Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

T DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENGINDERAAN : POST OPERASI KATARAK DI RUANG 5B

BANGSAL ANGGREK

RSUD PREMBUN

Nama : Nurul Asfiya

NIM : A02020045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021/2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENGINDERAAN : POST OPERASI KATARAK DI RUANG 5B

BANGSAL ANGGREK

RSUD PREMBUN

Telah Disyahkan

Pada tanggal :

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(……………………….) (………….……….…)

2
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenja
dikeruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruha
n ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul 
pada berbagai usia tertentu (Iwan,2009).
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa
menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan
berkurang. Katarak terjadi apabila protein pada lensa yang secara normal
transparan terurai dan mengalami koagulasi pada lensa (Corwin, 2009).
B. Etiologi

Menurut Ilyas, (2006) katarak dapat di sebabkan sebagai berikut:


a) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis.
b) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh
sinar X atau benda-benda radioaktif.
c) Penyakit mata seperti uveitis.
d) Penyakit sistemis seperti diabetes mellitus.
e) Defek congenital.
C. Manifestasi Klinis

Secara umum gejala katarak berupa :


1. Merasa ada kabut yang menghalangi disekitar mata.
2. Mata sangat peka terhadap sinar.
3. Bila menggunakan sebelah mata benda yang dilihat menjadi double.
4. Memerlukan cahaya terang agar dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram dan tidak bening.
6. Sering berganti kaca mata tetapi tetap sulit melihat dengan jelas.

3
D. Patofisiologi

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan


yang berbeda dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis,
seperti : Diabetes, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses
penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan
“matang” ketika orang memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat
kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa
dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan permanent.
Factor yang sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi sinar
ultraviolet B, Diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang
dalam jangka waktu lama.
Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya
keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak
dapat larut dalam membran sesemi permeabel. Apabila terjadi peningkatan
jumlah protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah protein
dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga
membentuk massa transparan ataubbintik kecil di sekitar lensa,
membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya
penumpukan cairan/degenasi dan desintegrasi pada serabut tersebut
menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan
penglihatan.

4
E. Pathway

Trauma Degeneratif Perubahan Kuman

Perubahan serabut Kompresi sentral (serat) Jumlah protein

Keruh Densitas Membentuk massa

Keruh

Pembedahan Katarak

Pre Operasi
F. Post Operasi Menghambat jalan cahaya
- Kecemasan - Gangguan rasa
meningkat nyaman (nyeri)
- Resiko cidera Penglihatan /Buta
- Resiko tinggi
terjadinya infeksi
- Resiko tinggi
terjadinya injuri : - Gangguan sensori persepsi visual
 Peningkatan - Risiko tinggi cidera fisik
TIO.
 Perdarahan
intraokuler.
-

G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik
2. Resiko Cedera b.d Gangguan Penglihatan

5
H. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik
Observasi
- Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri(mis.
Aroma terapi, kompres hangat/dingin)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri(mis.pencahayaan
ruangan, suhu ruangan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

- Jelaskan strategi meredakan nyeri


- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Resiko Cedera b.d Gangguan Penglihatan
Observasi
- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
- Identifikasi obat yang berpotensi cedera

Terapeutik

- Sediakan pencahayaan yang memadai


- Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruang rawat
(mis. Kamar mandi)
- Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dam kondisi terkunci
- Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (mis. Tongkat
atau alat bantu jalan)
- Tingkatkan observasi dan pengawasan pasien

6
Edukasi

- Jelaskan alas an intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga


- Anjurkan berganti posisi secara perlahan

7
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. (2019). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2.


Jakarta:Salemba Medika.

SDKI, SLKI, SIKI. (2019). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Sidarta, Ilyas (2019). Ihtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Tamsuri, Anas. (2019). Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai