Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK

Disusun Oleh
Khansa Ghina Paramartha Joddy
P1337420217032 3A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKWERTO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN KATARAK

A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Anas
2011).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh (Puspita, 2019).
Operasi katarak dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi dapat terjadi
dalam waktu beberapa hari setelah operasi hingga beberapa bulan setelah
operasi. Insiden komplikasi bervariasi, tergantung laporan dari tempat yang
berbeda. Umumnya, komplikasi ini membutuhkan tindakan bedah untuk
memperbaiki salah satu efek samping tersering dari operasi katarak adalah
robeknya kapsul posterior (Simanjuntak, 2012).
Jadi dapat disimpulkan bahwa katarak adalah kekeruhan pada lensa mata
kibat adanya penumpukan cairan.
B. Etiologi
Penyebab pertama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat mengalami
katarak yang biasanya merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan
didalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak congenital. Penyakit
infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan
katarak komplikata.
Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Kimia
Apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau akibat
paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat menyebabkan
katarak.
2. Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi lensa juga akan
menurun dan mengakibatkan katarak.
3. Infeksi virus masa pertumbuhan janin
Ibu pada saat mengandung terkena atau terserang penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi tahap
pertumbuhan janin. Misal ibu yang sedang mengandung menderita
rubella.
4. Penyakit
Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis (Andra
2013).
C. Jenis- jenis katarak
1. Katarak Kongenital diderita oleh bayi dan anak-anak yang disebabkan
oleh infeksi virus pada ibu hamil muda.
2. Katarak Senilis atau Katarak yang disebabkan oleh proses penuaan atau
defeneratif.
3. Katarak Traumatik adalah Katarak yang disebabkan oleh karena adanya
trauma atau kecelakaan pada mata.(Irianto, 2014)
D. Pathofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung 3 komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di
perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transportasi, perubahan pada searabut halus multiple (zunula) yang memanjang
dari badan selier ke sekitar daerah diluar lensa misalnya dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan cahaya
ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai influks air kedalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan
yang berbeda, dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti
DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Katarak dapat bersifat kongenital dan dapat diidentifikasi awal, karena
bila tidak dapat didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan
penglihatan permanen. Faktor yang paling sering yang berperan dalam
terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alkohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang
lama (Andra 2013).
E. Pathways
trauma degeneratif infeksi

perubahan serabut Kompresi sentral (serat) jumlahprotein

keruh densitas membentuk massa

keruh

- Defisiensi
katarak
pengetahuan

menghambat cahaya

penglihatan berkurang

- Resiko jatuh
F. Manifestasi Klinis
1. Rasa silau karena terjadi pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh.
2. Pengeliatan akan berkurang secara perlahan.
3. Pada pupil terdapat bercak putih.
4. Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan korteks lensa.
5. Pengelihatan kabur.
6. Rasa nyeri pada mata (Andra 2013).
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf / penglihatan ke retina / jalan optik.
2. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh cairan
cerebro vaskuler, massa tumor pada hipofisis otak, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg).
4. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma,
dilatasi dan pemeriksaan berlahap-lampu memastikan diagnosis
katarak.
5. Darah lengkap, laju sedimentasi LED : menunjukkan anemi sistemik /
infeksi.
6. EKG, kolesterol serum, lipid.
7. Tes toleransi glukosa : kontrol DM (Andra 2013).
H. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan laser.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik dicapai 20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan
katarak paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun. Dengan
menggunakan anestesi lokal. Ada dua macam teknik pembedahan untuk
pengangkatan katarak :
1. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler : Intra catarax exstraction (ICCE)
mengeluarkan lensa secara utuh.
2. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler : Extra capsular catarax extraction
(ECCE) : mengeluarkan lensa dengan merobek kapsul bagian anterior
dan meninggalkan kapsul bagian posterior (Andra, 2013).
I. Komplikasi
1. Glaukoma
Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler
didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan
visus mata menurun.
2. Kerusakan retina
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada
robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau
terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat.
3. Infeksi
Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan
yang tidak edekuat (Andra 2013).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan
masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur,
pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter.
Menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau dua
mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini. Riwayat
mata yang jelas sangat penting. Apakah pasien pernah mengalami
cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa yang terakhir diderita
pasien.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia
mengenakan kacamata atau lensa kontak, apakah pasien mengalami
kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh, apakah ada keluhan
dalam membaca atau menonton televisi, bagaimana dengan masalah
membedakan warna atau masalah dengan penglihatan lateral atau
perifer.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau
kakek-nenek.
3. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil.
Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci
dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat.
b. Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas
biasanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
c. Neurosensori
Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gamgguam penglihatan
kabur/tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan
bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat atau merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/kabur, tampak
lingkaran cahay/pelangi di sekita sinar, perubahan kacamata,
pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotophobia (glukoma akut).
Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih
susu pada pupil (katarak), pupil menyempit dan merah atau mata keras
dan kornea berawan (golukoma berat atau peningkatan air mata).
d. Nyeri / kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri
tia-tiba/berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit
kepala.
e. Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riway
at keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan system vaskuler.
Kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan
tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat
terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

4. Perubahan pola fungsional (Gordon)


a. Persepsi tehadap kesehatan
Manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah kebiasaan
merokok, mengkonsumsi alkohol,dan apakah pasien mempunyai
riwayat alergi terhadap obat, makanan atau yang lainnya.
b. Pola aktifitas dan latihan
Kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas atau perawatan diri,
apakah perlu bantuan, ketergantungan penuh atau tidak.
c. Pola istirahat tidur
Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti
insomnia atau masalah lain. Apakah saat tertidur sering terbangun.
d. Pola nutrisi metabolik
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet apa yang
telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan setelah sakit
mengalami perubahan atau tidak, adakah keluhan mual dan muntah,
adakah penurunan berat badan yang drastis dalam 3 bulan terakhir.
e. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau
kesulitan. Untuk BAK kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan untuk
BAB kaji bentuk, warna, bau dan frekuensi.
f. Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara,
mendengar, melihat, membaca serta kemampuan pasien berinteraksi.
Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
g. Pola konsep diri
Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti
harga diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran
akan dirinya.
h. Pola koping
Masalah utama pasien masuk rumah sakit, cara pasien menerima dan
menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit
hingga setelah sakit.
i. Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan
adakah masalah saat menstruasi.
j. Pola peran hubungan
Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas bekerja, sistem
pendukung dalam menghadapi masalah, dan bagaiman dukungan
keluarga selama pasien dirawat di rumah sakit.
5. Pengkajian status fungsional, kognitif, afektif, sosial
a. Status Fungsional
Indeks Katz
Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk
aktivitas kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi
mandiri atau bergantung dari klien dalam hal: makan, kontinen
(BAB/BAK), berpindah, ke kamar mandi, mandi dan berpakaian.
Indeks Katz adalah pemeriksaan disimpulkan dengan system
penilaian yang didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitas fungsionalnya. Salah satukeuntungan dari alat ini
adalah kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas dan
latihan setiap waktu, yang diakhiri evaluasi dan aktivitas rehabilitasi.
Pengukuran pada kondisi ini meliputi:
Termasuk kategori manakah klien :
A. = Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi
B. = Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas
C. = Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi lain
D. = Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi
diatas
E. = Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu
fungsi yang lain
F. = Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan
satu fungsi yang lain
G. = Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
Keterangan :

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan


efektif dari orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan
suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia
dianggap mampu.

b. Status mental dan kognitif gerontik


Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan
intelektual. Pengujian terdiri atas 10 pertanyaan yang berkenan
dengan orientasi, riwayat pribadi, memori dalam hubungannya
dengan kemampuan perawatan diri, memori jangka panjang dan
kemampuan matematis atau perhitungan (Pfeiffer, 2002).
NO PERTANYAAN BENAR SALAH

1 Tanggal berapa hari ini

2 Hari apa sekarang

3 Apa nama tempat ini

4 Alamat anda?

5 Berapa umur anda?

6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)

7 Siapa presiden indonesia sekarang?

8 Siapa presiden ndonesia sebelumnya?

9 Siapa nama ibu anda?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap


angka baru, semua secara menurun
Jumlah

Interpretasi hasil :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

c. Pengkajian status sosial


APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman-
teman) saya utnuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya membicarakan
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan
saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman) saya meneriman dan
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi-emosi
saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga
saya dan meneydiakan waktu
bersama-sama

Keterangan skore :
0 : jarang/ tidak pernah
1 : kadang-kadang
2 : selalu

Kategori nilai :
≤5 : kurang
6-7 : cukup
8-10 baik
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko jatuh b.d. gangguan visual (00155)
2. Defisiensi pengetahuan b.d. kurang informasi tentang proses penyakit
(00126)

C. Intervensi keperawatan
1. Dx 1 : Resiko jatuh b.d. gangguan visual (00155)
NOC : Pengetahuan : pencegahan jatuh (1828)
-Klien mampu mengatur pencahayaan rumah
-Klien mampu menjaga alur jalan yang jelas
- Klien mampu menjaga permukaan lantai tetap aman dari hambatan
NIC : Manajemen Lingkungan : keselamatan (6486)
- Identifikasi hal-hal yang membahayakan di lingkungan
- Modifikasi lingkungan
- Edukasi individu untuk lingkungan beresiko jatuh
- Kolaborasi dengan keluarga untuk meningkatkan keselamatan
lingkungan.
2. Dx 2 : Defisiensi pengetahuan b.d. kurang informasi tentang proses
penyakit (00126)
NOC : Pengetahuan : proses penyakit (1803)
- Klien mengerti proses penyakit
- Klien mengerti tanda gejala penyakit
- Klien mengerti penyebab penyakit
- Klien mengerti pencegahan penyakit
- Klien dapat menyebutkan kembali proses perjalanan penyakit
- Klien dapat menyebutkan kembali pencegahan kekambuhan
penyakit.
NIC : Pengajaran : proses penyakit (5602)
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
- Jelaskan pathofisiologi dan penanganan penyakit sesuai kebutuhan
- Review pengetahuan klien
- Jelaskan tanda gejala penyakit klien
- Jelaskan penyebab penyakit
DAFTAR PUSTAKA
.
Irianto Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung: Alfabeta
Simanjuntak & Gilbert.W.S. 2012. Lens Reimplantation After Cataract Surgical.
Tamsuri, Anas, 2011 , Klien Gangguan Mata Dan Penglihatan : Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Puspita, R., Ashan, H., Sjaaf, F., 2019. Profil Pasien Katarak Senilis Pada Usia 40
Tahun Keatas di RSI Siti Rahmah Tahun 2017. Health & Medical Journal.
Padang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN KATARAK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR

Disusun Oleh:
Khansa Ghina Paramartha
P1337420217032

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN KATARAK

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR

A. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN


1. Identitas / data biografis klien
a. Nama : Ny. S
b. Tempat tanggal lahir : Banyumas, 2 Juni 1958
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Golongan darah :A
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Sudah menikah
g. Alamat : Karangdadap, Rt 05/01
h. Jenis kelamin : Perempuan
i. Orang terdekat yang dapat dihubungi : Tn. A
j. Hubungan dengan usila : Anak
k. Alamat dan jenis kelamin orang dari keluarga tersebut : Karangdadap,
Rt 05/01
2. Riwayat keluarga
a. Pasangan : hidup
b. Kesehatan : baik
c. Umur : 64 tahun
d. Pekerjaan : buruh
e. Alamat : Karangdadap, Rt 05/01
f. Kematian :-
g. Sebab kematian :-
h. Tahun meninggal :-
i. Anak :5
j. Nama : Ny. S, Ny. R. Tn. D, Tn. A dan Tn. K
k. Alamat : Karangdadap, Banyumas
l. Kematian :-
m. Sebab kematian :-

3. Riwayat pekerjaan
a. Status pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
b. Pekerjaan sebelumnya : Buruh
c. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan kebutuhan : Suami
d. Alamat : Karangdadap, Rt 05/01
e. Pekerjaan : Buruh
f. Jarak tempat kerja dari rumah : 3 km
g. Alat transportasi : sepeda

4. Riwayat lingkungan hidup


a. Tipe tempat tinggal : permanen
b. Jumlah kamar : 5 kamar
c. Jumlah orang yang tinggal di rumah : 4 orang
d. Derajat privacy : baik
e. Tetangga terdekat : Ny. H
l. Alamat/telepon : Karangdadap, Rt 05/01
f. Kondisi rumah : Baik

5. Riwayat rekreasi
a. Hobi/minat : membuat makanan
b. Keanggotaan organisasi : arisan RT
c. Liburan perjalanan :-
d. Kegiatan di rumah : istirahat di rumah
6. Sumber / sistem pendukung yang digunakan
a. Dokter/ perawat/bidan/fisioterapi, dll : dokter
b. RS, Klinik, yankes lain : Puskesmas Kalibagor, klinik
katarak Kamandaka
c. Jarak dari rumah : 2-3 km
d. Makanan yang dihantar :-
e. Perawatan sehari-hari oleh keluarga : terpenuhi

7. Kebiasaan ritual
a. Agama : Islam
b. Istirahat tidur : Cukup
c. Kebiasaan ibadah : Sholat 5 waktu
d. Kepercayaan :-
e. Ritual makan : Berdoa sebelum makan
8. Status kesehatan saat ini
a. Status kesehatan selama 1 dan 5 tahun :
Pasien menderita sakit katarak optikus sinistra sejak 2016
b. Keluhan kesehatan :
Saat ini pasien mengeluh susah melihat dan rabun serta membayang
saat melihat objek.
c. Pengetahuan/ pemahaman penatalakasanaan masalah kesehatan :
Pasien belum mengerti betul tentang penyakitnya,penyebab dan apa
yang harus di lakukan saat penglihatannya menurun.
d. Derajat keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan
fungsi relatif : yang lain tidak ada keluhan
e. Diagnosa medik : katarak os
f. Alasan masuk panti :-
g. Obat- obatan :
h. Nama dan kegunaan : Derry Vision suplemen
Neurroha
Condo Lyteers
i. Waktu : 1x1 hari pagi sebelum makan
1x1 malam
4x1 tetes
j. Status Imunisasi :-
k. Alergi :-
l. Penyakit yang di derita : katarak
m. Nutrisi : 3x sehari menghindari kacang0kacangan,
kangkung, dan bayam
9. Status kesehatan masa lalu :
Pasien pernah mengalami sakit gastrirtis saat muda dan pernah di operasi
katarak os di Klinik Katarak Kamandaka pada tahun 2017
10. Tinjauan sistem
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Integumen : baik, tidak ada lesi, ada keriput
c. Hemopoetik : tidak ada memar,tidak anemia, dan tidak pernah
transfusi
d. Kepala : bersih, beruban, tidak adal nyeri dan lesi
e. Mata : kataraka mata kiri
f. Telinga : fungsi pendengaran menurun
g. Hidung dan sinus : tidak ada sinus, bersih
h. Mulut dan tenggorokan : tidak da perubahan suara, tidak batuk
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
j. Payudara : tidak ada benjolan, tidak nyeri
k. Pernafasan : tidak ada sekret
l. Kardiovaskuler : tidak mengalami nyeri, N: 85x/menit
m. Gastrointestinal : tidak ada nyeri
n. Perkemihan : BAK 6x/hari
o. Genito reproduksi pria : menopause
p. Muskuloskeletal : penurunan kekuatan otot
q. System saraf pusat : tidak ada nyeri kepala, memeori masih baik
r. System endokrin : perubahan warna rambut
s. System imun : sering jatuh
t. Sisyem pengecapan: pengecapan masih baik
u. System penciuman: penciuman masih baik
v. Psikosisial : kesulitan beraktivitas
11. Pengkajian status fungsional, kognitif,afektif, social
a. Fungsional
B : mandiri dalam semua aktifitas sehari-hari kecuali berpergian
b. Status mental dan kognitif gerontik
NO PERTANYAAN BENAR SALAH

1 Tanggal berapa hari ini v

2 Hari apa sekarang v

3 Apa nama tempat ini v

4 Alamat anda? v

5 Berapa umur anda? v

6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir) v

7 Siapa presiden indonesia sekarang? v

8 Siapa presiden ndonesia sebelumnya? v

9 Siapa nama ibu anda? v

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap


v
angka baru, semua secara menurun
Jumlah 8 2

Interpretasi hasil :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
c. Pengkajian status sosial
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat
1
kembali pada keluarga (teman-
teman) saya utnuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya membicarakan
sesuatu dengan saya dan 2
mengungkapkan masalah dengan
saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman) saya meneriman dan
2
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
2
berespons terhadap emosi-emosi
saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga
saya dan meneydiakan waktu 2
bersama-sama
Jumlah 9

Keterangan skore :
0 : jarang/ tidak pernah
1 : kadang-kadang
2 : selalu

Kategori nilai :
≤5 : kurang
6-7 : cukup
8-10 : baik
B. Analisa Data

No Symphtoms Etiologi Problem


1. Ds : klien mengatakan sering mau
jatuh saat ada halangan berjalan Gangguan Resiko Jatuh
karena tidak dapat melihat visual
dengan jelas, saat melihar ada
bayangan samar

Do : berjalan pegangan tembok,


meraba dengan kaki saat dirasa
ada halangan dan terdapat
kekeruhan pada lensa mata.
2. Ds : Pasien mengatakan tidak tau
apa penyakit katarak, penyebab Kurang Defisiensi
katarak dan cara agar tidak informasi pengetahuan
kambuh lagi, hanya mengerti cara tentang proses
mengonsumsi obat yang penyakit
diberikan

Do : pasien tidak mengerti saat


ditanya tetang penyakitnya, klien
tampak bingung

C. Diagnosa keperawatan
1. Resiko jatuh b.d. gangguan visual (00155)
2. Defisiensi pengetahuan b.d. kurang informasi tentang proses penyakit
(00126)
D. Intervensi keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
DX Umum Khusus Kriteria Standar
I Setelah Pengetahuan : Respon -Klien Manajemen
dilakukan pencegahan verbal, mengatur Lingkungan :
tindakan jatuh (1828) afektif, dan pencahaan keselamatan
keperawatan -Klien mampu psikomotor rumah (6486)
selam 3x 24 mengatur -Klien menjaga - Identifikasi hal-
jam pencahayaan alur jalan yang hal yang
diharapkan rumah jelas membahayakan di
resiko jatuh -Klien mampu -Klien menjaga lingkungan
klien dapat menjaga alur permukaan - Modifikasi
berkurang jalan yang lantai bebas lingkungan
jelas hambatan - Edukasi individu
- Klien mampu untuk lingkungan
menjaga beresiko jatuh
permukaan - Kolaborasi
lantai tetap dengan keluarga
aman dari untuk
hambatan meningkatkan
keselamatan
lingkungan
2 Setelah Pengetahuan : Respon - Klien Pengajaran :
dilakukan proses verbal, mengerti proses penyakit
tindakan penyakit afektif, dan tentang (5602)
keperawatan (1803) psikomotor penyakitnya - Kaji tingkat
selam 3x 24 - Klien - Klien pengetahuan
jam mengerti menyebutkan klien tentang
diharapkan proses kembali penyakitnya
defiensi penyakit proses
pengetahuan - Klien perjalanan - Jelaskan
klien dapat mengerti penyakit pathofisiologi
berkurang tanda gejala - Klien dan penanganan
penyakit menyebutkan penyakit sesuai
- Klien kembali kebutuhan
mengerti pencegahan - Review
penyebab kekambuhan pengetahuan
penyakit penyakit klien
- Klien - Jelaskan tanda
mengerti gejala penyakit
pencegahan klien
penyakit - Jelaskan
- Klien dapat penyebab
menyebutkan penyakit
kembali
proses
perjalanan
penyakit
- Klien dapat
menyebutkan
kembali
pencegahan
kekambuhan
penyakit
E. Implementasi
Hari/
Dx Implementasi Evaluasi Paraf
tanggal
Senin, 10 1 - Mengidentifikasi hal-hal Terdapat beberapa
Februari yang membahayakan di perubahan tinggi lantai di
2020 lingkungan rumah klien dan permukaan
Pukul teras rumah yang masih dari
13.05 batu sehingga mudah
meningkatkan resiko jatuh
Pukul 2 - Megkaji tingkat Klien tidak mengerti tentang
13.15 pengetahuan klien tentang penyakitnya, penyebab, dan
penyakitnya cara pencegahan agar tidak
kambuh. Klien hanya
mengerti cara mengonsumsi
obat yang diberikan
Selasa, 11 1 - Memodifikasi lingkungan Klien membukan tirai untuk
Februari mengatur pencahayaan di
2020 rumah dan membersihkan
Pukul lantai yang terdapat
10.05 hambatan seperti barang dan
genangan air, klien sudah
- Melakukan edukasi paham tentang perbedaaan
Pukul individu untuk lingkungan tinggi lantai di rumah nya
10.10 beresiko jatuh

