Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN

FLORENCE NIGHTINGALE

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................2
A. Biografi Singkat..........................................................................2
B. Konsep Teori...............................................................................2
C. Paradigma Keperawatan..............................................................3
BAB III PENERAPAN TEORI...........................................................5
A. Kasus 1........................................................................................5
a. Deskripsi Kasus.....................................................................5
b. Pengkajian.............................................................................5
c. Analisis..................................................................................5
d. Perencanaan...........................................................................6
e. Pelaksanaan...........................................................................6
f. Evaluasi.................................................................................7
B. Kasus 2........................................................................................7
a. Deskripsi Kasus.....................................................................7
b. Pengkajian.............................................................................7
c. Analisis..................................................................................8
d. Perencanaan...........................................................................8
e. Pelaksanaan...........................................................................9
f. Evaluasi.................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori keperawatan berguna untuk memberikan perbedaan antara keperawatan
dengan disiplin ilmu lain. Teori keperawatan juga berguna untuk menggambarkan
dan menjelaskan asuhan atau intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada
klien. Dengan adanya teori keperawatan maka akan terdapat suatu model konsep
yang dapat diterapkan atau diaplikasikan oleh perawat untuk menyejahterakan
klien.
Teori keperawatan merupakan dasar utama yang digunakan untuk menyusun
suatu model konsep keperawatan. Model konsep sendiri adalah suatu paradigma
atau cara pandang terhadap suatu masalah yang melibatkan perawat di dalamnya.
Paradigma inilah yang akan digunakan oleh seorang perawat untuk menentukan
intervensi apa saja yang akan diberikan guna menyejahterakan klien sehingga
intervensi yang diberikan menjadi lebih jelas dan terarah.
Salah satu teori keperawatan modern yang paling pertama dicetuskan dan
menjadi asal muasal era keperawatan modern adalah teori lingkungan yang
dikemukakan oleh Florence Nightingale.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaplikasian teori keperawatan Florence Nightingale
2. Apa intervensi keperawatan yang perlu dilakukan dalam pengaplikasian
teori keperawatan Florence Nightingale

C. Tujuan
1. Mengetahui pengaplikasian teori keperawatan Florence Nightingale
2. Mengetahui intervensi apa saja yang dibutuhkan dalam pengaplikasian
teori keperawatan Florence Nightingale

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Biografi Singkat
Florence Nightingale, adalah seorang pelopor teori yang mengawali era
keperawatan modern. Beliau lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di kota Florence,
Italia. Ia dilahirkan ketika keluarganya sedang dalam perjalanan tour mengelilingi
Eropa. Ia diberi nama depan sesuai dengan kota kelahirannya, yaitu Florence.
Keluarga Nightingale adalah keluarga yang terpandang di daerahnya Derbyshire,
London. Florence menyelesaikan pendidikan keperawatannya pada 1851. Setelah
menyelesaikan masa pelatihannya, ia berangkat menuju London untuk bekerja
sebagai pengawas untuk Hospital for Invalid Gentlewoman di London pada tahun
1853 (Risnah & Irwan, 2021)
Saat terjadi Perang Krimea pada tahung 1854, Florence menerima permintaan
untuk menjadi perawat sukarela yang bertugas untuk merawat para Tentara
Inggris yang terluka. Ketika sampai di rumah sakit tempatnya akan merawat para
Tentara Inggris, ia menemukan pemandangan yang sangat mengerikan. Ruangan
dipenuhi oleh prajurit yang terluka ada ada ratusan prajurit yang terbaring di
halaman tanpa adanya tempat untuk berteduh dan perawat yang mendampingi. Ia
pun membuat perubahan yang sangat vital disana. Ia mengawali perubahannya
dengan memperbaiki system sanitasi, menata ruangan para penderita, sirkulasi
udara, pembuangan limbah, dan juga mendirikan tenda-tenda untuk prajurit yang
berada di luar ruangan. Pada malam harinya Florence berkeliling sembari
memegang lentera di tangannya. Ia berkeliling ke bangsal demi bangsal untuk
memberi pertolongan maupun kenyamanan psikologis bagi para prajurit. Karena
hal inilah ia dijuluki the lady of the lamp. (Risnah & Irwan, 2021)
Florence Nightingale menutup usianya pada tanggal 13 Agustus 1910 di
usianya yang ke-90 tahun karena menderita penyakit tifus. Ia menjadi pelopor
keperawatan era modern karena ia menggambarkan bahwa merupakan suatu
profesi yang independen dan harus dilengkapi dengan pendidikan khusus.
Florence meninggalkan suatu warisan yang begitu berharga yaitu teori
lingkungannya yang menunjang kesehatan public.

B. Konsep Teori
Teori keperawatan Nightingale didasari dengan interaksi klien dengan
lingkungan sekitarnya. Nightingale memandang sakit sebagai proses perbaikan.
Pemberian bantuan pada klien dapat dilakukan dengan memanipulasi lingkungan
klien, baik lingkungan eksternal maupun psikologis klien. Selain itu, pada
dasarnya manusia memiliki kemampuan dalam self-healing. (Mahyar, dkk, 2010)

2
Fokus dari model konseptual Nightingale adalah lingkungan, sehingga
memungkinkan perawat untuk tidak mengetahui seluruh proses penyakit yang
dialami oleh klien. Hal inilah yang membedakan antara profesi seorang perawat
dengan dokter. Intervensi yang diberikan lebih berfokus kepada pemberian udara,
kenyamanan lingkungan, pencahayaan, ketenangan, kebersihan, dan nutrisi yang
mencukupi. Langkah awal penerapan model konseptual Nightingale adalah
dengan mengumpulkan data yang ada dibandingkan melakukan pengobatan.
Tujuan akhir dari model konseptual ini adalah nantinya perawat mampu secara
mandiri menjalankan praktek keperawatan tanpa bergantung dengan profesi lain.
(Huriarti & Dardin, 2017)
Menurut Nightingale, ada 3 faktor yang mempengaruhi kesehatan klien.
Antara lain:
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah elemen yang paling fundamental dalam
kehidupan klien dan dapat berdampak pada aspek lingkungan lainnya.
Dalam teorinya, Nightingale mendeskripsikan lingkungan fisik yang
meliputi sanitasi, udara yang segar, ventilasi, pencahayaan, air, tempat
tinggal, kehangatan, dan ketenangan. Apabila ada satu aspek yang
terganggung maka akan berdampak pada kesehatan klien. Kebersihan
lingkungan berhubungan lanngsung dengan tingkat kesehatan klien.
2. Lingkungan Psikologis
Meski pada zaman Nightingale belum ditemukan bukti ilmiah tentang
hubungan kesehatan psikologis dengan kondisi fisik klien, Nightingale
tetap percaya bahwa lingkungan psikologis dapat mempengaruhi kondisi
fisik klien.
3. Lingkungan Sosial
Penting bagi seorang perawat untuk selalu mengawasi lingkungan
sekitar untuk mengumpulkan informasi yang memiliki hubungan dengan
penyakit yang terjadi di lingkup komunitas atau lingkungan sosial klien.
(Aini, 2018)

C. Paradigma
1. Keperawatan
Nightingale percaya jika semua perempuan kelak dapat menjadi
seorang perawat yang bertanggung jawab atas kesehatan orang lain. Di
dalam bukunya yang berjudul notes on nursing terdapat petunjuk bagi
Wanita untuk merawat orang yang mereka cintai di rumah dan nasehat
tentang cara berpikir seorang perawat. Perawat yang terlatih perlu dibekali
prinsip ilmiah tambahan agar dapat diterapkan ketika sedang memberikan

3
asuhan kepada klien serta dapat mengamati dan melaporkan kesehatan
klien.
2. Manusia
Peran perawat adalah meberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan cara mengontrol lingkungan klien tersebut guna meningkatkan
pemulihan. Selama proses penyembuhan, klien bersifat pasif sehingga
tidak mempengaruhi perawat maupun lingkungannya.
3. Kesehatan
Nightingale berpendapat bahwa kesehatan adalah kondisi dimana
seseorang dapat memanfaatkan setiap daya yang ia miliki secara
maksimal. Sedangkan penyakit adalah proses perbaikan secara alami
sebagai dampak dari seseorang yang tidak memperhatikan kesehatannya.
Nightingale membayangkan jika penyakit dapat dicegah dengan
melakukan pengendalian lingkungan dan tanggung jawab sosial.
4. Lingkungan
Nightingale menjelaskan bahwa seorang perawat yang merawat klien
harus dapat menjaga dan memelihara lingkungan agar klien merasa
nyaman dan dapat meningkatkan pemulihan klien. Hal tersebut dilakukan
dengan cara memanipulasi lingkungan. (Difany dkk, 2021)

D. Aplikasi Teori
1. Pengkajian Data
Data yang dikaji lebih difokuskan pada kondisi lingkungan klien, baik
lingkungan fisik, psikis, maupun sosial.
2. Analisis Data
Hasil akan dikelompokkan berdasarkan jenis lingkungannya yang
berkaitan dengan kondisi klien yang secara langsung berinteraksi dengan
lingkungan secara menyeluruh.
3. Masalah
Permasalahan lebih difkouskan pada masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar klien. Seperti sanitasi, sirkulasi udara, pencahayaan,
dll.
4. Diagnosa
Berbagai masalah yang berhubungan dengan klien seperti pengaruh
faktor lingkungan pada efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan.
5. Evaluasi
Obeservasi dampak dari perubahan lingkungan sekitar terhadap kesehatan
klien. (Difany dkk, 2021)

4
BAB III
PENERAPAN TEORI

A. Kasus 1
a. Deskripsi Kasus
Klien di kasus pertama adalah seorang siswa sekolah menengah
pertama yang saat makalah ini ditulis berusia 14 tahun yang memiliki
keluhan sulit berkonsentrasi saat belajar. Ia memiliki kamar sendiri. Di
kamarnya terdapat 2 buah jendela yang dapat dibuka dan ditutup, namun
sehari hari jendela tersebut jarang dibuka. Di jendela tersebut juga terdapat
tirai yang menggantung yang juga jarang dibuka. Kamar tersebut memiliki
2 lubang ventilasi namun lubang tersebut ditutupi dengan kawat untuk
mencegah nyamuk masuk. Pencahayaan di ruangan tersebut juga terbilang
redup meskipun di siang hari. Penghuni kamar tersebut juga sering
membawa makanannya ke dalam kamar untuk dimakan di dalam kamar.
Kondisi lingkungan sekitar rumah juga terbilang tidak terlalu tenang
karena di sebelah rumah terdapat sebuah toko dan sering ada truck
pengantar barang yang lewat. Tetangga sekitar juga memelihara anjing
yang kadang menggonggong sehingga menimbulkan suara berisik.

b. Pengkajian
Berdasarkan deskripsi kasus di atas, ditemukan beberapa faktor yang
dapat memicu timbulnya keluhan dari klien pertama. Lingkungan fisik
klien pertama masih belum seimbang dan terdapat aspek yang dapat
memicu timbulnya keluhan klien pertama. Sirkulasi udara di kamar
tersebut kurang lancar. Walaupun di kamar tersebut terdapat 2 jendela,
namun jendela tersebut jarang dibuka sehingga udara sulit untuk
disirkulasikan. Hal ini juga membuat bau dari makanan yang sering
dibawa klien pertama menjadi terjebak di dalam kamar. Pencahayaan di
kamar tersebut juga terbilang redup karena tirai yang ada di jendela juga
tidak pernah dibuka. Lingkungan sosial klien juga terbilang tidak
kondusif. Hal ini disebabkan oleh tetangga klien yang memiliki usaha
berupa toko. Setiap harinya selalu ada truck yang lewat sehingga suara
truck tersebut menimbulkan kebisingan. Selain itu, ada beberapa tetangga
sekitar klien yang juga memelihara anjing. Suara gonggongan dari anjing
tersebut juga menimbulkan kebisingan.

