Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MERLI SAPUTRI DALIMUNTHE

NIM : 171101030
MATKUL : KMB 2

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENGINDRAAN PADA KASUS KATARAK
Nama Pasien : Tn. X

Diagnosa Medis : Bedah Katarak

A. Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Katarak ditandai
dengan adanya lensa mata yang berangsur-angsur menjadi buram yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kebutaan total. Penyakit katarak terutama disebabkan oleh proses degenerasi yang
berkaitan dengan usia. Katarak kini masih menjadi penyakit paling dominan pada mata dan merupakan
penyebab utama dari kebutaan di seluruh dunia. Paling sedikit 50% dari semua kebutaan disebabkan oleh
katarak, dan 90% diantaranya terdapat di negara berkembang tidak terkecuali di Indonesia (Tana.L, 2007
dalam (Mo’otapu et al., 2015).
Katarak adalah penyakit mata yang dapat mengakibatkan kekeruhan pada lensa mata. Menurut Ilyas
Katarak adalah suatu penyakit mata dimana terjadi kekeruhan pada lensa mata. Lensa mata normalnya
transparan, jernih dan dilalui cahaya menuju retina. Kekeruhan pada lensa mata dapat mengakibatkan
lensa tidak transparan, sehingga pupil berwarna putih dan abu-abu (Siswoyo et al., 2018).

B. Etiologi
World Hearth Organization (WHO, 2013), memperkirakan bahwa penyebab gangguan penglihatan
terbanyak di seluruh dunia adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, diikuti oleh katarak dan
glaukoma. Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi kejadian penyakit katarak senilis seperti
penuaan, radang mata, trauma mata, diabetes melitus, riwayat keluarga dengan katarak, pemakaian
steroid lama (oral) atau tertentu lainnya, pembedahan mata, merokok, terpajan banyak sinar ultra violet
(matahari). (Ilyas, 2014). Menurut Budiman riwayat keluarga dengan katarak dapat berpengaruh
terhadap penerusan gen kepada keturunan. Beberapa gen kristalin diekspresikan pada awal
embriogenesis, dan mutasi pada gen ini dapat menyebabkan perubahan pada protein yang berperan
terhadap agregasi protein hingga mengakibatkan terjadinya katarak (Hamidi & Royadi, 2017).
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan(genetik)
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun
lainnya, paparan sinar radiasi.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan obat-obat
tertentu (misalnya kortikostiroid).

C. Patofisiologi

D. Gejala Klinis
Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain :
1. Biasanya melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional yang
diakibatkan oleh kehilangan penglihatan.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat malam hari
Gejala objektif:

1. Pengembunan seperti mutiara pada pupil


2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih
3. Reflek cahaya mata akan menjadi negatif karena pupil telah tampak benar-benar putih

Gejala umum

1. Penglihatan tidak jelas, seperti kabut menhalangi objek


2. Gangguan penglihatan, seperti
a. Peka terhadap sinar atau cahaya
b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia)
c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
3. Gejala lainnya :
a. Seting berganti kacamata
b. Penglihatan sering pada satu mata

E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dansentral
penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, systemsaraf atau penglihatan ke
retina ayau jalan optic.
b. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatatatrofi lempeng optic,
papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
c. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik /infeksi
d. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikanaterosklerosis.
e. Tes toleransi glukosa / FBS : Menentukan adanya / control diabetes

F. Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan
Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, B2, A, dan
Vitamin E. mengurangi paparan sinar matahari secara berlebih, lebih baik menggunakan kacamata
dan topi saat keluar siang hari
2. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan

G. Pengkajian Data Dasar Keperawatan Kasus Penyakit


Pengkajian Keperawatan
1. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar mataharisecara
langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dankeluarga, dan keterangan
lain mengenai identitas pasien.
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
a. Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) .
b. Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
c. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
d. Perubahan daya lihat warna
e. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangatmenyilaukan mata
f. Lampu dan matahari sangat mengganggu
g. Sering meminta ganti resep kaca mata
h. Lihat ganda
i. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
j. Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain

3. Riwayat penyakit dahulu


Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien
a. DM
b. Hipertensi
c. pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicuresiko katarak.
d. Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
e. ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan padaradiasi, steroid /
toksisitas fenotiazin.
f. Kaji riwayat alergi
4. Riwayat Kesehatan KeluargaApakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler,
kaji riwayat stress.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah denganmelihat lensa mata
melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slitlamp, dan oftalmoskop sebaiknya
dengan pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring ( 45 derajat dari poros mata) dapat
dinilai kekeruhan lensadengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh ( iris
shadow ).Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan
kecil dan dekat dengan pupil terjadi pada katarak matur.

H. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi
b. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasive insisi jaringan tubuh

I. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi
a. Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai dengan resep.
b. Berikan kompres dingin sesuai dengan permintaan untuk trauma tumpul
c. Kurangi tingkat pencahayaan.
d. Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya yang kuat.
2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.
a. Beri instruksi kepada pasien atau orang terdekat mengenal tandagejala komplikasi yang
harus dilaporkan segera kepada dokter
b. Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berartimengenal teknik
yang benar memberikan
c. Evaluasi perlunya bantuan setelah pemulangan.
d. Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasive insisi jaringan tubuh.
a. Ciptakan lingkungan ruangan yang bersih dan bebas dari kontaminasidunia luar.
b. Jaga area kesterilan luka operasi
c. Lakukan teknik aseptik dan desinfeksi secara tepat dalam merawat luka.
d. Kolaborasi terapi medik pemberian antibiotika Profilaksi
a. Rasional dari Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi
a. Pemakaian sesuai dengan resep akan mengurangi nyeri dan TIO danmeningkatkan rasa.
b. Mengurangi edema akan mengurangi nyeri
c. Tingkat pencahayaan yang lebih rendah akan setelah pembedahan
d. Cahaya yang kuat Menyebabkan rasa yang tidak nyaman setelah menggunakan tetes
mata dilator
2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.
a. Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangiresiko kerusakan lebih
lanjut
b. Pemakaian teknik yang benar akan mengurangi resiko infeksidan cedera mata.
c. Sumber daya harus tersedia untuk layanan kesehatan, pendampingandan teman di
rumah
d. memungkinkan tindakan yang aman dalam lingkungan
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasive insisi jaringan tubuh.
a. Mengurangi kontaminasi dan paparan pasien terhadap ageninfektious
b. Mencegah dan mengurangi transmisi kuman
c. mencegah kontaminasi pathogen
d. mencegah pertumbuhan dan perkembangan kuman

4. Materi Pendidikan Kesehatan Klien dan Keluarga


1. Memotivasi klien dengan meningkatkan kepercayaan diri untuk sembuh
2. Perawatan mata post operasi

Anda mungkin juga menyukai