Anda di halaman 1dari 16

KATARAK

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Najjatul Nazla
2. Desti Aulia
3. Dewi Lestari Putri
4. Mhd Firdaus
5. Muhammad Aditya Aries
6. Ariet Kurniawan
7. Rosdita Nurhafizah
DEFINISI
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensadi dalam
kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998).
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa,
umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65tahun (Marilynn
Doengoes, dkk. 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses
penuaan dapat timbul pada saat kelahiran (katarak congenital). Dapat juga berhubungan dengan
trauma mata tajam
maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemis seperti diabetes mellitus atau hipoparatiroidisme, pemejanan radiasi,
pemajanan yang lama sinar mata hari (sinar ultra violet), atau kelainanmata lain seperti uveitis
anterior. (Brunner & suddart, 2001)
ETIOLOGI
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok ataubahan beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes)dan obat-obat tertentu (misalnya
kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata,
atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5.Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1. Faktor keturunan.
2. Cacat bawaan sejak lahir. (congenital)
3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
4. Operasi mata sebelumnya.
5. Trauma (kecelakaan) pada mata.
6. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
1.Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh
kehilangan penglihatan tadi.
2. menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
Gejala objektif biasanya meliputi:
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan
dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.
Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan- akan melihat asap dan pupil mata
seakan akan bertambah putih.
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benarbenar putih, sehingga refleks cahaya pada mata
menjadi negatif.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Peka terhadap sinar atau cahaya.
3. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
6. Kesulitan melihat pada malam hari
7. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mat
8. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )
KOMPLIKASI 5

Komplikasi pada katarak mungkin terjadi diantara lain :


1. Glaucoma

2. Uveitis

3. Kerusakan endotel kornea

4. Sumbatan pupil
5. Edema macula sistosoid

6. Endoftalmitis

7. Fistula luka operasi

8. Pelepasan koroid

9. Bleeding
6

PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti
kancing baju mempunyai refraksi yang besar, lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona
sentral terdapat nukleus dioperifer ada korteks dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior
dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan. Opasitas pada kapsul posterior merupakan katarak yang paling bermakna nampak seperti
kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan
pada serabuk halus multiple (zunuk) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa,
misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distrasi. Perubahan kimia dalam protein lensa
dapat menyebabkan koagulasi, sehingga jalannya cahaya ke 6 retina terhambat, mengakibatkan
pandangan terganggu.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air
kedalam lensa. Proses ini mematahkanserabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar.
Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan penderita
katarak.erupakan katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela.
PENATALAKSANAAN 7

Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat
meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi
tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan jika
kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan 7 untuk dilakukan jika katarak terjadi
berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea
(disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1. Iris : Cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam.
2. Badan silier : Otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.
3. Koroid : Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silierke saraf optikus di
bagian belakang mata.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KATARAK
8
A. Pengkajian
1. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara langsung,
tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain
mengenai identitas pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain: Penurunan ketajaman
penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) . Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah. Berkabut,
berasap, penglihatan tertutup film. Perubahan daya lihat warna. Gangguan mengendarai kendaraan malam
hari, lampu besar sangat menyilaukan mata. Lampu dan matahari sangat mengganggu. Sering meminta
ganti resep kaca mata. Lihat ganda. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia).
b. Riwayat penyakit dahulu
1) Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM, hipertensi,pembedahan mata
sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.
2) Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan
diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.
3) Kaji riwayat alergi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat
stress, dikeluarga ?
9

B. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian khusus mata


1. Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa (berkas putih)pada lensa.
2. Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.
3. Penurunan tajam penglihatan (miopia).
4. Bilik mata depan menyempit.
5. Tanda glaucoma (akibat komplikasi
10

C. Diagnosa Keperawatan :
PRE-OPERASI
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan sensori/status
organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi. d/d Menurunnya ketajaman penglihatan,
perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
2. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian operasi.
3. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan gangguan penglihatan .
POST-OPERASI

4. Nyeri yang berhubunagan dengan luka pasca operasi


5. Harga Diri Rendah Situasional b/d Hambatan Fungsi Penglihatan .
11
D. Intervensi Keperawatan
PRE OPERASI
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan sensori/status organ indera,
lingkungna secara terapetik dibatasi.d/d Menurunnya ketajaman penglihatan, perubahan respon biasanya
terhadap rangsang.
intervensi: :
Observasi
1. Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyaman (mis.kelelahan)
2. Monitor tingkat kesadaran, tandatanda vital, warna kulit suhu, sensasi dan kondisi secara berkala
Terapeutik
3. Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. Terlalu terang )
4. Batas stimulus lingkungan (mis. Cahaya )
5. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
6. Lakukan supervisi dan survelensi dalam memonitortindakan
Edukasi
7. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. Mengatur pencahayaan ruangan )
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsistimulus
2. Ansietas yang b/d kurang terpapar informasi
12
Intervensi:
Observasi
1. Identifikasi penurunan energi , ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah Latihan Monitor
respons terapi relaksasi
Terapeutik
4. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang yg nyaman , jika
memungkinkan
5. berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
6. Gunakan nada suara lembut dan irama lambat dan berirama
7. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetic
Edukasi
8. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yg tersedia (mis. Meditasi nafas dalam)
9. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yg dipilih
10. Anjurkan mengambil posisinyaman
11. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
12. Demontrasikan dan latik teknik relaksasi meditasi nafas dalam
3. Defisit perawatan diri b/dgangguan penglihatan 13
Intervensi:
Observasi
1. Monitor adanya kemerahan , eksudet atau ulserasi
2. Monitor refleks kornea
Terpaeutik
3. Tutup mata untuk mencegahdiplopia
4. Teteskan obat tetes mata jikaperlu
5. Oleskan salep mata jika perlu
Edukasi
6. Anjurkan tidak menyentuh bolamata
7. Anjurkan tidak terpapar debu dan polusi
8. Anjurkan tidak terpapar cahaya terang terlalu lama (mis. Layar hp, laptop/ televisi)
9. Anjurkan mengkonsumsi makanan kaya vitamin A
10.Anjurkan menggunakan kacamata protek UV/ pakai topi lebar saat berada dibawah panasterik
matahari
11. Anjurkan menghindari membaca dengan pencahayaan red
POST OPERASI
14
1. Nyeri yang berhubunagan dengan luka pasca operasi
Intervensi:
Observasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri dan skala nyeri
2. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik dengan tingkat keparahan nyeri
4. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesic
5. Monitor efektifitas analgesic
6. Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik
7. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
8. Fasilitasi tempat istirahat dantidur
9. Pertimbangkan jenis daan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
10. Dapatkan persetujuan untuk 13 tindakan analgesic
Edukasi
11. Jelaskan penyebab pemicunyeri
12. Jelaskan strategi meredakan nyeri
13. Anjurkan memonitor nyerisecara mandiri
14. Ajarkan terknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Harga Diri Rendah Situasional b/d Hambatan Fungsi Penglihatan 15
Intervensi:
Observasi
1. Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
2. Monitor tingkat harga diri setiap waktu sesuai kebutuhan
Terapeutik
3. Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
4. Diskusikan pernyataan ttg harga diri
5. Diskusikan percayaan terhadap penilaian diri
6. Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
7. Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
8. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri
Edukasi
9. Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif dari pasien
10. Ajarkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
11. Anjurkan mengevaluasi prilaku
12. Latih pernyataaan/ kemampuan positif diri
13. Latih cara berfikir dan berperilaku positif
THANK YOU
KELOMPOK 5 YANG COMEL

Anda mungkin juga menyukai