Anda di halaman 1dari 24

PBL KELOMPOK 3

MODUL INDRA KHUSUS - MATA


ANGGOTA KELOMPOK
1. Husna Fitria Mahmuddin (4518111021)
2. Khairu Nisa Kamsa ( 4518111022)
3. Ahmad Ramadhan (4518111023)
4. Audrelya Jeannette Thomas Putri (4518111025)
5. Ricky Liaran R. (4518111026)
6. Tjessica Gratia Napitupulu (4518111027)
7. Moh. Akhtar S. R. E. D. (4518111028)
8. Umi Kalsum Nasir (4518111029)
9. Nurul Fakhira Azzahrah (4518111030)
MODUL 1
“PENURUNAN TAJAM
PENGLIHATAN”

Seorang pasien laki-laki, 56 tahun, datang ke


poliklinik mata dengan keluhan penurunan ketajaman
penglihatan. Dialami sejak ± 3 bulan yang lalu
secara perlahan, Tidak ada riwayat kaca mata untuk
melihat jauh, tidak ada riwayat mata merah dan
trauma pada mata sebelumnya.
KATA SULIT :

1. Refraksi : Phenomena dari sinar/cahaya yang dibelokan


apabila melalui dua medium tranparan yang berbeda
kepadatannya (density).
2. Trauma : Tindakan sengaja, maupun tidak sengaja yang
membuat perlukaan (dalam hal ini mata)
3. Ketajaman Penglihatan (Visus) : nilai kebalikan sudut
(dalam menit) terkecil, dimana sebuah benda masih
kelihatan dan dapat dibedakan.
KATA KUNCI:

- Laki-laki, 56 tahun
- Penurunan ketajaman penglihatan
- 3 bulan lalu
- Tidak ada riwayat kacamata melihat jauh
- Tidak ada riwayat mata merah
- Tidak ada riwayat trauma pada mata
PERTANYAAN:
1.Anatomi, Histologi dan Fisiologi organ penglihatan?
2. Fisiologi penglihatan?
3. Patofisiologi penurunan tajam pen1glihatan?
4. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan Penunjang?
5. DD (definisi, etiologi, epidemiologi, faktor resiko, gejala klinis,
patomekanisme, langkah penegakkan diagnosis,
penatalaksanaan, prognosis)?
ANATOMI ORGAN PENGLIHATAN
FISIOLOGI PENGLIHATAN
KATARAK
Definisi dan Epidemiologi
1. definisi
Penyakit katarak merupakan penyakit mata yang ditandai
dengan kekeruhan lensa mata sehingga mengganggu proses
masuknya cahaya ke mata.
2. Epidemiologi
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di lndonesia,
77,7% kebutaan disebabkan oleh katarak. Sedangkan
prevalensi kebutaan akibat katarak pada penduduk umur 50
tahun ke atas di Indonesia sebesar 1,9%.

Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. 2014-2015 Basic and clinical Science course. San Francisco, CA: American Academy of
Ophthalmology; 2015.
infodatin-Gangguan-penglihatan-2018.pdf
FAKTOR RISIKO

Beberapa faktor risiko katarak dapat dibedakan menjadi :


1. Faktor individu : usia, jenis kelamin, ras, serta faktor genetik
2. Faktor lingkungan : kebiasaan merokok, paparan sinar ultraviolet,
status sosioekonomi, tingkat pendidikan, diabetes mellitus,
hipertensi, penggunaan steroid, dan obat-obat penyakit gout
3. faktor protektif. : penggunaan aspirin dan terapi pengganti
hormon pada wanita

Suhardjo SU, Agni AN. Ilmu Kesehatan Mata. 2nd ed. Yogyakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2012.
GEJALA KLINIS
Subyektif: Obyektif
• Penglihatan kabur, berkabut • Leukorea (pupil putih)
dan mempunyai bayangan • Tes iris shadow
abu-abu. • (+) : sebagian keruh
• Ketajaman mata menurun sebagian jernih
• Fotofobia • (-) : semua bagian
• Penglihatan sempat lensa keruh semua
membaik pada malam hari
serta penglihatan dekat
membaik (second sight)

Ophthalmology A Pocket textbook Atlas.pdf


Klasifikasi Berdasarkan Waktu Kejadian

a. Didapat (> 99% dari katarak)


