Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

MALITA (21118025)

Dosen Pembimbing : Inne Yellisni, S.Kep., Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020
A. PENGKAJIAN
Defisit perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat perubahan proses
pikir. Tanda dan gejala nya sebagai berikut :
 Gangguan kebersihan diri
Ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan
kotor.
 Ketidakmampuan berhias/berdandan
Ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pada pasien laki-
laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri
Ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan secara mandiri, makan
berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK
Ditandai dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemampuan dan motivasi
merawat diri terkait kebersihan diri, berhias/berdandan, makan, dan BAB/BAK.

C. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan :
 Pasien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri
 Pasien dapat berhias/berdandan dengan baik
 Pasien dapat makan secara mandiri dengan baik
 Pasien dapat melakukan BAB/BAK secara mandiri

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri :
 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
 Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias :
Pada pasien laki-laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan
bercukur, pada pasien perempuan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan
berdandan.

3. Melatih pasien makan secara mandiri :


 Menjelaskan cara mempersiapkan makan yang benar
 Menjelaskan cara makan yang tertib dan benar
 Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
 Mempraktikkan cara makan yang tertib dan benar

4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri :


 Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK yang benar
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK yang baik dan benar
 Mempraktikkan membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan baik dan benar

E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Data Subyektif :
 Klien mengatakan malas untuk beraktivitas
 Klien mengatakan tidak mau mandi dan gosok gigi
 Klien mengatakan malas untuk memotong kuku
Data Obyektif :
 Klien tampak kurang merawat diri
 Rambut kotor dan acak-acakan
 Kulit kusam dan kotor
 Pakaian tidak rapi dan kotor
 Mulut dan gigi bau

b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : Kebersihan diri
c. Tujuan Keperawatan Pada Klien
 Pasien mampu mandi secara mandiri
 Pasien mampu menggosok gigi secara mandiri
 Pasien mampu melakukan perawatan diri tanpa bermalasan
 Pasien mampu memotong kukunya sendiri secara mandiri
 Pasien mampu membersihkan rambut/keramas secara mandiri

d. Rencana Tindakan Keperawatan


SP 1 : Melatih pasien dalam melakukan perawatan kebersihan diri dan menjaga
kebersihan diri : mandi
 Identifikasi masalah perawatan diri : mandi
 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan alat alat yang digunakan untuk mandi
 Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri diantaranya mandi, sikat gigi, cuci
rambut/keramas, ganti pakaian, dan potong kuku
 Melatih pasien untuk mempraktikkan cara perawatan kebersihan diri : mandi
 Memasukkan aktivitas dalam jadwal kegiatan

2. Rencana Komunikasi Keperawatan


a. Fase Orientasi :
 Salam terapeutik
“Assalamualaikum, Ibu”.
“Saya perawat Malita yang bertugas pagi ini dari jam 7.30-16.00 WIB. Saya
akan merawat Ibu selama 3 hari kedepan ya”.
 Evaluasi/Validasi
“Nama ibu siapa? Biasanya dipanggil siapa bu?”
“Saya lihat ibu tadi menggaruk rambut dan badan ibu, ada apa bu?”
“Tadi pagi ibu sudah mandi?”
“Ibu kenapa belum mandi?”
“Kuku ibu sudah panjang, kenapa belum di potong bu?”
 Kontrak Waktu
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri sekaligus
perawatannya, kira-kira waktunya 20 menit, apakah ibu bersedia?”
“Kita bicara nya di sini saja ya bu, gimana bu?”

b. Fase Kerja :
SP 1 : Melatih pasien dalam melakukan perawatan kebersihan diri dan menjaga
kebersihan diri : mandi
a) Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
“Ibu biasanya mandi berapa kali?”
“Ibu biasanya keramas berapa kali seminggu?”
“Kenapa sekarang jadi seperti itu bu?”

b) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri


“Baiklah, sekarang kita bicara tentang pentingnya mandi ya bu, coba ibu
pikirkan, apa yang ibu rasakan setiap mandi?”
“Nah, saya akan beritahu ibu tentang pentingnya jika ibu mandi. Yang pertama,
Ibu jadi bersih. Kedua, ibu jadi wangi. Yang ketiga nya kira kira apa bu?”
“Coba sekarang ibu ingat-ingat dulu”
“Nah betul bu, lalu apalagi bu?”
“Benar bu, bagus sekali. Jadi dampak dari mandi apa saja bu?”
“Iya, Ibu benar sekali”

c) Menjelaskan alat alat yang di gunakan untuk kebersihan diri : mandi


“Nah, sekarang coba ibu sebutkan satu persatu alat yang biasa di pakai untuk
mandi itu apa saja?”
“Begini, saya sebutkan dulu yang pertama ya bu. Yang pertama ada sabun, terus
ada shampo, lalu apalagi bu?”
“Betul bu, lalu apalagi bu?”
“Iya, benar sekali ibu”

d) Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri diantaranya mandi, sikat gigi, cuci
rambut/keramas, ganti pakaian, dan potong kuku
“Baiklah bu, sekarang kan kita sudah tahu apa saja alat-alat untuk mandinya,
sekarang kita belajar cara-cara mandinya ya bu. Pertama, kita ambil air terus di
guyur siram ke seluruh tubuh. Ambil sabunnya, terus tuangkan sabun ke telapak
tangan lalu kita gosok-gosok ya bu, kemudian usapkan keseluruh tubuh”
“Nah sekarang kita ambil shamponya ya bu. Kita tuangkan shamponya ke
telapak tangan, lalu di usapkan sambil di gosok gosokkan di kepala”
“Lalu kita bersihkan sabun dan shamponya dengan guyur air keseluruh tubuh
sampai sabun dan shamponya hilang ya bu”
“Terus kita pakai handuk, lalu gosok gigi”
“Pertama kita ambil pasta gigi nya lalu oleskan ke sikat giginya, beri sedikit air
lalu di gosokkan ke gigi dan mulut ya bu, setelah itu kita kumur-kumur dan
buang air kumur-kumur nya”
“Kalau sudah selesai semua, kita ganti baju dulu ya bu. Selanjutnya memotong
kuku”
“Nah kalau ibu lakukan kegiatan ini, nanti badan ibu jadi bersih, wangi dan
tidak gatal lagi bu. Tiap hari badan ibu jadi segar”
“Baiklah, sekarang saya praktikkan dulu ya bu. Ibu lihat ya”

e) Melatih pasien untuk mempraktikkan cara perawatan kebersihan diri : mandi


”Baiklah sudah selesai. Sekarang kita coba praktikkan di kamar mandi ya bu?”

f) Memasukkan aktivitas dalam jadwal kegiatan


“Ibu Nurul kita sudah selesai ya mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
mulai dari mandi sampai potong kuku, nanti ibu mau latihan mandinya jam
berapa?”
“Kalau sikat gigi?”
“Potong kuku nya bu?”
“Baik bu Nurul. Saya masukkan ke jadwal kita ya bu”

c. Fase Terminasi Sementara


 Evaluasi Subjektif
“Ibu, bagaimana rasanya setelah mandi?”
 Evaluasi Objektif
“Ibu masih ingat apa saja yang kita lakukan tadi?”
 Tindak Lanjut
“Ibu Nurul, tadi kan sudah di buat jadwal latihan nya, besok saya cek ya sudah
dilakukan apa belum. Kalau sudah dilakukan dengan benar tanpa di ingatkan,
nanti di jadwal saya tulis S ya. Kalau masih perlu di ingatkan, saya akan tulis B
ya bu”

d. Kontrak Yang Akan Datang


“Baiklah kalau begitu bu, saya akan kembali ke ruang perawat. Besok saya akan
menemui ibu lagi pada pukul 09.00 untuk kita latihan berdandan, untuk tempatnya
diruangan ini saja ya bu. Apakah ibu bersedia?”

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Data Subyektif :
 Klien mengatakan tidak mau berdandan
 Klien mengatakan malas untuk menyisir rambut
Data Obyektif :
 Rambut kotor dan acak-acakan
 Wajah klien tampak kusam
 Klien tampak memakai baju miring
 Salah memakai kancing baju

b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : Berhias/berdandan

c. Tujuan Keperawatan Pada Klien


 Pasien mampu berhias/berdandan secara mandiri
 Pasien mampu mengganti pakaian secara mandiri
 Pasien mampu menyisir rambut secara mandiri

d. Rencana Tindakan Keperawatan


SP 2 : Melatih cara berdandan seperti berganti pakaian, menyisir rambut, dan
merias wajah
 Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
 Validasi kemampuan pasien dalam melakukan kegiatan pertama
 Evaluasi manfaat dari kegiatan pertama yang dilakukan
 Jelaskan cara dan alat-alat untuk berdandan
 Latih cara berdandan setelah kebersihan diri seperti berganti pakaian, menyisir
rambut, dan merias wajah
 Memasukkan aktivitas dalam jadwal kegiatan

2. Rencana Komunikasi Keperawatan


a. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik
“Assalamualaikum ibu Nurul”
“Masih ingat dengan saya bu?”
 Evaluasi/Validasi
“Apa kabar bu? Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
“Ibu pagi ini tampak segar, Pagi ini ibu sudah mandi ya?”
 Kontrak Waktu
“Ibu Nurul, sesuai dengan janji kita kemarin, kita hari ini kegiatannya merias
diri ya bu. Kita dandan supaya lebih cantik dan rapi. Waktunya kurang lebih 20
menit, apakah ibu bersedia?”

b. Fase Kerja
SP 2 : Melatih cara berdandan seperti berganti pakaian, menyisir rambut, dan
merias wajah
a) Evaluasi Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri
“Ibu Nurul, saya lihat baju ibu kancing nya tidak pas dan bajunya miring”
“Apakah setelah mandi tadi ibu sudah menyisir rambut?”
“Kapan terakhir ibu menyisir rambut?”
b) Validasi Kemampuan Pasien Melakukan Kegiatan Pertama
“Bagaimana bu, apakah ada kesulitan dalam melakukan kegiatan kita kemarin?”
“Ibu melakukan kegiatan nya di ingatkan perawat yang lain atau melakukan
sendiri bu?”
“Wah, Bagus sekali bu”
c) Evaluasi Manfaat Melakukan Kegiatan Pertama
“Apa yang ibu rasakan setelah melakukan kegiatan itu bu?”
d) Jelaskan Cara dan Alat-Alat Untuk Makan
“Baiklah sekarang kita belajar berdandan ya bu”
“Pertama kita ganti baju dulu ya bu, masukkan tangannya satu-satu, setelah itu
masukkan kancing baju nya ke lubang yang sesuai ya bu”
“Nah pakaian nya sudah rapi, sekarang kita menyisir rambut ya bu”
“Kalau ibu menyisir rambut, nanti rambut ibu jadi lebih rapi bu”
“Sekarang saya contohkan dulu ya bu, ibu liat ya”
“Baik, sekarang giliran ibu ya bu, kita coba”

e) Memasukkan aktivitas dalam jadwal kegiatan


“Sekarang ibu sudah bisa melakukan dandan seperti ini setelah mandi. Kira-kira
kapan ibu mau melakukan nya?”
“Baiklah bu, saya masukkan ke dalam jadwal kita ya bu. Saya harap ibu bisa
mencoba melakukan nya”

c. Fase Terminasi Sementara


 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah belajar dandan tadi?”
 Evaluasi Objektif
“Apakah ibu masih ingat apa saja yang kita lakukan tadi?”
“Coba sebutkan satu-satu bu”
“Lalu selanjutnya bu?”
“Bagus. Benar sekali bu, Ibu menyebutkan nya dengan benar dan tepat”
 Rencana Tindak Lanjut
“Ibu Nurul, tadi kan sudah di buat jadwal latihan nya, besok saya cek ya sudah
dilakukan apa belum. Kalau sudah dilakukan dengan benar tanpa di ingatkan,
nanti di jadwal saya tulis S ya. Kalau masih perlu di ingatkan, saya akan tulis B
ya bu”
 Kontrak Yang Akan Datang
“Baiklah bu, kita sudah selesai ya bu. Kalau begitu saya permisi kembali ke
ruangan perawat, nanti siang sekitar jam 12.00 saya kembali lagi untuk latihan
makan dan minum yang benar di ruang makan ya bu”
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Data Subyektif :
 Klien mengatakan tidak mau menghabiskan makan
 Klien mengatakan malas untuk menyiapkan makan
Data Obyektif :
 Klien terlihat tidak menghabiskan makanan nya
 Cara makan klien berantakan

b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : Makan

c. Tujuan Keperawatan Pada Klien


 Pasien mampu makan dan minum secara mandiri
 Pasien mampu menghabiskan makanan nya dengan baik
 Pasien mampu makan dan minum dengan rapi dan tertib

d. Rencana Tindakan Keperawatan


SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri
 Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
 Validasi kemampuan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilakukan dan beri
pujian atas hasil usaha
 Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua serta ketiga
 Menjelaskan kebutuhan makanan per hari dan minum 8 gelas per hari
 Menjelaskan cara menyiapkan makan yang tertib
 Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
 Mempraktikkan makan dan minum sesuai kebutuhan dengan baik dan benar
 Masukkan latihan dalam jadwal kegiatan

