Disusun oleh:
Irma Bonyfa Rahma 2011313019
Jofarell AL Ghifary 2011311045
Laila Nadhira 2011312043
Lidya Putri 2011312034
Marita Wahyuni 2011312025
Meisi Rahmahiga 2011313007
Memel Meiyuni 2011313034
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027
3. Manfaat
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang teori Nightingale.
2. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar seperti
Florence Nightingale yang tidak pantang menyerah dalam merawat pasien dan
memperjuangkan nasib perawat.
3. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.
4. Menjadi dasar bagi mahasiswa perawat.
BAB II
KERANGKA TEORI
Aliran empirisme merupakan salah satu aliran dalam filosofi yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri dan
mengecilkan peranan akal.Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang
berarti coba-coba atau pengalaman.Sebagai doktrin,empirisme adalah lawan dari
rasionalime.Filsafat empirisme tentang teori makna amat berdekatan dengan aliran
positivism logis dan filsat Ludwig Wittegenstein.Akan tetapi teori makna dan empirisme
selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman.Oleh karena itu bagi orang
empiris,jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran ,materi sebagai
pola jumlah yang dapat diindra,dan hubungan kausalitas sebagai urutan peristiwa yang
sama.
1) Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil
belajar siswa.Artinya,siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya.Siswa yang memiliki tipe belajar visual,akan lebih memperoleh keuntungan
bila pembelajaran menggunakan media visual,seperti gambar,diagram,video,atau film.
2) Pengembangan Pembelajaran Empiris
Pengembangan mengandung pengertian cara membuat tumbuh secara teratur
untuk menjadikan sesuatu lebih besar,lebih baik,lebih efektif,dan sebagainya(Husein dan
Rahman,1997:28).Selanjutnya pengembangan system mengandung maksud cara
membuat penjabaran,pelengkapan komponen system agar setiap komponen
tumbuh(dalam Husein dan Rahman,1997:28).Seterusnya Ely mengemukakan
pendapatnya bahwa pengembangan system pembelajaran berarti suatu proses secara
sisttemetis dan logis untuk mempelajari problem-problem pembelejaran agar dapat
pemecahan yang teruji validitasnya,danpraktis bias dilaksanakan(dalam Husein dan
Rahman,1997:28).Istilah yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran ialah
system instruksional dan disain instruksional.Menurut Baker (dalam Husein dan
Rahman,1997:28),system instuktional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan
metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dengan
keadaan yang sebenarnya.Adapun yang dimaksud dengan disain instuksional adalah
keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan serta pengembangan teknik mengajar
dan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Dalam kegiatan ini
termasuk paket pengembangan pembelajaran,kegiatan mengajar,uji coba,revisi dan
kegiatan evaluasi hasil belajar(Briggs dalam Husein dan Rahman,1997:28).
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara pengembangan sistem pembelajaran dengan
system instruksional ada kesamaan dan keterkaitan.Pengembangan system pembelajaran
menekankan pada proses yang sistematis dan logis.
Sistem instruksional menekenkan pada materi,metode dan desain instruksional
menenkan pada kebutuhan,tujuan,teknik,materi pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.Keterkaitan ini mengarah pada tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan
pembelajaran.
3) Dasar Sistem Rencana Pembelajaran
Sistem perencanaan pembelajaran pengembangan system instruksional
didasarkan atas perencanaan pembelajaran empiris dan sistem yang telah teruji.
a. Empiris Pengembangan
Berdasarkan empiris berarti pengembangan yang berdasarkan
pengalaman.Untuk memperoleh pengalaman,banyak kegiatan yang dilakukan
orang.Salah satu contoh kegiatan yang bersifat empiris ialah penelitian tentang
kurikulum pendidikan.Kurikulum sekolah pendidikan dasar dan menengah
diIndonesia sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1997 telah mengalami tiga
perubahan.Kurikulum pendidikan dasar dan menengah tahun 1968 sering disebut
kurikulum 1986 diubah menjadi kurikulum pendidikan dasar dan menengah,tahun
1975 sering disebut kurikulum 1975.Selama kurang lebih delapan tahun
pemberlakuan kurikulum 1986,pada tahun 1975 diubah dan disempurnakan menjadi
kurikulum 1975.Kemudian muncul lagi kurikulum 1984 yang memiliki istilah tujuan
yang ingin dicapai siswa tetap ada.Yang dikenal dengan tujuan kurikuler,tujuan
instruksional dan pada tahun 1994 dikenal dengan tujuan pembelajaran khusus.Pada
pembelajaran tersebut terdapat keterempilan yaitu menyimak,berbicara,menulis serta
membaca.
b. Prinsip yang telah teruji
Prinsip yang telah teruji senantiasa melelui langkah prosedur yang
sistematis,pengamatan yang tepat dan percobaan terkontrol.Prosedur yang dimaksud
adalah suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.Aktivitas ini dilaksanakan
langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu problem.Sistematis
berarti satu langkah dengan langkah lainya saling berhubungan,saling berpengaruh
saling mendukung yang memungkinkan aktivitas itu berjalan lancar.