1. Katarak senilis (paling banyak pada lansia dan dengan penyakit sistemik,
eg: DM)
2. Katarak traumatik (katarak akibat trauma, Beberapa hari/minggu setelah
kontusio vossius ring’s pada kapsul anterior)
3. Katarak komplikata (katarak akibat penyakit mata lain eg:uveitis,
koroiditis etc)
4. Katarak toksik (keracunan steroid)
5. Katarak post-operatif (setelah operasi mata lain eg: vitrectomy dan
silicon oil retinal tamponade )
Lanjutan..
b. Katarak kongenital (<1% dari katarak)
• Katarak herediter (keturunan)
• Katarak pada bayi atau anak-anak akibat rubella kongenital,
cytomegalovirus, toksoplasmosis

Ophthalmology A Pocket textbook Atlas.pdf


Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. 2014-2015 Basic and clinical Science course. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2015.
Suhardjo SU, Agni AN. Ilmu Kesehatan Mata. 2nd ed. Yogyakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2012.
Kanski JJ. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. 6th ed. Edinburgh: Butterworth Heinemann/Elsevier; 2007.

Stadium Katarak Senil


1. Insipiens (mulai terjadi kekeruhan)
2. Immatur
A. Kekeruhan lensa di lokasi tertentu
B. Shadow test positif pada test ini
3. Matur
A. Lensa sudah keruh seluruhnya
B. Ukuran lensa kembali normal
C. Shadow test sudah negatif, visus bisa mencapai nol
4. Hipermatur
A. Lensa mengerut dan ukurannya lebih kecil
B. Korteks mengalami pencairan dan keluar ke bilik mata depan
C. Shadow test pseudopositif
D. Dapat disertai glaukoma sekunder
PATOGENESIS
Terjadinya katarak Protein lensa menjadi
water insoluble dan berkumpul membentuk
partikel yang lebih besar  Mengakibatkan
kekeruhan lensa
Langkah Penegakan Diagnosis
Anamnesis
1. Umum : Identitas (nama, umur, jenis kelamin, alamat, jenis
pekerjaan)
2. Khusus :
a. keluhan utama :
- Penglihatan kabur seperti berasap, silau dan ketajaman
penglihatan yang menurun
- Adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak
- Diplopia monocular/melihat 2 bayangan
- Ada keluhan miopia
b. gambaran klinik lain  berhubungan dgn kel.utama : 1 atau 2
mata, seperti apa kaburnya, onset, progresifitas, lamanya,
kekambuhan, adanya air mata, gangguan gerakan bola mata,
riw.trauma, riw. keluarga, peny. Sistemik (DM, HT), dll.
Langkah Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi  segmen anterior BM
2. Illuminasi oblik  segmen anterior BM
3. Palpasi  finger tension
 nyeri tekan (uveitis)
 massa tumor
 adenopati (klj. Preaurikuler)
4. Tekanan Intra Okuler
5. Lapangan Pandang
6. Funduskopi/Oftalmoskopi
7. Visus
8. Refraksi
TERAPI

• Preventif:
a. Hindari faktor pencetus seperti radiasi, obat- obat yang
bersifat toksik, trauma, dll
b. Mengkonsumsi antioksidan, pola hidup sehat
• Operatif
Dilakukan saat lensa sudah keruh seluruhnya (matur).
OPERATIF
Metode operasi katarak:
1. Metode klasik = ICCE (seluruh lensa dibuang)
kelemahan: Tidak bisa pasang IOL sehingga pasien jadi afakia.
2. Metode ECCE (hanya nukleus dan korteks lensa yang dibuang.
Bisa dipasang IOL)
3. Phaecoemulsification + IOL adalah pilihan terbaik (Nukleus dan
korteks dihancurkan dan diisap dengan probe, lalu dipasang
IOL)

Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. 2014-2015 Basic and clinical Science course. San Francisco, CA: American
Academy of Ophthalmology; 2015.
Suhardjo SU, Agni AN. Ilmu Kesehatan Mata. 2nd ed. Yogyakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada; 2012.
KOMPLIKASI
1. Hilangnya vitreous.
2. Prolaps iris.
3. Endoftalmitis.
PROGNOSIS
Prognosis katarak adalah baik dengan lebih dan 95% pasien mengalami
perbaikan visual setelah dilakukan operasi. Prognosis visual pada
pasien anak yang mengalami katarak dan menjalani operasi tidak
sebaik pada pasien dengan katarak
yang berhubungan dengan umur. Prognosis untuk perbaikan kemampuan
visual paling buruk pada katarak kongenital unilateral yang dioperasi
dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang
bersifat progresif lambat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai