Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS KATARAK

KELOMPOK 17
Ismiyanti Sawal
Ismiyanti S. Sangaji
PENGERTIAN

Katarak merupakan kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa


yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina
(Istiqomah, 2003). Menurut Nugroho (2011), Kelainan ini
bukan suatu tumor atau pertumbuhan jaringan di dalam mata,
akan tetapi keadaan lensa yang menjadi berkabut.
ETIOLOGI
a. Umur (paling umum)
b. Penyakit sistemik Diabetes mellitus
c. Pemakaian steroid yang lama
d. Kelainan metabolisme bawaan
e. Pajanan kronis terhadap sinar ultra violet (sinar matahari)
f. Riwayat katarak pada keluarga
h. Konsumsi alkohol
i. Nutrisi
j. Kebiasaan merokok
PATOFISIOLOGI
Lensa tersusun dari tiga komponen anatomis. Pada daerah tengah
terdapat nukleus yang dilapisi korteks, dan yang mengelilingi keduanya
adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus
mengalami opasitas atau perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di
sekitar opasitas terdapat densitas menyerupai duri di daerah anterior dan
posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transparansi.
PATOFISIOLOGI

Perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan


silier menuju daerah di luar lensa dapat menyebabkan distorsi
penglihatan. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi atau penggumpalan sehingga menghambat jalannya cahaya
menuju retina, akibatnya klien mengalami gangguan penglihatan
MANIFESTASI KLINIS

a. Pasien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan, gangguan


melihat (silau) dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang
diakibatkan karena kehilangan penglihatan.

b. Pada temuan objektif terlihat pengembunan pada pupil tampak


seperti mutiara berwarna kelabu yang menyebabkan retina tidak dapat
terlihat pada pemeriksaan oftalmoskop.
MANIFESTASI KLINIS

c. Pandangan kabur, redup dan berkabut

d. Kesulitan melihat di malam hari

e. Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau


putih.
KOMPLIKASI

a. Peningkatan tekanan intraokular


b. Infeksi pascaoperasi
c. Perdarahan
d. Ablasio Retina
TATA LAKSANA

Black dan Hawks (2014) menyatakan bahwa tidak ada terapi lain untuk
mencegah atau mengurangi pembentukan katarak selain dengan
pembedahan.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Kaji identitas pasien seperti nama pasien, umur, jenis kelamin,
suku/bangsa, agama, pendidikan terakhir, alamat, pekerjaan.
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
2. Terdapat keluhan penurunan ketajaman penglihatan pasien serta
pandangan berkabur/buram.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji pasien apakah memili riwayat penyakit mata, konsumsi obat-obatan
kortikosteroid, mempunyai penyakit bawaan seperti diabetes, glukoma,
hipertiroid, riwayat pembedahan pada mata, dan terdapat trauma pada
mata.
PENGKAJIAN
4. Riwayat kesehatan sekarang
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Adakah riwayat kelainan mata pada keluaraga

c. Pengkajian fisik mata


1) Ditemukan kekeruhan pada lensa
2) Pasien mengeluh pada pandangan berkabut dan buram
3) Terjadi miopia atau penurunan ketajaman pada pasien
4) Ditemukan tanda dan gejala glaukoma karena komplikasi.
DIAGNOSA

a. Pra-operasi
1) Gangguan persepsi sensorik berhubungan dengan gangguan
penglihatan : katarak

2) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan.


DIAGNOSA
b. Pasca operasi

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisik.

2) Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif.

3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi


tentang prosedur pembedahan.

4) Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan.


INTERVENSI

1) Gangguan persepsi sensorik berhubungan dengan gangguan


penglihatan : katarak
Intervensi:
a) Kaji ketajaman penglihatan
b) Kaji kenyamanan lingkungan pasien
c) Orientasikan pasien terhadap ruang rawat
d) Letakkan benda-benda penting didekat pasien
e) Berikan pencahayaan yang cukup
f) Letakkan alat ditempat yang tetap dan dapat dijangkau oleh pasien
INTERVENSI
2) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan.
Intervensi:
Reduksi ansietas
a. Observasi
1) Identifikasi tingkat ansietas.
2) Identifikasi kemampuan pasien dalam pengambilan stresor.
3) Monitor tanda-tanda ansietas.
b. Terapeutik
1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
2) Pahami sirkulasi yang membuat ansietas.
3) Beri pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
4) Motivasi dan identifikasi situasi yang memicu kekhawatiran pasien.
5) Mendiskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang pada pasien
INTERVENSI
d. Edukasi
1) Jelaskan prosedur yang akan dihadapkan pasien.
2) Informasikan secara detail dan benar mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
yang akan dihadapi pasien.
3) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien.
4) Latih kebiasaan pengalihan pada pasien untuk mengurangi ketegangan,
5) Latih teknik relaksasi

e. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antisietas, jika diperlukan.
INTERVENSI
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Intervensi:
Manejemen nyeri
a) Observasi
1) Kaji lokasi, skala, intensitas, karakteristik, durasi, frekuensi nyeri.
2) Kaji respon nyeri pasien.
3) Monitor efek samping penggunaan analgesik.

b) Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis.
2) Melakukan kontrol lingkungan yang memberberat rasa nyeri.
3) Berikan fasilitasi istirahat dan tidur.
INTERVENSI
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
2) Ajarkan strategi meredakan nyeri dengan teknik nonfarmakologis.
3) Anjurkan melakukan monitoring nyeri secara mandiri.

e. Kolaborasi
Pemberian analgesik, jika diperlukan.
INTERVENSI
1) Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
Intervensi:
Pencegahan infeksi
a) Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi yang terjadi baik lokal dan sistemik.
b) Terapeutik
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
2) Berikan teknik aseptik pada pasien dengan risiko tinggi
c) Edukasi
1) Edukasi tentang tanda dan gejala infeksi.
2) Ajarkan cuci tangan dengan benar.
3) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.
4) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan


keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
EVALUASI

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai