Anda di halaman 1dari 10

BAB II.

TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.R

DENGAN MASALAH KEPERAWAAN RESIKO DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA

Kasus

Klien Ny. R berumur 59 tahun datang ke Rumah Sakit Jiwa Bogor diantar oleh
keluarganya. Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih
nyaman dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi rasanya
dingin dan badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang
dan hitam. Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan ganti pakaian harus disuruh
petugas.

A. Pengkajian

a) Identitas Klien

1) Nama klien              : Ny. R

2) Umur                       : 59 tahun

3) Jenis kelamin           : Perempuan

4) Agama                     : Islam

5) Alamat                    : Jl. Kepayang,Bandar Lampung

b) Riwayat Kesehatan

    1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih


nyaman dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi rasanya
dingin dan badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang
dan hitam. Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan tidak pernah mau ganti
pakaian.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu

                Keluarga klien mengatakan klien tidak mau mandi dan mengurus diri sejak

    3 bulan yang lalu, semenjak terjadi peristiwa perselingkuhan antara  

    suaminya dan rekan kerja suaminya.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

    Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami

    gangguan kesehatan jiwa seperti ini.

      B. Analisa Data

Data Problem Etiologi

DS: Defisit perawatan diri :  mandi, Penurunan Motivasi


berdandan dan berpakaian
-          Pasien mengatakan malas untuk
mandi dan berdandan, merasa lebih
nyaman dengan kondisi seperti ini ( tidak
mau mandi).

-          Pasien mengatakan bila mandi


rasanya dingin dan badan kaku semua.

-          Pasien mengatakan malas mandi


dan berdandan sebab pasangan saya
selingkuh dengan orang lain, buat apa saya
mandi dan cantik.
DO:

-          Bila diminta mandi klien marah –


marah.

-          Keadaan pasien tampak bau,
kebutuhan mandi pasien selalu dimandikan
oleh petugas dengan dimotivasi bahkan
sambil dipaksa.

-          Pasien tampak rambut acak-acakan


dan banyak kutu, kuku panjang dan hitam.

-          Kulit kotor, tampak malas untuk


menyisir rambut dang anti pakaian harus
disuruh petugas.

-           

C. Pohon Masalah

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi sosial

Defisit perawatan diri : mandi, berdandan


Harga diri rendah

.  D. Diagnosa Keperawatan Utama

Defisit perawatan diri : mandi, berdandan dan berpakaian

    E.  Intervensi pada Kasus Utama

Tujuan Umum : Klien mampu melakukan perawatan diri : higiene.

Tujuan Khusus :

1) Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda tanda kebersihan diri

Tindakan :

1.1. Diskusikan bersama klien tentang pengertian bersih dan tanda tanda bersih

1.2. Beri reinforcement positif bila klien mampu melakukan hal yang positif.

2) Klien dapat menyebutkan penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri

Tindakan :

2.1. Bicarakan dengan klien penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri

2.2. Diskusikan akibat dari tidak mau menjaga kebersihan diri

3) Klien dapat menyebutkan manfaat higiene

Tindakan :

3. 1. Diskusikan bersama klien tentang manfaat higiene

3.2. Bantu klien mengidentifikasikan kemampuan untuk menjaga kebersihan diri

4) Klien dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan diri

Tindakan :
4. 1. Diskusikan dengan klien cara menjaga kebersihan diri : mandi 2x sehari
(pagi  dan sore) dengan memakai sabun mandi, gosok gigi minimal 2x
sehari dengan   pasta gigi, mencuci rambut minimal 2x seminggu dengan sampo,
memotong  kuku minimal 1x seminggu, memotong rambut
minimal 1 x sebulan.

4.2. Beri reinforcement positif bila klien berhasil

5) Klien dapat melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan minimal

Tindakan :

5. 1. Bimbing klien melakukan demonstrasi tentang cara menjaga kebersihan diri

5.2.  Dorong klien untuk melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal

6) Klien dapat melakukan perawatan diri higiene secara mandiri

Tindakan :

6. 1. Beri kesempatan klien untuk membersihkan diri secara bertahap

6.2.  Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah membersihkan diri

6.3  Bersama klien membuat jadwal menjaga kebersihan diri

6.4. Bimbing klien untuk melakukan aktivitas higiene secara teratur

7) Klien mendapat dukungan keluarga

Tindakan :

7. 1. Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien untuk kebersihan diri


melalui pertemuan keluarga

7.2. Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga


F. Catatan Perkembangan

Nama klien      : Ny. R

Umur               : 59 tahun

Ruangan          : Utari

Catatan Perkembangan

No Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi / SOAP

1. Defisit perawatan diri SP 1

Jum’at, 15/3/2013 1. Menjelaskan S : saat ditanya, klien

Pukul 13.00 wib     pentingnya kebersihan      mengatakan tidak pernah mau

    diri.      mandi.

2. Membantu pasien O : - penampilan klien tidak

    mempraktekkan cara          rapi

    menjaga kebersihan.       - rambut acak-acakan

3. Menjelaskan cara       - wajah kusam

    menjaga kebersihan.       - tercium bau badan

4. Menganjurkan klien  A : - klien belum mampu

    memasukkan dalam           merawat diri

    jadwal kegiatan harian.        - klien belum terlalu

         mengerti tentang

         pentingnya merawat diri

P:
PK : menganjurkan klien untuk

        menjaga kebersihan dirinya

PP : membantu klien cara     

       membersihkan dirinya

2. Pukul 13.45 wib 1. Mengevaluasi jadwal S : keluarga mengatakan

    kegiatan harian klien.      sebelum dan sesudah makan

2. Membantu klien      klien tidak mau cuci tangan

    mempraktekkan cara O : - tampak klien makan

   makan yang baik.         berserakan

3. Menganjurkan klien       - klien tidak mencuci tangan

    memasukkan dalam         setelah makan

    jadwal kegiatan harian.  A : - SP I belum sepenuhnya

       - klien belum mampu

         melakukan SP II

P:

PK : praktekkan cara makan

        yang baik

PP : membantu klien

       mempraktekkan evaluasi


  

3. Sabtu, 16/3/2013 SP III S : saat ditanya seputar

Pukul 10.15 wib 1. Mengevaluasi jadwal      BAB/BAK, klien

    kegiatan harian pasien      mengatakan melakukan pada

2. Menjelaskan cara      tempatnya

    eliminasi yang baik O : - klien sudah sedikit tampak

3. Membantu klien         rapi

    mempraktekkan cara       - gigi klien masih kuning

    eliminasi yang baik       - BAB/BAK tertib, bersih

A : SP I, II, III, sudah mulai  

      mampu dilakukan

P : menganjurkan klien untuk

     tetap melakukan SP I tanpa

     mengabaikan SP II dan SP III

4. Defisit perawatan diri SP IV S : klien mengatakan tidak mau

Rabu, 20/03/2012 1. Mengevaluasi jadwal      mandi dan sikat gigi

Pukul 12. 30 wib     kegiatan harian klien O : - klien tampak lusuh

2. Menjelaskan cara  - rambut terlihat acak

    berdandan    acakan

3. Membantu klien A : klien sudah mulai mampu

    mempraktekkan cara       melakukan SP I, II, III, IV


    berdandan       tetapi belum sepenuhnya

4. Menganjurkan klien P : - menganjurkan klien untuk

    memasukkan dalam         memasukkan dalam jadwal

    jadwal kegiatan harian         harian

     - berikan reinforment atas

       usaha yang klien lakukan


BAB III

PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

3.2  Saran

1)   Sebagai mahasiswa/mahasiswi calon perawat agar dapat lebih memperdalam ilmu

       serta wawasan mengenai gangguan jiwa pada klien dengan defisitperawatan diri

      dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.

2)   Bagi masyarakat agar lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga kesehatan

      dan jangan mengabaikan tanda dan gejala yang muncul sebagai penyakit yang

      wajar tetapi segera periksakan kedokter atau pelayanaan kesehatan yang terdekat

      untuk mencegah komplikasi dan prognosis yang buru

Anda mungkin juga menyukai