Anda di halaman 1dari 5

NAMA : GUSTI AYU PUTU MARTA LISTIANA DEWI

KELAS : 1.3

PRODI/JURUSAN : DIII-KEPERAWATAN

NO. ABSEN : 43

MATKUL : KOMUNIKASI

“RESUME KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA"

PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA


Komunikasi terapeutik pada remaja artinya suatu komunikasi yang penting
dalam menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya
dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan.

PERKEMBANGAN KOMUNIKASI PADA USIA REMAJA


Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan
kemampuan berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya
sudah mulai berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak
menjadi dewasa, sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan
malu.

SIKAP TERAPEUTIK BERKOMUNIKASI PADA REMAJA


Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan
hatinya dan cenderung tertekan. Hal ini akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja
terutama komunikasi dengan orang tua atau orang dewasa lainnya. Berikut beberapa
sikap terapeutik yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi pada remaja:

1. Dalam berkomunikasi dengan remaja, baik itu perawat maupun orang dewasa
harus mampu bersikap sebagai sahabat.
2. Tidak meremehkan atau memperlakukan remaja sebagai anak kecil dan orang
dewasa.
3. Menjadi pendengar yang baik untuk remaja dan memberikan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran, dan sikapnya.
4. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan sikapnya.
5. Jangan berespons yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional.
6. Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu
untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.
7. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama
dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.

Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana


psikologis antara perawat/orang tua/orang dewasa lain dengan remaja

1. Suasana hormat menghormati


Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati.
2. Suasana saling menghargai
Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala
dalam jalannya komunikasi.
3. Suasana saling percaya
Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat
membawa hasil yang diharapkan.
4. Suasana saling terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain.

PENERAPAN KOMUNIKASI SESUAI TINGKAT PERKEMBANGAN REMAJA


Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja)
sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang
masalah yang kompleks. Berikut merupakan penerapan komunikasi terpeutik pada
remaja:
1. Komunikasi terbuka
Ajukan pertanyaan terbuka atau yang bertujuan mengklarifikasi untuk lebih
memahami perasaan remaja.
2. Kumunikasi dua arah
Jangan mendomuniasi pembicaraan serta sediakan waktu untuk remaja
mendapatkan pendapatnya.
3. Mendengar aktif
Tidak hanya sekedar mendengar tetapi memahami dan menghargai apa yang
diutarakan remaja.
4. Terima dan refleksikan emosi yang ditunjukkan.
5. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja.
6. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan
karena akan membuatnya tidak nyaman.
7. Jangan memarahi atau membentak remaja jika ada prilaku remaja yang
kurang tepat, namun nasehatilah remaja dengan penuh pengertian.
8. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya.
9. Perhatikan Bahasa tubuh remaja.
10. Hindari komentar nyinyir atau meremehkan anak.

TAHAPAN KOMUNIKASI PADA REMAJA


1. Tahap prainteraksi
Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada
orang tua tentang masalah yang ada.

2. Tahap perkenalan
a. Memberi salam dan senyum pada klien
b. Melakukan validasi
c. Mencari kebenaran data yang ada
d. Mengobservasi
e. Memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan
f. Melakukan kerahasiaan klien.

3. Tahap kerja
a. Member kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu
tentang hal yang kurang dimengerti dalam berkomunikasi.
b. Menanyakan keluhan utama.
c. Saat berkomunikasi dengan klien remaja, usahakan berdiskusi atau curah
pendapat seperti teman sebaya.
d. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu.
e. Jaga kerahasiaan yang dapat menimbulkan rasa malu.
f. Jaga kerahasiaan dalam komunikasi (masa transisi dalam bersikap dewasa).

4. Tahap terminasi
a. Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil.
b. Memberikan reinforcement positif, tindak lanjut, kontrak, dan
c. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI PADA REMAJA


Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu :
1. Hambatan fisik
a. Sinyal non verbal yang tidak konsisten.
b. Gangguan noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak
jauh, dan lain sebagainya.
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta)
2. Hambatan psikologis
a. Mendengar
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua kita
dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita
dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan denagn apa yang kiata ketahui.
c. Menilai sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang
remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. Apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan
Kembangkan sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir baik
atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga
pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus
jujur, jangan berbohong, jujurlah jika memang tidak tahu.
3. Semantik
a. Persepsi yang berbeda
b. Kata yang memiliki arti lain bagi orang yang berbeda
c. Terjemahan yang salah
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.

Contoh soal:

1. Dalam menelaan komunikasi yang disampaikan. Kesalahan dalam menafsirkan pesan


bisa disebabkan karena tiga hal yaitu…
a. Hambatan fisik, hambatan psikologis dan semantic
b. Semantic hambatan psikologis, dan biologis
c. Biologis, sosiologis, dan hambatan fisik
d. Sosiologis, semantic, dan hambatan psikologis
e. Hambatan fisik, hambatan psikologis dan lingkungan

Jawaban:

a. Hamatan fisik, hambatan psikologis, dan semantik

Anda mungkin juga menyukai