TINJAUAN PUSTAKA
jenis baru yang dinamai dengan SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2). Virus ini memiliki golongan famili yang sama dengan penyebab
penyakit MERS dan SARS. Cornavirus dapat menyerang hewan dan manusia.
sekitarnya melaui droplet, selain itu penyakit ini juga dapat ditularkan dari orang
yang tidak memiliki gejala (Asimtomatik)(Kesehatan, 2020). Masa inkubasi virus ini
infeksi, memusnahkan kerja toksin dan faktor virulen lain yang memiliki sifat
pertahanan tubuh akibat adanya zat asing dan usaha netralisasi, eleminasi, dan
metabolisme zat asing tersebut. Zat asing adalah kumpulan dari mikroorganisme
(Bakteri, Virus, Fungus, Parasit), sel Tumor, sel /Jaringan Alogen, bahan / zat
2014).
imun.
KEMENKES RI 2020, berikut hal- hal yang dapat meningkatkan daya tahan
tahan tubuh agar terhindar dari infeksi virus dan sebagi perlindungan ekstra
dalam tubuh. Untuk meningkatkan sistem imun sebaiknya dalam keseh arian
karbohidrat, lauk sebagai sumber protein hewani dan nabati, dan mineral.
Kemudian yang terkh ir sayur dan buah sebagai sumber vitamin , mineral dan
2. Rutin Berolahraga
3. Menghindari Stres
Stres dapat menurunkan fungsi sistem imun. Saat stres tubuh akan
tubuh. Dalam sehari kebutuhan carian rata-rata orang dewasa adalah 8-10
gelas. Saat tubuh kekurangan cairan maka akan terjadi dehidrasi. Dehidrasi
Respons imun innate atau respons imun non-spesik atau respons imun
alami merupakan komponen normal tubuh individu yang telah ada dan
spesifik terhadap mikroba tertentu dan bahan asing dan dapat memberi
perlindungan kepada tubuh dari banyak patogen potensial. Respon imun ini
yang merespon langsung terhadap zat asing dan siap mencegah serta
menyingkirkannya. Respon imun fisik atau mekanik terdiri dari kulit, selaput
lendir, silia saluran pernapasan, batuk dan bersin. Beberapa enzim yang
terdapat pada keringat, air susu ibu, air liur, lambung, antibodi dan empedu
pada usus halus, serta antibodi merupakan pertahanan tubuh secara biokimia.
humoral terdiri dari C-Reaktif Protein, lektin, protein fase akut lain, mediator
asal fosfolipid, dan sitokinin. Respon imun innate akan tetap seperti itu dan
Disebut sebagai sistem imun spesifik karena pada saat benda asing masuk,
respon imun ini segera mengenali benda asing tersebut dan mengakibatkan
sensitifitas. Saat antigen yang sama masuk kembali sistem imun ini akan
Sistem imun spesifik terbagi dua yaitu sistem humoral dan sistem selular.
efektor yang penghancur sel terinfeksi. Proses yang terjadi adalah dengan cara
pemeliharaan sel epitel yang merupakan bagian tubuh yang terlibat di dalam
fisik seperti kulit, selaput lendir, silia saluran nafas. Vitamin A juga berperan
pada imunitas seluler dengan melibatkan sel darah putih baik mononuklear
maupun polinuklear, serta sel NK (natural killer) yang berperan sebagai sel
T, yang dikenal sebagai sel penyaji atau APC (antigen presenting cell) dan
produksi sel B dan antibodi (Yayon et al., 2020). Protein juga berperan penting
dalam sistem imun dengan membantu meningkatkan imunitas, karena
yang berperan melavan virus SARS-Cov 2 ini adalah IgM dan IgG (Sumarmi,
(Sumarmi, 2020).
fungsional sebagai pangan olahan yang memiliki kandungan satu atau multi
komponen pangan yang dapat berfungsi secara fisiolgis selain dari fungsi
utamanya menurut kajian ilmiah, dan memiliki bukti tidak membahayakan dan
komponen bioaktif lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan dan efek fisiologis
Makanan alami atau olahan yang mengandung senyawa bioaktif dan dalam
penyakit, yang dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan dan berbentuk bukan
pil, kapsul atau segala jenis suplemen makanan (Widyaningsih et al., 2017).
pil, tablet, puyer, atau bubuk; dan berasal dari bahan alami
3. Mempunyai fungsi tertentu dalam tubuh pada saat dicerna dan dapat
4. Sifat fisik dan kimianya jelas, serta kualitas dan jumlavnya aman dikonsumsi
enak).
Secara garis besar pangan fungsional dibagi berdasarkan tiga hal yaitu
1) Zat Gizi
nasi hitam, kacang hijau, tempe, yogurt, jeruk, jambu biji, brokoli, ikan,
Zat non gizi pada pangan fungsional terdiri dari serat pangan (deitary
dan isoflavon, kolin dan lesitin, bakteri asam laktat, fitosterol, dan
atau hijau, teh, brokoli, tomat dan lainnya (Widyaningsih et al., 2017).
hewan dan ikan, seperti susu fermentrasi, minyak ikan, ceker ayam, dan
untuk ibu hamil, untuk penderita diabetes, untuk meningkatkan daya tahan
2015)i.
lemak tidak jenuh; peptida dan protein tertentu; asam amino; serat pangan;
prebiotik dan probiotik; kolin, lesitin dan inositol; karnitin dan skualen;
isoflavon; fitosterol dan fitostanol; polifenol dan komponen fungsional lain yang
telur
6. Asam amino Daging, telur, susu, alga
7. Serat pangan Sayuran, buah kelapa
8. Prebiotik Oats, pisang, buah berry,
asparagus, bawang merah,
bawang putih
9. Kolin, lesitin, dan inositol Daging, sayuran
10. Karnitin dan skualen Minyak ikan
11. Isoflavon Kacang kedelai, daun katuk
12. Fitosterol, fitostanol Kacang tanah, daun katuk,
buah delima
13. Polifenol Alga, pisang, daun katuk,
kulit manggis
14. Probiotik Daging, susu, sayuran, dan
buah
Tabel.1 Komponen bioaktif dan sumber pangan fungsional (Abbas, 2020)
bahan yang memiliki dampak yang bagus bagi kesehatan berupa zat gizi
makanan tersebut.
2.3.8.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama yang berperan sebai penghasil
di dalam pangan fungsional yang terdiri dari sorbitol, manitol, dulsitol, dan
buah dan dikomersilkan dari glukosa. Gula alkohol ini banyak digunakan
dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes. Manitol dan dusitol
(Ariani, 2017)
gula sederhana dari total energi yang dibutuhkan dalam satu hari (Achadi,
buahan, sayur, jangung, sagu, bahan olahan seperti mi, roti, dan tepung
(Achadi, 2012).
2.3.8.2 Protein
Protein merupakan bagian terbesaar dalam tubuh setelah air(Ariani,
netralitas asam dan basah, pembentukan antibodi, pengangkut zat gizi, dan
asam amino. Asam amino digolongkan menjadi asam amino esensial dan
(Jauhari, 2015).
Kebutuhan protein adalah sekitar 10-15% dan berbeda antara bayi dan
berat badan, sedangkan orang dewasa adalah 0,8 gram perkilogram berat
daging merah, ayam, ikan, unggas, dan makanan laut seperti udang dan
2.3.8.3 Lemak
fungsi penting bagi tubuh. Komponen utama dari lemak adalah asam
lemat dan gliserol. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh
(Saturated Fatty Acid/ SFA) dan asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari
asam lemak tidak jenuh tunggal ( Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA)
dan asam lemak tidak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/ PUFA)
Kebutuhan lemak menurut WHO adalah 20-30% dari total energi yang
tidak jenuh 3-7% dari total kebutuhan kalori tubuh. Lemak bersumber dari
2.3.8.4 Vitamin
jumlahnya oleh tubuh dan tidak bisa dibentuk sendiri oleh tubuh. Vitamin
bersumber dari hati, kuning telur, margarin, sayuran hijau seperti bayam
bawaan yang merupakan respon terhadap infeksi virus dan bakteri seperti
lemak dan mencegah radikal bebas. Selain itu vitamin E atau alpha
kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli (Achadi, 2012). Jumlah
vitamin K yang dianjurkan untuk semua jenis usia danjenis kelamin
Vitamin yang larut dalam air yang pertama vitamin C dan vitamin B
(Ariani, 2017)(Makmun & Rusli, 2020). Sayur dan buah seperti nenas,
jeruk, pepaya, tomat, sayur, dan jenis kol merupakan sumber yang
bersumber dari daging, jeroan, ikan, kuning telur, gandumroti, dan sereal
keju, daging, hati, roti, sayuran hijau, ikan, dan telur. Angka kecukupan
dari hati, ginjal, kacang tanah, susu, dan daging ayam. Kebutuhan perhari
dalam reaksi metabolisme sel da bersumber dari hati, gijal, kuning telur,
pisang, kentang, susu, telur, dan sayur (Ariani, 2017). Angka kecukupan
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang
dan sayuran hijau seperti brokoli (Ariani, 2017). Kebutuhan perhari adalah
dari fungi, bakteri di dalam usus, susu, telur, keju, dan daging (Ariani,
2.3.8.5 Mineral
fungsi tubuh mulai dari tingkat sel hingga keseluruhan. Kalsium, fospor
iodium dari hormon tiroksin. Fungsi lain dari mineral adalah memelihara
keseimbangan asam dan basa, dan memelihara kepekaan otot dan saraf
terhadap rangsangan, menjaga sistem kekebalan tubuh. Mineral
segar, kacang-kacangan, tahu, tempe, ikan kering, susu, keju, dan daging
ayam, dan mineral mikro (besi, seng, iodium, tembaga, mangan, krom,
selenium, molibden, fluor, dan kobal) yang bersumber dari daging ayam,
100-500 mg
80 tahun) : 1000-1200 mg
kebutuhan awal
2. Fosfor Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) :
200-1000 mg
80 tahun) : 700-1250 mg
3. Magnesium Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) : 30-
135 mg
80 tahun) : 160-350 mg
4. Besi Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) :
0,3-11 mg
80 tahun) : 8-18 mg
kebutuhan awal
5. Iodium Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) : 90-
120 mcg
1,1-5 mg
80 tahun) : 8-11 mg
kebutuhan awal
7. Selenium Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) : 7-
22 mcg
kebutuhan awal
8. Mangan Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) :
0.003-1,7 mg
80 tahun) : 1,6-2,3 mg
Hamil dan menyusui : +0,2 dan 0,8
0.01-1,4 mg
80 tahun) : 1,8-2,3 mg
10. Kromium Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) :
0,2-21 mcg
400-3200 mg
80 tahun) : 3900-5000 mg
awal
12. Natrium Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) :
120-1000 mg
80 tahun) : 1000-1600 mg
13. Klor Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) :
180-1500 mg
80 tahun) : 1900-2400 mg
14. Tembaga Bayi dan anak (usia 0-9 tahun) :
200-570 mcg
Laki-laki dan perempuan (usia 10-
Indonesia, 2019).
i