Anda di halaman 1dari 22

MODEL DAN BENTUK

TEORI KEPERAWATAN

TINGKAT 1 D
KELOMPOK 3

ANGOOTA :
(2216133) ISWANDHARY H
(2216135) MAHARANI ZASKIA PUTRI

AKADEMI KEPERAWATAN
MAPPAOUDANG MAKASSAR
2022/2023
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL DAN BENTUK TEORI
KEPERAWATAN”. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyakkekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkankritik dan saran yang membangun dari
pembacademikesempurnaanmakalahini.

Makassar, 15 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
KATAPENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB1..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LatarBelakang..........................................................................................................1
B. RumusanMasalah.....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Individu..................................................................................................3
B. Pengertian Perbedaan Individu Peserta didik.........................................................3
C. Sumber Perbedaan Individu Peserta didik...............................................................4
D. Bidang-bidang Perbedaan Individu Peserta didik.....................................................6
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAK
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di
tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan
diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model
praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas
berpikiryang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok, situasiatau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep
merupakan suatu idedimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi
simbol-simbol yang nyata,sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun
suatu kerangka konseptual ataumodel keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yangmembentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menejlaskan suatu proses,peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolutatau bukti langsung. Teori-teori yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan pernyataan yangberfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teorimempunyai kontribusi pada pembentukan
dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatumetode untuk menghasilkan dasar
pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangandan memanfaatan teori
keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswakeperawatana dalam
memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai denganperan
keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
A. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Florence Nightingale?
B. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Martha E. Rogers?
C. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Myra Levine?
D. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Dorothea E. Orem?
E. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Imogene King?
F. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Peplau?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Florence Nightingale
B. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Martha E. Rogers
C. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Myra Levine
D. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Dorothea E. Orem
E. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Imogene King
F. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Peplau
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model dan Bentuk Teori Keperawatan Florence Nightingale


Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan
perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya
awal untuk memisahkan antara profsei keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak
memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat. Melalui observasi dan pengumpulan data.
Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan,
sebagai hasil, yang menimbulka perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Torres mencatat (1986) bahwa Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat
divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori
deskripsinya memberikan cara berpikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang
berfokus pada klien dan lingkungannya. Surat Nightingale dan tulisan tangannya menuntun
perawat untuk bekerja atas nama klien. Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan
pendidikan. Hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi
praktik keperawatan. Nightingale berpikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat
bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan,
tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
- Konsep model Florence Nightingale
Teori Environment Nightingale yang dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari
keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sacral untuk dipenuhi oleh
seorang wanita. Teorinya difokuskan pada lingkungan keperawatan, walaupun tema ini tidak
pernah dimunculkan di tiap tulisannya, ia menghubungkan kesehatan dengan tiga faktor
lingkungannya.
1. Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus selalu bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak
lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat
tidur harus memberikan keleluasan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan
kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarakan kondisi-kondisi
lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung
yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Obsevasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data yang
spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakut, sangat peting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keselurahan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

B. Model dan Bentuk Teori Keperawatan Martha E. Rogers


Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang
mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. (Tomey & Alligood,
1998).
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas
bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum
dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu
keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan hubungannya
dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip
- prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang
bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers
menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan
aplikasi keterampilan, dan teknologi. (McEwen & Wills, 2011)
- Asumsi teori Martha E. Rogers
Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri dari lima
bagian, yaitu :
1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh dari
dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan penjumlahan
dari bagian-bagiannya..
2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi keduanya. Individu
dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu
mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu
kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah
kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan
yang inovatif
5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan, bertutur bahasa, sensasi
dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan
menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori Martha
E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari: (Tomey & Alligood,
1998).
1
a. Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi
manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk hidup dan
lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari
lingkungannya.
b. Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka, menyatu
antara satu dengan yang lainnya.
c. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan
lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit
atau penyakit.
d. Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola
dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di
tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain
non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.
Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses
kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan
hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di
kemukakannya. Prinsip –prinsip hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu :
a. Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan
lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan
dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada
gelombang perubahan.
b. Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dengan lingkungan
adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku
manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan
interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
c. Integrality
Adalah proses interaksi yang menguntungkan antara manusia dan lingkungannya secara
berkesinambungan.
C. Model dan Bentuk Teori Keperawatan Myra Levine
Levine mengembangkan teori konservasi berdasarkan ide dari Nightingale yang
menyebutkan bahwa perawat harus menyediakanlingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses penyembuhan. Selainitu Levine juga mengadopsi pemikiran dari Tillich dengan prinsip
kesatuan hidup, Bernard dengan lingkungan internal, Cannon pada teori homeostasis dan
Waddington pada konsep homeorhesis. Karya-karya ilmuwan lain juga digunakan dalam
pengembangan teori konservasi.Terbentuklah empat prinsip konservasi yang membentuk dasar
dari modelkeperawatan Levine; teori ini disintesis dari penelitian ilmiah dan praktek (Alligood,
2013; McEwen&Wills, 2010).
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintgrasi yang
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya, dan intervensi keperawatan suatu
aktifitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan kemudian
sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang keperawatan terdapatempat konservasi
diantaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga
pendekatan asuhan keperawatan ditujukan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien
secara optimal.(Bates, 1967).
Model konservasi Levine merupakan keperawatan praktis dengan konservasi model dan
prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasienuntuk kesehatan dan penyembuhan.
(levine, 1973).
Adapun prinsip konservasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Konservasi Energi Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui
energisecara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasienergi dapat
digunakan dalam praktek keperawatan.
b. Konservasi Integritas StrukturPenyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas
struktur.Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibatdengan penyakit
melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
c. Konservasi Integritas PersonalSeorang perawat dapat menghargai klien ketika klien
dipanggil dengannamanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai
personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
d. Konservasi Integritas SosialKehidupan berarti komunitas sosial dan kesehatan merupakan
keadaansocial yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperanmenyediakan
kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupanreligius dan menggunakan hubungan
interpersonal untuk konservasiintegritas social.Terdapat tiga komponen utama dari model
konservasi. (levine 1991) yaitu:

1
a. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuahsistem terbuka:
“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive
mutuality between diversified functions and parts within an entirety, theboundaries of which
are open and fluent
(Keutuhan menekankan padasuara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam
dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka). Levine (1973, hal 11) menya
takan bahwa “Interaksi terus-menerus dariorganisme individu dengan lingkungannya
merupakan sistem yang‘terbuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketikainteraksi atau adaptasi konstan lingkungan,
memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar
untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan. b.
b. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas
individu dalam menghadapi realitas lingkunganinternal dan eksternal. Konservasi adalah hasil
dari adaptasi. Beberapaadaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levinemengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy.
Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai polarespon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannyayang menunjukkan adaptasi historis dan
spesificity.
c. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya.Konservasi
menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampumelanjutkan fungsi ketika terjadi
tantangan yang buruk. Dalam pengertianKonservasi juga, bahwa individu mampu untuk
berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.

D. Model dan Bentuk Teori Keperawatan Dorothea E. Orem


Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :
"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit ". Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. (Currentnursing.2016)

Teori umum keperawatan Orem dalam tiga bagian yang terkait :


a.        Teori Self Care
Perawatan diri adalah  inisiatif individu untuk  melakukan perawatan diri mereka sendiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.perawatan diri  adalah kemampuan
manusia yang  dipengaruhi usia, perkembangan, pengalaman hidup kesehatan  sosial budaya
dan lain lain.perawatan diri terapeutik adalah totalitas tindakan perawatan diri yang akan
dilakukan dalam rangka memenuhi syarat perawatan diri dengan menggunakan metode dan 
yang tepat "     
    Syarat perawatan diri yaitu :
         Universal adalah  proses kehidupan dan pemeliharaan integritas struktur manusia dan
fungsi Umum.
         Perkembangan adalah kondisi yang berhubungan dengan acara misalnya menyesuaikan diri
dengan pekerjaan baru dan menyesuaikan diri dengan perubahan tubuh.
         Devisiasi kesehatan Diperlukan dalam kondisi sakit, atau cedera.

b.        Teori defisit perawatan diri


Keperawatan diperlukan saat seseorang tidak mampu atau terbatas dalam penyediaan perawatan
diri yang efektif terus menerus. Orem mengidentifikasi 5 metode :
1.      Bertindak untuk dan membantuuorang lain.
2.      Membimbing orang lain.
3.      Mendukung orang lain.
4.      Menyediakan lingkungan yang baik.
5.      mengarahkan orang lain.

c.      Teori sistem keperawatan


Menggambarkan bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien akan dipenuhi oleh perawat,
pasien, atau keduanya.klasifikasi dari sistem keperawatan untuk memenuhi syarat perawatan
diri pasien :
1.    Sistem yang perawatan yang sepenuhnya
2.    Sistem keperawatan sebagian
3.    Sistem mendukung dan edukatif
     
          Sistem keperawatan mendefinisikan ruang lingkup tanggung jawab keperawatan dalam
situasi perawatan kesehatan, karena peran umum dan khusus perawat dan pasien
menjadi Alasan untuk hubungan perawat dengan pasien dan Orem mengakui bahwa teknologi
khusus biasanya dikembangkan oleh anggota profesi kesehatan, dimana Sebuah teknologi
informasi secara sistematis  tentang proses atau metode untuk mempengaruhi beberapa hasil
yang diinginkan melalui usaha praktis yang disengaja, dengan atau tanpa penggunaan
instrumen. (Currentnursing 2016)

E. Model dan Bentuk Teori Keperawatan Imogene King


King mengembangkan model konseptual keperawatan di pertengahan tahun 60-an dengan
gagasan yang mengatakan bahwa manusia adalah system terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan . Fokus sentral kerangka kerja King adalah manusia karena manusia bersifat
dinamis yang memiliki persepsi terhadap objek, orang dan kejadian-kejadian yang
mempengaruhi manusia dalam berperilaku, interaksi social dan kesehatan.
1
Kerangka kerja konseptual King mencakup 3 sistem interaksi dengan masing-masing system
memiliki keunikan dalam konsep dan karakteristik kelompok. Sistem ini terdiri dari system
personal, interpersonal dan social. Asumsi yang mendasar pada keperawatan adalah proses
melibatkan caring untuk manusia dengan kesehatan merupakan tujuan utama.
Sistem personal menurut King adalah merujuk pada individu. Konsep-konsep dalam system
personal ini mendasari pemahaman hubungan manusia yang meliputi persepsi , diri sendiri,
gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu, dan tempat. King memandang persepsi
sebagai variabel yang paling penting karena persepsi mempengaruhi perilaku. King
menyimpulkan hubungan antara konsep dengan pernyataan dengan mengatakan bahwa
persepsi diri individu, gambaran diri, waktu dan ruang mempengaruhi cara seseorang tersebut
berespon terhadap orang lain, objek dan kejadian-kejadian yang ada dalam kehidupannya.
Karena individu tumbuh dan berkembang melalui rentang kehidupan, mengalami perubahan
dalam struktur dan fungsi tubuh sehingga mempengaruhi persepsi manusia terhadap dirinya.
Sistem interpersonal menurut King meliputi interaksi individu dengan satu orang lainnya.
Interaksi dua individu disebut dengan Dyads, tiga individu disebut dengan Triads, dan empat
atau lebih individu disebut dengan kelompok kecil atau besar. Konsep system interpersonal
mencakup interaksi, transaksi, komunikasi, peran dan stress. Interaksi dan transaksi yang
terjadi antara perawat dan klien atau dyads, merupakan salah satu contoh system interpersonal.
Komunikasi antara perawat dan kien dapat diklasifikasikan sebagai verbal atau non verbal.
Sistem social adalah sekelompok orang-orang dalam suatu komunitas atau masyarakat yang
berbagi mengenai tujuan, interes, dan nilai. Sistem social memberikan kerangka kerja bagi
interaksi dan hubungan social, dan membangun aturan-aturan mengenai perilaku dan tindakan.
Konsep-konsep tersebut diidentifikasi oleh King sebagai
hubungan terhadap system social yang meliputi organisasi, otoritas, status dan pengambilan
keputusan.

Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan “ didasarkan asumsi-asumsi umum
yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan lingkungan untuk mencapai kesehatan
bagi individu, yang dapat berfungsi dalam peran social.
1. Lingkungan
King percaya bahwa pemahaman mengenai tatacara interaksi antara manusia dan lingkungan
untuk memelihara kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi perawat. Sistem terbuka
merupakan interaksi yang terjadi antara system dan lingkungan, yang mempengaruhi
perubahan lingkungan secara konstan. Penyesuaian diri untuk kehidupan dan kesehatan
dipengaruhi oleh interaksi individu dan lingkungan. Setiap manusia merasa dunia sebagai
tempat terjadinya interaksi antara individu dan segala sesuatu dalam lingkungan.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah status yang dinamis dalam siklus kehidupan, kesakitan adalah gangguan
dalam siklus kehidupan. Kesehatan adalah penyesuaian diri yang secara terus menerus
terhadap stress baik dari lingkungan eksternal maupun internal melalui sumber-sumber yang
digunakan secara optimum untuk mencapai kegiatan sehari-hari yang maksimum.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam system asuhan
kesehatan yang ada dimasyarakat. Tujuan keperawatan adalah membnatu individu memelihara
kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi sesuai perannya. Keperawatan merupakan
proses kegiatan interpersnel, reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga
mempengaruhi proses interpersonal.
4. Individu
Menurut King individu adalah makhluk spiritual yang memiliki kapasitas untuk berfikir,
mengetahui, membuat pilihan, dan memilih alternative tindakan, memiliki kemampuan
berbahasa dan menggunakan simbol-simbol. Individu merupakan system terbuka dalam
transaksi dengan lingkungan. Transaksi mengandung arti bahwa tidak ada pemisahan
keberadaan antara manusia dan lingkungan. Individu adalah makhluk yang unik dan holistic,
mampu berpikir rasional dan mengambil keputusan dalam berbagai situasi. Individu berbeda
dalam kebutuhan, keinginan dan tujuannya.

Teori pencapaian tujuan yang dikemukakan King berasal dari perkembangan system
konseptual yang berdasarkan pada tiga system yaitu system personal, interpersonal dan system
social. King memandang manusia sebagai system terbuka yang social, rasional, perasa,
pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu. Pelayanan keperawatan ditujukan
pada proses interaksi manusia (Perawat-Klien) dimana melibatkan perasaan orang lain dan
situasi melalui komunikasi, penetapan tujuan, pengertian dan kesepakatan mencapai tujuan.

