Anda di halaman 1dari 18

Nama Dosen: Imelda Appulembang,MSN

Mata Kuliah: Keperawatan dewasa sistem muskuloskeletal,integumen,persepsi


sensori dan persarafan

OLEH :

TASKIA AULIA 21212036


MUH.ANDHIKA PUTRA PRATAMA 21212041
PATTA NUR MILDANIATI 21212023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR


S1 KEPERAWATAN
T.A 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur –

angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak

adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa.

Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari

65 tahun (Thalia,2019).

Ada beberapa jenis kataran menurut (WebMD 2018), yaitu katarak

nuclear, katarak kortikal, katarak subscapular posterior, katarak traumatic,

katarak sekunder, katarak radiasi, katarak lumelar atau zonular, katarak polar

posterior, katarak polar anterior, katarak pohon natal, katarak brunescant, dan

katarak diebetik, yang tampak seperti kepingan salju.

Menurut data terakhir dari (WHO 2018), Katarak menyebabkan 51% dari

kebutaan penduduk dunia yang mewakili sekitar 20 juta orang. Jumlah orang

yang mengidap katarak diperkirakan semakin bertumbuh dari waktu kewaktu.

Katarak merupakan penyebab penting dari lemahnya penglihatan baik dinegara

maju maupun berkembang. Diindonesia seperti dilansir dalam situs departemen

kesehatan, diperkirakan setiap kasus katarak bertambah sekitar 250.000 orang

pertahun.
2. Etiologi

Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya

terjadi pada usia lanjut dan bisa di turunkan. Pembentukan katarak dipercepat

oleh faktor lingkungan, seperti merokok, atau bahan beracun lainnya. Katarak

bisa disebabkn oleh cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes)

maupun obat- obatan tertentu (misalnya kortikosteroid) (Nurarif, 2015).

Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika

lahir. Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan

secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:

a. Infeksi kongenital, seperti campak jerman

b. Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti

galaktosemia Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:

a. Penyakit metabolik yang diturunkan

b. Riwayat katarak dalam keluarga

c. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan (Nurarif, 2015).

3. Klasifikasi

Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.

Katarak pada orang dewasa di kelompokkan menjadi:

a. Katarak immatur: lensa masih memiliki bagian yang jernih .

b. Katarak matur: lensa sudah seluruhnya keruh.


c. Katarak hpermatur: bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui

kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata lainnnya

(Nurarif, 2015).

4. Manifestasi Klinis

a. Penglihatan kabur seperti melihat kabut atau asap

b. Pupil mengecil akibat kekeruhan pada lensa

c. Merasa silau atau melihat cahaya yang terlalu terang

d. Pada pupil terdapat bercak putih/leukokoria

e. Mata sering berair

5. Patofisiologi

Dalam keadaan normal transparansi lensa karena adanya keseimbangan

antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam

membrane semipermeable. Apabila terjadi penignkatan jumlah protein dalam

lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga embentuk massa

transparan atau bintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang

dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan disintegrasi pada

serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya terhambat dan

mengakibatkan gangguan penglihatan (Thalia, 2019).


6. Pathway

Trauma Degeneratif Penyakit Lain


Perubahan Serabut Kompresi Centrral
Jumlah
Protein
Meningkat

Densitas

Keruh

Katarak

Menghambat
JalanPenglihatan
Penurunan Ketajaman
Cahaya

Pembedahan Penglihatan berkurang/buta

Post Operasi
Operasi

Gangguan Resiko tinggi


persepsi cedera
Ansietas Gangguan sensori visual fisik
rasa nyaman
(Nyeri)
7. Komplikasi

 Glaucoma

 Uveitis

 Kerusakan endotel kornea

 Sumbatan pupil

 Edema macula sistosoid

 Endoftalmitis

 Fistula luka operasi

 Pelepasan koroid

 Bleeding

8. Penatalaksanaan Medis

a. Penatalaksanaan non bedah

 Terapi penyebab katarak

Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-obatan yang

bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasi, dan miotik kuat,

menghindari radiasi dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses

kataraktogenik.

 Memperlambat progresivitas

 Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan imatur:

- Refraksi dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi


- Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan dibagian perifer

lensa dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang.

Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang

yang ditempatkan disamping dan sedikit di belakang kepala pasien

akan memberikan hasil terbaik

- Penggunaan kacamata gelap, pada pasien dengan kekeruhan lensa

dibagian sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dany

nyaman apabila beraktivitas diluar ruangan.

- Midriatil, dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lateral

aksial dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5%

atau tropikamid 1% dapat memberikan penglihatan yang jelas

(Nurarif, 2015)

b. Pembedahan katarak

Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasu katarak mencakup:

 Indikasi visus merupakan indikasi paling sering

 Indikasi medis

 Indikasi kosmetik
B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan dengan


gangguan penglihatan.

b. Makan / cairan

Gejala : mual / muntah (pada komplikasi kronik / glaukoma akut)

c. Neurosensori

Gejala : gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang


menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,
kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap.

d. Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil.

e. Nyeri / kenyamanan

Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba – tiba, berat


menetap atau tekanan pada sekitar mata.

f. Penyuluhan dan pembelajaran

Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskular,


riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidakseimbangan endokrin.
2. Diagnosa Keperawatan

a. Pre Operasi

 Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan


penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.

 Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan


kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.

b. Post Operasi

 Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur

invasif.

 Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

(bedah pengangkatan)

 Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan

gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan secara

terapeutik dibatasi.

 Intervensi Keperawatan

a. Pre Operasi

Diagnosa Tujuan dan


Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Gangguan Gangguan persepsi - Orientasikan - Memperkenalkan
persepsi sensori sensori teratasi. klien terhadap pada klien tentang
visual/penglihatan Kriteria Hasil : lingkungan lingkungan dan
beruhubungan - Dengan aktifitas. aktifitas sehingga
dengan penglihatan yang - Bedakan dapat
penurunan terbatas klien kemampuan meniggalkan
ketajaman mampu melihat lapang stimulus
penglihatan ganda lingkungan pandang penglihatan.
semaksimal diantara kedua - Menentukan
mungkin. mata. kemampuan
- Mengenal - Observasi lapang pandang
perubahan tanda tiap mata.
stimulus yang disorientasi - Mengurangi
positif dan dengan tetap ketakutan klien
negative berada disisi dan
- Mengidentifikasi klien. meningkatkan
kebiasaan - Dorong klien stimulus.
lingkungan. untuk - Menignkatkan
melakukan input sensori dan
aktivitas mempertahankan
sederhana perasaan normal,
seperti tanpa
menonton TV, meningkatkan
radio, dll. stress.
- Anjurkn klien - Menurunkan
menggunakan penglihatan
kacamata perifer dan
katarak cegah gerakan.
lapang
pandang
perifer dan
catat terjadinya
bintik buta.
Posisi pintu
harus tertutup
terbuka,
jauhkan
rintangan.
Ansietas Tujuan : ansetas - Ciptakan - Membantu
berhubungan menurun. Kriteria lingkungan mengidentifikasi
dengan Hasil : yang tenang sumber ansietas.
pembedahan yang - Mengungkapka dan relaks, - Meningkatkan
akan dijalani dan n berikan keyakinan klien.
kemungkinan kekhawatiranny dorongan - Meningkatkan
kegagalan untuk a dan ketakutan untuk keyakinan klien.
memperoleh mengenai verbalisasi - Meningkatkan
penglihatan pembedahan dan proses belajar dan
kembali yang akan mendengarka informasi tertulis
dijalani . n dengan mempunyai
- Mmungkinkan penuh sumber rujukan
pemahaman perhatian. setelah pulang.
tindakan rutin - Yakinkan - Menjelaskan
preoperasi dan klien bahwa pilihan
perawatan. ansietas memungkinkan
mempunyai klien membuat
respon keputusan secara
normal dan benar.
diperkirakan
terjadi pada
pembedahan
katarak yang
aka dijalani.
- Tunjukan
kesalahpaha
ma yang
diekspresikan
klien, berikan
informasi
yang akurat.
- Sajikan
informasi
menggunaka
n metode
media
instruksional.
- Jelaskan kepada
klien aktivitas
premedikasi
yang
diperlukan,
berikan
informasi
tentang aktifitas
penglihatan dan
suara yang
berkaitan
dengan periode
intra operatif.
b. Post Operasi

