Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUCOMA

DI SUSUN
KELOMPOK 6 :
 Bayu Stiaji (21142019001)
 Endang Setiawati (21142019029)
 Yuni Ameliana (21142019006)

Dosen Pembimbing :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2022
Latar belakang
Glaukoma berasal dari kata yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma
adalah gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis
yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO). (Indriana, 2012 : 146).
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya
tekanan bola mata.
ANATOMI/FISIOLOGI
Klasifikasi Glaukoma

Glaukoma sudut terbuka / simplek (kronis)


Glaukoma primer

Glaukoma sudut tertutup / sudut semu (akut)


Glaukoma Sekunder

Glaukoma Kongenital

Glaukoma absolut
Etiologi

Penyebab dari Glaukoma (Sidarta


Ilyas, 2004 dalam Nanda Nic Noc Jilid
2) :
a) Bertambahnya produksi cairan
mata oleh badan ciliary
b) Berkurangnya pengeuaran cairan
mata di daerah sudut bilik mata /
dicelah pupil
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis glaukoma menurut Tamsuri (2010) meliputi :
1. Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga)
2. Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu
3. Mual, muntah, berkeringat
4. Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar
5. Visus menurun
6. Edema kornea
7. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka)
8. Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya
9. TIO meningkat
Penatalaksanaan
1. medis
a) Laser trabeculoplasty
b) Operasi filtrasi
c) Laser irodotomy atau iridectomy perifer
d) Cyclocryotherapy
2. Non Medis
e) Supresi pembentukan humor akuos
f) Fasilitasi Aliran keluar humor akuos.
g) Penurunan volume korpus vitreum.
h) d.Miotik, midriatik dan sikloplegik
Pencegahan

1. Banyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan pemeriksaan


kesehatan mata ke dokter secara rutin.
2. Istirahat yang cukup dengan memejamkan mata
3. Pola hidup tenang menurunkan respon emosi terhadap stress,
mencegah perubahan okuler yang mendorong iris ke depan.
4. Gunakan obat tetes mata yang diresepkan dokter secara teratur.
5. Gunakanlah pelindung mata.
pemeriksaan dignostik
a. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular
b. Lapang penglihatan
c. Pengukuran tonografi
d. Pengukuran gonioskop
e. Tes Provokatif
f. Pemeriksaan oftalmoskopi
g. Darah lengkap, LED.
h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid
i. Tes Toleransi Glukosa
Glaukoma Kronis

Sinekia Anterior

Komplikasi Katarak

Kerusakan saraf optikus

Kebutaan
Asuhan Keperawatan
A.Pengkajian
1.Riwayat atau adanya faktor risiko:
2.Pemeriksaan fisik
3.Pemeriksaan Diagnostik

Penatalaksanaan Medik
Tujuan farmakologik adalah untuk mempertahankan kontraksi pupil agar pengaliran humor aqueous lebih baik dan
produksi humor aqueous dapat dikurangi
terapi pembedahan
terapi pembedahan dilakukan apabila cara konservatif gagal untuk mengatur peningkatan IOP antara lain
iridotomy/iredektomy dengan membuang sebagian kecil iris dan membuka saluran antara ruang posterior dan
anteriordan biasanya kalau gagal dapat dilakukan trabeculectomy dengan membuat pembukaan antara anterior dan
rongga subkojungtiva
Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan sensori-persepsi visual s.d. kerusakan


serabut syaraf oleh karena peningkatan TIO
b. Nyeri s.d peningkatan TIO
c. Kurang pengetahuan : tentang proses penyakit, status
klinik saat ini s.d kurang informasi tentang penyakit
glaukoma.
d. Cemas s.d penurunan pengelihatan aktual.
e. Potensial injuri s.d penurunan lapang pandang
f. Ketidakmampuan dalam perawatan diri s.d.penurunan
penglihatan
Penurunan sensori pengelihatan s.d. kerusakan serabut syaraf Cemas berhubungan dengan penurunan penglihatan, kurangnya
karena peningkatan TIO pengetahuan.

INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji dan catat ketajaman pengelihatan 1. Menetukan kemampuan visual
2. Kaji deskripsi fungsional apa yang
dapat dilihat/tidak.
2. Memberikan keakuratan thd
1. Hati-hati menyampaikan hilangnya 1. Kalau klien belum siap, akan

 Sesuaikan lingkungan dengan


pengelihatan dan perawatan.
3. Meningkatkan self care dan
pengelihatan secara permanen menambah kecemasan.
kemampuan pengelihatan:
 Orientasikan thd lingkungan.
mengurangi ketergantung
4. Meningkatkan rangsangan pada
2. Berikan kesempatan klien 2. Pengekspresikan perasaan membantu
 Letakan
dipakai
alat-alat
dalam
yang sering
jangkuan
waktu
kemampuan pengelihatan menurun.
mengekspresikan tentang kondisinya. klien mengidentifikasi sumber cemas.
pengelihatan klien.
3. Pertahankan kondisi yang rileks. 3. Rileks dapat menurunkan cemas.
 Berikan pencahayaan yang cukup.
 Letakan alat-alat ditempat yang
4. Jelaskan tujuan setiap tindakan 4. Dengan penjelasan akan memberikan
tetap.
 Berikan bahan-bahan bacaan
5. Siapakn bel di tempat tidur dan informasi yang jelas.
dengan tulisan yang besar.
 Hindari pencahayaan yang
intruksikan klien memberikan tanda 5. Dengan memberikan perhatian akan
menyilaukan.

bila mohon bantuan. menambah kepercayaan klien.


3. Gunakan jam yang ada bunyinya.
4. Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang 6. pertahankan kontrol nyeri yang 6. Nyeri adalah sumber stress
dapat diterima klien.
5. Anjurkan pada alternatif bentuk efektif
rangsangan seperti radio. TV.
Implementasi

Melaksanakan apa yang sudah di rencaakan di intervensi. Implementasi


Keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencegah tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respons pasien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru (Budiono dan Pertami, 2015).
Evaluasi
Evaluasi Keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang di amati)
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap Intervensi (Budiono dan Pertami, 2015).
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP yaitu sebagai berikut :
1.S (Subjektif) Merupakan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
2.O (objektif) Merupakan data berdasarkan hasil pengukuran atau hasil observasi secara langsung kepada pasien dan yang
dirasakan pasien stelah dilakukan tindakan keperawatan.
3.A (assessment/analisa) Merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan
masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan pasien yang telah teridentifikasi datanya dalam data
Subjektif dan Objektif.
4.P (Planning) Merupakan intervensi keperawatan yang akan lanjutkan, hentikan, modifikasi, atau tambahan dari intervensi yang
telah ditentukan sebelumnya (Budiono dan Pertami, 2015).
Trimakasih

Anda mungkin juga menyukai