komunikasi yang efektif dengan anak-anak sangat penting
dilakukan karena akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin
dengan baik meski pun saat ini sering terjadi pertengkaran antara orang tua dengan
anak ataupun komunikasi yang tidak nyambung. Sebagai orang tua ada beberapa
cara yang lebih baik yang dapat dilakukan dari informasi mengenai remaja yang
sedang bermasalah dengan komunikasi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian komunikasi pada remaja?
b. Bagaimana proses prinsip komunikasi pada remaja?
c. Bagaimana komunikasi terapeutik pada remaja?
d. Bagaimana teknik komunikasi pada remaja?
e. Apa hambatan komunikasi pada remaja?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian komunikasipadaremaja.
b. Mengetahui proses prinsipkomunikasipadaremaja.
c. Mengetahui Komunikasi Terapeutik pada Remaja
d. Mengetahui Teknik KomunikasipadaRemaja
b. Mengetahui hambatan dalam Komunikasi pada Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
2. Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-
lambang yang mengandung arti.
Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke
dewasa.Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya dan
keluarganya. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan
memberi support penuh perhatian.(Nur Himam, 2012:1)
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami
remaja,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan
terhadap remaja.
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang
beranjak dewasa seperti :
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan
ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa
nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih
mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.
4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah Dan
Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak
terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak
membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa
disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat
perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat
terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak,
mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu
mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
1. Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
2. Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
3. Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4. Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah
remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa
diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
d. Beri support penuh perhatian
e. Jangan melakukan intrupsi
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
a. Pendidikan
b. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
c. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi.Bila komunikan bersifat pasif/tertutup
maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
e. Saluran
f. Lingkungan
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan
diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau
respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus
mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan
penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan
yang jelek pada anak remaja tersebut.
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan
anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat
itu.
6. Penggunaan skala
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang
jengkel, marah dan diam.
1. Hambatan Fisik :
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap
dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-,
mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
b. Gangguan. Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak
yang jauh, dan lain sebagainya.
Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup
menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan
orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
g. Kurang persiapan.
2. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi
yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi.Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan ide,
gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan dengan
ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar.
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.Jika ada seorang remaja
yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
f. Tidak jujur.
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja. Cegahlah
sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
3. Semantik :