Diagnosa Tujuan dan


Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Gangguan rasa Tujuan : nyeri - Bantu klien dalam - Membantu
nyaman (nyeri teratasi. Kriteria mengidentifikasi menemukan
akut) Hasil : tindakan tindakan yang
berhubungan - Klien melaporkan penghilang nyeri dapat
dengan prosedur penurunan nyeri yang efektif. menghilangkan
invasive secara progresif - Jelaskan bahwa atau mengurangi
dan nyeri nyeri dapat terjadi nyeri yang efektif.
terkontrol setelah sapai beberapa jam - Nyeri dapat terjadi
intervensi setelah sampai anastesi
pembedahan. local habis,
- Lakukan tindakan memahami hal ini
mengurangi nyeri dapat membantu
dengan cara : mengurangi
 Posisi : kecemasan yang
tinggikan berhubungan
bagian kepala dengan yang tidak
tempat tidur diperkirakan.
ganti posisi dan - Latihan nyeri
tidur pada sisi dengan
yang tidak menggunakan
dioperasi. tindakan yang non
 Distraksi farmakologi
 Latihan memungkinkan
relaksasi klien untuk
- Berikan analgetik memperoleh rasa
sesuai program. kontrol terhadap
- Lapor doker jika nyeri.
nyeri tidak hilang - Analgetk dapat
setelah ½ jam menghambat
pemberian obat, reseptor nyeri.
jika nyeri disertai - Tanda ini
mual. menunjukan
peningkatan
tekanan intra
ocular atau
komplikasi lain.
Resiko tinggi Tujuan : infeksi - Tingkatkan - Nutrisi dan
terjadinya tidak terjadi. penyembuhan luka hidrasi yang
infeksi Kriteria Hasil : dengan : optimal akan
berhubungan - Tanda-tanda  Beri dorongan meningkatkan
dengan prosedur infeksi tidak untuk megikuti kesehatan secara
invasive (bedah) terjadi. diet seimbang keseluruhan,
- Penyembuhan dan asupan meningkatkan
luka tepat waktu. cairan yang penyembuhan
- Bebas drainase adekuat. pembedahan.
purulen,  Instrukskan - Memakai
eritema dan klien untuk pelindung mata
demam. tetap menutup meningkatkan
mata. penyembuhan
- Gunakan teknk dan menurukan
aseptic untuk kekuatan iritasi
meneteskan tetes kelopak mata
mata. terhadap jahitan
- Gunakan teknik luka.
aseptic untuk - Teknik aseptic
membersihkan meminimalkan
mata dari dalam masuknya
keluar dengan tisu mikroorganisme
basah/bola kapas dan mengurangi
untuk tiap usapan infeksi.
ganti balutan. - Teknik aseptic
- Tekankan mengurangi
pentingnya tidak terjadinya resiko
menyentuh/mengg infeksi /bakteri
aruk mata yang kontaminasi
dioperasi. silang.
- Observasi tanda - Mencegah
dan gejala infeksi kontaminasi dari
seperti : kerusakan
kemerahan, operasi.
kelopak mata - Deteksi dini
bengkak, drainase infeksi
purulen, infeksi memungkinkan
konjungtiva, penanganan yang
peningkatan suhu. cepat untuk
- Anjurkan untuk meminimalkan
mencegah keseriusan
ketegangan pada infeksi.
jahitan dengan - Ketegangan pada
cara : jahitan dapat
menggunakan menimbulkan
kacamata protektif interupsi
dan pelindung mencipatakan
pada malam hari. jalan masuk
- Kolaborasi sesuai untuk mikro
indikasi. organisme.
- Sediaan topical
digunakan secara
profilaksis,
dimana terapi
lebih agresif
diperlukan bila
terjadi infeksi.
Gangguan sensori- Hasil yang - Tentukan - Kebutuhan
perceptual : diharapkan : ketajaman individu dan
penglihatan - Meningkatkan penglihatan, catat pilihan intervensi
berhubungan ketajaman apakah satu atau dan pilhan
dengan gangguan penglihatan kedua mata intervensi
penerimaan dalam batas terlibat. bervariasi sebab
sensori/status situasi individu. - Orientasi klien kehilangan
organ indera, - Mengenal terhadap pnglihatan terjadi
lingkungan secara gangguan lingkugan, lambat dan
terapeutik dibatasi, sensori dan staf/orang lai. progresif.
ditandai dengan berkompensasi - Observasi tanda- - Memberikan
menurunnya terhadap tanda gejala peningkatan
ketajaman, perubahan. disorientasi kenyamanan dan
gangguan pertahankan kekeluargaan,
penglihatan, pengamanan menurunkan
perubahan respon tempat tidur emas dan
biasanya terhadap sampai benar- disorientasi pasca
rangsangan. benar sembuh dari operasi.
anastesi. - Terbangun dalam
- Ingatkan klien lingkungan yang
menggunakan ta dikenal
kacamata katarak mengalami
yang tujuannya keterbatasa
memperbesar ± penglihatan dapat
25% penglihatan mengakibatkan
perifer hilang. bingung pada
orang tua.
- Perubahan
ketajaman dan
kedalaman
persepsi dapat
menyebabkan
bingung
meningkatkan
resiko cedera
sampai pasien
belajar untuk
mengkompensasi
DAFTAR PUSTAKA

Webmd, 2018. Health Cataracts. Diakses Tanggal 7 April 2020

https://www.webmd.com/eye-health/cataracts/cataracts-types#1.

Who, 2018. Causes Bliddness Priority. Diakses Tanggal 7 April 2020

https://www.who.int/blindness/causes/priority/endlex1.htmnl.

Hannah, Thalia. S. 2019. Laporan Pendahuluan Katarak. Diakses pada tanggal


07 april 2020. http://id.scribd.com.

Nurarif. A. H. Dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC- NOC. Jogjakarta: Mediaction

Anda mungkin juga menyukai