2.5 PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),
dan bertingkah laku (konatif) , Vardiansyah (2010).
Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma secara
lebih sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian adalah sebagai berikut: 1) Cara
memandang sesuatu, 2) Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari
model-model ini fenomenon yang dipandang dijelaskan, 3) Totalitas premis-premis teoritis
dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan suatu studi ilmiah konkret. Dan ini
melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu, 4) Dasar untuk menyeleksi problem-
problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset. Lorens Bagus (2005: 779).
Paradigma Keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada lingkungan. Dia
percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk memungkinkan alam untuk bertindak
atas pasien (McKenna, 1997; Nightingale, 1969). Dalam Alligood, 2006).
Menurut Nightingale ada 4 komponen paradigma keperawatan, yakni:
1. Manusia
Meskipun sebagian besar tulisan Nightingale merujuk kepada orang sebagai
orang yang menerima perawatan, dia percaya bahwa orang tersebut adalah makhluk
yang dinamis dan kompleks. Reed dan Zurakowski (1996) menyatakan, "Nightingale
membayangkan orang karena membandingkan fisik".
Untuk sebagian besar, Nightingale juga menggambarkan seorang pasien pasif
dalam hubungan ini. Namun, ada referensi khusus untuk pasien melakukan perawatan
diri bila mungkin dan khususnya, menjadi terlibat dalam waktu dan substansi
makanan, dengan demikian, pasien bukan individu yang benar-benar pasif.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi
untuk menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi alam untuk bertindak
(Selanders, 1998). Teori ini memiliki komponen baik fisik maupun psikologis.
Komponen fisik dari lingkungan mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-
obatan, stimulasi, ruang, suhu, dan aktivitas (Lobo, 2002; Nightingale, 1969; Reed &
Zurakowski, 1996; Selanders, 1998) dalam (Alligood,2006). Komponen psikologis
meliputi menghindari memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang penyakitnya. Terdapat pula komponen Sosial diantaranya
hubungan intrapersonal, interpersonal dan juga ekstrapersonal.
3. Keperawatan
Nightingale percaya keperawatan sebagai panggilan jiwa. Perawat adalah
untuk membantu alam yang menyembuhkan pasien (Chinn & Kramer, 2008;
Nightingale, 1969; Reed & Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Dia mendefinisikan
berbagai jenis keperawatan sebagai keperawatan yang tepat (Perawatan orang sakit),
keperawatan umum (promosi kesehatan), dan kebidanan keperawatan (Reed dan
Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Nightingale melihat keperawatan sebagai "ilmu
manajemen lingkungan" (Whall, 1996). Perawat yang menggunakan akal sehat,
pengamatan, dan kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki pasien
(DeGraaf, Marriner Tomey, Mossman, et al., 1994).
Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada satu waktu dalam hidupnya,
akan menjadi perawat dalam arti bahwa keperawatan adalah memiliki tanggung
jawab untuk kesehatan orang lain. Buku catatan Nightingale tentang Keperawatan
awalnya diterbitkan pada tahun 1859 bertujuan menyediakan pedoman wanita untuk
merawat orang yang mereka cintai di rumah dan memberikan nasihat tentang
bagaimana untuk "berpikir seperti seorang perawat" (Nightingale, 1969, hal. 4).
4. Kesehatan
Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan hanya menjadi baik tetapi
untuk dapat menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki ". Dari
pernyataan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pencegahan dan
promosi kesehatan di samping merawat pasien dari sakit hingga menjadi sehat.
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya
kebutuhan pasien secara efisien.
D. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Fokus
perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi
kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien,
perawat, maupun lingkungan.
E. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Karena, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk
merasakan sinar matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak
boleh dilakukan).
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Teori model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai
focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses
penyakit, dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran.
Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktek keperawatan,
sehingga dikembangkan secara luas dengan tindakan yang hanya memberikan kebersihan
lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan
pada pasien sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang perawat secara
sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih
berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,kebersihan,
ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860; Torres 1986).
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang
yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam
proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perwat dan dokter.perawat juga bukan hanya
memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga
harus bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka
merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan
nyaman. Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan
dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.
3.2. SARAN
Florence Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai perawat berusaha
untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita
merawat orang yang paling kita sayang. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang
mudah, tetapi kalau kita tidak pernah mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini
tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan
gigih dan penuh kasih sayang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34347633/
MAKALAH_KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_Tentang_Konsep_Metode_Teori_Kepera
watan_FLORENCE_NIGHTINGALE
https://mediaangkona.blogspot.com/2013/12/makalah-florence-nightingale.html
https://www.scribd.com/document/393210081/teori-keperawatan-Floren
http://stikepppnijabar-kelompok7-kdk.blogspot.com/2015/10/florence-nightingale.html
http://adillariska.blogspot.com/2015/12/konsep-keperawatan-florence-nightingale_20.html
Tomey, Ann Marriner., dan Martha Raile Alligood. (2006). Nursing Theorists and