TEORI KEPERAWATAN
TINGKAT 1 D
KELOMPOK 3
ANGOOTA :
(2216133) ISWANDHARY H
(2216135) MAHARANI ZASKIA PUTRI
AKADEMI KEPERAWATAN
MAPPAOUDANG MAKASSAR
2022/2023
KATAPENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL DAN BENTUK TEORI
KEPERAWATAN”. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyakkekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkankritik dan saran yang membangun dari
pembacademikesempurnaanmakalahini.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
KATAPENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB1..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LatarBelakang..........................................................................................................1
B. RumusanMasalah.....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Individu..................................................................................................3
B. Pengertian Perbedaan Individu Peserta didik.........................................................3
C. Sumber Perbedaan Individu Peserta didik...............................................................4
D. Bidang-bidang Perbedaan Individu Peserta didik.....................................................6
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di
tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan
diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model
praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas
berpikiryang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok, situasiatau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep
merupakan suatu idedimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi
simbol-simbol yang nyata,sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun
suatu kerangka konseptual ataumodel keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yangmembentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menejlaskan suatu proses,peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolutatau bukti langsung. Teori-teori yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan pernyataan yangberfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teorimempunyai kontribusi pada pembentukan
dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatumetode untuk menghasilkan dasar
pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangandan memanfaatan teori
keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswakeperawatana dalam
memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai denganperan
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
A. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Florence Nightingale?
B. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Martha E. Rogers?
C. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Myra Levine?
D. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Dorothea E. Orem?
E. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Imogene King?
F. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Peplau?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Florence Nightingale
B. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Martha E. Rogers
C. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Myra Levine
D. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Dorothea E. Orem
E. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Imogene King
F. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Peplau
BAB II
PEMBAHASAN
1
a. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuahsistem terbuka:
“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive
mutuality between diversified functions and parts within an entirety, theboundaries of which
are open and fluent
(Keutuhan menekankan padasuara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam
dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka). Levine (1973, hal 11) menya
takan bahwa “Interaksi terus-menerus dariorganisme individu dengan lingkungannya
merupakan sistem yang‘terbuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketikainteraksi atau adaptasi konstan lingkungan,
memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar
untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan. b.
b. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas
individu dalam menghadapi realitas lingkunganinternal dan eksternal. Konservasi adalah hasil
dari adaptasi. Beberapaadaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levinemengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy.
Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai polarespon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannyayang menunjukkan adaptasi historis dan
spesificity.
c. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya.Konservasi
menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampumelanjutkan fungsi ketika terjadi
tantangan yang buruk. Dalam pengertianKonservasi juga, bahwa individu mampu untuk
berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.
Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan “ didasarkan asumsi-asumsi umum
yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan lingkungan untuk mencapai kesehatan
bagi individu, yang dapat berfungsi dalam peran social.
1. Lingkungan
King percaya bahwa pemahaman mengenai tatacara interaksi antara manusia dan lingkungan
untuk memelihara kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi perawat. Sistem terbuka
merupakan interaksi yang terjadi antara system dan lingkungan, yang mempengaruhi
perubahan lingkungan secara konstan. Penyesuaian diri untuk kehidupan dan kesehatan
dipengaruhi oleh interaksi individu dan lingkungan. Setiap manusia merasa dunia sebagai
tempat terjadinya interaksi antara individu dan segala sesuatu dalam lingkungan.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah status yang dinamis dalam siklus kehidupan, kesakitan adalah gangguan
dalam siklus kehidupan. Kesehatan adalah penyesuaian diri yang secara terus menerus
terhadap stress baik dari lingkungan eksternal maupun internal melalui sumber-sumber yang
digunakan secara optimum untuk mencapai kegiatan sehari-hari yang maksimum.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam system asuhan
kesehatan yang ada dimasyarakat. Tujuan keperawatan adalah membnatu individu memelihara
kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi sesuai perannya. Keperawatan merupakan
proses kegiatan interpersnel, reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga
mempengaruhi proses interpersonal.
4. Individu
Menurut King individu adalah makhluk spiritual yang memiliki kapasitas untuk berfikir,
mengetahui, membuat pilihan, dan memilih alternative tindakan, memiliki kemampuan
berbahasa dan menggunakan simbol-simbol. Individu merupakan system terbuka dalam
transaksi dengan lingkungan. Transaksi mengandung arti bahwa tidak ada pemisahan
keberadaan antara manusia dan lingkungan. Individu adalah makhluk yang unik dan holistic,
mampu berpikir rasional dan mengambil keputusan dalam berbagai situasi. Individu berbeda
dalam kebutuhan, keinginan dan tujuannya.
Teori pencapaian tujuan yang dikemukakan King berasal dari perkembangan system
konseptual yang berdasarkan pada tiga system yaitu system personal, interpersonal dan system
social. King memandang manusia sebagai system terbuka yang social, rasional, perasa,
pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu. Pelayanan keperawatan ditujukan
pada proses interaksi manusia (Perawat-Klien) dimana melibatkan perasaan orang lain dan
situasi melalui komunikasi, penetapan tujuan, pengertian dan kesepakatan mencapai tujuan.
Dari system konseptualnya yang mencakup tiga system, King menyeleksi 10 dari 15 konsep
yaitu persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, diri sendiri, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan privasi. Kemudian King menyeleksi konsep tersebut menjadi empat konsep yaitu :
persepsi, komunikasi, interaksi dan transaksi , dan dimanfaatkannya dalam proses transaksinya.
Proses transaksi dapat digunakan oleh perawat untuk melakukan pengkajian, membuat
perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Variabel kritis pada proses ini
adalah menetapkan tujuan yang saling menguntungkan.
1
Konsep – konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah :
1. Interaksi, didefinisikan sebagai proses persepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan
dan antara orang dengan orang, direpresentasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang
diarahkan untuk mencapai tujuan.
Setiap individu dalam interaksi (perawat-klien) membawa pengetahuan yang berbeda,
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, pengalaman dahulu dan persepsi-persepsi yang
mempengaruhi interaksi.
2. Persepsi, didefinisikan sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
Menurut King, konsep ini termasuk impor dan transpormasi energi, proses, tingkatan dan
ekspor informasi. Persepsi-persepsi berhubungan dengan pengalaman masa lalu, konsep-
konsep sendiri, grup sosio ekonomi, keturunan dan latar belakang pendidikan.
3. Komunikasi, didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang
berikutnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi merupakan komponen informasi dari interaksi. Perubahan tanda-tanda
nonverbal dan symbol-simbol antara perawat dan klien, atau klien dengan lingkungan,
merupakan komunikasi.
4. Transaksi, didefinisikan sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian
tujuan.
King kemudian memperluas definisi transaksi termasuk: tingkah laku yang terobservasi dari
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Sistem proses interaksi transaksi perawat-pasien seperti yang dikemukakan King ( 2001 ),
terdiri dari perilaku-perilaku:
– Persepsi perawat dan pasien berdasarkan pada pertimbangan dalam melakukan tindakan yang
diikuti oleh reaksi, interaksi dan transaksi antara perawat dan pasien. Proses ini termasuk
juga umpan balik evaluasi ke depan. Proses transaksi King merupakan dasar pengetahuan
yang penting yang dapat digunakan perawat dalam proses keperawatan.
– Proses keperawatan dalam teori ini merupakan system konsep interrelasi yang meliputi
persepsi perawat -klien, komunikasi perawat-klien, interaksi perawat-klien dalam
mengambil keputusan untuk pencapain tujuan.
Aplikasi praktek teori King pernah dicoba pada pelayanan kesehatan meliputi perawatan
emergency, perawatan anak dan pada pasien HIV AIDS dengan tuberculosis, pasien psikiatrik
(Kemppainen, 1990; Laben, et al, 1995; Ng & Tsang, 2002), pada pasien dengan gangguan
ortopedik baik akut maupun kronis (Alligood, 1995) dan pasien gangguan perkembangan
mental (Messmer, 1995).
Teori King ini juga bermanfaat untuk riset keperawatan dan meningkatkan profesionalisme.
Pada pasien yang masuk IGD seringkali mengalami gangguan persepsi terhadap dirinya
sendiri, body image yang sering terjadi pada pasien trauma dan mengalami cidera tubuh secara
signifikan. Pada saat haemodinamik pasien stabil perhatian perawat difokuskan kembali pada
koping pasien dari perasaan kehilangan, perpisahan dan marah yang dialaminya. Peran perawat
berusaha untuk memulihkan harga diri dari perasaan kehilangannya, kemudian bersama-sama
membuat tujuan yang saling menguntungkan antara perawat dan klien. Penting juga bagi
perawat menyadari persepsi klien menyempit karena rasa nyeri dan emosi yang dialaminya.
King dapat membuktikan bahwa pada pasien yang tidak kompeten dalam berkomunikasi
dengan perawat (bayi, anak-anak yang belum bisa berbahasa dan pasien koma ) didapatkan
70% merespon komunikasi secara nonverbal, dengan mendeskripsikan sebagai berikut :
Mencoba dengan mengobservasi interaksi perawat yang baik dengan bayi atau anak yang
belum bisa berbicara dan memahami bahasa.Jika diamati dan dicatat secara sistematis, dapat
dianalisa perilaku dan ditemukan beberapa tingkat transaksi nonverbal. King memiliki contoh yang
bagus ketika mendampingi mahasiswa diploma di unit neuro dengan pasien koma. King berbicara
dengan pasien, menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut yang dia
percayai penting dalam perawatan. Ketika pasien sadar beberapa hari kemudian, pasien
menanyakan pada perawat di unit itu untuk mencarikan satu orang perawat yang baik yang selama
ini menjelaskan apa yang dilakukan terhadapnya. Pasien tersebut ingin mengucapkan terima kasih.
King melakukan transaksi, dan dapat mengobservasi pergerakan otot pasien saat itu.
a. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
b. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam megatasi masalah kesehatan.
d. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang
dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna
membantu memenuhi kebutuhannya.
3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal
yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain
mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.
Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat
ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi
klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya
dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode
transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
1
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada
klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2) Individu mandiri terpisah dari perawat.
3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk
konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak
didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau,
1952).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkaninteraksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi
masalah yangberkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau
memenuhikebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang
bertujuan untukmelakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya
yang dimiliki kliensecara optimal.
B. Saran
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan
dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita
rawat.Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa
nyamanpada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam
merawatpasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba
kitatidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad
untukmelakukannya dengan gigih dan rajin
1
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta:EGC. Hlm130,137
Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah, Brunner &suddarth. Jakarta: EGC.30,31
M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk
perawat ,Strategi berbasiskompetensi. Jakarta: EGC. 50.51
R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S.
Kep, 2008. Berpikir Kritisdalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7