Anda di halaman 1dari 11

Komunikasi

Terapeutik
pada Remaja World’s teacher
Kelompok 4 : Here is day
where your
presentation begins
Ika Devi Listyowati 1901011
Atin Nur Soleha 1901027
Konsep
Komunikasi
Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
dilakukan dan dirancang untuk tujuan terapi. Seorang
penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi
masalah yang dihadapinya melalui komunikasi (Suryani
2005)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi


terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan perawat
untuk tujuan pengobatan dan dapat membantu pasien
menyelesaikan masalah yang dihadapinya melalui
komunikasi.
Konsep Perkembangan
Komunikasi Terapeutik pada
Remaja

Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang
lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi yang dapat
dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada
teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat
menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi
mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan
masa transisi dalam bersikap dewasa.

Batas usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah
antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun=masa remaja awal, 15-18
tahun =masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun=masa remaja
akhir.
Sikap Komunikasi
dengan Remaja
1. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan
pada mereka untuk mengekspresikan perasaannya, pikiran
dan sikapnya.
2. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran
dan sikapnya.
3. Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau
berespon yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan
sikap emosional, maka sikap kita adalah memberikan
support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan
membantu untuk menyelesaikan masalah dengan
mendiskusikannya.
4. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat
untuk remaja, tempat berbagi cerita suka dan duka.
5. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol
dan bercengkrama dengan mereka.
Suasana
Komunikasi yang
Kondusif pada
Remaja
1. Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan
mengemukakan pikirannya.

2. Suasana saling menghargai


Segala pendapat, suasana pikiran, gagasan, system nilai yang dianut perlu
dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka kan dapat menjadi
kendala dalam jalannya komunikasi.

3. Suasana saling percaya


Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain.
Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif tergali.
1. Komunikasi terbuka
2. Komunikasi dua arah
3. Mendengar aktif
4. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
dengan remaja
5. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan
sesuatuyang dia rahasiakan
6. Utarakan perasaan anda jika ada perilaku remaja
yang kurang tepat dan jangan memarahi atau
membentak
Penerapan
7. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif
tentang dirinya Komunikasi
8. Perhatikan bahasa tubuh remaja.
9.
10.
Hindari komentar menyindir atau meremehkan
Hindari ceramah panjang dan menyalahkan
Terapeutik
Kendala dan Hambatan

Hambatan Psikologis
Hambatan Fisik Semantik
1. Sinyal non verbal yang tidak konsisten. 1. Mendengar 1. Persepsi yang berbeda
2. Gangguan noises 2. Mengabaikan informasi yang bertentangan 2. Kata yang memiliki arti lain bagi orang
3. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta) degan apa yang kita ketahui yang berbeda
4. Teknik bertanya yang buruk 3. Menilai sumber 3. Terjemahan yang salah
5. Teknik menjawab yang buruk 4. Pengaruh emosi 4. Belum berbudaya baca, tulis, dan
6. Kurang menguasai materi 5. Kecurigaan budaya diam
7. Kurang persiapan 6. Tidak jujur
7. Tertutup
8. Dekstruktif
9. Kurang dewasa
Teknik Komunikasi dengan Remaja

01 Mendengar aktif

Sediakan waktu
Tidak memaksa 02 03 yang cukup

Dorong dengan
hal-hal yang 04
positif
Rekomendasi
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya
lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicar tentang masalah yang
kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa memindahkan alur
pembicaraan, mengatur dan memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya
pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan.

Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa
menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam, memperingatkan,
memerintah, menilai, mengkritik, tidak setuju, menyalahkan, menasehati,
menyelesaikan masalah, menghindar, mengalihkan perhatian, menertawakan, mendesak
memberi kuliah, mengajari, mencemooh, membuat malu, menyelidiki, mengusut, dan
memuji-menyetujui.
Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan
komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat
dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak
dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya
adalah cara berkomunikasi dengan anak, teknik komunikasi, tahapan
komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.

Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang


membentuk jati dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang
dianggapnya tidak sama dengan dia. Masa remaja merupakan masa-masa
panjang yang dialami seorang anak. Saat remaja mereka mulai mengalami
berbagai perubahan, baik fisik maupun non fisik dalam kehidupan mereka.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai