Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM


PENGLIHATAN “KATARAK” DI RUANG MENGKUDU RSUD NENE
MALLOMO KAB. SIDRAP

Disusun Oleh:

KIRANA 202101004
NURHIDAYAH 202101009
ANDI FATIMAH AZZAHRA 202101045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (FKK)
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
2023
1. Konsep Dasar Penyakit
a. Definisi Katarak
Katarak adalah suatu keaadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih
dan bening menjadi keruh. Katarak berasal dari kata Yunani cataracta yang
berarti air terjun. Pasien katarak melihat seakan tertutup air terjun dimatanya.
Seorang yang pengidap katarak akan melihat benda seperti ditutupi kabut.
Katarak merupakan suatu penyakit yang dialami oleh lanjut usia akibat
dari proses penuaaan dan dapat terjadi pada saat kelahiran (kongenital)
maupun trauma (kecelakaan). Katarak menyebabkan penderita tidak bisa
melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit untuk
mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina (Ii,
2015).
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa kristalina. Faktor yang
berpengaruh seperti usia yang lebih tua, pola hidup, genetik, trauma pada
mata. Katarak senilis pada lansia beresiko menyebabkan gangguan
penglihatan dan yang paling parah adalah kebutaan. Penurunan penglihatan
pada lansia akan berdampak pada kemandirian yang dilakukan(Rahmawati
dkk., 2020).

b. Etiologi Katarak
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Ada faktor lain yang
menyebabkan katarak yaitu dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya
kekeruhan lensa seperti diabetes miletus, obat tertentu, sinal ultra violet B dari
cahaya matahari, efek racun dari merokok, dan alcohol, gizi kurang vitamin E,
dan radang menahun di dalam bola mata.

c. Manifestasi Klinik
Menurut Kemenkes RI, 2020 Manifestasi klinis pasien katarak antara lain :
a. Rasa silau karena terjadi pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh
b. Mata jadi sangat sensitive terhadap cahaya
c. Penglihatan akan berkurang secara perlahan
d. Pada pupil terdapat bercak putih
e. Penglihatan/pandangan mata kabur, suram atau seperti ada bayangan awan
atau asap
f. Ada lingkaran putih saat memandang sinar
g. Penglihatan ganda
h. Rasa nyeri pada mata

d. Patofisiologi Katarak
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul
anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat
densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul
posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak seperti
kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari
badan silier ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya dapat menyebabkan
penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi
sinar.
Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
katarak. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik, seperti
diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan
yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika seseorang
memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus
diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering
berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-
obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang
kurang dalam jangka waktu lama vitamin antioksidan yang kurang dalam
jangka waktu lama (Siswoyo, 2013 dalam (Studi dkk., 2015)
Pahway
e. Klasifikasi Katarak
Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1
tahun.
b. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
c. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun (Patel, 2019).
Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi :
a. Katarak insipient Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa
masih berbentuk bercak – bercak kekeruhan yang tidak teratur.
b. Katarak imatur Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak
cembung, menyebabkan terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan
serta bilik mata depan menjadi dangkal.
c. Katarak matur Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium
ini, terjadi kekeruhan lensa.
d. Katarak hipermatur Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa
dan korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di
dalam korteks lensa (Patel, 2019).

f. Komplikasi Katarak
Komplikasi operasi katarak dapat berupa komplikasi preoperatif,
intraoperatif, postoperative awal, postoperative lanjut, dan komplikasi
berkaitan dengan lensa intra ocular (intra ocular lens, IOL). Yang terjadi pada
komplikai intraopratif, antara lain pendangkalan kamera okuli anterior,
dislokasi lensa kristalin ke posterior, dan pendarahan.

g. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa
akuaeus, penglihatan ke retina, penyakit system saraf.
b. Lapang penglihatan: penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
c. Pengukuran tonografi (mengkaji TIO,N 12-25 mmHg)
d. Test provokatif
e. Pemeriksaan oftamologis: mengkaji struktur internal okuler, pupil oedema,
perdarahan retina, dilatasi & pemeriksaan belahan lampu memastikan Dx
Katarak
f. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) g. Test toleransi glaukosa/ FBS

h. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan katarak dilakukan berdasarkan tingkat terganggunya
kualitas hidup pasien dan keparahannya. Sampai saat ini katarak hanya dapat
diatasi melalui prosedur pembedahan atau oprasi. Tidak ada nonbedah
(kacamata, tetes mata, obat) yang dapat menyembuhkan katarak atau
mencegah katarak yang terkait usia. Namun pada Gejala-gejala yang timbul
pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang
dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM
PENGLIHATAN “KATARAK” DI RUANG MENGKUDU RSUD NENE
MALLOMO KAB. SIDRAP

Disusun Oleh:

KIRANA 202101004
NURHIDAYAH 202101009
ANDI FATIMAH AZZAHRA 202101045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (FKK)
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
2023
No. RM :055060
Tanggal : 1 Mei 2022
Tempat : RSUD Nene Mallomo

1. Identitas Klien
Nama : An.S
Umur : 3 thn
Tempat/Tanggal lahir : 12 Maret 2020
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : belum sekolah
Suku : Bugis
Alamat : Pangkejene
Tanggal masuk RS : 1 Mei 2022
Ruangan : Mengkudu
2. Penanggung jawab / pengantar
Nama : hasna
Umur : 58
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Hubungan dengan klien : ibu kandung
Alamat : Pangkajene

I. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan Utama : Gangguan penglihatan
2. Alasan Masuk RS : Pada saat dilakukan pengkajian pada
tanggal 12 Februari 2020 pukul 12.02 di
ruang pre operasi, pasien mengatakan
penglihatannya buram sejak ±7 bulan yang
lalu pada kedua mata (kanan dan kiri) akibat
adanya katarak. Pasien mengatakan
penglihatan tidak jelas seperti ada kabut,
saat melihat cahaya terasa silau, sulit
melihat pada jarak jauh terutama pada
malam hari dan masih dapat melihat jelas
pada jarak satu meter. Hasil pemeriksaan
visus dasar OD: CFFC dan OS: CFFC.
Tonometri: Tekanan intraokuler OD: 20 dan
OS: 21. Pasien mengatakan merasa cemas
karena pertama kali operasi, pasien sering
bertanya kapan operasinya dimulai, apa
yang dilakukan di ruang operasi dan
bagaimana cara perawatan setelah operasi.
Pasien tampak bingung, gelisah dan tegang.
3. Riwayat penyakit
Provocative : Tidak ada
Quality : Tidak ada
Region : Tidak ada
Severity : Tidak ada
Timing :Tidak ada
4. Data medik
Dikirim oleh : UGD
Diagnosa masuk : Katarak
Diagnosa saat pengkajian : Katarak

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Penyakit yang pernah dialami
- Saat kecil / kanak – kanak
Tidak ada
- Riwayat perawatan
Pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak 5 tahun yang lalu, sudah
menjalani pengobatan dengan injeksi insulin 10 Unit sejak tanggal 09
Februari 2020.
- Riwayat operasi
Tidak ada
- Riwayat imunisasi
Klien lupa dengan riwayat imunisasi

III.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

RIWAYAT PSIKO – SOSIO – SPIRITUAL

IV. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEHIDUPAN SEHARI – HARI


1. Makanan
Sebelum MRS : klien makan 3x sehari,nafsu makan baik dan komposisi
makanan nasi, sayur, lauk.
Setelah MRS : klien makan 3x sehari,nafsu makan baik dan komposisi
makanan nasi/bubur, sayur, lauk.

2. Minuman
Sebelum MRS : klien minum kurang lebih 6-8 gelas perhari
Setelah MRS : klien minum 5-7 gelas perhari
3. Tidur
Sebelum MRS : klien tidur pada pukul 22.00-04.20 dan tidur siang 1 jam per
harinya
Setelah MRS : klien tidur lebih cepat yakni 21.30 dan bangun 04.00 tidur
siang juga 1 jam perhari
4. Eliminasi BAB
Sebelum MRS : klien mengaku BAB saat baru bangun
Setelah MRS : klien mengaku BAB sam dengan sebelum mrs yakni baru
bangun
5. Eliminasi BAK
Sebelum MRS : klien BAK 4-6 x sehari,berwarna bening-kuning,bau khas
Setelah MRS : klien mengaku BAK 4-6x sehari,berwarna kuning, bau khas
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS : klien seorang istri dan ibu yang mengurus rumah dan
memasak
Setelah MRS : klien hanya berbaring dan beristirahat
7. Personal Hygiene
Sebelum MRS :klien mandi 2x sehari, mencuci rambut 1x seminggu,dan
memotong kuku 1x seminggu,klien berpenampilan rapi
Setelah MRS : klien mandi 2x sehari,mencuci rambut 1x seminggu, dan
memotong kuku 1x seminggu,klien selalu berpenampulan rapi.

V. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 1 Mei 2022
1. Keadaan umum
- Kehilangan BB: klien tidak kehilangan BB
- Tingkat kesadaran : compos mentis
- GCS: E4V5M6
- Vitas sign
TD: 130/80 mmHg
N: 80x/m
P: 20x/m
S: 36,8 0C
2. Head to toe
1. Kulit/integument
Inspeksi: berwarna coklat sawo matang, tidak ada hiperpigmentasi
2. Kepala & rambut
Inspeksi : Bentuk kepala : Normochepal, distribusi rambut merata,
warna rambut hitam keabu-abuan, tidak ada ketombe, tidak ada
lesi, tidak ada pembengkakan.
Palpasi : Tidak ada nyeri pada hidung dan mulut , tidak ada nyeri
tekan pada telinga, tidak ada distensi vena jugularis dan tidak ada
pembesaran tiroid, suhu sama dengan kulit lainnya.
3. Kuku
Inspeksi: kuku bersih terawatt
Palpasi; tidak ada nyeri tekan
4. Mata/penglihatan
Inspeksi:
Bulu mata : Lentik ke atas. Konjungtiva: Ananemis Kedudukan
bola mata: Simetris kanan kiri. Bola mata: normal tidak keluar
(eksotalmus)/kedalam (endoftalmus). Lakrimasi mata: Tidak
normal (Mata berair). Reflek pupil: Normal. Pupil mengalami
dilatasi, ukuran pupil mata kanan 6 mm, mata kiri: 8 mm. Pupil
kanan dan kiri anisokor dengan kelainan reflek cahaya dibuktikan
dengan ukuran pupil mata kiri lebih lebar 2 mm. Lapang pandang:
normal (Lp pasien = Lp perawat). Kornea dan Lensa mata:
berwarna keruh, keputihan. Pemeriksaan tajam penglihatan dengan
hitung jari: Visus dasar OD/OS: CFFC. Tonometri : OD: 20 OS 21
(09/02/2020) Palpasi: Tidak ada nyeri pada mata, mata terasa gatal.
Sensibilitas kornea: ada reflek berkedip.
5. Hidung/penghiduan
Inspeksi: Hidung: tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada sianosis.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
6. Telinga/pendengaran
Inspeksi: bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, tidak ada
lesi,
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
7. Mulut dan gigi
Inspeksi: bentuk bibir simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada
pembengkakan gusi, gigi tampak bersih, mulut bersih, tidak ada gigi
berlubang
8. Leher
Inspeksi: simetris kiri dan kanan, tidak ada pembasaran tiroid, tidak
ada peradangan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
9. Dada

Inspeksi : Dada : Bentuk Normochest, simetris, pergerakan


dinding dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada jejas, tidak ada
pembengkakan, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada ictus
cordis.
Palpasi: Paru : Taktil fremitus ; getaran pada kedua lapang paru
sama.
Jantung : Ictus cordis tidak teraba.
Perkusi: Paru : Sonor pada kedua lapang paru,
Jantung:
- Batas jantung kanan atas : ICS II Linea Para Sternalis
Dextra
- Batas jantung kiri atas : ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
- Batas jantung kiri bawah : ICS IV Mid Sinistra
- Batas jantung kanan atas : ICS IV Parasternalis Dextra
Auskultasi : Paru : Vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung : Bj I – Bj II terdengar regular , tidak ada Bj III d)
Auskultasi: tidak terdengar suara tambahan
10. Abdomen
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada distensi
abdomen
Auskultasi: Bising usus 20x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi abdomen
Perkusi : Perkusi timpani
11. Perineum & genitalia
Tidak dikaji
12. Extremitas atas & bawah
Inspeksi: simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan
Palpasi: idak ada nyeri tekan

3. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan 1 Mei 2022

Hasil pemeriksaan Tonometri: (01/05/2022)

TIO OD : 20 (rentang normal : 10-21)

TIO OS : 21 (rentang normal : 10-21)

4. Penaatlaksanaan terapi
-Cendomydratil 1,2 ml
-Panthochain 0,6 ml
VI. PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN
DATA FOKUS
Nama/ umur:Ny.S / 56 thn
Ruang /kamar: Mengkudu
NO DATA SUBJEKTIF DATA OBJEK TIF

1 Pasien mengatakan penglihatannya - Terdapat kelainan pada mata


buram sejak ±7 bulan yang lalu pada pasien. Lakrimasi mata kiri: tidak
normal, mata lebih berair. Pupil
kedua mata (kanan dan kiri) akibat mengalami dilatasi, ukuran pupil mata
adanya katarak. Pasien mengatakan kanan 6 mm, mata kiri: 8 mm. Pupil
kanan dan kiri anisokor dengan kelainan
penglihatan tidak jelas seperti ada kabut, reflek cahaya dibuktikan dengan ukuran
saat melihat cahaya terasa silau, sulit pupil mata kiri lebih lebar 2 mm.
Kornea dan Lensa mata: berwarna
melihat pada jarak jauh terutama pada keruh, keputihan. Visus dasar OD:
malam hari dan masih dapat melihat CFFC dan
OS: CFFC. (12/02/2020)
jelas pada jarak satu meter - Tonometri: Tekanan intraokuler
OD: 20 dan OS: 21(09/02/2020)
2 -Pasien mengatakan merasa cemas
karena pertama kali operasi - Pasien tampak tegang
- Pasien tampak gelisah
-Pasien bertanya kapan operasinya - TD :130/80 mmHg
dimulai - Nadi: 86 x/menit

-RR : 20x/menit

Pasien bertanya apa yang dilakukan di


ruang operasi dan bagaimana cara - Pasien tampak bingung
3 perawatan setelah operasi

ANALISA DATA
Nama/ umur: Ny.S/56 Thn
Ruang /kamar: Mengkudu
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS:
-Pasien mengatakan penglihatannya Gangguan persepsi Gangguan
buram sejak ±7 bulan yang lalu pada sensori/status organ penerimaan sensori
kedua mata (kanan dan kiri) akibat indra perseptual
adanya katarak. Pasien mengatakan ↓ penglihatan
penglihatan tidak jelas seperti ada Menurunnya
kabut, saat melihat cahaya terasa ketajaman
silau, sulit melihat pada jarak jauh penglihatan
terutama pada malam hari dan masih ↓
dapat melihat jelas pada jarak satu Gangguan persepsi
meter
sensori perseptual
DO : penglihatan
- Terdapat kelainan pada mata
pasien. Lakrimasi mata kiri: tidak
normal, mata lebih berair. Pupil
mengalami dilatasi, ukuran pupil
mata kanan 6 mm, mata kiri: 8 mm.
Pupil kanan dan kiri anisokor dengan
kelainan reflek cahaya dibuktikan
dengan ukuran pupil mata kiri lebih
lebar 2 mm. Kornea dan Lensa mata:
berwarna keruh, keputihan. Visus
dasar OD: CFFC dan
OS: CFFC. (12/02/2020)
- Tonometri: Tekanan
intraokuler OD: 20 dan OS:
2 21(09/02/2020) Proses pembedahan
dan kemungkinan
hilang penglihatan Ansietas
DS: ↓
Ansietas
- Pasien mengatakan merasa
cemas karena pertama kali
operasi
- Pasien bertanya kapan
operasinya dimulai
- DO :
- Pasien tampak tegang
- Pasien tampak gelisah
- TD :130/80 mmHg
- Nadi: 86 x/menit

RR : 20x/menit

Tidak mengenal
3 DS: sumber informasi
- Pasien bertanya apa yang ↓
dilakukan di ruang operasi dan Defisiensi/kurang Defisiensu/kurang
bagaimana cara perawatan setelah pengetahuan pengetahun
operasi. DO:
- Pasien tampak bingung
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/ umur: Ny.S/56 Thn
Ruang /kamar: Mengkudu
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA JELAS
1 Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan Kelompok 2
dengan perubahan organ penglihatan (kekeruhan pada
lensa mata)

2 Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional Kelompok 2


(operasi fakoemulsifikasi dan pemasangan lensa IOL)

3 Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi Kelompok 2


tentang prosedur pembedahan dan perawatan pasca
operasi fakoemulsifikasi dan pemasangan lensa IOL
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama/ umur:
Ruang /kamar: Mengkudu
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO
KEPERAWATAN TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL

1 Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan Observasi 1.mengetahui koping klien untuk
penglihatan b.d perubahan asuhan keperawatan
organ penglihatan (kekeruhan 1x8 jam diharapkan 1.monitor dan sesuaikan tingkat intervensi selanjutnya
pada lensa, mata) masalah gangguan aktivitas dan stimulasi lingkukngan.
penglihatan dapat 2.meningkatkan keamanan dan
berkurang dengan Terapeutik
menghindari risiko cedera
kriteria hasil :
1.pertahankan lingkuan yang aman terutama pada bagian kepala
1. Pasien mengenal
lingkungan Kolaborasi khususnya mata
2. Pagar pengaman
terpasang 1.lakukan kolaborasi terapi dan obat 3.mengobservasi efektivitas
3. Kepala tempat tidur dengan dokter
ditinggikan 45ºC pengobatan

Kecemasan b.d krisis Setelah dilakukan asuhan


keperawatan 1x8 jam
diharapkan masalah
2 situasional pembedahan ansietas dapat teratasi 1.monitor tanda tanda ansietas 1.sebagai indikator awal dalam
fakoemulsifikasi dan dengan kriteria hasil :
2.ciptakan suasana terapeutik untuk menentukan intervensi berikutnya
1. Tegang menurun
pemasangan lensa IOL. menumbuhkan kepercayaan
2. Gelisah menurun
2.hubungan saling percaya adalah
3. Cemas menurun 3.jelaskan prosedur,terkasum sensasi
4. Tekanan darah yang mungkin dialami setelah dasar hubungan yang terpadu
membaik operasi yang mendukung klien dalam
5. Nadi membaik 6.
Frekuensi napas 4.anjurkan mengungkapkan perasaan mengatasi masalah kecemasan
membaik dan persepsi
3.keridaktahuan dan kurangnya
pemahaman dapat menyebabkan
timbulnya ansietas

4.mengurangi rasa cemas


Defisit pengetahuan
b.d Setelah dilakukan asuhan
3 kurang terpapar informasi 1x8 jam keperawatan
Observasi
1.Mempengaruhi dalam
diharapkan defisit
tentang prosedur pembedahan pengetahuan menjelaskan penyakit
berkurang 1.identifikasi kesiapan dan
dan perawatan pasca operasi dengan kriteria hasil: kemampuan klien menerima
1. Pengetahuan 2.memberi gambaran penyakit
fakoemulsifikasi dan informasi
pasien yang akan dijelaskan
pemasangan lensa IOL meningkat Terapeutik

1.Sediakan materi dan media 3.menambah wawasan dan


Kebingungan menurun pendidikan keperawatan pengetahuan klien terutama pada

Edukasi penyakit yang diderita

1.jelaskan faktor risiko yang


memengaruhi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai