OLEH
KELOMPOK 2 :
1. Della Buana Putri (1811311019)
2. Dinda Tsurayya (1811311025)
3. Januar Ramadhan (1811311023)
4. Shinta Bella (1811311017)
5. Tasya Mutiara .R (1811311015)
6. Yulia Mustika Sari (1811311027)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah Falsafah dan Teori keperawatan yang berjudul “Teori Keperawatan Nursing:
Florence Nightingale” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dan Konsep Mayor Dari Teori Florence Nightingale………………………..3
2.2 Skema/Bagan Model Konseptual Teori Florence Nightingale.......................................7
2.3 Aplikasi Model Konseptual Teori Florence Nightingale Dalam Keperawatan….........8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................10
3.2 Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence
Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa
penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan.
Penulis kontemporer mulai menggali hasil pekerjaan Florence Nightingale sebagai
sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual dari keperawatan
(Meleis 1985, Torres 1986, Marriner-Toorey 1994, Chin and Jacobs 1995). Meleis (1985)
mencatat bahwa konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit dan itu merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan
dan kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi
yang adekuat (Nightingale 1860, Torres 1986).
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status
kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan
perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean. Torres (1986) mencatat
bahwa Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi
memberikan dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam
teori deskripsinya memberikan cara berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan
yang berfokus pada klien dan lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan
tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Marriner-Tomey, (1994),
prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian dan pendidikan . hal paling penting
adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan .
Nightingale berfikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi
(pengkajian) bukan demi berbagai informasi/fakta yang mencurigakan, tetapi demi
menyelematkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan konsep mayor dari teori Florence Nightingale?
2. Bagaimana penjelasan skema/bagan model konseptual teori Florence Nightingale?
3. Bagaimana aplikasi model konseptual Florence Nightingale dalam keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan konsep mayor teori Florence Nightingale.
2. Mengetahui penjelasan skema/bagan model konseptual teori Florence Nightingale.
3. Mengetahui aplikasi model konseptual teori Florence Nightingale dalam
keperawatan.
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca dalam hal mempelajari
teori Florence Nightingale yaitu dari segi latar belakang teori, definisi teori Florence
Nightingale, konsep mayor teori Florence Nightingale, skema/bagan model konseptual
Florence Nightingale, aplikasi model konseptual dalam keperawatan, dan kelemahan
teori Florece Nightingale.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
mempunyai wujud (dapat dilihat dan disentuh) dan membutuhkan sesuatu untuk
kelangsungan hidup seperti bernafas, makan, minum, eliminasi, berjalan, melihat,
mendengar, dan lain sebagainya. Komponen roh merupakan komponen yang tak
terwujud (tersirat, tesembunyi tapi ada) dan kita wajib meyakini keberadaannya.
Manusia mempunyai sifat yang unik dan berbeda - beda satu dengan yang lainnya,
mempunyai kebutuhan yang berbeda pula serta mengalami tingkat perkembangan
dan pertumbuhan. Manusia sebagai klien yang bersifat keluarga (sekelompok
individu) dan saling berhubungan atau berinteraksi satu dengan yang lain dalam
lingkungan atau masyarakat. Manusia sebagai klien yang bersifat masyarakat akan
memiliki kemampuan individu yang dipengaruhi oleh fasilitas keseahatan (rumah
sakit, puskesmas, posyandu), pendidikan (sekolah, institusi, universitas),
komunikasi (langsung, tidak langsung, media), dan sosial (keyakinan, pandangan,
proses berubah).
2. Keperawatan
Keperawatan memberikan pelayanan kesehatan yang profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosial,
spiritual yan komprehensif yang ditunjukan kepada individu, kelompok, dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Perawat bertanggung jawab sepanjang kehidupan seseorang. Perawat
harus berpegang pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Bentuk
pelayanan yang diberikan bersifat promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif.
Keperawatan bertujuan membawa atau mengantar individu pada kondisi terbaik
untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi
lingkungan.
3. Sehat-Sakit (Kesehatan)
Kesehatan adalah karunia tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindungi,
dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta modal
utama untuk berkarya dan beraktifitas serta produktif merupakan tujuan hidup
manusia. Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya sebagai umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing.
Sehat yaitu individu yang mampu memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa
menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak seimbangan pada
dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen-komponen biologis,
5
psikologis, sosial budaya dan spritual individu. Sedangkan sakit adalah keadaan
yang disebabkan oleh berbagai macam dapat menimbulkan gangguan terhadap
susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh.
4. Lingkungan
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan
secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan
lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik (Physical Environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam
ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus
bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik
bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah.
Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
b. Lingkungan Psikologi (Psychology Environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.
Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.
Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat
merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-
putus.
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan
spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi
6
(pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya
selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien
secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan
rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus.
2.2 Skema/Bagan Model Konseptual Teori Florence Nightingale
PASIEN
PERAWAT LINGKUNGAN
MANUSIA
8
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus
menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus
membuatnya kedinginan.
2. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit
pada pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap
terjaga kebersihannya.
3. Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
4. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus
perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi
kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien,
perawat maupun lingkungan.
5. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar
untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi (suatu hal yang
tidak boleh dilakukan).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan
teori bagi profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan
suatu teori tentang hubungan antara kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008).
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan
kondisi lingkungan. Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan
menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan
proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Teori
model konsep Florence nightingale memposisikan lingkungan sebagai focus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses penyakit, dalam
upaya memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran. Model dan konsep ini
memberikan inspisi dalam perkembangan praktek keperawatan, sehingga dikembangkan
secara luas dengan tindakan yang hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien
sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang
hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi
pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,kebersihan, ketenangan dan
nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860; Torres 1986).
3.2 Saran
Florence Nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai perawat berusaha
untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita
merawat orang yang paling kita saying. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang
mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa.
DAFTAR PUSTAKA
11