Disusun Oleh :
MALITA (21118025)
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
A. PENGKAJIAN
Defisit perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat perubahan proses
pikir. Tanda dan gejala nya sebagai berikut :
Gangguan kebersihan diri
Ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan
kotor.
Ketidakmampuan berhias/berdandan
Ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pada pasien laki-
laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
Ketidakmampuan makan secara mandiri
Ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan secara mandiri, makan
berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
Ketidakmampuan BAB/BAK
Ditandai dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemampuan dan motivasi
merawat diri terkait kebersihan diri, berhias/berdandan, makan, dan BAB/BAK.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan :
Pasien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri
Pasien dapat berhias/berdandan dengan baik
Pasien dapat makan secara mandiri dengan baik
Pasien dapat melakukan BAB/BAK secara mandiri
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri :
Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias :
Pada pasien laki-laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan
bercukur, pada pasien perempuan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan
berdandan.
E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Data Subyektif :
Klien mengatakan malas untuk beraktivitas
Klien mengatakan tidak mau mandi dan gosok gigi
Klien mengatakan malas untuk memotong kuku
Data Obyektif :
Klien tampak kurang merawat diri
Rambut kotor dan acak-acakan
Kulit kusam dan kotor
Pakaian tidak rapi dan kotor
Mulut dan gigi bau
b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : Kebersihan diri
c. Tujuan Keperawatan Pada Klien
Pasien mampu mandi secara mandiri
Pasien mampu menggosok gigi secara mandiri
Pasien mampu melakukan perawatan diri tanpa bermalasan
Pasien mampu memotong kukunya sendiri secara mandiri
Pasien mampu membersihkan rambut/keramas secara mandiri
b. Fase Kerja :
SP 1 : Melatih pasien dalam melakukan perawatan kebersihan diri dan menjaga
kebersihan diri : mandi
a) Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
“Ibu biasanya mandi berapa kali?”
“Ibu biasanya keramas berapa kali seminggu?”
“Kenapa sekarang jadi seperti itu bu?”
d) Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri diantaranya mandi, sikat gigi, cuci
rambut/keramas, ganti pakaian, dan potong kuku
“Baiklah bu, sekarang kan kita sudah tahu apa saja alat-alat untuk mandinya,
sekarang kita belajar cara-cara mandinya ya bu. Pertama, kita ambil air terus di
guyur siram ke seluruh tubuh. Ambil sabunnya, terus tuangkan sabun ke telapak
tangan lalu kita gosok-gosok ya bu, kemudian usapkan keseluruh tubuh”
“Nah sekarang kita ambil shamponya ya bu. Kita tuangkan shamponya ke
telapak tangan, lalu di usapkan sambil di gosok gosokkan di kepala”
“Lalu kita bersihkan sabun dan shamponya dengan guyur air keseluruh tubuh
sampai sabun dan shamponya hilang ya bu”
“Terus kita pakai handuk, lalu gosok gigi”
“Pertama kita ambil pasta gigi nya lalu oleskan ke sikat giginya, beri sedikit air
lalu di gosokkan ke gigi dan mulut ya bu, setelah itu kita kumur-kumur dan
buang air kumur-kumur nya”
“Kalau sudah selesai semua, kita ganti baju dulu ya bu. Selanjutnya memotong
kuku”
“Nah kalau ibu lakukan kegiatan ini, nanti badan ibu jadi bersih, wangi dan
tidak gatal lagi bu. Tiap hari badan ibu jadi segar”
“Baiklah, sekarang saya praktikkan dulu ya bu. Ibu lihat ya”
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Data Subyektif :
Klien mengatakan tidak mau berdandan
Klien mengatakan malas untuk menyisir rambut
Data Obyektif :
Rambut kotor dan acak-acakan
Wajah klien tampak kusam
Klien tampak memakai baju miring
Salah memakai kancing baju
b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : Berhias/berdandan
b. Fase Kerja
SP 2 : Melatih cara berdandan seperti berganti pakaian, menyisir rambut, dan
merias wajah
a) Evaluasi Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri
“Ibu Nurul, saya lihat baju ibu kancing nya tidak pas dan bajunya miring”
“Apakah setelah mandi tadi ibu sudah menyisir rambut?”
“Kapan terakhir ibu menyisir rambut?”
b) Validasi Kemampuan Pasien Melakukan Kegiatan Pertama
“Bagaimana bu, apakah ada kesulitan dalam melakukan kegiatan kita kemarin?”
“Ibu melakukan kegiatan nya di ingatkan perawat yang lain atau melakukan
sendiri bu?”
“Wah, Bagus sekali bu”
c) Evaluasi Manfaat Melakukan Kegiatan Pertama
“Apa yang ibu rasakan setelah melakukan kegiatan itu bu?”
d) Jelaskan Cara dan Alat-Alat Untuk Makan
“Baiklah sekarang kita belajar berdandan ya bu”
“Pertama kita ganti baju dulu ya bu, masukkan tangannya satu-satu, setelah itu
masukkan kancing baju nya ke lubang yang sesuai ya bu”
“Nah pakaian nya sudah rapi, sekarang kita menyisir rambut ya bu”
“Kalau ibu menyisir rambut, nanti rambut ibu jadi lebih rapi bu”
“Sekarang saya contohkan dulu ya bu, ibu liat ya”
“Baik, sekarang giliran ibu ya bu, kita coba”
b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : Makan
b. Fase Kerja
SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri
a) Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Ibu biasanya kalau makan di mana?”
b) Validasi kemampuan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilakukan dan beri
pujian atas hasil usaha
”Apakah sejauh ini ibu ada kesulitan melakukan kegiatan yang telah kita
jadwalkan bu?”
