Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan
kesulitan untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-
masa remaja untuk setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini
dikarenakan anak remaja mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya
seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara individu. Adanya
perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman
sebayanya mengalami ketertarikan pada lawan jenis, dll. Sementara orang
tua juga mulai merasakan besarnya kekhawatiran pada anak remaja
mereka, baik terhadap pergaulannya maupun perkembangan
kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk mengatasinya?

Disaat ini, salah satu cara terbaik adalah orang tua. Orang tua
berkomunikasi dengan anak remaja. Komunikasi yang efektif dengan anak-
anak sangat penting dilakukan karena akan membuat hubungan antara
orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik meski pun saat ini sering
terjadi pertengkaran antara orang tua dengan anak ataupun komunikasi
yang tidak nyambung. Sebagai orang tua ada beberapa cara yang lebih baik
yang dapat dilakukan dari informasi mengenai remaja yang sedang
bermasalah dengan komunikasi.

Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan


membahas “Teori Komunikasi pada Remaja”

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Komunikasi pada remaja ?

2. Bagaimana proses prinsip komunikasi pada remaja ?

3. Bagaimana Komunikasi Terapeutik pada Remaja?

4. Bagaimana Teknik Komunikasi pada Remaja?

5. Apa hambatan dalam Komunikasi pada Remaja?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)


dari komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikan atau penerima berita kepola dan
pemahaman yang dikehendaki bersama.

Ada pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa para


ahli, yaitu:

1.      Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses


penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui
lambing-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukuan oleh penyampai
pesan ditujukan kepada penerima pesan.

2.      Menurut A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang


berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

3.      Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses


antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti
bagi kepentingan mereka.

4.      Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses


pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti.

5.      Menurut Human Relation Of Work, Keith Devis, komunikasi


adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.

6.      Menurut Oxford Dictionary (1956), komunikasi adalah


pengiriman atau tukar menukar informasi, idea tau sebagainya.

7.      Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi


mencakup ekspresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis,
percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan lainnya.

Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak
ke dewasa. Bila stress, diskusi dengan teman sebaya atau keluarganya.
Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinyadengan member
support penuh perhatian. (Nur Himam, 2012:1)

3
Menurut Egam (1995); menyampaikan sikap komunikasi merupakan
sesuatu apa yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal
maupun non verbal.

1.      Sikap berhadapan

Bentuk sikap dimana seseorang harus bertatap muka atau


berhadapan langsung dengan anak (Komunikator siap untuk
berkomunikasi).

2.      Sikap mempertahankan kontak

Bertujuan menghargai kliendan mengatakan adanya keinginan untuk


tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang
diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang
dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.

3.      Sikap membungkuk kepada pasien

Menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu


dengan cara membungkuk sedikit kearah klien.

4.      Sikap terbuka

Menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi


dalam member respons pada klien selama komunikasi.

B.     PRINSIP KOMUNIKASI PADA REMAJA

1.      Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja

Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi, orang tua
ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal yang
orang tua sering lakukan seperti:

a.       Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,

b.      Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,

c.       Cenderung memberi arahan dan nasihat,

d.      Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya


terjadi dan apa yang dialami remaja,

4
e.       Tidak memberi kesempatan agar remaja mengemukakan
pendapat,

f.       Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami


remaja dan memahaminya,

g.      Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa
yang harus dialkukan terhadap remaja.

2.      Kunci Pokok Berkomunikasi Dengan Remaja

 Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya


yang beranjak dewasa seperti:

a.       Mendengar Supaya remaja mau berbicara,

b.      Menerima dahulu perasaan remaja,

c.       Bicara supaya di dengar.

3.      Mengenal Diri Remaja

a.       Pahami Perasaan Remaja

Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang


disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu
meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak
sebagai lawan bicara.

b.      Bagaimana Memahami Perasaan Remaja

Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus meneriam dulu


perasaaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan
orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan
remaja.

4.      Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat


Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah

a.       Pesan kamu dan pesan saya

Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat


perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak

5
cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga
membuat anak mereka disalahkan,direndahkan dan disudutkan.

Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua


sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku
mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong
semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan
merasa nyaman.

b.      Menentukan Masalah Siapa

Ketika menghdapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah,


kita perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena:

1)      Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan


semua masalah.

2)      Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab


dalam memecahkan masalahnya sendiri.

3)      Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan


orang lain.

4)      Anak perlu belajar mandiri

Setelah mengetahui masalah siapa yang punya masalah harus


bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah
masalah remaja maka teknik yang digunakan adalah mendengar aktif.

C.    KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA

Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal dimana


perawat dank lien mengalami pengalaman belajar bersama serta
memperbaiki pengalaman emosional klien. Komunikasi terapeutik
mempunyai karakteristik:

1.      Tujuan yang spesifik.

2.      Saling membagi pikiran, perasaan dan perilaku untuk


membentuk keintiman yang terapeutik dan berorientasi pada masa
sekarang (here and now).

3.      Berfokus pada klien dalam memenuhi kebutuhan.

6
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu
memerhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang
remaja, cara berkomunikasi dengan anak remaja, metode berkomunikasi
dengan anak remaja. Peran orang tua dalam membantu proses komunikasi
dengan remaja sehingga bias didapatkan informasi yang benar dan akurat.

a.       Pada remaja, pola piker dan tingkah laku peralihan dari anak
ke dewasa.

b.      Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya,


orang dewasa diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.

c.       Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.

d.      Beri support penuh perhatian.

e.       Jangan melakukan intrupsi.

f.       Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran.

g.      Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi).

D.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI PADA REMAJA

1.      Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi


berlangsung secara efektif.

2.      Pengetahuan

Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi


berlangsung secara efektif.

3.      Sikap

Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi, bila komunikan bersifat


pasif/tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.

4.      Usia Tumbuh Kembang Status Kesehatan Anak

Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat


usia agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.

5.      Saluran

7
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat
tersampaikan ke komunikan dengan baik.

6.      Lingkungan

Lingkungan juga sangat berperan penting dalam berkomunikasi,


semakin bagus/indah lingkungan yang ditempati maka dalam berinteraksi
akan terasa nyaman dan aman.

E.     TEKNIK KOMUNIKASI PADA REMAJA

Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam


menjaga hubungan denga remaja, melalui komunikasi ini pula perawatdapat
memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja
yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan.
Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, antara
lain:

1.      Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam


menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara
langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang
sedang berada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara
memberikan komentar tentang sesuatu.

2.      Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja
dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita,
tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan.

3.      Memfasilitasi

Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ekspresi


anak atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam
memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh
dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
mereflisikan ungkapan negative yang menunjukkan kesan yang jelek pada
anak remaja tersebut.

8
4.      Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dan


meminta untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan
yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan
dan pikiran anak pada saat itu.

5.      Pilihan pro dan kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan


atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pada
situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai
dengan pendapat anak remaja.

6.      Penggunaan skala

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam


mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penguapan perasaan
nyeri, cemas, sedih, dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya.

7.      Menulis

Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik


pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasa banyak dilakukan pada
remaja yang jengkel, marah dan diam.

Sikap Komunikasi Terapeutik Dengan Remaja

Remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa. Pada masa transisi
ini remaja banyak mengalami kesulitan yang menimbulkan kesulitan yang
membutuhkan kemampuan adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat
untuk mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan. Hal ini
dapat mempengaruhi komunikasi remaja terutama komunikasi dengan
orang tua atau orang dewasa lainnya.

Terkait dengan permasalahan diatas, maka dalam berkomunikasi


dengan remaja perawat atau orang dewasa lain harus mampu besikap
sebagai ”SAHABAT” buat remaja. Tidak meremehkan atau
memperlakukan sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku
seperti orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih
tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan sebagai anak kecil. Remaja
sudah menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul

9
bersama teman sebaya ketimbang dengan orang tua. Adapun beberapa sikap
yang dapat dilakukan yaitu:

1.      Sikap kesejatian

Menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan anak


menunjukkan kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap
kepercayaan kita pada anak.

2.      Sikap empati

Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak
dan orang tua.

3.      Sikap hormat

Bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian,


rasa suka dan menghargai klien. Ex : senyum pada saat yang tepat,
melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut dengan seizin
komunikan.

4.      Sikap konkret

Bentuk sikap dengan menggunakan terminology yang spesifik dan


bukan abstrak pada saat komunikasi dengan klien. Ex : gambar, mainan, dll.

Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang
perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.

1.      Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada


mereka untuk mengekspresikan perasaannya, pikiran dan sikapnya.

2.      Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran


dan sikapnya.

3.      Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau


beresponyang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional,
maka sikap kita adalah memberikan support atas segala masalah yang
dihadapi remaja dan membantu untuk menyelesaikan masalah dengan
mendiskusikannya.

4.      Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat


buat remaja, tempat berbagi cerita suka dan duka.

10
5.      Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan
bercengkrama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.

Suasana Komunikasi Yang Kondusif Pada Remaja

Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh


suasana psikologis antara perawat / orang tua/ orang dewasa lain dengan
remaja.

1.      Suasana hormat menghormati

Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila


pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir
dan mengemukakan pikirannya.

2.      Suasana saling menghargai

Segala pendapat, suasana pikiran, gagasan, system nilai yang dianut


perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka kan
dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.

3.      Suasana saling percaya

Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk


mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternatif tergali.

Komunikasi verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan,


misalnya ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara yang memberikan
tanda tentang status emosionalnya.

Penerapan Komunikasi Sesuai Tingkat Perkembangan Remaja

Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja


(praremaja) sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai
untuk bicar tentang masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan
remaja, kita tidak bias memindahkan alur pembicaraan, mengatur dan
memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan
perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan.

Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada


anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah
mengancam, memperingatkan, memerintah, menilai, mengkritik, tidak
setuju, menyalahkan, menasehati, menyelesaikan masalah, menghindar,
mengalihkan perhatian, menertawakan, mendesak memberi kuliah,

11
mengajari, mencemooh, membuat malu, menyelidiki, mengusut, dan
memuji-menyetujui.

Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada


remaja berikut ini:

1.      Komunikasi terbuka “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa


yang membuatmu senang hari ini disekolah?”.

2.      Komunikasi dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang


mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk
remaja dalam menyampaikan pendapatnya.

3.      Mendengar aktif artinay tidak hanya sekedar mendengar tetapi


juga memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan
refleksikan emosi yang ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “Ibu
tahu, kamu kesal diejek seperti itu…”

4.      Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan


remaja. Jika sedang tidak bias, katakana terus terang daripada anda tidak
focus dan memutus komunikasi dengan remaja.

5.      Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatuyang


dia rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan
berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh
diketahui orang lain termasuk orang tuanya.

6.      Utarakan perasaan anda jika ada perilaku remaja yang kurang


tepat dan jangn memarahi atau membentak. Misalnya, “ mama khawatir
sekali kalau kamu tidak langsung pulang ke rumah. Kalau mau kerumah
teman, telepon dulu agar mama tenang.”

7.      Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya.


Misalnya, “aku sedang berusaha menguasai mate-matika”, daripada  “aku
payah dalam mate-matika”.

8.      Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa


menangkap sinyal-sinyal emosi dari bahasa tubuhnya.

9.      Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan


pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun.

10.  Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.

12
Tahapan Komunikasi Dengan Remaja

1.      Tahap prainteraksi

Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau


bertanya kepada orang tua tentang masalah yang ada.

2.      Tahap perkenalan

a.       Memberi salam dan senyum pada klien

b.       Melakukan validasi

c.       Mencari kebenaran data yang ada

d.      Mengobservasi

e.       Memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan

f.       Melakukan kerahasiaan klien.

3.      Tahap kerja

a.       Member kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan


memberitahu tentang hal yang kurang dimengerti dalam berkomunikasi.

b.      Menanyakan keluhan utama.

c.       Saat berkomunikasi dengan klien remaja, usahakan berdiskusi


atau curah pendapat seperti teman sebaya.

d.      Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa


malu.

e.       Jaga kerahasiaan yang dapat menimbulkan rasa malu.

f.       Jaga kerahasiaan dalam komunikasi (masa transisi dalam


bersikap dewasa).

