KATARAK
Disusun Oleh
Khansa Ghina Paramartha Joddy
P1337420217032 3A
A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Anas
2011).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh (Puspita, 2019).
Operasi katarak dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi dapat terjadi
dalam waktu beberapa hari setelah operasi hingga beberapa bulan setelah
operasi. Insiden komplikasi bervariasi, tergantung laporan dari tempat yang
berbeda. Umumnya, komplikasi ini membutuhkan tindakan bedah untuk
memperbaiki salah satu efek samping tersering dari operasi katarak adalah
robeknya kapsul posterior (Simanjuntak, 2012).
Jadi dapat disimpulkan bahwa katarak adalah kekeruhan pada lensa mata
kibat adanya penumpukan cairan.
B. Etiologi
Penyebab pertama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat mengalami
katarak yang biasanya merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan
didalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak congenital. Penyakit
infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan
katarak komplikata.
Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Kimia
Apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau akibat
paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat menyebabkan
katarak.
2. Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi lensa juga akan
menurun dan mengakibatkan katarak.
3. Infeksi virus masa pertumbuhan janin
Ibu pada saat mengandung terkena atau terserang penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi tahap
pertumbuhan janin. Misal ibu yang sedang mengandung menderita
rubella.
4. Penyakit
Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis (Andra
2013).
C. Jenis- jenis katarak
1. Katarak Kongenital diderita oleh bayi dan anak-anak yang disebabkan
oleh infeksi virus pada ibu hamil muda.
2. Katarak Senilis atau Katarak yang disebabkan oleh proses penuaan atau
defeneratif.
3. Katarak Traumatik adalah Katarak yang disebabkan oleh karena adanya
trauma atau kecelakaan pada mata.(Irianto, 2014)
D. Pathofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung 3 komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di
perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transportasi, perubahan pada searabut halus multiple (zunula) yang memanjang
dari badan selier ke sekitar daerah diluar lensa misalnya dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan cahaya
ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai influks air kedalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan
yang berbeda, dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti
DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Katarak dapat bersifat kongenital dan dapat diidentifikasi awal, karena
bila tidak dapat didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan
penglihatan permanen. Faktor yang paling sering yang berperan dalam
terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alkohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang
lama (Andra 2013).
E. Pathways
trauma degeneratif infeksi
keruh
- Defisiensi
katarak
pengetahuan
menghambat cahaya
penglihatan berkurang
- Resiko jatuh
F. Manifestasi Klinis
1. Rasa silau karena terjadi pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh.
2. Pengeliatan akan berkurang secara perlahan.
3. Pada pupil terdapat bercak putih.
4. Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan korteks lensa.
5. Pengelihatan kabur.
6. Rasa nyeri pada mata (Andra 2013).
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf / penglihatan ke retina / jalan optik.
2. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh cairan
cerebro vaskuler, massa tumor pada hipofisis otak, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg).
4. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma,
dilatasi dan pemeriksaan berlahap-lampu memastikan diagnosis
katarak.
5. Darah lengkap, laju sedimentasi LED : menunjukkan anemi sistemik /
infeksi.
6. EKG, kolesterol serum, lipid.
7. Tes toleransi glukosa : kontrol DM (Andra 2013).
H. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan laser.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik dicapai 20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan
katarak paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun. Dengan
menggunakan anestesi lokal. Ada dua macam teknik pembedahan untuk
pengangkatan katarak :
1. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler : Intra catarax exstraction (ICCE)
mengeluarkan lensa secara utuh.
2. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler : Extra capsular catarax extraction
(ECCE) : mengeluarkan lensa dengan merobek kapsul bagian anterior
dan meninggalkan kapsul bagian posterior (Andra, 2013).
I. Komplikasi
1. Glaukoma
Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler
didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan
visus mata menurun.
2. Kerusakan retina
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada
robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau
terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat.
3. Infeksi
Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan
yang tidak edekuat (Andra 2013).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan
masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur,
pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter.
Menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau dua
mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini. Riwayat
mata yang jelas sangat penting. Apakah pasien pernah mengalami
cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa yang terakhir diderita
pasien.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia
mengenakan kacamata atau lensa kontak, apakah pasien mengalami
kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh, apakah ada keluhan
dalam membaca atau menonton televisi, bagaimana dengan masalah
membedakan warna atau masalah dengan penglihatan lateral atau
perifer.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau
kakek-nenek.
3. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil.
Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci
dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat.
b. Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas
biasanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
c. Neurosensori
Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gamgguam penglihatan
kabur/tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan
bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat atau merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/kabur, tampak
lingkaran cahay/pelangi di sekita sinar, perubahan kacamata,
pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotophobia (glukoma akut).
Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih
susu pada pupil (katarak), pupil menyempit dan merah atau mata keras
dan kornea berawan (golukoma berat atau peningkatan air mata).
d. Nyeri / kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri
tia-tiba/berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit
kepala.
e. Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riway
at keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan system vaskuler.
Kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan
tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat
terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
4 Alamat anda?
Interpretasi hasil :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Keterangan skore :
0 : jarang/ tidak pernah
1 : kadang-kadang
2 : selalu
Kategori nilai :
≤5 : kurang
6-7 : cukup
8-10 baik
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko jatuh b.d. gangguan visual (00155)
2. Defisiensi pengetahuan b.d. kurang informasi tentang proses penyakit
(00126)
C. Intervensi keperawatan
1. Dx 1 : Resiko jatuh b.d. gangguan visual (00155)
NOC : Pengetahuan : pencegahan jatuh (1828)
-Klien mampu mengatur pencahayaan rumah
-Klien mampu menjaga alur jalan yang jelas
- Klien mampu menjaga permukaan lantai tetap aman dari hambatan
NIC : Manajemen Lingkungan : keselamatan (6486)
- Identifikasi hal-hal yang membahayakan di lingkungan
- Modifikasi lingkungan
- Edukasi individu untuk lingkungan beresiko jatuh
- Kolaborasi dengan keluarga untuk meningkatkan keselamatan
lingkungan.
2. Dx 2 : Defisiensi pengetahuan b.d. kurang informasi tentang proses
penyakit (00126)
NOC : Pengetahuan : proses penyakit (1803)
- Klien mengerti proses penyakit
- Klien mengerti tanda gejala penyakit
- Klien mengerti penyebab penyakit
- Klien mengerti pencegahan penyakit
- Klien dapat menyebutkan kembali proses perjalanan penyakit
- Klien dapat menyebutkan kembali pencegahan kekambuhan
penyakit.
NIC : Pengajaran : proses penyakit (5602)
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
- Jelaskan pathofisiologi dan penanganan penyakit sesuai kebutuhan
- Review pengetahuan klien
- Jelaskan tanda gejala penyakit klien
- Jelaskan penyebab penyakit
DAFTAR PUSTAKA
.
Irianto Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung: Alfabeta
Simanjuntak & Gilbert.W.S. 2012. Lens Reimplantation After Cataract Surgical.
Tamsuri, Anas, 2011 , Klien Gangguan Mata Dan Penglihatan : Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Puspita, R., Ashan, H., Sjaaf, F., 2019. Profil Pasien Katarak Senilis Pada Usia 40
Tahun Keatas di RSI Siti Rahmah Tahun 2017. Health & Medical Journal.
Padang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN KATARAK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR
Disusun Oleh:
Khansa Ghina Paramartha
P1337420217032
3. Riwayat pekerjaan
a. Status pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
b. Pekerjaan sebelumnya : Buruh
c. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan kebutuhan : Suami
d. Alamat : Karangdadap, Rt 05/01
e. Pekerjaan : Buruh
f. Jarak tempat kerja dari rumah : 3 km
g. Alat transportasi : sepeda
5. Riwayat rekreasi
a. Hobi/minat : membuat makanan
b. Keanggotaan organisasi : arisan RT
c. Liburan perjalanan :-
d. Kegiatan di rumah : istirahat di rumah
6. Sumber / sistem pendukung yang digunakan
a. Dokter/ perawat/bidan/fisioterapi, dll : dokter
b. RS, Klinik, yankes lain : Puskesmas Kalibagor, klinik
katarak Kamandaka
c. Jarak dari rumah : 2-3 km
d. Makanan yang dihantar :-
e. Perawatan sehari-hari oleh keluarga : terpenuhi
7. Kebiasaan ritual
a. Agama : Islam
b. Istirahat tidur : Cukup
c. Kebiasaan ibadah : Sholat 5 waktu
d. Kepercayaan :-
e. Ritual makan : Berdoa sebelum makan
8. Status kesehatan saat ini
a. Status kesehatan selama 1 dan 5 tahun :
Pasien menderita sakit katarak optikus sinistra sejak 2016
b. Keluhan kesehatan :
Saat ini pasien mengeluh susah melihat dan rabun serta membayang
saat melihat objek.
c. Pengetahuan/ pemahaman penatalakasanaan masalah kesehatan :
Pasien belum mengerti betul tentang penyakitnya,penyebab dan apa
yang harus di lakukan saat penglihatannya menurun.
d. Derajat keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan
fungsi relatif : yang lain tidak ada keluhan
e. Diagnosa medik : katarak os
f. Alasan masuk panti :-
g. Obat- obatan :
h. Nama dan kegunaan : Derry Vision suplemen
Neurroha
Condo Lyteers
i. Waktu : 1x1 hari pagi sebelum makan
1x1 malam
4x1 tetes
j. Status Imunisasi :-
k. Alergi :-
l. Penyakit yang di derita : katarak
m. Nutrisi : 3x sehari menghindari kacang0kacangan,
kangkung, dan bayam
9. Status kesehatan masa lalu :
Pasien pernah mengalami sakit gastrirtis saat muda dan pernah di operasi
katarak os di Klinik Katarak Kamandaka pada tahun 2017
10. Tinjauan sistem
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Integumen : baik, tidak ada lesi, ada keriput
c. Hemopoetik : tidak ada memar,tidak anemia, dan tidak pernah
transfusi
d. Kepala : bersih, beruban, tidak adal nyeri dan lesi
e. Mata : kataraka mata kiri
f. Telinga : fungsi pendengaran menurun
g. Hidung dan sinus : tidak ada sinus, bersih
h. Mulut dan tenggorokan : tidak da perubahan suara, tidak batuk
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
j. Payudara : tidak ada benjolan, tidak nyeri
k. Pernafasan : tidak ada sekret
l. Kardiovaskuler : tidak mengalami nyeri, N: 85x/menit
m. Gastrointestinal : tidak ada nyeri
n. Perkemihan : BAK 6x/hari
o. Genito reproduksi pria : menopause
p. Muskuloskeletal : penurunan kekuatan otot
q. System saraf pusat : tidak ada nyeri kepala, memeori masih baik
r. System endokrin : perubahan warna rambut
s. System imun : sering jatuh
t. Sisyem pengecapan: pengecapan masih baik
u. System penciuman: penciuman masih baik
v. Psikosisial : kesulitan beraktivitas
11. Pengkajian status fungsional, kognitif,afektif, social
a. Fungsional
B : mandiri dalam semua aktifitas sehari-hari kecuali berpergian
b. Status mental dan kognitif gerontik
NO PERTANYAAN BENAR SALAH
4 Alamat anda? v
Interpretasi hasil :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
c. Pengkajian status sosial
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat
1
kembali pada keluarga (teman-
teman) saya utnuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya membicarakan
sesuatu dengan saya dan 2
mengungkapkan masalah dengan
saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman) saya meneriman dan
2
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
2
berespons terhadap emosi-emosi
saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga
saya dan meneydiakan waktu 2
bersama-sama
Jumlah 9
Keterangan skore :
0 : jarang/ tidak pernah
1 : kadang-kadang
2 : selalu
Kategori nilai :
≤5 : kurang
6-7 : cukup
8-10 : baik
B. Analisa Data
C. Diagnosa keperawatan
1. Resiko jatuh b.d. gangguan visual (00155)
2. Defisiensi pengetahuan b.d. kurang informasi tentang proses penyakit
(00126)
D. Intervensi keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
DX Umum Khusus Kriteria Standar
I Setelah Pengetahuan : Respon -Klien Manajemen
dilakukan pencegahan verbal, mengatur Lingkungan :
tindakan jatuh (1828) afektif, dan pencahaan keselamatan
keperawatan -Klien mampu psikomotor rumah (6486)
selam 3x 24 mengatur -Klien menjaga - Identifikasi hal-
jam pencahayaan alur jalan yang hal yang
diharapkan rumah jelas membahayakan di
resiko jatuh -Klien mampu -Klien menjaga lingkungan
klien dapat menjaga alur permukaan - Modifikasi
berkurang jalan yang lantai bebas lingkungan
jelas hambatan - Edukasi individu
- Klien mampu untuk lingkungan
menjaga beresiko jatuh
permukaan - Kolaborasi
lantai tetap dengan keluarga
aman dari untuk
hambatan meningkatkan
keselamatan
lingkungan
2 Setelah Pengetahuan : Respon - Klien Pengajaran :
dilakukan proses verbal, mengerti proses penyakit
tindakan penyakit afektif, dan tentang (5602)
keperawatan (1803) psikomotor penyakitnya - Kaji tingkat
selam 3x 24 - Klien - Klien pengetahuan
jam mengerti menyebutkan klien tentang
diharapkan proses kembali penyakitnya
defiensi penyakit proses
