Anda di halaman 1dari 11

ETIKA KEPERAWATAN

EUTHANASIA
Dosen pengampu :
Ns. Ni Nyoman M Adinatha, S.Kep, M.Si, Med

Disusun oleh Kelompok 5:

1. Tarisa Putri Pramesti 1901001


2. Karina Dwi Hapsari 1901014
3. Muhammad Ega Mahendra 1901016
4. Nurus Sa’adah 1901018
5. Safira Oki Wijayanti 1901022
A.Pengertian euthanasia
Euthanasia berasal dari kata Yunani Eu yang
berati baik, dan Thanatos yaitu mati.
Maksudnya adalah mengakhiri hidup dengan
cara yang mudah dan tanpa merasakan sakit.
Oleh karena itu, Euthanasia sering disebut juga
dengan Mercy Killing atau mati dengan tenang.
Pakar hukum kedokteran Prof. Separovic
menyatakan bahwa konsep kematian dalam
dunia kedokteran masa kini dihadapkan pada
kontradiksi antara etika, moral, dan hukum di
satu pihak, dengan kemampuan serta teknologi
kedokteran yang sedemikian maju di pihak lain.
B.Sejarah euthanasia
 Istilah eutanasia pertama kali dipopulerkan oleh Hippokrates dalam
manuskripnya yang berjudul sumpah Hippokrates, naskah ini ditulis
pada tahun 400-300 SM. Dalam supahnya tersebut Hippokrates
menyatakan; “Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan
obat yang mematikan kepada siapapun meskipun telah dimintakan
untuk itu”. Dari dokumen tertua tentang eutanasia di atas, dapat kita
lihat bahwa, justru anggapan yang dimunculkan oleh Hippocrates
adalah penolakan terhadap praktek eutanasia.
Pada tahun 1828 undang-undang anti eutanasia
mulai diberlakukan di Negara bagian New York,
yang pada beberapa tahun kemudian
diberlakukan pula oleh beberapa Negara bagian.
Setelah masa Perang Saudara, beberapa advokat
dan beberapa dokter mendukung dilakukannya
eutanasia secara sukarela.
Kelompok-kelompok pendukung eutanasia
mulanya terbentuk di Inggris pada tahun 1935
dan di Amerika pada tahun 1938 yang
memberikan dukungannya pada pelaksanaan
eutanasia agresif, walaupun demikian
perjuangan untuk melegalkan eutanasia tidak
berhasil digolkan di Amerika maupun Inggris.
Pada tahun 1939, pasukan Nazi Jerman
melakukan suatu tindakan kontroversial dalam
suatu “program” eutanasia terhadap anak-anak
di bawah umur 3 tahun yang menderita
keterbelakangan mental, cacat tubuh, ataupun
gangguan lainnya yang menjadikan hidup
mereka tak berguna. Program ini dikenal
dengan nama Aksi T4 (“Action T4”) yang
kelak diberlakukan juga terhadap anak-anak
usia di atas 3 tahun dan para jompo / lansia.
C.Jenis-jenis euthanasia
1. Dilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi
menjadi:
Voluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang
yang sakit. Misalnya gangguan atau penyakit jasmani yang
dapat mengakibatkan kematian segera, dimana keadaan
diperburuk oleh keadaan fisik dan jiwa yang tidak
Involuntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah
orang lain seperti pihak keluarga atau dokter karena pasien
mengalami koma medis.
Assisted Suicide, tindakan ini bersifat individual yang pada
keadaan tertentu dan alasan tertentu menghilangkan rasa putus
asa dengan bunuh diri.Tindakan yang langsung menginduksi
kematian dengan alasan meringankan penderitaan tanpa izin
individu bersangkutan dan pihak yang punya hak untuk mewakili
2. Menurut
Euthanasia aktif, yaitu tindakan secara sengaja yang
dilakukan dokter atau tenaga kesehatan lain untuk
memperpendek atau mengakhiri hidup si pasien.
Misalnya, memberi tablet sianida atau menyuntikkan
zat-zat berbahaya ke tubuh pasien.
Euthanasia pasif, yaitu dokter atau tenaga kesehatan
lain secara sengaja tidak (lagi) memberikan bantuan
medis yang dapat memperpanjang hidup pasien.
Misalnya tidak memberikan bantuan oksigen bagi
pasien yang mengalami kesulitan dalam pernapasan.
Autoeuthanasia, yaitu seorang pasien menolak secara
tegas dengan sadar untuk menerima perawatan medis
dan ia mengetahui bahwa itu akan memperpendek atau
mengakhiri hidupnya.
3. Eutanasia ditinjau dari sudut cara
pelaksanaannya:
Eutanasia agresif, disebut juga eutanasia
aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja
yang dilakukan oleh dokter atau tenaga
kesehatan lainnya untuk mempersingkat
atau mengakhiri hidup seorang pasien.
Eutanasia agresif dapat dilakukan dengan
pemberian suatu senyawa yang mematikan,
baik secara oral maupun melalui suntikan.
Salah satu contoh senyawa mematikan
tersebut adalah tablet sianida.
Eutanasia non agresif, kadang juga disebut
eutanasia otomatis (autoeuthanasia)
digolongkan sebagai eutanasia negatif, yaitu
kondisi dimana seorang pasien menolak secara
tegas dan dengan sadar untuk menerima
perawatan medis meskipun mengetahui bahwa
penolakannya akan memperpendek atau
mengakhiri hidupnya. Penolakan tersebut
diajukan secara resmi dengan membuat sebuah
“codicil” (pernyataan tertulis tangan).
Eutanasia non agresif pada dasarnya adalah
suatu praktik eutanasia pasif atas permintaan
pasien yang bersangkutan.
KESIMPULAN

Dari beberapa paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:


1.Eutanasia berasal dari bahasa Yunani ‘eu’ yang artinya baik dan
‘thanatos’ yang berarti kematian, sehingga istilah eutanasia secara
singkat dapat diartikan sebagai ‘kematian yang baik’.
2.Terdapat dua prinsip utama dalam standar prosedur euthanasia,
yaitu secara fisik (misalnya dengan pemutusan leher, perusakan
otak, atau penembakan kepala) dan secara kimiawi (dengan teknik
inhalasi gas beracun atau suntik subtansi kimia mamatikan)
3.Eutanasia memiliki berbagai klasifikasi berdasarkan beberapa
katagori tertentu.
4.Pada umumnya agama menolak dilakukannya euthanasia, karena
dianggap mendahului kehendak Tuhan, sebab, hidup dan mati ada di
tangan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai