Anda di halaman 1dari 10

2.

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

2.1 Pengkajian
a. Lakukan pengkajian fisik dengan perlakuan khusus pada manifestasi potensial :
penganiyaan : pengabaian
b. Dapatkan riwayat kejadian, waspadai adanya ketidaksesuaian dalam deskripsi oleh
pemberi asuhan dan observasi
c. Perhatikan urutan kejadian, termasuk waktu, trauma selang waktu antar kejadian cedera
dan mulainya pengobatan
d. Wawancarai anak, termasuk pertanyaan verbal dan informasi dari menggambar atau
aktivitas bermain lainnya
e. Wawancarai orang tua, saksi mata atau orang terdekat lainnya, termasuk kutipan verbal
mereka
f. Observasi interksi orang tua anak ( interaksi verbal, kontak mata sentuhan, bukti
kekhawatiran orang tua
g. Observasi atau dapatkan in.ormsi mengenai nama, usia dan kondisi anak& anak lain
dalam rumah yang sama ( bila mungkin )
h. Lakukan tes perkembangan
i. Bantu dengan prosedur diagnostik dan tes misalnya radiologi, pengumpulan spesimen
untuk pemeriksaan
2.2 Diagnosa Keperawatan
a. Risiko trauma b.d kegiatan dilingkungan rumah dan klien mudah tersinggung
b. Cemas b.d substance abuse
c. Harga diri rendah situasional b.d kurang pengakuan atau penghargaan
d. Defisit perawatan diri b.d penurunan atau kurangnya motivasi, hambatan lingkungan,
kerusakan persepsi: kogniti, kecemasan, kelemahan dan kelelahan.
2.3 Intervensi

No. Diagnosa NOC NIC


1. Risiko trauma b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kebutuhan
kegiatan dilingkungan keperawatan klien diharapkan pengamanan
rumah dan klien mampu, dengan kriteria hasil: pasien,meliputi fisik,
mudah tersinggung 1. Menggunakan strategi kebiasaan, dan fungsi
kontrol resiko bila kognitif
diperlukan 2. Identifikasi bahaya
2. Mengetahui faktor resiko lingkungan
3. Menununjukkan 3. Menghilangkan risiko
perubahanstatus kesehatan bahayadilingkungan bila
memungkinkan
4. Gunakan alat pelindung
untuk menghindari
situasi
bahaya
5. Identifikasi perubahan
status keamanan
6. Berikan nomor darurat
yang bisa dihubungi
(polisi, rumah sakit,
dll)
2. Cemas b.d substance Setelah dilakukan tindakan 1. Tenangkan klien
abuse keperawatan diharapkan 2. Berusaha memahami
tingkat kecemasan klien turun keadaan klien
dengan kriteria hasil: 3. Gunakan pendekatan
1. Menyingkirkan tanda dansentuhan, verbalissi
kecemasan untuk meyakinkan
2. Menurunkan stimulasi pasien tidak sendiri dan
lingkungan ketika cemas mengajukan
3. Merencanakan dan pertanyaaan
menggunakan strategi 4. Temani pasien untuk
koping mendukung keamanan
4. Menggunakan teknik dan menurunkan rasa
relaksasi untuk takut
menurunkan kecemasan 5. Mediakan aktivitas
5. Melaporkan penurunan untukmenurunkan
durasi dari episode cemas ketegangan
6. Melaporkan tidak adanya 6. Bantu pasien untuk
gangguan persepsi sensori mengidentifikasi
7. Tidak ada manifestasi situasi
klinik perilaku kecemasan yang menciptakan
cemas
7. Instruksikan klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
8. Tentukan kemampuan
klien untuk mengambil
keputusan
3. Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan kontak mata
situasional b.d kurang keperawatan diharapkan harga 2. dalam komunikasi
pengakuan atau diri pasien meningkat dengan dengan yang lainnya
penghargaan kriteria hasil: 3. Eksplorasi kesuksesan
1. Verbalisasi penerimaan diri terakhhir yang
2. Peneriman keterbatasan diri diterima
3. Memepertahankan kontak 4. Anjurkan pasien
mata dan posisi tegak untuk
4. Menggambarkan diri mengevaluasi
komunikasi terbuka kebisanya
5. Tingkat percaya diri 5. Berikan penghargaan
keseimbangan dalam ataspeningkatan
berpartisipasi dan keadaanpasien
mendengarkan dalam
kelompok
4. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor
b.d penurunan atau keperawatan, defisit kemampuan klien
kurangnya motivasi, perawatan diri teratas dengan untuk perawatan diri
hambatan lingkungan, kriteria hasil : yang mandiri
kerusakan persepsi: 1. Klien terbebas dari bau 2. Monitor kebutuhan
kogniti, kecemasan, badan klienuntuk alat&alat
kelemahan dan 2. Menyatakan kenyamanan bantu
kelelahan. terhadap kemampuan untuk kebersihan
untuk diri,
melakukan ADLs berpakaian, berhias,
toileting dan makan
3. Mediakan bantuan
sampaiklien mampu
secara utuh untuk
melakukan self care
4. Dorong klien untuk
melakukan aktivita
ssehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
5. Dorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya
6. Ajarkan klien:
keluargauntuk
mendorongkemandir
ian, untuk
memberikan
bantuan
hanya jika pasien
tidak mampu untuk
melakukannya
7. Berikan aktivitas
rutinsehari& hari
sesuai kemampuan
8. Pertimbangkan usia
klien jika
mendorong
pelaksanaan
aktivitas
sehari-hari

2.4 Evaluasi
 Diagnosa I : Risiko trauma b.d kegiatan lingkungan rumah dan klien mudah
tersinggung
 Menggunakan strategi kontrol resiko bila diperlukan
 Mengetahui faktor resiko
 Menunjukkan perubahan status kesehatan
 Diagnosa II : Cemas b.d substans abuse
 Menyingkirkan tanda kecemasan
 Menurunkn stimulasi lingkungan ketika cemas
 Merencanakan dan menggunakan strategi koping
 Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
 Melaporkan penurunan durasi dari episode cemas
 Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori
 Tidak ada manifestasi klinik perilaku kecemasan
 Diagnosa III : Harga diri rendah situasional b.d kurang pengakuan dan penghargaan
 Derbalisasi penerimaan diri
 Peneriman keterbatasan diri
 Mempertahankan kontak mata dan posisi tegak menggambarkan diri
 Komunikasi terbuka
 Tingkat percaya diri
 Keseimbangan dalam berpartisipasi dan mendengarkan dalamkelompok
 Diagnosa IV Defisit perawatan diri b.d penurunan atau kurangnya motivasi, hambatan
lingkungan, kerusakanpersepsi: kogniti., kecemasan, kelemahan dan kelelahan
 Klien terbebas dari bau badan
 Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs

TELAAH JURNAL

A.Data Jurnal
Judul Meningkatkan Pengukuran Pelecehan dan Penelantaran Anak:
Tinjauan Sistematis dan Analisis Studi Prevalensi Nasional
Volume dan
Vol. 28 No. 2, Halaman 186-192
Halaman
Tahun 2019

Penulis  Ben Mathews

 Rosana Pacella

 Michael P. Dunne

 Marko Simunovic

 Cicely Marston
Published 28 Januari 2020
DOI:
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0
Sumber Jurnal 227884
Diakses dari https://journals.plos.org/plosone/article?
id=10.1371/journal.pone.0227884 pada tanggal 6 Oktober 2021
16.50 WIB
Tanggal Telaah 06 Oktober 2021

B.Hasil Telaah
Judul Judul ini merupakan suatu hal yang penting dalam jurnal, karena
dengan membaca judul saja pembaca dapat mengkonsepkan apa
yang dibahas dalam penelitian.
Judul jurnal yang ditelaah adalah “Meningkatkan Pengukuran
Pelecehan dan Penelantaran Anak : Tinjauan Sistematis dan
Analisis Studi Prevalensi Nasional”. Judul yang digunakan oleh
penulis sudah cukup jelas dan tidak memiliki makna ganda.
Kata-kata yang di pakai mudah dimengerti serta singkat dan
padat.
Abstrak Abstrak pada jurnal ini tidak dicantumkan, sedangkan bagian
abstrak merupakan komponen yang penting dalam susunan
jurnal yang benar. Dimana abstrak berfungsi untuk mencerna
secara singkat isi jurnal.
Pendahuluan Pada jurnal ini penulis telah mencantumkan materi pendahuluan
dan sesuai dengan topik penelitian yang dibahas. Begitu juga
dengan penulisannya sudah sangat baik dan sesuai EYD.
Namun, urutan susunannya tidak beraturan. Sedangkan susunan
sebuah jurnal yang benar sudah ada urutannya.
Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka pada jurnal ini tidak dicantumkan, tetapi teori
tentang penelitian ini telah dijabarkan di bagian pengantar secara
rinci.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam jurnal ini yaitu untuk meninjau secara
sistematis studi nasional yang paling komprehensif tentang
prevalensi penganiayaan anak, dan secara kritis menilai
metodologi mereka untuk membantu menginformasikan desain
studi masa depan.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif.
Dengan pendekatan penilaian kualitas formal dan analisis kritid
desain studi.

Subjek Penelitian Penulis tidak mencantumkan jumlah sampel dalam penelitian.


Tetapi penulis hanya menyampaikan total tinjauan yang
identifikasi 30 studi nasional, yang dilakukan di 22 negara,
diantaranya : empat penelitian di Amerika Serikat, tiga di Inggris,
dua di Hong Kong, dua di Taiwan, dan dua di Jerman. Ada satu
penelitian di Denmark, Belanda , Swiss, Jepang, Suriname, Arab
Saudi, Israil, Afrika Selatan, dan Hongari. Dalam studi Balkan,
delapan memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan jumlah jenis
penganiayaan dipelajari: Albania, Bosnia & Herzegovina,
Bulgaria, Kroasia, Bekas Republik Yugoslavia Makedonia,
Yunani, Rumania, dan Serbia; Studi Turki melibatkan tiga bentuk
penganiayaan, jadi dikeluarkan dari analisis.
Studi diterbitkan antara 2005 dan 2019. Data yang diekstraksi
mengungkapkan lokasi studi, ruang lingkup, peserta, metode
pengumpulan data, dan instrument.
Analisis Data Analisis data dengan mengembangkan template untuk
mengekstrak 60 item data dari setiap studi dengan
mempertimbangkan desain, prosedur, sampel, instrumen, etika,
dan analisis subpopulasi. Analisis digunakan untuk
mengidentifikasi pemahaman konseptual yang kuat dari setiap
jenis penganiayaan sebagaimana ditetapkan dalam literatur
ilmiah, dan mengadopsi sebagai standar evaluative.
Hasil Penelitian dan Hasil penelitian menunjukkan studi nasional tentang prevalensi
Pembahasan penganiayaan anak telah dilakukan, menggunakan metode
pemberian yang sesuai dengan pengaturan, dan melibatkan
peserta anak, peserta dewasa, atau keduanya. Namun, ada
beberapa studi nasional semacam itu dari kelima atau bahkan
empat jenis penganiayaan, meninggalkan kesenjangan substansial
dalam pengetahuan tentang pengalaman penganiayaan masa
kanak-kanak di hampir semua negara. Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa banyak dari studi yang diselesaikan
umumnya baik, tetapi beberapa mengambil pendekatan yang
lebih komprehensif dan kuat secara konseptual untuk
memberikan data yang bermanfaat dan bernuansa bagi para
peneliti dan pembuat kebijakan.
Kesimpulan dan Kesimpulan yang ditulis peneliti berisi ringkasan hasil penelitian
Saran yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya. Namun pada
bagian ini penulis tidak mencantumkan saran, yang mana saran
merupakan salah satu aturan penulisan dalam sebuah jurnal.
Selain itu, juga membuat pembaca harus mencari lebih detail lagi
untuk menemukan apa yang diperlukan untuk penyempurnaan
hasil penelitian selanjutnya supaya berdaya guna.
Referensi Penulisan jurnal sudah menggunakan analitis kritis berdasarkan
literatur yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada
penelitian sebelumnya dengan hasil yang di dapatkan oleh
penulis. Ada beberapa jurnal dan buku yang digunakan peneliti
sebagai bahan referensi dalam penelitian ini.
Penutup Penulis tidak mencantumkan penutup pada jurnal ini. Sebaiknya
penutup dicantumkan didalam jurnal untuk membuat pembaca
lebih tahu bagaimana arah dan tujuan hasil penelitian kedepannya

DAPUS

 https://doi.org/10.1371/journal.pone.0227884

Anda mungkin juga menyukai