Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI DENGAN PARA REMAJA

Remaja adalah suatu kelompok yang memiliki keunikkan yang dimiliki setiap
individu dalam suatu jenis lingkungan. Mereka akan menemukan banyak hal baru
dalam kehidupan mereka sendiri (perubahan fisik, rasa kebebasan, dan perubahan
identitas dalam diri mereka).

A. Prinsip Komunikasi pada Remaja


1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi.Dalam
berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah
remaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang
dialami remaja,
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukan terhadap remaja.

2. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja


Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang
beranjak dewasa seperti :
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara,
b. Menerima dahulu perasaan remaja,
c. Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara
berbicara dan caramendengar

3. Mengenal Diri Remaja


a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang
disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
yang diajak bicara.Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu
meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak
sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan
dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia
merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang
tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.
4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat
Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
Yaitu :
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat
perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak
cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga
membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua
sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku
mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong
semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa
nyaman.
b. Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu
mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
 Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua
masalah.
 Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam
memecahkan masalahnya sendiri.
 Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
 Anak perlu belajar mandiri.
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya
masalah harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu
adalah masalah remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar
aktif.

B. Komunikasi Terapeutik pada Remaja

Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perlu memperhatikan berbagai


aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara berkomunikasi
dengan anak remaja, metode berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua
dalam membantu proses komunikasi dengan remaja sehingga bisa di dapatkan
informasi yang benar dan akurat, misalnya :
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa
Diluar keluarga dan terbuka
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
d. Beri support penuh perhatian
e. Jangan melakukan intrupsi
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)

C. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja


1. Pendidikan, Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi
berlangsung secara efektif.
2. Pengetahuan, Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi
berlangsung secara efektif.
3. Sikap, Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi.Bila komunikan bersifat
pasif/tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak, Bila ingin berkomunikasi, maka
harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut berlangsung
secara efektif.
5. Saluran, Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat
tersampaikan ke komunikan dengan baik.
6. Lingkungan

D. Teknik Komunikasi pada Remaja

Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga


hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat
diambil dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan
dalam berkomunikasi dengan remaja, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi
dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedangberada disamping
anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang
sesuatu.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita
yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan,
yang akan diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak
atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi
kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi
anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan
negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran
anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat
anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan
lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan
sakitnya.

Komunikasi pada remaja penting untuk selalu diperhatikan, Karena mereka


juga akan menemukan hal baru mengenai kesehatan pada diri mereka (timbulnya
jerawat, masalah menstruasi, dan aktivitas seksual), hal ini sangat penting untuk
disadari oleh para apoteker dalam memberikan penjelasan mengenai info kesehatan
yang mereka butuhkan. Sayangnya, banyak apoteker mengaku bahwa hal ini adalah
hal yang sulit, terutama untuk berinteraksi dengan anak usia remaja. Untuk
mengembangkan komunikasi dengan para remaja, Dolinsky dan Werner (1987)
memberikan beberapa pendapat tentang hal ini, yaitu :

1) Para remaja mungkin belum memahami tentang diri mereka sendiri, mereka
percaya bahwa mereka adalah pusat perhatian dari orang-orang disekitarnya.
2) Pemahaman yang tajam tentang kelompok ini adalah sebuah aturan yang penting
dalam proses pengambilan suatu keputusan.
3) Mereka biasanya mudah tersinggung dengan ucapan atau tindakan orang lain
yang tidak sesuai dengan kehendaknya (membutuhkan kebebasan yang lebih dari
yang lain) dan tidak membutuhkan atau meminta bantuan dari orang lain (tidak
akan mengakui bahwa mereka tidak mengerti mengenai suatu hal).
Bagaimanapun, timbulnya strees, seperti penyakit, mungkin dapat menyebabkan
mereka untuk kembali pada kebiasaan yang lebih tidak mandiri).
4) Remaja tidak akan menunjukkan reaksi mereka untuk gejala dari kepedihan
maupun penyakit yang timbul. Mereka biasanya tidak memperdulikan tanda-
tanda penting dari munculnya suatu penyakit.
5) Banyak dari mereka yang memiliki persepsi bahwa “tidak seorang pun yang
memahami diriku” yang mana termasuk apoteker di dalamnya.

Strategi dalam mengembangkan komunikasi termasuk :

1) Menggunakan empati (memberikan persepsi bahwa kita adalah seorang pendengar


yang baik, dapat memahami dengan baik, dan dapat membantu dalam
menyelesainkan masalah),
2) Mengomunikasikan bahwa kita menerima mereka seperti apa adanya diri mereka,
3) Menggunakan pertanyaan yang baik agar mereka dapat menggambarkan apa yang
sebenarnya mereka rasakan,
4) Menggunakan bahan penulisan yang inovatif untuk memberitahukan pesan
mengenai kesehatan secara relevan dan ekspresi yang menarik. Pada beberapa
tahun belakangan ini, kecerdasan, merupakan penyebab berkembangnya
penyalahgunaan obat terlarang, kebiasaan merokok, penyakit seksual yang dapat
menular, serta bunuh diri.

Sebagai kesimpulan, apoteker dapat mengembangkan komunikasi dengan para


remaja dengan mencoba kemampuan umum tentang keahlian berkomunikasi dengan
cara berdiskusi ( dengan menggunakan empati, pertanyaan yang baik, dan
mendengarkan). Kepada individu yang bersangkutan. Apoteker membutuhkan sebuah
perhatian tentang interaksi pada mereka; apoteker tidak harus bertingkah seolah
mereka juga remaja atau menggunakan bahasa remaja agar dapat berinteraksi dengan
mereka. Mereka akan memberitahukan tentang memahami
dan penerimaan selama apoteker memberikan informasi.

Anda mungkin juga menyukai