4.      Tahap terminasi

a.       Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan


hasil.

b.      Memberikan reinforcement positif, tindak lanjut, kontrak, dan

c.       Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

13
F.     HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI PADA REMAJA

Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi


manusia dalam melakukan interaksi dengan sesame. Kita pada suatu waktu
merasakan komunikasi yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena
kesalahan dalam menafsirkan pesan yang kita terima. Hal ini terjadi karena
setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang
disampaikan.

Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal


yaitu :

1.      Hambatan fisik

a.       Sinyal non verbal yang tidak konsisten.

Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan


bicara, tetapi dengan aktifitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.

b.      Gangguan noises

Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak jauh, dan lain sebagainya.

c.       Gangguan fisik (gagap, tuli, buta)

Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan


sebagainya yang dialami oleh seorang remaja. Terimalah mereka apa
adanya, mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai
perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara
agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan remaja tersebut, misalnya
dengan cara belajar bahasa yang mereka dapat pahami.

d.      Teknik bertanya yang buruk

Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan


sanggup menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa
yang dirasakan orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik
bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap individu memiliki modalitas
belajar yang berbeda-beda.

14
e.       Teknik menjawab yang buruk

Kesuliatan orang memahami materi yang disampaikan karena


komunikator tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya
dijawab, melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah
satu teknik menjawab yang buruk adalah komunikator tidak memberikan
kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu lngsung dijawab oleh
komunikator.

f.       Kurang menguasai materi

Ini faktor yang sangat jelas. Begitu kita tidak menguasai materi,
itulah hambatan komunikasi. Kompetensi professional salah satu maknanya
adalah menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi untuk
meluas.

g.      Kurang persiapan

Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran


dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik.

2.      Hambatan psikologis

a.       Mendengar

Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal
atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua kita dengar
dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita
dengar.

b.      Mengabaikan informasi yang bertentangan denagn apa yang


kiata ketahui.

Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak


sesuai denga ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati
sangat berhubungan denga ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang
kurang benar.

c.       Menilai sumber

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada


seorang remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya.

15
d.      Pengaruh emosi

Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima


informasi. Apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya.

e.       Kecurigaan

Kembangkan sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah


berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja.
Komunikator curiga pada komunikan akan membawa suasana
pembelajaran tidak kondusif.

f.       Tidak jujur

Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama


pembelajaran komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar
pembelajaran. Kita harus jujur, jangan berbohong, jujurlah jika memang
tidak tahu.

g.      Tertutup

Jika kita memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses


pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam prose
situ diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.

h.      Dekstuktif

Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada


remaja. Cegahlah sedini mungkin oleh kita. Jika sikap dekstruktif itu
muncul, lakukan segera penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur
yang berlaku.

i.        Kurang dewasa

Kita perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan


ketika kita berbicara dengan anak, karena kita berkomunikasi dengan
seorang remaja yang mampu tetapi ada hambatan psikologi.

3.      Semantik

a.       Persepsi yang berbeda

b.      Kata yang memiliki arti lain bagi orang yang berbeda

c.       Terjemahan yang salah

16
d.      Semantik yaitu pesan bermakna ganda

e.       Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.  

  

17
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

     Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan


pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung
arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat
dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan
remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah
cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi
dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.

Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang


membentuk jati dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang
dianggapnya tidak sama dengan dia. Masa remaja merupakan masa-masa
panjang yang dialami seorang anak. Saat remaja mereka mulai mengalami
berbagai perubahan, baik fisik maupun non fisik dalam kehidupan mereka.

B.     SARAN

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan


makalah ini yaitu :

1.      Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan remaja lebih efektif


karena telah mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi
dengan remaja, serta mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat
akan berkomunikasi dengan remaja.

2.      Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara


berkomunikasi, tahapan komunikasi serta faktor yang menghambat
komunikasi pada anak dan remaja.

3.      Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi pada remaja.

18

Anda mungkin juga menyukai