LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : 1814401013
Semester / TA : 5/ 2020/2021
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KEPERAWATANMEDIKAL BEDAH
A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat h
idrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari keduad
uanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif. (Mansjoer, 2000: 62)
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penamba
han cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya yang disebabkan oleh b
erbagai keadaan. (Sidarta Ilyas, dkk, 2008)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina atau lensa yang berkabut (opak) yang normaln
ya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (kata
rak congenital). (Brunner & Suddarth: 2002)
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan p
enurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009)
Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidras
i cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun ata
u kabut merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan b
erkurang (Corwin, 2000)
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat hidr
asi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabo
lisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu (Iwan,2009).
A.2. ETIOLOGI
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan b
eracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan
obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan meta
bolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti kortiko
steroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Gangguan penglihatan bisa berupa:
a. Peka terhadap sinar atau cahaya.
b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Gejala lainya adalah :
1. Sering berganti kaca mata
2. Penglihatan sering pada salah satu mata.
2. Penatalaksanaan medis
Ada dua macam teknik yang tersedia untuk pengangkatan katarak :
a. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak. M
ikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan. Prosedur ini melipu
ti pengambilan kapsul anterior, menekan keluar nucleus lentis, dan mengisap sisa fragme
n kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap dengan meninggalkan kapsula poster
ior dan zonula lentis tetap utuh. Selain itu ada penemuan terbaru pada ekstrasi ekstrakaps
uler, yaitu fakoemulsifikasi. Cara ini memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi ya
ng lebih kecil dengan menggunakan alat ultrason frekwensi tinggi untuk memecah nucleu
s dan korteks lensa menjadi partikel yang kecil yang kemudian di aspirasi melalui alat ya
ng sama yang juga memberikan irigasi kontinus.
b. Ekstraksi katarak intrakapsuler
Pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan lensa diang
kat dengan cryoprobe, yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Ketika cryop
robe diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsul akan melekat pada probe. Le
nsa kemudian diangkat secara lembut. Namun, saat ini pembedahan intrakapsuler sudah j
arang dilakukan.
Pengangkatan lensa memerlukan koreksi optikal karena lensa kristalina bertanggung jawa
b terhadap sepertiga kekuatan fokus mata.
Koreksi optikal yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Kaca Mata Apikal
Kaca mata ini mampu memberikan pandangan sentral yang baik, namun pembesaran 25
% - 30 % menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer yang menyebabkan kes
ulitan dalam memahami relasi spasial, membuat benda-benda nampak jauh lebih dekat da
n mengubah garis lurus menjadi lengkung. memerlukan waktu penyesuaian yang lama sa
mpai pasien dapat mengkoordinasikan gerakan, memperkirakan jararak
dan berfungsi aman dengan medan pandang yang terbatas.
2. Lensa Kontak
Lensa kontak jauh lebih nyaman dari pada kaca mata apakia. Lensa ini memberikan rehab
ilitasi visual yang hampir sempurna bagi mereka yang mampu menguasai cara memasang
, melepaskan, dan merawat lensa kontak. Namun bagi lansia, perawatan lensa kontak men
jadi sulit, karena kebanyakan lansia mengalami kemunduran ketrampilan, sehingga pasie
n memerlukan kunjungan berkala untuk pelepasan dan pembersihan lensa.
3. Implan Lensa Intraokuler ( IOL )
IOL adalah lensa permanen plastic yang secara bedah diimplantasi ke dalam mata. Mamp
u menghasilkan bayangan dengan bentuk dan ukuran normal, karena IOL mampu menghi
langkan efek optikal lensa apakia. Sekitar 95 % IOL di pasang di kamera posterior, sisan
ya di kamera anterior. Lensa kamera anterior di pasang pada pasien yang menjalani ekstra
si intrakapsuler atau yang kapsul posteriornya rupture tanpa sengaja selama prosedur ekst
rakapsuler.
Penyakit metabolik
Congenital atau
Usia lanjut dan Cedera mata
bisa diturunkan. (misal hipertensi)
proses penuaan
Nukleus mengalami perubahan warna menjadi
Defisiensi coklat kekuningan
Pengetahuan
Cemas/ Ansietas
Gangguan koagulasi
penerimaan
sensori/status
Mengabutkan pandangan
organ indera
2) Diagnosis Keperawatan : Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit b.d
Nadi meningkat, tekanan darah meningkat, wajah tampak gelisah
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman
DS & DO Yan mendukung
Ds : klien mengatakan cemas dan takut.
Do : Nadi meningkat, tekanan darah meningkat, wajah tampak gelisah
Tujuan : Anxiety self-control, Anxiety , level Coping
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis, dan program pengobatan
- Pasien dan keluarga mampu melaksakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA