NIGHTINGALE
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang dibimbing oleh :
Dr. Meri Neharta, M. Biomed
Disusun oleh :
Kelompok 2
Indri Vania Dewita 1911313023
Khalisa Alifia 1911312039
Mahya Rodhiyah 1911313038
Nia Saputri 1911312003
Rona Fadillah Felvi 1911312006
Thessa Arine Putri 1911312033
Widya Nofrianti 1911312015
Winanda Al-Meihesi Mardatillah 1911311027
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi
pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntunan utama. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan
dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan, dan
mengontrol hasil asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. TeoriTeori
Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern”
meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Konsep
utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan.
HampirHampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan profesional
menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yang disebut dengan paradigma keperawatan, yakni :
II.Lingkungan
III.Kesehatan
IV.Keperawatan
Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, yang meletakan dasar teori
keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat
standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien.
1.2 Tujuan
4. Menjelaskan hubungan perawat dengan klien, perawat dengan sesama perawat, dan perawat dengan
tim kesehatan lainnya menurut Florence Nightingale
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fenomena Keperawatan
a. Nightingale percaya bahwa lingkungan dapat diubah untuk memperbaiki
kondisi sehingga hukum-hukum alam akan memungkinkan penyembuhan
terjadi, melanggar hokum alam akan menyebabkan penyakit
b. Florence Nightingale yang akan mengamati fenomena bahwa pasien yang
dirawat dengan keadaan lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat
sembuh.
c. Karena masalah muncul dari dunia empiric,maka proses berpikir tersebut
diarahkan pada pengamatan objek dalam dunia empirik
d. Dalam menghadapi masalah perawat memunculkan reaksi yang berbeda-
beda sesuai dengan cara berpikirnya
e. Ilmu dimulai dengan fakta dan kemudian akan diakhiri dengan penemuan
fakta pula. Fakta akan menghasilkan suatu teori yang menjelaskan
tentang gejala yang terdapat dalam dunia nyata dan memberikan
prediksiterhadap permasalahan tersebut.
f. Teori keperawatan merupakan abstraksi intelektual yang merupakan
gabungan antara pendekatan rasional dengan pengalaman empiric
perawat dalam praktik keperawatan. Dalam hal ini teori merupakan suatu
penjelasan yang bersifat rasional yang sesuai dengan objek yang
dijelaskan.
1. Identifikasi masalah
Langkah pertama dalam analisa suatu fenomena adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang
kemungkinan menjadi pencetus terjadinya suatu fenomena tersebut.
2. Rumusan masalah
Rumusan ini mengandung pertanyaan mengenai objek empiris dan faktor-faktor yang terkait di
dalamnya. Rumusan masalah didapat melalui pengamatan terhadap objek empiris yang menjadi
fokus utamanya. Cari solusi yang terkait fenomena tersebut dengan menggunakan teori filosofi
keperawatan
Setelah rumusan masalah, maka solusinya dengan menggunakan teori filosofi keperawatan mancakup
langkah-langkah berikut :
3) Solusi
a. Bertindak (modifikasi lingkungan) ciptakan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman
b. Tempat tidur yang bersih dan rapi (ukuran dan pengaman tempat tidur yang memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas).
c. Ruangan yang hangat, udara bersih & tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
d. Penerangan yang cukup
e. Jauh dari kebisingan.
f. Menilai / evaluasi
Dengan melakukan upaya dasar merubah atau mempengaruhi lingkungan dapat memberikan
kemungkinan terjadinya kondisi lingkungan yang baik yang berpengaruh terhadap lingkungan,
pertumbuhan dan perkembangan sehingga perawat dapat menentukan tindakan yang mempunyai
kemungkinan paling besar akan berhasil dengan akibat yang paling menguntungkan.
a. Manusia
Meskipun sebagian besar tulisan Nightingale merujuk kepada orang sebagai orang
yang menerima perawatan, dia percaya bahwa orang tersebut adalah makhluk yang
dinamis dan kompleks. Reed dan Zurakowski (1996) menyatakan, “Nightingale
membayangkan orang karena membandingkan fisik”.
Untuk sebagian besar, Nightingale juga menggambarkan seorang pasien pasif
dalam hubungan ini. Namun, ada referensi khusus untuk pasien melakukan perawatan
diri bila mungkin dan khususnya, menjadi terlibat dalam waktu dan substansi makanan,
dengan demikian, pasien bukan individu yang benar-benar pasif.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi untuk
menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi alam untuk bertindak (Selanders, 1998).