Dari system konseptualnya yang mencakup tiga system, King menyeleksi 10 dari 15 konsep
yaitu persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, diri sendiri, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan privasi. Kemudian King menyeleksi konsep tersebut menjadi empat konsep yaitu :
persepsi, komunikasi, interaksi dan transaksi , dan dimanfaatkannya dalam proses transaksinya.
Proses transaksi dapat digunakan oleh perawat untuk melakukan pengkajian, membuat
perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Variabel kritis pada proses ini
adalah menetapkan tujuan yang saling menguntungkan.
1
Konsep – konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah :
1. Interaksi, didefinisikan sebagai proses persepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan
dan antara orang dengan orang, direpresentasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang
diarahkan untuk mencapai tujuan.
Setiap individu dalam interaksi (perawat-klien) membawa pengetahuan yang berbeda,
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, pengalaman dahulu dan persepsi-persepsi yang
mempengaruhi interaksi.
2. Persepsi, didefinisikan sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
Menurut King, konsep ini termasuk impor dan transpormasi energi, proses, tingkatan dan
ekspor informasi. Persepsi-persepsi berhubungan dengan pengalaman masa lalu, konsep-
konsep sendiri, grup sosio ekonomi, keturunan dan latar belakang pendidikan.
3. Komunikasi, didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang
berikutnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi merupakan komponen informasi dari interaksi. Perubahan tanda-tanda
nonverbal dan symbol-simbol antara perawat dan klien, atau klien dengan lingkungan,
merupakan komunikasi.
4. Transaksi, didefinisikan sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian
tujuan.
King kemudian memperluas definisi transaksi termasuk: tingkah laku yang terobservasi dari
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Sistem proses interaksi transaksi perawat-pasien seperti yang dikemukakan King ( 2001 ),
terdiri dari perilaku-perilaku:
– Persepsi perawat dan pasien berdasarkan pada pertimbangan dalam melakukan tindakan yang
diikuti oleh reaksi, interaksi dan transaksi antara perawat dan pasien. Proses ini termasuk
juga umpan balik evaluasi ke depan. Proses transaksi King merupakan dasar pengetahuan
yang penting yang dapat digunakan perawat dalam proses keperawatan.
– Proses keperawatan dalam teori ini merupakan system konsep interrelasi yang meliputi
persepsi perawat -klien, komunikasi perawat-klien, interaksi perawat-klien dalam
mengambil keputusan untuk pencapain tujuan.
Aplikasi praktek teori King pernah dicoba pada pelayanan kesehatan meliputi perawatan
emergency, perawatan anak dan pada pasien HIV AIDS dengan tuberculosis, pasien psikiatrik
(Kemppainen, 1990; Laben, et al, 1995; Ng & Tsang, 2002), pada pasien dengan gangguan
ortopedik baik akut maupun kronis (Alligood, 1995) dan pasien gangguan perkembangan
mental (Messmer, 1995).
Teori King ini juga bermanfaat untuk riset keperawatan dan meningkatkan profesionalisme.
Pada pasien yang masuk IGD seringkali mengalami gangguan persepsi terhadap dirinya
sendiri, body image yang sering terjadi pada pasien trauma dan mengalami cidera tubuh secara
signifikan. Pada saat haemodinamik pasien stabil perhatian perawat difokuskan kembali pada
koping pasien dari perasaan kehilangan, perpisahan dan marah yang dialaminya. Peran perawat
berusaha untuk memulihkan harga diri dari perasaan kehilangannya, kemudian bersama-sama
membuat tujuan yang saling menguntungkan antara perawat dan klien. Penting juga bagi
perawat menyadari persepsi klien menyempit karena rasa nyeri dan emosi yang dialaminya.
King dapat membuktikan bahwa pada pasien yang tidak kompeten dalam berkomunikasi
dengan perawat (bayi, anak-anak yang belum bisa berbahasa dan pasien koma ) didapatkan
70% merespon komunikasi secara nonverbal, dengan mendeskripsikan sebagai berikut :
Mencoba dengan mengobservasi interaksi perawat yang baik dengan bayi atau anak yang
belum bisa berbicara dan memahami bahasa.Jika diamati dan dicatat secara sistematis, dapat
dianalisa perilaku dan ditemukan beberapa tingkat transaksi nonverbal. King memiliki contoh yang
bagus ketika mendampingi mahasiswa diploma di unit neuro dengan pasien koma. King berbicara
dengan pasien, menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut yang dia
percayai penting dalam perawatan. Ketika pasien sadar beberapa hari kemudian, pasien
menanyakan pada perawat di unit itu untuk mencarikan satu orang perawat yang baik yang selama
ini menjelaskan apa yang dilakukan terhadapnya. Pasien tersebut ingin mengucapkan terima kasih.
King melakukan transaksi, dan dapat mengobservasi pergerakan otot pasien saat itu.

F. Model dan Bentuk Teori Keperawatan Peplau


Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter dalam
mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
1. Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam situasi
kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan.
2. Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan
informasi.
3. Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis
dan sintesis dari pengalaman peserta didik.
4. Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan
.
1
5. Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat.
6. Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk
memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7. Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan.

- Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-Klien


Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan
kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses
interpersonal
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti
dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang
progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan
cara hidup bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :


Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien
seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan
hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu
dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.

a. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

b. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam megatasi masalah kesehatan.

c. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga


merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.

d. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang
dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna
membantu memenuhi kebutuhannya.

e. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu


kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan
bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal
yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain
mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.
Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat
ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi
klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya
dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode
transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
1
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada
klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2) Individu mandiri terpisah dari perawat.
3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk
konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak
didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau,
1952).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkaninteraksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi
masalah yangberkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau
memenuhikebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang
bertujuan untukmelakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya
yang dimiliki kliensecara optimal.

B. Saran

Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan
dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita
rawat.Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa
nyamanpada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam
merawatpasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba
kitatidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad
untukmelakukannya dengan gigih dan rajin

1
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta:EGC. Hlm130,137
Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah, Brunner &suddarth. Jakarta: EGC.30,31
M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk
perawat ,Strategi berbasiskompetensi. Jakarta: EGC. 50.51
R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S.
Kep, 2008. Berpikir Kritisdalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7

Anda mungkin juga menyukai