“Kalau begitu ibu melakukan kegiatannya sendiri atau di bantu perawat yang
lain bu?”
“Waah.. Hebat. Itu bagus sekali bu. Di pertahankan ya bu melakukan sendiri
tanpa perlu di ingatkan”
c) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua serta ketiga
“Bagaimana perasaan ibu setelah mandi dan berdandan bu?”
“Apa yang ibu rasakan?”
“Iya ibu, betul sekali”
d) Menjelaskan kebutuhan makanan per hari dan minum 8 gelas per hari
“Begini bu, kita sekarang membicarakan tentang kebutuhan kita untuk makan
perharinya ya bu, yaitu satu kali makan dengan satu piring nasi dan sayur serta
lauk pauk dan satu gelas air ya bu”
“Sekarang saya mau tanya, apa yang harus kita lakukan sebelum makan?”
“Baik. Sebelum makan kita cuci tangan, setelah itu?”
“Saya akan jelaskan cara menyiapkan makan dan cara makan yang baik ya bu,
saat makan kita harus menyuap makanan satu per satu dengan pelan-pelan, nah
nanti kalau ibu merasa haus, ibu bisa minum”
e) Menjelaskan cara menyiapkan makan yang tertib
“Ini piring ibu Nurul dan makanan nya, nah kalau yang itu punya teman ibu.
Ibu makan yang tertib ya”
f) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
“Setelah selesai makan kita bereskan dan taruh gelas serta piring nya yang kotor
ke tempat pencucian piring. Setelah itu, Ibu cuci tangan”
“Ibu Nurul, kalau ibu makan setiap hari sesuai dengan kebutuhan, ibu akan lebih
sehat dan berenergi”
g) Mempraktikkan makan dan minum sesuai kebutuhan dengan baik dan benar
“Sekarang kita ke ruang makan ya bu”
“Nah sekarang kita coba praktikkan ya bu”
“Setelah makan, nanti ada perawat Serli yang mau memberi obat”
“Coba sekarang ibu sendiri yang meminta obatnya”
h) Masukkan latihan dalam jadwal kegiatan
“Kira-kira kapan ibu mau melakukan latihan makan dan minum ini?”
“Saya masukkan ke jadwal latihan kita ya bu”
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Data Subyektif :
Klien mengatakan BAB/BAK bukan di toilet
Klien mengatakan tidak bisa membersihkan diri setelah BAB/BAK
Data Obyektif :
Klien BAB/BAK di sembarang tempat
Klien tidak membersihkan diri setelah BAB/BAK
b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : BAB/BAK
b. Fase Kerja
SP 4 : Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Ibu, Biasanya BAB/BAK dimana bu?”
“Setelah selesai BAB/BAK apa yang ibu lakukan?”
b) Validasi kemampuan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilakukan dan beri
pujian atas hasil usaha
”Apakah sejauh ini ibu ada kesulitan dalam melakukan kegiatan yang telah kita
jadwalkan bu?”
“Baik, kalau begitu ibu melakukan kegiatan nya sendiri atau di bantu perawat
yang lain bu?”
“Waah.. Hebat. Di pertahankan ya bu.”
c) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua serta ketiga
“Bagaimana perasaan ibu setelah mandi dan berdandan bu?”
“Kalau sudah makan, apa yang ibu rasakan?”
“Iya bagus sekali bu Nurul”
d) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
“Sekarang saya tanya ya bu, dimana tempat seharusnya Ibu BAB/BAK?”
“Iya benar sekali bu. Kalau kita mau BAB/BAK itu tempatnya di kamar mandi
ya bu”
e) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
“Sekarang saya akan jelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK.
Setelah BAB/BAK, ibu harus membersihkan daerah anus atau kemaluan dengan
air bersih ya bu, dan pastikan tidak ada sisa kotoran di tubuh ibu”
f) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
“Setelah ibu selesai membersihkan daerah kemaluan, jangan lupa bersihkan air
kencing yang di WC ya bu. Caranya siram dengan air secukupnya sampai air
kencingnya tidak tersisa lagi di WC. Kalau ibu bisa melakukan nya, berarti ibu
ikut mencegah terjadinya penyebaran kuman yang berbahaya yang ada pada air
kencing bu. Setelah itu, Ibu rapihkan kembali pakaian ibu sebelum keluar dari
WC. Pastikan baju dan celana ibu tertutup ya bu, setelah itu cuci tangan dengan
sabun”
g) Melatih BAB/BAK yang baik dan benar
“Sekarang kita mulai latihan ya bu”
“Pertama, Kita latihan membersihkan diri setelah BAB/BAK”
“Yang kedua, kita latihan membersihkan BAB/BAK nya”
h) Memasukkan aktivitas dalam jadwal kegiatan
“Sekarang Ibu sudah bisa melakukan latihan ini sewaktu ibu ingin BAB/BAK
ya bu”
“Jadi, kalau ibu ingin BAB/BAK, ibu bisa melakukan latihan yang kita lakukan
tadi”
Abdul Muhith. (2015). Asuhan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta :
Andi
Ah. Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Tarwonto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses keperawatan Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika