Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK

Oleh :

Nama : Desia Lolitha


Nim : 22222016

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH

PALEMBANG FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI

ILMU KEPERAWATAN 2022


A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur
penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak adalah terjadinya
opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya akibat dari proses
penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Thalia,2019).
Ada beberapa jenis kataran menurut (WebMD 2018), yaitu katarak nuclear,
katarak kortikal, katarak subscapular posterior, katarak traumatic, katarak sekunder,
katarak radiasi, katarak lumelar atau zonular, katarak polar posterior, katarak polar
anterior, katarak pohon natal, katarak brunescant, dan katarak diebetik, yang tampak
seperti kepingan salju.
Menurut data terakhir dari (WHO 2018), Katarak menyebabkan 51% dari
kebutaan penduduk dunia yang mewakili sekitar 20 juta orang. Jumlah orang yang
mengidap katarak diperkirakan semakin bertumbuh dari waktu kewaktu. Katarak
merupakan penyebab penting dari lemahnya penglihatan baik dinegara maju maupun
berkembang. Diindonesia seperti dilansir dalam situs departemen kesehatan,
diperkirakan setiap kasus katarak bertambah sekitar 250.000 orang pertahun.
2. Etiologi
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada
usia lanjut dan bisa di turunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan,
seperti merokok, atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkn oleh cedera mata
penyakit metabolik (misalnya diabetes) maupun obat- obatan tertentu (misalnya
kortikosteroid) (Nurarif, 2015).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir.
Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal
dominan) atau bisa disebabkan oleh: a. Infeksi kongenital, seperti campak jerman b.
Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia Faktor resiko terjadinya
katarak kongenitalis adalah: a. Penyakit metabolik yang diturunkan b. Riwayat katarak
dalam keluarga c. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan (Nurarif,
2015).
3. Klasifikasi
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak
pada orang dewasa di kelompokkan menjadi:
a. Katarak immatur: lensa masih memiliki bagian yang jernih .
b. Katarak matur: lensa sudah seluruhnya keruh.
c. Katarak hpermatur: bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul
lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata lainnnya (Nurarif, 2015).
4. Manifestasi Klinis
a. Penglihatan kabur seperti melihat kabut atau asap
b. Pupil mengecil akibat kekeruhan pada lensa
c. Merasa silau atau melihat cahaya yang terlalu terang
d. Pada pupil terdapat bercak putih/leukokoria
e. Mata sering berair
5. Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa karena adanya keseimbangan antara
protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membrane
semipermeable. Apabila terjadi penignkatan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah
protein pada bagian lain sehingga embentuk massa transparan atau bintik kecil di sekitar
lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan
cairan disintegrasi pada serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya terhambat
dan mengakibatkan gangguan penglihatan (Thalia, 2019).
6. Pathway

Trauma Degeneratif Penyakit Lain

Perubahan Jumlah protein


Kompesi Central
Serabut meningkat

Densitas

Keruh

Katarak

Menghambat Jalan
Cahaya

Penurunan ketajaman penglihatan

Pembedahan Penglihatan
berkurang/buta

Operasi Post Operasi


Gangguan persepsi Resiko tinggi
sensori visual cidera fisik

Ansietas
Gangguan rasa
nyaman(nyeri)
7. Komplikasi
a. Glaucoma
b. Uveitis
c. Kerusakan endotel kornea
d. Seumbatan pupil
e. Edema macula sistosoid
f. Endoftalmitis
g. Fistula luka operasi
h. Pelepasan koroid
i. Bleeding

8. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan non bedah
1) Terapi penyebab katarak Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi
obat-obatan yang bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasi, dan miotik
kuat, menghindari radiasi dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses
kataraktogenik.
2) Memperlambat progresivitas
3) Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan imatur:
 Refraksi dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi
 Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan dibagian perifer lensa dapat
diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang. Berbeda dengan kekeruhan
pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang ditempatkan disamping dan sedikit
di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik
 Penggunaan kacamata gelap, pada pasien dengan kekeruhan lensa dibagian sentral,
hal ini akan memberikan hasil yang baik dany nyaman apabila beraktivitas diluar
ruangan.
 Midriatil, dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lateral aksial dengan
kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat
memberikan penglihatan yang jelas (Nurarif, 2015)
b. Pembedahan katarak Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasu katarak mencakup:
1) Indikasi visus merupakan indikasi paling sering
2) Indikasi medis
3) Indikasi kosmetik

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat Gejala : perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan
dengan gangguan penglihatan.
b. Makan / cairan Gejala : mual / muntah (pada komplikasi kronik / glaukoma akut)
c. Neurosensori Gejala : gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan
memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap.
d. Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil.
e. Nyeri / kenyamanan Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba –
tiba, berat menetap atau tekanan pada sekitar mata.
f. Penyuluhan dan pembelajaran Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan
sistem vaskular, riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidakseimbangan
endokrin.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
1) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan penurunan
ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
2) Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan
kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
b. Post Operasi
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasif.
2) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah
pengangkatan)
3) Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan secara terapeutik dibatasi.
3. Intervensi Keperawatan
a. Pre Operasi
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Gangguan persepsi Gangguan persepsi sensori 1. Orientasikan klien terhadap 1. Memperkenalkan pada
sensori teratasi. Kriteria Hasil : lingkungan aktifitas. klien tentang lingkungan
visual/penglihatan 1. Dengan penglihatan yang 2. Bedakan kemampuan dan aktifitas sehingga
beruhubungan dengan terbatas klien mampu lapang pandang diantara dapat meniggalkan
penurunan ketajaman melihat lingkungan kedua mata. stimulus penglihatan.
penglihatan ganda semaksimal mungkin. 3. Observasi tanda 2. Menentukan kemampuan
enurunan ketajaman 2. Mengenal perubahan disorientasi dengan tetap lapang pandang tiap mata.
penglihatan ganda stimulus yang positif dan berada disisi klien. 3. Mengurangi ketakutan
negative 4. Dorong klien untuk klien dan meningkatkan
3. Mengidentifikasi melakukan aktivitas stimulus.
kebiasaan lingkungan. sederhana seperti menonton 4. Menignkatkan input
TV, radio, dll. sensori dan
5. Anjurkn klien mempertahankan perasaan
menggunakan kacamata normal, tanpa
katarak cegah lapang meningkatkan stress.
pandang perifer dan catat 5. Menurunkan penglihatan
terjadinya bintik buta. perifer dan gerakan.
Posisi pintu harus tertutup
terbuka, jauhkan rintangan.
Ansietas berhubungan Tujuan : ansetas menurun. 1. Ciptakan lingkungan yang 1. Membantu
dengan pembedahan Kriteria Hasil : tenang dan relaks, berikan mengidentifikasi sumber
yang akan dijalani dan 1. Mengungkapkan dorongan untuk verbalisasi ansietas.
kemungkinan kekhawatirannya dan dan mendengarka n dengan 2. Meningkatkan keyakinan
kegagalan untuk ketakutan mengenai penuh perhatian. klien.
memperoleh pembedahan yang akan 2. Yakinkan klien bahwa 3. Meningkatkan keyakinan
penglihatan kembali dijalani . ansietas mempunyai respon klien.
2. Memungkinkan normal dan diperkirakan 4. Meningkatkan proses
pemahaman tindakan terjadi pada pembedahan belajar dan informasi
rutin preoperasi dan katarak yang aka dijalani. tertulis mempunyai sumber
perawatan. 3. Tunjukan kesalahpaha ma rujukan setelah pulang.
yang diekspresikan klien, 5. Menjelaskan pilihan
berikan informasi yang memungkinkan klien
akurat. membuat keputusan secara
4. Sajikan informasi benar.
menggunakan metode
media instruksional.
5. Jelaskan kepada klien
aktivitas premedikasi yang
diperlukan, berikan
informasi tentang aktifitas
penglihatan dan suara yang
berkaitan dengan periode
intra operatif.

b. Post Operasi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Gangguan rasa Tujuan : nyeri teratasi. 1. Bantu klien dalam 1. Membantu menemukan
nyaman (nyeri akut) Kriteria Hasil : mengidentifikasi tindakan tindakan yang dapat
berhubungan dengan 1. Klien melaporkan penghilang nyeri yang menghilangkan atau
prosedur invasive penurunan nyeri secara efektif. mengurangi nyeri yang
progresif dan nyeri 2. Jelaskan bahwa nyeri dapat efektif.
terkontrol setelah terjadi sapai beberapa jam 2. Nyeri dapat terjadi sampai
intervensi setelah pembedahan. anastesi local habis,
3. Lakukan tindakan memahami hal ini dapat
mengurangi nyeri dengan membantu mengurangi
cara : kecemasan yang
a. Posisi : tinggikan berhubungan dengan yang
bagian kepala tempat tidak diperkirakan.
tidur ganti posisi dan 3. Latihan nyeri dengan
tidur pada sisi yang menggunakan tindakan yang
tidak dioperasi. non farmakologi
b. Distraksi memungkinkan klien untuk
c. Latihan relaksasi memperoleh rasa kontrol
4. Berikan analgetik sesuai terhadap nyeri.
program. 4. Analgetk dapat menghambat
5. Lapor doker jika nyeri reseptor nyeri.
tidak hilang setelah ½ jam 5. Tanda ini menunjukan
pemberian obat, jika nyeri peningkatan tekanan intra
disertai mual. ocular atau komplikasi lain.
Resiko tinggi Tujuan : infeksi tidak 1. Tingkatkan penyembuhan 1 Nutrisi dan hidrasi yang
terjadinya infeksi terjadi. Kriteria Hasil : luka dengan : optimal akan meningkatkan
berhubungan dengan 1 Tanda-tanda infeksi 2. Beri dorongan untuk kesehatan secara
prosedur invasive tidak terjadi. - megikuti diet seimbang keseluruhan, meningkatkan
(bedah) Penyembuhan luka dan asupan cairan yang penyembuhan pembedahan.
tepat waktu. adekuat. 2 Memakai pelindung mata
2 Bebas drainase 3. Instrukskan klien untuk meningkatkan penyembuhan
purulen, eritema dan tetap menutup mata. dan menurukan kekuatan
demam. 4. Gunakan teknk aseptic iritasi kelopak mata terhadap
untuk meneteskan tetes jahitan luka.
mata. 3 Teknik aseptic meminimalkan
5. Gunakan teknik aseptic masuknya mikroorganisme
untuk membersihkan dan mengurangi infeksi.
mata dari dalam keluar 4 Teknik aseptic mengurangi
dengan tisu basah/bola terjadinya resiko infeksi
kapas untuk tiap usapan /bakteri kontaminasi silang.
ganti balutan. 5 Mencegah kontaminasi dari
6. Tekankan pentingnya kerusakan operasi.
tidak menyentuh/mengg 6 Deteksi dini infeksi
aruk mata yang dioperasi. memungkinkan penanganan
7. Observasi tanda dan yang cepat untuk
gejala infeksi seperti : meminimalkan keseriusan
kemerahan, kelopak mata infeksi.
bengkak, drainase 7 Ketegangan pada jahitan
purulen, infeksi dapat menimbulkan interupsi
konjungtiva, peningkatan mencipatakan jalan masuk
suhu. untuk mikro organisme.
8. Anjurkan untuk 8 Sediaan topical digunakan
mencegah ketegangan secara profilaksis, dimana
pada jahitan dengan terapi lebih agresif diperlukan
cara : menggunakan bila terjadi infeksi.
kacamata protektif dan
pelindung pada malam
hari.
9. Kolaborasi sesuai
indikasi
Gangguan Hasil yang diharapkan : 1 Tentukan ketajaman 1 Kebutuhan individu dan
sensoriperceptual : 1 Meningkatkan penglihatan, catat apakah pilihan intervensi dan pilhan
penglihatan ketajaman satu atau kedua mata intervensi bervariasi sebab
berhubungan dengan penglihatan dalam terlibat. kehilangan pnglihatan terjadi
gangguan batas situasi 2 Orientasi klien terhadap lambat dan progresif.
penerimaan individu. lingkugan, staf/orang lain. 2 Memberikan peningkatan
sensori/status organ 2 Mengenal 3 Observasi tanda-tanda kenyamanan dan
indera, lingkungan gangguan sensori gejala disorientasi kekeluargaan, menurunkan
secara terapeutik dan berkompensasi pertahankan pengamanan emas dan disorientasi pasca
dibatasi, ditandai terhadap perubahan tempat tidur sampai benar- operasi.
dengan menurunnya benar sembuh dari anastesi. 3 Terbangun dalam lingkungan
ketajaman, 2. Ingatkan klien yang dikenal mengalami
gangguan menggunakan kacamata keterbatasa penglihatan dapat
penglihatan, katarak yang tujuannya mengakibatkan bingung pada
perubahan respon memperbesar ± 25% orang tua.
biasanya terhadap penglihatan perifer hilang. 2. Perubahan ketajaman dan
rangsangan. kedalaman persepsi dapat
menyebabkan bingung
meningkatkan resiko cedera
sampai pasien belajar untuk
mengkompensasi
DAFTAR PUSTAKA

Hannah, Thalia. S. 2019. Laporan Pendahuluan Katarak. Diakses pada tanggal 07 april 2020.
http://id.scribd.com.
Nurarif. A. H. Dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC- NOC. Jogjakarta: Mediaction
Webmd, 2018. Health Cataracts. Diakses Tanggal 7 April 2020 https://www.webmd.com/eye-
health/cataracts/cataracts-types#1.
Who, 2018. Causes Bliddness Priority. Diakses Tanggal 7 April 2020
https://www.who.int/blindness/causes/priority/endlex1.htmnl

Anda mungkin juga menyukai