Pukul 2 - Menjelaskan Klien memperhatikan saat


10.15 pathofisiologi dan diberikan edukasi dan
penanganan penyakit beberapa kali menanggapi
sesuai kebutuhan dengan pertanyaan seputar
penyakit
- Menjelaskan tanda gejala
penyakit klien
- Menjelaskan penyebab
penyakit
Rabu, 12 1 - Melakukan kolaborasi Keluarga pasien kooperatif
Februari dengan keluarga untuk dan menerima masukan dari
2020 meningkatkan keselamatan perawat
Pukul lingkungan
10.15

Pukul 2 - Mereview pengetahuan Klien lupa beberapa hal yang


10.20 klien dijelaskan perawat di hari
sebelumnya dan mengingat
kembali saat di tuntun oleh
perawat

F. Evaluasi
Hari/tanggal Dx Evaluasi
Senin, 10 1 S : Pasien mengatakan rumahnya ada beda tinggi lantai dan
Februari 2020 terkadang tersandung apabila pencahyaan kurang
O : Klien tampak meraba dengan kaki dan berpegangan
tembok saat berjalan
A: Masalah belum teratasi
P : - Modifikasi lingkungan
- Edukasi individu tentang lingkungan resiko jatuh
2 S : Pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang
dideritanya dan hanya mengerti cara mengonsumsi obat
yang diberikan
O : Klien tampak bingung
A : Masalah belum teratasi
P : Menjelaskan pathofisiologi dan penanganan penyakit
sesuai kebutuhan
- Menjelaskan tanda gejala penyakit klien
- Menjelaskan penyebab penyakit
Selasa,11 1 S : Pasien mengatakan mengerti masukan dari perawat dan
Februari 2020 akan menerapkan seterusnya
O : Klien tampak paham
A : Masalah teratasi sebagian
P : Kolaborasi dengan keluarga
2 S : Pasien mengatakan paham tentang penjelasan perawat
O : Pasien tampak memahami dan dapat menyebutkan
kembali penjelasan dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Review pengetahuan klien
Rabu, 12 1 S : Keluarga mengatakan akan mengingat dan menerapkan
Februari 2020 masukan dari perawat
O : Keluarga sangat antusias dengan masukan dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P:-
2 S : Pasien mengatak ingat sebagian da nada beberapa yang
lupa
O : Pasien tampak lupa beberapa materi yang sudah
disampaikan dan mengingat setelah dituntun perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P:-
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Pokok Bahasan : Katarak


Sub Pokok Bahasan : Penyakit Katarak. dan Penanganan
Sasaran : Lansia Ny. S
Waktu : 20 menit
Tempat/Tanggal : Karangdadap, Rt05/Rw01,Banyumas
A. Latar belakang
Katarak-katarak adalah pengkabutan dari bagian lensa-lensa mata.
Akibatnya adalah lebih banyak seperti mencoreng minyak gemuk diatas lensa-lensa
kamera dan menganggu/memperburuk penglihatan normal.
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan kabut pada lensa
mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya
dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu
terbentuk, banyak faktor yang menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram,
keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak bisa meneruskan cahaya ke
retina untuk diproses dan dikirim melalui saraf optik ke otak
Katarak-katarak akan mempengaruhi kebanyakan orang-orang jika mereka
hidupnya cukup lama (panjang umur). Kelainan-kelainan ini mempengaruhi 60
persen dari orang-orang yang lebih tua dari 60 tahun dan terjadi ketika lensa-lensa
mata berukuran aspirin yang normalnya jernih mulai menjadi berkabut
mengganggu atau memperburuk penglihatan.
Hingga akhir-akhir ini, siapa saja yang mengembangkan katarak-katarak
dan memerlukan operasi menghadapi suatu prosedur yang melibatkan sakit/nyeri
dan seringkali hasil-hasil yang kurang dari memuaskan. Hingga akhir tahun tujuh
puluhan, dokter-dokter mengangkat lensa-lensa yang berkabut dalam suatu
prosedur operasi yang memerlukan suatu opname (tinggal dirumah sakit) lima
sampai tujuh hari. Setelah itu, pasien harus memakai kaca-kaca setebal "botol
cocacola" atau contact lenses dimana tidak dari keduanya dapat mengembalikan
secara penuh penglihatan ke tingkat sebelumnya.
B. Tujuan
1.Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang katarak, diharapkan sasaran
mampu memahami dan melaksanakan penanganan dari katarak
2.Tujuan khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit sasaran
diharapkan mampu :
a. Sasaran mengetahui pengertian katarak.
b. Sasaran mengetahui penyebab katarak.
c. Sasaran mengetahui jenis katarak
d. Sasaran mengetahui gejala katarak
e. Sasaran mengetahui tentang pencegahan katarak
f. Sasaran mengetahui penanganan katarak
C. Manfaat
1.Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit katarak.
2.Sasaran mampu melaksanakan tindakan penanggulangan pada pasien
dengan katarak.
D. Materi
Terlampir
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan
memberi salam menjawab salam 5 menit
memperkenalkan diri mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan Inti 5 menit
Menjelaskan
pengertian dan
penyebab katarak
Menjelaskan gejala, 5 menit
penanganan dan
pencegahan terjadinya
katarak
3. Penutup
memberikan bertanya dan aktif 5 menit
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
melakukan evaluasi Menjawab
pertanyaan
memberi salam menjawab salam

G. Kriteria Evaluasi
1. Jenis evaluasi : pernyataan lisan
2. Waktu : akhir kegiatan
Lampiran 1 : materi penyuluhan

PENDIDIKAN KESEHATAN KATARAK


A. Pengertian
Katarak adalah suatu keadaan dimana terjadinya kekeruhan lensa mata yang
diakibatkan adanya penumpukan cairan.
B. Penyebab
1. Kimia
Apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau akibat
paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat menyebabkan katarak.
2. Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi lensa juga akan
menurun dan mengakibatkan katarak.
3. Infeksi virus masa pertumbuhan janin
Ibu pada saat mengandung terkena atau terserang penyakit yang disebabkan
oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi tahap pertumbuhan janin.
Misal ibu yang sedang mengandung menderita rubella.
4. Penyakit
Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis (Andra 2013).
C. Jenis-jenis katarak
1. Katarak Kongenital diderita oleh bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh
infeksi virus pada ibu hamil muda.
2. Katarak Senilis atau Katarak yang disebabkan oleh proses penuaan atau
defeneratif.
3. Katarak Traumatik adalah Katarak yang disebabkan oleh karena adanya
trauma atau kecelakaan pada mata.(Irianto, 2014)
D. Gejala
1. Rasa silau karena terjadi pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh.
2. Pengeliatan akan berkurang secara perlahan.
3. Pada pupil terdapat bercak putih.
4. Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan korteks lensa.
5. Pengelihatan kabur.
6. Rasa nyeri pada mata (Andra 2013).
E. Pencegahan
1. Jika masih muda maka dapat diatasi dengan memakan sayuran dan buah-
buahan yang banyak mengandung vitamin A, vitamin C, dan vitamin E
2. Jika sudah tua, kebanyakan sudah mengalami tanda dan gejala dari penyakit
ini, jadi diperiksakan ke dokter ahli mata sebelum parah.
F. Penanganan
Jika penderita katarak masih bisa melihat dengan bantuan kacamata maka
tidak perlu dilakukan pembedahan. Namun, jika penderita tidak bisa melihat
lagi bahkan dengan bantuan kacamata, pembedahan perlu dilakukan.
Pembedahan terdiri dari dua langkah penting :
1. Pengangkatan lensa
2. Penggantian lensa dengan lensa buatan
Operasi katarak biasanya berlangsung aman dan jarang
terjadi infeksi setelahnya. Biasanya orang setelah mengalami
operasi katarak diberi tetes mata atau salep dan harus menggunakan
pelindung mata seperti kacamata hitam untuk memastikan luka
pembedahan benar-benar sembuh.
TANDA-TANDA KATARAK
APAKAH YANG DIMAKSUD
DENGAN KATARAK ? 1. Rasa silau karena terjadi pembiasan
tidak teratur oleh lensa yang keruh.
Katarak adalah suatu keadaan dimana
terjadinya kekeruhan lensa mata yang 2. Pengeliatan akan berkurang secara
diakibatkan adanya penumpukan cairan. perlahan.
3. Pada pupil terdapat bercak putih.
4. Bertambah tebal nukleus dengan
perkembangnya lapisan korteks lensa.
JENIS-JENIS KATARAK 5. Pengelihatan kabur.
1. Katarak Kongenital diderita oleh
6. Rasa nyeri pada mata
bayi dan anak-anak yang
disebabkan oleh infeksi virus
pada ibu hamil muda.
2. Katarak Senilis atau Katarak
yang disebabkan oleh proses
penuaan atau defeneratif.
APA PENYEBAB TERJADINYA
3. Katarak Traumatik adalah
KATARAK ?
1. Kimia Katarak yang disebabkan oleh
2. Usia karena adanya trauma atau
3. Infeksi
4. Penyakit kecelakaan pada mata.
BAGAIMANAKAH CARA BAGAIMANAKAH PENANGANAN
PENCEGAHANNYA ? KATARAK

1. jika masih muda maka dapat diatasi Jika penderita katarak masih bisa melihat
dengan memakan sayuran dan buah- dengan bantuan kacamata maka tidak perlu
buahan yang banyak mengandung dilakukan pembedahan. Namun, jika
vitamin A, vitamin C, dan vitamin E penderita tidak bisa melihat lagi bahkan
2. jika sudah tua, kebanyakan sudah dengan bantuan kacamata, pembedahan
mengalami tanda dan gejala dari perlu dilakukan.
penyakit ini, jadi diperiksakan ke Pembedahan terdiri dari dua langkah penting :
dokter ahli mata sebelum parah. 1. pengangkatan lensa
2. penggantian lensa dengan lensa buatan
operasi katarak biasanya berlangsung aman
dan jarang terjadi infeksi setelahnya. Biasanya
orang setelah mengalami operasi katarak
diberi tetes mata atau salep dan harus
menggunakan pelindung mata seperti
kacamata hitam untuk memastikan luka
pembedahan benar-benar sembuh.

Khansa Ghina Paramartha

P1337420217032

3A

Anda mungkin juga menyukai