pengetahuan - Klien perjalanan - Jelaskan
klien dapat mengerti penyakit pathofisiologi
berkurang tanda gejala - Klien dan penanganan
penyakit menyebutkan penyakit sesuai
- Klien kembali kebutuhan
mengerti pencegahan - Review
penyebab kekambuhan pengetahuan
penyakit penyakit klien
- Klien - Jelaskan tanda
mengerti gejala penyakit
pencegahan klien
penyakit - Jelaskan
- Klien dapat penyebab
menyebutkan penyakit
kembali
proses
perjalanan
penyakit
- Klien dapat
menyebutkan
kembali
pencegahan
kekambuhan
penyakit
E. Implementasi
Hari/
Dx Implementasi Evaluasi Paraf
tanggal
Senin, 10 1 - Mengidentifikasi hal-hal Terdapat beberapa
Februari yang membahayakan di perubahan tinggi lantai di
2020 lingkungan rumah klien dan permukaan
Pukul teras rumah yang masih dari
13.05 batu sehingga mudah
meningkatkan resiko jatuh
Pukul 2 - Megkaji tingkat Klien tidak mengerti tentang
13.15 pengetahuan klien tentang penyakitnya, penyebab, dan
penyakitnya cara pencegahan agar tidak
kambuh. Klien hanya
mengerti cara mengonsumsi
obat yang diberikan
Selasa, 11 1 - Memodifikasi lingkungan Klien membukan tirai untuk
Februari mengatur pencahayaan di
2020 rumah dan membersihkan
Pukul lantai yang terdapat
10.05 hambatan seperti barang dan
genangan air, klien sudah
- Melakukan edukasi paham tentang perbedaaan
Pukul individu untuk lingkungan tinggi lantai di rumah nya
10.10 beresiko jatuh
F. Evaluasi
Hari/tanggal Dx Evaluasi
Senin, 10 1 S : Pasien mengatakan rumahnya ada beda tinggi lantai dan
Februari 2020 terkadang tersandung apabila pencahyaan kurang
O : Klien tampak meraba dengan kaki dan berpegangan
tembok saat berjalan
A: Masalah belum teratasi
P : - Modifikasi lingkungan
- Edukasi individu tentang lingkungan resiko jatuh
2 S : Pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang
dideritanya dan hanya mengerti cara mengonsumsi obat
yang diberikan
O : Klien tampak bingung
A : Masalah belum teratasi
P : Menjelaskan pathofisiologi dan penanganan penyakit
sesuai kebutuhan
- Menjelaskan tanda gejala penyakit klien
- Menjelaskan penyebab penyakit
Selasa,11 1 S : Pasien mengatakan mengerti masukan dari perawat dan
Februari 2020 akan menerapkan seterusnya
O : Klien tampak paham
A : Masalah teratasi sebagian
P : Kolaborasi dengan keluarga
2 S : Pasien mengatakan paham tentang penjelasan perawat
O : Pasien tampak memahami dan dapat menyebutkan
kembali penjelasan dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Review pengetahuan klien
Rabu, 12 1 S : Keluarga mengatakan akan mengingat dan menerapkan
Februari 2020 masukan dari perawat
O : Keluarga sangat antusias dengan masukan dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P:-
2 S : Pasien mengatak ingat sebagian da nada beberapa yang
lupa
O : Pasien tampak lupa beberapa materi yang sudah
disampaikan dan mengingat setelah dituntun perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P:-
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
G. Kriteria Evaluasi
1. Jenis evaluasi : pernyataan lisan
2. Waktu : akhir kegiatan
Lampiran 1 : materi penyuluhan
1. jika masih muda maka dapat diatasi Jika penderita katarak masih bisa melihat
dengan memakan sayuran dan buah- dengan bantuan kacamata maka tidak perlu
buahan yang banyak mengandung dilakukan pembedahan. Namun, jika
vitamin A, vitamin C, dan vitamin E penderita tidak bisa melihat lagi bahkan
2. jika sudah tua, kebanyakan sudah dengan bantuan kacamata, pembedahan
mengalami tanda dan gejala dari perlu dilakukan.
penyakit ini, jadi diperiksakan ke Pembedahan terdiri dari dua langkah penting :
dokter ahli mata sebelum parah. 1. pengangkatan lensa
2. penggantian lensa dengan lensa buatan
operasi katarak biasanya berlangsung aman
dan jarang terjadi infeksi setelahnya. Biasanya
orang setelah mengalami operasi katarak
diberi tetes mata atau salep dan harus
menggunakan pelindung mata seperti
kacamata hitam untuk memastikan luka
pembedahan benar-benar sembuh.
P1337420217032
3A