Teori ini memiliki komponen baik fisik maupun psikologis. Komponen fisik dari
lingkungan mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-obatan, stimulasi, ruang,
suhu, dan aktivitas. Komponen psikologis meliputi menghindari memberikan harapan
yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang penyakitnya. Terdapat pula
komponen sosial diantaranya hubungan interpersonal, interpersonal dan juga
ekstrapersonal.
c. Keperawatan
Nightingale percaya keperawatan sebagai panggilan jiwa. Perawat adalah utnuk
membantu alam yang menyembuhkan pasien. Dia mendefinisikan berbagai jenis
keperawatan sebagai keperawatan yang tepat (perawatan orang sakit), keperawatan
umum (promosi kesehatan), dan kebidanan keperawatan. Nightingale melihat
keperawatan sebagai “ilmu manajemen lingkungan”. Perawat yang menggunakan akal
sehat, pengamatan, dan kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki
pasien.
Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada satu waktu dalam hidupnya, akan
menjadi perawat dalam arti bahwa keperawatan adalah memiliki tanggung jawab untuk
kesehatan orang lain.
d. Kesehatan
Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan hanya menjadi baik tetapi untuk
dapat menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki”. Dari pernyataan ini,
kita dapat menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pencegahan dan promosi kesehatan di
samping merawat pasien dari sakit hingga menjadi sehat.
G. Aplikasi Teori Florence Nightingale dalam Keperawatan
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama
dalam menentukan penyembuhan pasien.
1. Udara segar
Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah
ventilasi yang cukup bagi klien. Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar
secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu,
setiap perawat harus menjaga udara yang dihirup klien tetap bersih, sebersih udara
luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
2. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada
pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga
kebersihannya.
3. Saluran pembuangan yang efisien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
4. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Fokus
perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi
kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien,
perawat maupun lingkungan.
5. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar
untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi (suatu hal yang
tidak boleh dilakukan).
Selain lima komponen lingkungan di atas, seorang perawat juga harus memperhatikan
kehangatan, ketenangan, dan makanan klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Keperawatan Florence Nightingale lebih memprioritaskan Lingkungan sebagai
aspek yang paling utama dalam proses penyembuhan pasien. Jika ada seseorang yang sakit
maka lingkungannya harus diperbaiki sedemikian rupa agar mendukung proses penyembuhan
pasien.
Menurut Florence Pelajaran paling penting yang dapat diberikan kepada perawat adalah
mengajari mereka apa yang harus diamati, bagaimana mengamati, apa gejala menunjukkan
keadaan pasien yang membaik, apa yang penting dari tidak ada, apa bukti kelalaian dan tentang
apa jenis kelalaian.
Florence mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang memberikan kenyamanan
lingkungan pada pasien baik secara fisik maupun psikologi. Disamping itu Florence percaya
bahwa tindakan pencegahan dan promosi kesehatan adalah hal yang tak kalah penting
dibanding dengan merawat pasien hingga sembuh.
Kelebihan teori Florence adalah pengkajian menggunakan data angka sedangkan
kekurangan dari teori Florence adalah belum adanya model keperawatan seperti model
keperawatan Betty Neuman, Teori Florence ini masih bersifat filosofi yakni hanya sebatas
pengalaman Florence saat merawat korban perang.
B. Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami , mengerti serta dapat mengaplikasikan
teori Florence Nightingale ke dalam praktik asuhan keperawatan.Saran bagi pembaca agar
memberikan masukan untuk melengkapi makalah teori keperawatan Florence Nightingale.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarta, Wayan.2015. Managemen Keperawatan Penerapan Teori Model dalam Pelayanan
Keperawatan Yogyakarta : Gosyen Publishing
https://www.academia.edu/6283099/Makalah_Florence
https://caridokumen.com/download/falsafah-dan-teori-keperawatan-
_5a4674b9b7d7bc7b7a0a6f91_pdf
Brajakson Siokal, S.Kep., Ns., M.Kep, Dr. Hj. Patmawati, S.Kp, M.Kes, dan Sudarman, S. Kep, Ns. 2017.
Falsafah dan Teori Dalam Keperawatan Berdasarkan Kurikulum Terbaru AIPNI 2015. Jakarta: CV. Trans
Info Media