c. Diagnosis

5
Keluhan klien pertama adalah sulit berkonsentrasi ketika sedang belajar di
kamarnya. Berdasarkan pengkajian di atas, gangguan dari faktor
lingkungan dan faktor sosial klien menyebabkan klien mengalami
kesulitan berkonsentrasi ketika belajar. Sirkulasi udara yang tidak lancar
membuat udara di kamar menjadi pengap. Hal ini diperparah dengan bau
dari makanan yang sering klien bawa ke kamarnya. Pencahayaan yang
redup juga menimbulkan gangguan konsentrasi belajar pada klien.
Lingkungan sosial klien juga tidak begitu kondusif karena sering ada truck
barang yang lewat dan anjing peliharaan tetangga yang menggonggong.

d. Perencanaan
Lingkungan fisik yang tidak seimbang tentu perlu dilakukan sebuah
intervensi agar lingkungan tersebut dapat membuat penghuninya merasa
nyaman dan menghindari timbulnya keluhan. Agar sirkulasi udara menjadi
lancar, hal yang dapat dilakukan adalah membukan kedua jendela berserta
tirai yang ada di kamar. Dengan demikian diharapkan udara di kamar
tidak akan pengap lagi dan bau yang berasal dari makanan klien tidak
terjebak di kamar. Dengan begitu, udara di kamar akan mejadi lebih segar
dari sebelumnya. Lalu agar pencahayaan meningkat, yang dapat dilakukan
adalah membuka tirai yang ada di kamar. Hal ini bertujuan untuk memberi
jalan untuk sinar matahari agar dapat masuk ke dalam kamar. Selain
lingkungan fisik, permasalahan juga timbul dari lingkungan sosial di
sekitar tempat klien tinggal. Rencana saya untuk memperbaiki lingkungan
sosial klien adalah dengan berbicara kepada pemilik toko agar truck tidak
lewat ketika jam belajar klien. Selain itu, saya juga akan berbicara kepada
tetangga yang memiliki anjing agar memasukkan peliharaanya ke dalam
rumah.

e. Pelaksanaan
Setelah dilakukan perencanaan, saya melaksanakan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Pertama, saya memperbaiki lingkungan fisik
klien. Jendela dan tirai kamar yang dulunya tidak pernah dibukan pada
siang hari, kini setiap pagi saya berinisiatif untuk membukanya. Namun,
rencana untuk memperbaiki lingkungan sosial klien belum dapat
terlaksana. Saya sudah berbicara kepada pemilik toko tetapi yang
bersangkutan berdalih bahwa truck pengantar barang tidak dapat
ditentukan kapan waktu datangnya. Sedangkan pemilik anjing juga tidak
mau memasukkan peliharaannya tersebut ke dalam rumah karena mereka

6
berdalih bahwa jika peliharaannya dimasukkan ke dalam rumah dapat
mengotori rumah dan membuat peliharaannya menjadi stress.

f. Evaluasi
Setelah dilakukan beberapa intervensi, klien mengaku bahwa kini ia
sudah dapat lebih berkonsentrasi ketika belajar dibandingkan sebelum
dilakukan tindakan. Meskipun demikian, klien tetap mengalami kesulitan
berkonsentrasi di saat saat tertentu seperti ketika ada truck yang lewat dan
ketika ada anjing tetangga yang menggongong.

B. Kasus 2
a. Deskripsi kasus
Klien di kasus kedua adalah seorang ibu rumah tangga berusia 43
tahun yang memiliki kamar sendiri. Klien tersebut memiliki keluhan yaitu
sering merasa lelah meskipun setelah bangun tidur. Di kamar tersebut
terdapat 2 buah jendela dan juga sepasang tirai yang menggantung.
Jendela dan tirai di kamar tersebut sangat jarang dibuka. Kamar tersebut
memiliki 3 lubang ventilasi yang ditutup dengan kawat untuk mencegah
nyamuk masuk ke kamar tersebut. Di dalam kamar juga terdapat 2 buah
meja. Meja yang pertama untuk meletakkan tv dan meja yang kedua untuk
meletakkan peralatan kosmetik. Di kamar tersebut juga banyak baju yang
digantung begitu saja. Kamar tersebut terletak di sisi dalam dari rumah
dan jendelanya menghadap ke tembok yang menghalagi sinar matahari
untuk masuk ke kamar tersebut. Pencahayaan di kamar tersebut cukup
redup. Di dalam kamar terdapat sebuah Kasur yang diletakkan di atas
dipan kayu. Sama seperti yang terjadi di kasus pertama, Kondisi
lingkungan sekitar rumah juga terbilang tidak terlalu kondusif karena di
sebelah rumah terdapat sebuah toko dan sering ada truck pengantar barang
yang lewat. Tetangga sekitar juga memelihara anjing yang kadang
menggonggong sehingga menimbulkan suara berisik.

b. Pengkajian
Berdasarkan deskripsi kasus di atas, ada beberapa aspek lingkungan
yang menimbulkan keluhan bagi klien kedua. Ketidakseimbangan
lingkungan fisik seperti sirkulasi udara yang tidak lancar karena jendela
dan tirai yang jarang dibuka, ketersediaan ruang kosong di kamar yang
minim karena di kamar terdapat 2 buah meja dan satu buah dipan sebagai
alas kasur, pencahayaan yang kurang memadai karena jendela meghadap
ke tembok rumah sehingga menghalangi jalan untuk sinar matahari, dan

7
baju-baju yang digantung di kamar menimbulkan gangguan yang dapat
memicu munculnya keluhan bagi klien. Sama halnya dengan kasus klien
pertama, lingkungan sosial klien juga menimbulkan gangguan. Truck
pengantar barang dan juga suara anjing peliharaan yang menggonggong
dapat mengganggu ketenangan klien ketika sedang beristirahat.

c. Diagnosis
Berdasarkan pengkajian di atas, penyebab dari munculnya keluhan klien
dapat didiagnosa sebagai berikut. Sirkulasi udara yang kurang maksimal
karena jendela kamar dan tirai yang tidak pernah dibuka membuat suasana
udara di dalam kamar menjadi tidak segar dan terasa sesak. Selain itu,
ketika beristirahat di siang hari ada beberapa hal yang membuat klien
merasa kurang nyaman. Hal tersebut adalah pencahayaan kaamr klien
yang redup karena tidak ada sinar matahari yang masuk. Apabila lampu
ruangan dinyalakan maka ruangan klien akan menjadi silau. Baju-baju
yang digantung di kamar juga menambah kesan sesak pada kamar klien
bagi siapapun yang melihatnya. Ketersediaan ruang kosong yang minim
juga menambah kesan sesak pada kamar tersebut. Sama halnya dengan
klien pertama, lingkungan sosial klien juga tidak begitu kondusif karena
sering ada truck barang yang lewat dan anjing peliharaan tetangga yang
menggonggong.

d. Perencanaan
Agar klien dapat mengurangi keluhannya, ada beberapa hal yang saya
rencanakan. Pertama, agar sirkulasi udara menjadi lancar saya akan
menginngatkan klien untuk selalu membuka jendela kamar dan tirainya di
pagi hari. hal ini bertujuan agar sirkulasi udara menjadi maksimal dan
udara yang ada di dalam kamar menjadi lebih segar. Lalu, agar
pencahayaan tidak teralu redup maupun terlalu terang, saya berencanan
untuk menambahkan sebuah lampu tidur di kamar tersebut. Kemudian
agar kamar terlihat lebih lega saya akan memberitahu klien kedua agar
tidak terlalu sering menggantung bajunya di kamar. Selain itu, saya juga
akan mengeluarkan sebuah meja dan sebuah tv yang ada di kamar agar
ketersediaan ruang kosong menjadi bertambah. Dengan demikian
diharapkan ruangan kamar klien kedua akan menjadi lebih lega dan lebih
nyaman ketika dipakai untuk beristirahat. Untuk memperbaiki lingkungan
sosial klien, rencana saya sama dengan yang saya rencanakan pada klien
pertama, yaitu dengan berbicara kepada pemilik toko agar truck tidak
lewat ketika jam istirahat siang klien. Selain itu, saya juga akan berbicara

8
kepada tetangga yang memiliki anjing agar memasukkan peliharaanya ke
dalam rumah.

e. Pelaksanaan
Berdasarkan rencana yang telah saya buat, saya telah melakukan
pelaksanaan. Pertama, setiap pagi saya berinisiatif untuk membukakan
jedela dan tirai kamar klien kedua. Kedua, saya telah menambahkan
sebuah lampu tidur di kamar klien kedua agar pencahayaan dapat pas di
mata dan tidak mengganggu kenyamanan klien. Ketiga, meja dan tv yang
ada di kamar klien juga sudah dikeluarkan sehingga kamar klien menjadi
lebih lega. Hal terakhir yang sudah saya lakukan adalah menyingkirkan
baju-baju yang menggantung di kamar. Tetapi, sama halnya dengan yang
terjadi di kasus pertama, peilik toko dan pemilik anjing yang sudah saya
ajak bicara tetap tidak bisa membantu untuk menuruti seperti apa yang
saya inginkan. Pemilik toko beralasan alau truck pengantar barang tidak
dapat ditentukan waktu kedatangannya, sedangkan pemilik anjing
beralasan jika peliharaannya dimasukka ke dalam rumah akan mengotori
rumah si pemilik dan juga membuat peliharaan tersebut menjadi sters.

f. Evaluasi
Setelah saya melakukan perbaikan di beberapa aspek lingkungan fisik,
klien mengaku kini kulaitas tidrunya menjadi kebih meningkat dari
sebelumnya. Jam tidur klien juga bertambah sekitar 1 jam. Kini klien
merasa lebih segar ketika bangun dari tidur.

9
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan kedua kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teori


lingkungan Nighitngale dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Pada kasus
klien pertama, manipulasi lingkungan fisik dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi
belajar klien. Pada klien kedua, dapat dilihat bahwa pembenahan lingkungan yang
digunakan untuk beristirahat dapat meningkatkan kenyamanan yang juga dapat
meningkatkan kualitas tidur seseorang sehingga klien tersebut merasa lebih segar
ketika bangun tidur. Walaupun dalam konsep keperawatan Nightingale klien berperan
pasif, perawat harus mampu melakukan intervensi kepada lingkungan klien sesuai
dengan yang klien butuhkan sehingga nantinya klien dapat mengoptimalkan potensi
diri yang ada pada dirinya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Aini Nur. (2018). Teori Model Keperawatan. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang
Difany, dkk. (2021). Nursing Theorist and Their Work “Florence Nightingale”.
Makalah.
Huriati. (2017). Teori Falsafah dan Keperawatan. Gowa: Yayasan Pemberdayaan
Masyarakat Indonesia Cerdas
Suara Mahyar dkk. (2010). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media
Risnah & Irwan, M. (2021). Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi
Keilmuan. Gowa: Alauddin University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai