Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN MODERN NURSING : FLORENCE


NIGHTINGALE
Dosen Pembimbing: Nelwati, S.Kp., M.N., Ph.D.

Disusun oleh:
Irma Bonyfa Rahma 2011313019
Jofarell AL Ghifary 2011311045
Laila Nadhira 2011312043
Lidya Putri 2011312034
Marita Wahyuni 2011312025
Meisi Rahmahiga 2011313007
Memel Meiyuni 2011313034
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar
profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan, dan mengontrol hasil
asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari
keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi
oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya,
diet, kebersihan, dan ketenangan.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan
profesional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yang disebut dengan
paradigma keperawatan, yakni:
1. Manusia
2. Lingkungan
3. Kesehatan
4. Keperawatan

Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, yang


meletakan dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien
serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan
teori lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar  pelaksanaan asuhan
keperawatan yang efisien.
2. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan latar belakang teori/sejarah.
2. Sumber teori untuk pengembangan teori.
3. Menjelaskan konsep umum dan definisi.
4. Menjelaskan penggunaan temuan empiris.
5. Paradigma keperawatan.
6. Aplikasi teori dalam asuhan keperawatan.

3. Manfaat
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang teori Nightingale.
2. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar seperti
Florence Nightingale yang tidak pantang menyerah dalam merawat pasien dan
memperjuangkan nasib perawat.
3. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.
4. Menjadi dasar bagi mahasiswa perawat.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 LATAR BELAKANG TEORI FLORENCE NIGHTINGALE


Florence Nightingale mendirikan filosofi keperawatan pertama berdasarkan
perawatan dan perbaikan kesehatan (Nightingale, 1860). Pandangan beliau mengenai
keperawatan timbul dari filosofi spiritual yang tumbuh pada masa remaja dan dewasanya
(Macrae, 1995) dan menggambarkan perubahan dalam kebutuhan masyarakat. Beliau
memandang peran keperawatan sebagai “tugas menjaga kesehatan seseorang”
berdasarkan pengetahuan “bagaimana membuat tubuh berada dalam keadaan yang bebas
penyakit atau untuk sembuh dari penyakit”.
Pada tahun yang sama, beliau mendirikan program pertama yang terorganisasi
untuk melatih perawat yaitu Nightingale Ttraining School for Nurses di rumah sakit ST.
Thomas di kota London. Nightingale merupakan perawat ahli epidemologi pertama yang
melakukan praktik. Analisis statistiknya menunjukan hubungan antara sanitasi yang
burukdengan kolera dan disentri. Beliau memandang keperawatan sebagai pencarian
kebenaran dalam menemukan jawaban dari persoalan pertanyaan kesehatan dengan
menggunakan hukum kesehatan milik tuhan dalam praktik keperawatan.Pada tahun 1853,
Nightingale menuju paris untuk belajar bersama dengan sister of charity dan selanjutnya
ditunjuk sebagai pengawas rumah sakit umum Inggris di Turki. Pada periode ini,
Nightingale membuat perubahan dalam praktik hygiene, sanitasi dan praktik
keperawatan. Beliau menjadi relawan saat perang Crimean tahun 1853 dan mengunjungi
rumah sakit dimedan perang pada malam hari dengan membawa lampu ia kemudian
dikenal sebagai “ Lady WithThe Lamp”.
Fasilitas dasar, sanitasi dan nutrisi pada rumah sakit dimedan perang sangat
buruk. Akhirnya beliau ditugaskan untuk mengatur danmemperbaiki kualitas dari fasilitas
sanitasi. Sebagai hasilnya, angka kematian pada rumah sakit barracks di scutari turki
menurun dari 42,7% menjadi 2,2%dalam 6 bulan.Usaha Florance Nightingale merupakan
model awal keperawatan. Meleis(2006) menyebutkan bahwa konsep Florance
Nightingale tentang lingkungan berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya
bahwa perawat tidak perlumengetahui semua tentang proses penyakit yang merupakan
awal usaha untukmembedakan antara keperawatan dan kedokteran.Florance Nightingale
tidak melihat keperawatan sebagai batasan administrasi medikasi dan pengobatan, tetapi
lebih sebagai penyedia udarasegar, pencahayaan, kehangatan, sanitasi, ketenangan, dan
nutrisi yang adekuat.Melalui observasi dan kumpulan data, Nightingale menghubungkan
status kesehatan klien dengan factor lingkungan, diawali dengan perbaikan hygienedan
sanitasi selama perang Crimean.Teori deskriptif Nightingale memberikan perawat cara
berpikir tentang klien dan lingkungannya. Catatan dan tulisan Nightingale membantu
perawat melayani klien. Prinsipnya termasuk area praktik, penelitian dan edukasi. Yang
terpenting, konsep dan prinsipnya membentuk dan menjelaskan praktik keperawatan.
Nightingale mengajarkan dan menggunakan proses keperawatan, menyatakan bahwa
“observasi penting bukan untuk membantu mengumpulkan berbagai informasi atau
fakta, tetapi untuk membantu keamanan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
kenyamanan”.
Menurut Florence, keperawatan adalah profesi untuk wanita dengan tujuan
menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatandan
pelayanan kesehatan. Ninghtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan kiat
yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit. Tujuan tindakan
keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi dancedera, memulihkan dari sakit,
melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan.

2.2 SUMBER TEORI UNTUK PENGEMBANGAN TEORI


Banyak faktor mempengaruhi pengembangan teori ilmu keperawatan
Nightingale.  Pandangan pandangan individu, masyarakat dan profesional menyatu dalam
mengembangkan pekerjaannya. Dia menggabungkan sumber daya individunya dengan
sumber daya masyarakat dan profesional untuk menghasilkan penghasilan. Nightingale,
yang menganggap merawat sebagai panggilan agama  untuk dijawab hanya oleh kaum
wanita, meyakini bila dia harus berusaha keras untuk merubahan hal-hal yang dilihatnya
tidak bisa diterima.

Chinn dan Jacobs menyatakan “when individual or professional vule are in


conflict with and challenge societal values, there is pontential for creating change in
society“  (Ketika nilai nila individual dan profesional bertentangan dengan dan melawan
nilai-nilai sosial, terdapat pontesi untuk menciptakan perubahan di tengah masyarakat)
sesuai dengan pontesi itu sistem penangan kesehatan pada masanya melibatkan tenaga
yang kurang terdidik dan terlampil untuk merawat pasien  yang sakit. Tetapi Nightingale
mengubahnya menjadi sistem perawatan profesional yang kita nilai seperti sekarang ini.
Menyadari bahwa melakukan kontak dengan para profesional pada waktu itu
sangat penting, ia memperluas filosofil ilmu perawatannya dengan cara bergabungan
dengan sejumlah dokter terkemuka dan anggota-anggota masyarakat yang berpengaruh.
Yang paling berpengaruh pada pengembangan keahilannya adalah pendidikan,
pengalaman dan observasinya. Ia memperoleh semua itu melalui pekerjaan amal dan
rumah sakit  dan berpengalaman bertahun-tahun merawat.

2.3 KONSEP UMUM DAN DEFENISI


A. Definisi teori
Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang
memproyeksikan sebuah pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan
merancang hubungan khusus antar-konsep guna menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi, dan/atau mengendalikan fenomena yang ada (Asmadi, 2008).
Untuk memudahkan alur berpikir mengenai hubungan dan pengaruh logis
antar-konsep serta untuk merealisasikan teori keperawatan ke dalam praktik,
diperlukan suatu model keperawatan. Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus
didukung oleh teori dan model konseptual agar pelayanan keperawatan yang
diberikan semakin professional (Asmadi, 2008).
Florence Nightingale adalah salah satu perawat pertama untuk
mendokumentasikan dampak lingkungan yang dibangun terhadap pasien. Selain
menulis tentang sanitasi, tingkat infeksi, dan ventilasi, Nightingale memahami bahwa
aspek lingkungan seperti warna, suara, dan cahaya, bersama dengan kehadiran
perawat, memberikan kontribusi untuk mendapatkan kesehatan
Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang membangun
landasan teori bagi profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu
filosofi dan suatu teori tentang hubungan antara kesehatan dan keperawatan
(Soemowinoto, 2008). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale
meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan
yang layak.
B. Konsep mayor teori Florence Nightingale
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih
diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan,
ketenangan dan nutrisi yang adekuat (jumlah vitamin atau mineral yang cukup),
dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan
semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien,
sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang
dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik,
lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
1) Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih
yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan
harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri.  Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan
penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2) Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan
yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual
dapat merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-
putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan
harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik
dapat memberikan rasa nyaman.
3) Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan
spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan
penyakit, sangat penting untuk  pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap
perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang
ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya
selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien
secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan
rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus.
2.4. PENGGUNAAN TEMUAN EMPIRIS

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,pendidikan memiliki nuansa


berbeda antara suatu daerah degan daerah lainnya, sehigga banyak bermunculan
pemikiran pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan
kebutuhan yang diperlukan. Karena banyaknya teori yang dikemukakan yang bermuara
pada munculnya aliran pendidikan. Dan dengan berkembangnya zaman muncul juga
beberapa metode atau aliran dalam pendidikan yang dikenal dengan istilah pendidikan
kontemporer. Dan seiring berjalanya waktu teori juga akan terus berkembang.

Aliran empirisme merupakan salah satu aliran dalam filosofi yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri dan
mengecilkan peranan akal.Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang
berarti coba-coba atau pengalaman.Sebagai doktrin,empirisme adalah lawan dari
rasionalime.Filsafat empirisme tentang teori makna amat berdekatan dengan aliran
positivism logis dan filsat Ludwig Wittegenstein.Akan tetapi teori makna dan empirisme
selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman.Oleh karena itu bagi orang
empiris,jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran ,materi sebagai
pola jumlah yang dapat diindra,dan hubungan kausalitas sebagai urutan peristiwa yang
sama.

Penganut empirisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber


pengetahuan bagi manusia,yang jelas mendahului rasio.Tanpa pengalaman rasio tidak
memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu.Kalaupun menggambarkan
sedemikian rupa,tanpa pengalaman hanya hayalan belaka. John Locke (1632-1704
M),salah seorang penganut empirisme,yang juga’’Bapak Empirisme’’mengatakan bahwa
pada waktu manusia dilahirkan,keadaan akal masih bersih,ibarat kertas yang masih
kosong yang belum bertuliskan apapun.Pengetahuan muncul ketika indra manusia
menimba pengalaman degan cara melihat dan mengamati berbagai kejadian dalam
kehidupan.Kertas tersebut mulai bertuliskan berbagai pengalaman indrawi.Seluruh sisa
pengetahuan diperoleh menggunakan jalan serta membandingkan ide-ide yang diperoleh
dari pengindraan serta refleksi yang pertama dan sederhana.Pengalaman merupakan
sumber pengetahuan yang sejati ,dan pengetahuan harus dicapai dengan induksi.Ilmu
yang benar adalah ilmu yang telah terakumulasi antara pikiran dan kenyataan kemudian
diperkuat juga oleh sentuha indrawi.

1) Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil
belajar siswa.Artinya,siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya.Siswa yang memiliki tipe belajar visual,akan lebih memperoleh keuntungan
bila pembelajaran menggunakan media visual,seperti gambar,diagram,video,atau film.
2) Pengembangan Pembelajaran Empiris
Pengembangan mengandung pengertian cara membuat tumbuh secara teratur
untuk menjadikan sesuatu lebih besar,lebih baik,lebih efektif,dan sebagainya(Husein dan
Rahman,1997:28).Selanjutnya pengembangan system mengandung maksud cara
membuat penjabaran,pelengkapan komponen system agar setiap komponen
tumbuh(dalam Husein dan Rahman,1997:28).Seterusnya Ely mengemukakan
pendapatnya bahwa pengembangan system pembelajaran berarti suatu proses secara
sisttemetis dan logis untuk mempelajari problem-problem pembelejaran agar dapat
pemecahan yang teruji validitasnya,danpraktis bias dilaksanakan(dalam Husein dan
Rahman,1997:28).Istilah yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran ialah
system instruksional dan disain instruksional.Menurut Baker (dalam Husein dan
Rahman,1997:28),system instuktional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan
metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dengan
keadaan yang sebenarnya.Adapun yang dimaksud dengan disain instuksional adalah
keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan serta pengembangan teknik mengajar
dan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Dalam kegiatan ini
termasuk paket pengembangan pembelajaran,kegiatan mengajar,uji coba,revisi dan
kegiatan evaluasi hasil belajar(Briggs dalam Husein dan Rahman,1997:28).
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara pengembangan sistem pembelajaran dengan
system instruksional ada kesamaan dan keterkaitan.Pengembangan system pembelajaran
menekankan pada proses yang sistematis dan logis.
Sistem instruksional menekenkan pada materi,metode dan desain instruksional
menenkan pada kebutuhan,tujuan,teknik,materi pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.Keterkaitan ini mengarah pada tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan
pembelajaran.
3) Dasar Sistem Rencana Pembelajaran
Sistem perencanaan pembelajaran pengembangan system instruksional
didasarkan atas perencanaan pembelajaran empiris dan sistem yang telah teruji.
a. Empiris Pengembangan
Berdasarkan empiris berarti pengembangan yang berdasarkan
pengalaman.Untuk memperoleh pengalaman,banyak kegiatan yang dilakukan
orang.Salah satu contoh kegiatan yang bersifat empiris ialah penelitian tentang
kurikulum pendidikan.Kurikulum sekolah pendidikan dasar dan menengah
diIndonesia sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1997 telah mengalami tiga
perubahan.Kurikulum pendidikan dasar dan menengah tahun 1968 sering disebut
kurikulum 1986 diubah menjadi kurikulum pendidikan dasar dan menengah,tahun
1975 sering disebut kurikulum 1975.Selama kurang lebih delapan tahun
pemberlakuan kurikulum 1986,pada tahun 1975 diubah dan disempurnakan menjadi
kurikulum 1975.Kemudian muncul lagi kurikulum 1984 yang memiliki istilah tujuan
yang ingin dicapai siswa tetap ada.Yang dikenal dengan tujuan kurikuler,tujuan
instruksional dan pada tahun 1994 dikenal dengan tujuan pembelajaran khusus.Pada
pembelajaran tersebut terdapat keterempilan yaitu menyimak,berbicara,menulis serta
membaca.
b. Prinsip yang telah teruji
Prinsip yang telah teruji senantiasa melelui langkah prosedur yang
sistematis,pengamatan yang tepat dan percobaan terkontrol.Prosedur yang dimaksud
adalah suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.Aktivitas ini dilaksanakan
langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu problem.Sistematis
berarti satu langkah dengan langkah lainya saling berhubungan,saling berpengaruh
saling mendukung yang memungkinkan aktivitas itu berjalan lancar.
2.5 PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),
dan bertingkah laku (konatif) , Vardiansyah (2010).
Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma secara
lebih sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian adalah sebagai berikut: 1) Cara
memandang sesuatu, 2) Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari
model-model ini fenomenon yang dipandang dijelaskan, 3) Totalitas premis-premis teoritis
dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan suatu studi ilmiah konkret. Dan ini
melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu, 4) Dasar untuk menyeleksi problem-
problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset. Lorens Bagus (2005: 779).
Paradigma Keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada lingkungan. Dia
percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk memungkinkan alam untuk bertindak
atas pasien (McKenna, 1997; Nightingale, 1969). Dalam Alligood, 2006).
Menurut Nightingale ada 4 komponen paradigma keperawatan, yakni:
1. Manusia
Meskipun sebagian besar tulisan Nightingale merujuk kepada orang sebagai
orang yang menerima perawatan, dia percaya bahwa orang tersebut adalah makhluk
yang dinamis dan kompleks. Reed dan Zurakowski (1996) menyatakan, "Nightingale
membayangkan orang karena membandingkan fisik".
Untuk sebagian besar, Nightingale juga menggambarkan seorang pasien pasif
dalam hubungan ini. Namun, ada referensi khusus untuk pasien melakukan perawatan
diri bila mungkin dan khususnya, menjadi terlibat dalam waktu dan substansi
makanan, dengan demikian, pasien bukan individu yang benar-benar pasif.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi
untuk menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi alam untuk bertindak
(Selanders, 1998). Teori ini memiliki komponen baik fisik maupun psikologis.
Komponen fisik dari lingkungan mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-
obatan, stimulasi, ruang, suhu, dan aktivitas (Lobo, 2002; Nightingale, 1969; Reed &
Zurakowski, 1996; Selanders, 1998) dalam (Alligood,2006). Komponen psikologis
meliputi menghindari memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang penyakitnya. Terdapat pula komponen Sosial diantaranya
hubungan intrapersonal, interpersonal dan juga ekstrapersonal.
3. Keperawatan
Nightingale percaya keperawatan sebagai panggilan jiwa. Perawat adalah
untuk membantu alam yang menyembuhkan pasien (Chinn & Kramer, 2008;
Nightingale, 1969; Reed & Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Dia mendefinisikan
berbagai jenis keperawatan sebagai keperawatan yang tepat (Perawatan orang sakit),
keperawatan umum (promosi kesehatan), dan kebidanan keperawatan (Reed dan
Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Nightingale melihat keperawatan sebagai "ilmu
manajemen lingkungan" (Whall, 1996). Perawat yang menggunakan akal sehat,
pengamatan, dan kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki pasien
(DeGraaf, Marriner Tomey, Mossman, et al., 1994).
Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada satu waktu dalam hidupnya,
akan menjadi perawat dalam arti bahwa keperawatan adalah memiliki tanggung
jawab untuk kesehatan orang lain. Buku catatan Nightingale tentang Keperawatan
awalnya diterbitkan pada tahun 1859 bertujuan  menyediakan pedoman wanita untuk
merawat orang yang mereka cintai di rumah dan memberikan nasihat tentang
bagaimana untuk "berpikir seperti seorang perawat" (Nightingale, 1969, hal. 4).
4. Kesehatan
Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan hanya menjadi baik tetapi
untuk dapat menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki ". Dari
pernyataan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pencegahan dan
promosi kesehatan di samping merawat pasien dari sakit hingga menjadi sehat.

2.6 APLIKASI TEORI


Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam
menentukan penyembuhan pasien.
A. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga
udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya
kedinginan.
B. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada
pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga
kebersihannya.
C. Saluran pembuangan yang efesien

Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya
kebutuhan pasien secara efisien.

D. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Fokus
perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi
kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien,
perawat, maupun lingkungan.
E. Cahaya

Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Karena, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk
merasakan sinar matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak
boleh dilakukan).
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Teori model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai
focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses
penyakit, dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran.
Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktek keperawatan,
sehingga dikembangkan secara luas dengan tindakan yang hanya memberikan kebersihan
lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan
pada pasien sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang perawat secara
sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih
berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,kebersihan,
ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860; Torres 1986).
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang
yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam
proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perwat dan dokter.perawat juga bukan hanya
memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga
harus bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka
merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan
nyaman. Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan
dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.

3.2. SARAN
Florence Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai perawat berusaha
untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita
merawat orang yang paling kita sayang. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang
mudah, tetapi kalau kita tidak pernah mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini
tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan
gigih dan penuh kasih sayang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34347633/
MAKALAH_KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_Tentang_Konsep_Metode_Teori_Kepera
watan_FLORENCE_NIGHTINGALE
https://mediaangkona.blogspot.com/2013/12/makalah-florence-nightingale.html
https://www.scribd.com/document/393210081/teori-keperawatan-Floren
http://stikepppnijabar-kelompok7-kdk.blogspot.com/2015/10/florence-nightingale.html

http://adillariska.blogspot.com/2015/12/konsep-keperawatan-florence-nightingale_20.html

Tomey, Ann Marriner., dan Martha Raile Alligood. (2006). Nursing Theorists and

    Their Work. Ed. Ke-6. USA : Mosby Elsevier.


https://ahmadjamal09.blogspot.com/2017/12/teori-florence-nightingale.html

Anda mungkin juga menyukai