2. Rencana Komunikasi Keperawatan


a. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik
“Selamat siang ibu Nurul”
 Evaluasi/Validasi
“Siang ini ibu terlihat masih rapi ya”
 Kontrak Waktu
“Bu Nurul, Sesuai dengan janji kita, siang ini kita akan melakukan kegiatan
latihan makan dan minum yang benar dan tertib ya bu, tempatnya di sini ya bu.
Waktunya kurang lebih 20 menit, apakah ibu bersedia?”

b. Fase Kerja
SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri
a) Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Ibu biasanya kalau makan di mana?”
b) Validasi kemampuan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilakukan dan beri
pujian atas hasil usaha
”Apakah sejauh ini ibu ada kesulitan melakukan kegiatan yang telah kita
jadwalkan bu?”
“Kalau begitu ibu melakukan kegiatannya sendiri atau di bantu perawat yang
lain bu?”
“Waah.. Hebat. Itu bagus sekali bu. Di pertahankan ya bu melakukan sendiri
tanpa perlu di ingatkan”
c) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua serta ketiga
“Bagaimana perasaan ibu setelah mandi dan berdandan bu?”
“Apa yang ibu rasakan?”
“Iya ibu, betul sekali”
d) Menjelaskan kebutuhan makanan per hari dan minum 8 gelas per hari
“Begini bu, kita sekarang membicarakan tentang kebutuhan kita untuk makan
perharinya ya bu, yaitu satu kali makan dengan satu piring nasi dan sayur serta
lauk pauk dan satu gelas air ya bu”
“Sekarang saya mau tanya, apa yang harus kita lakukan sebelum makan?”
“Baik. Sebelum makan kita cuci tangan, setelah itu?”
“Saya akan jelaskan cara menyiapkan makan dan cara makan yang baik ya bu,
saat makan kita harus menyuap makanan satu per satu dengan pelan-pelan, nah
nanti kalau ibu merasa haus, ibu bisa minum”
e) Menjelaskan cara menyiapkan makan yang tertib
“Ini piring ibu Nurul dan makanan nya, nah kalau yang itu punya teman ibu.
Ibu makan yang tertib ya”
f) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
“Setelah selesai makan kita bereskan dan taruh gelas serta piring nya yang kotor
ke tempat pencucian piring. Setelah itu, Ibu cuci tangan”
“Ibu Nurul, kalau ibu makan setiap hari sesuai dengan kebutuhan, ibu akan lebih
sehat dan berenergi”
g) Mempraktikkan makan dan minum sesuai kebutuhan dengan baik dan benar
“Sekarang kita ke ruang makan ya bu”
“Nah sekarang kita coba praktikkan ya bu”
“Setelah makan, nanti ada perawat Serli yang mau memberi obat”
“Coba sekarang ibu sendiri yang meminta obatnya”
h) Masukkan latihan dalam jadwal kegiatan
“Kira-kira kapan ibu mau melakukan latihan makan dan minum ini?”
“Saya masukkan ke jadwal latihan kita ya bu”

c. Fase Terminasi Sementara


 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum yang baik
tadi?”
 Evaluasi Objektif
“Apakah ibu masih ingat apa saja yang kita lakukan tadi?”
“Coba disebutkan bu”
“Bagus sekali. Ibu bisa mengingat nya dengan baik”
 Rencana Tindak Lanjut
“Nah tadikan ibu bilang mau mencoba latihan makan dan minum yang baik dan
tertib sewaktu makan, ini akan saya masukkan di jadwal latihan kita bu, saya
harap ibu bisa melakukannya”
“Nanti saya akan beri tanda S kalau ibu bisa melakukan nya, dan saya akan beri
tanda B jika ibu belum bisa melakukan nya”
 Kontrak yang Akan Datang
“Baiklah bu, kegiatan kita sudah selesai. Saya akan kembali ke ruangan
perawat. Besok sekitar jam 08.00 pagi kita latihan BAB/BAK secara mandiri ya
bu”

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Data Subyektif :
 Klien mengatakan BAB/BAK bukan di toilet
 Klien mengatakan tidak bisa membersihkan diri setelah BAB/BAK
Data Obyektif :
 Klien BAB/BAK di sembarang tempat
 Klien tidak membersihkan diri setelah BAB/BAK

b. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri : BAB/BAK

c. Tujuan Keperawatan Pada Klien


 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK pada tempatnya
 Pasien mampu membersihkan diri setelah BAB/BAK

d. Rencana Tindakan Keperawatan


SP 4 : Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
 Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
 Validasi kemampuan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilakukan dan beri
pujian atas hasil usaha
 Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua serta ketiga
 Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
 Melatih BAB/BAK yang baik dan benar
 Memasukkan aktivitas dalam jadwal kegiatan
2. Rencana Komunikasi Keperawatan
a. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu Nurul”
 Evaluasi/Validasi
“Ibu kelihatan segar dan wangi. Ibu sudah mandi ya?”
“Ibu sudah berdandan ya”
 Kontrak Waktu
“Baiklah bu, sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan melakukan
latihan BAB/BAK secara mandiri dan benar ya bu. Tempatnya disini, untuk
waktunya sekitar 20 menit, apakah ibu bersedia?”

b. Fase Kerja
SP 4 : Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Ibu, Biasanya BAB/BAK dimana bu?”
“Setelah selesai BAB/BAK apa yang ibu lakukan?”
b) Validasi kemampuan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilakukan dan beri
pujian atas hasil usaha
”Apakah sejauh ini ibu ada kesulitan dalam melakukan kegiatan yang telah kita
jadwalkan bu?”
“Baik, kalau begitu ibu melakukan kegiatan nya sendiri atau di bantu perawat
yang lain bu?”
“Waah.. Hebat. Di pertahankan ya bu.”
c) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua serta ketiga
“Bagaimana perasaan ibu setelah mandi dan berdandan bu?”
“Kalau sudah makan, apa yang ibu rasakan?”
“Iya bagus sekali bu Nurul”
d) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
“Sekarang saya tanya ya bu, dimana tempat seharusnya Ibu BAB/BAK?”
“Iya benar sekali bu. Kalau kita mau BAB/BAK itu tempatnya di kamar mandi
ya bu”
e) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
“Sekarang saya akan jelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK.
Setelah BAB/BAK, ibu harus membersihkan daerah anus atau kemaluan dengan
air bersih ya bu, dan pastikan tidak ada sisa kotoran di tubuh ibu”
f) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
“Setelah ibu selesai membersihkan daerah kemaluan, jangan lupa bersihkan air
kencing yang di WC ya bu. Caranya siram dengan air secukupnya sampai air
kencingnya tidak tersisa lagi di WC. Kalau ibu bisa melakukan nya, berarti ibu
ikut mencegah terjadinya penyebaran kuman yang berbahaya yang ada pada air
kencing bu. Setelah itu, Ibu rapihkan kembali pakaian ibu sebelum keluar dari
WC. Pastikan baju dan celana ibu tertutup ya bu, setelah itu cuci tangan dengan
sabun”
g) Melatih BAB/BAK yang baik dan benar
“Sekarang kita mulai latihan ya bu”
“Pertama, Kita latihan membersihkan diri setelah BAB/BAK”
“Yang kedua, kita latihan membersihkan BAB/BAK nya”
h) Memasukkan aktivitas dalam jadwal kegiatan
“Sekarang Ibu sudah bisa melakukan latihan ini sewaktu ibu ingin BAB/BAK
ya bu”
“Jadi, kalau ibu ingin BAB/BAK, ibu bisa melakukan latihan yang kita lakukan
tadi”

c. Fase Terminasi Sementara


 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah belajar BAB/BAK secara mandiri tadi?”
 Evaluasi Objektif
“Baiklah, coba sekarang saya tanya, Ibu masih ingat apa saja yang kita pelajari
tadi?”
“Coba sebutkan satu-satu ya bu”
“Benar sekali bu, Ibu bisa mengingat nya dengan baik”
 Rencana Tindak Lanjut
“Nah, tadikan ibu bilang akan melakukan latihan BAB/BAK secara mandiri, ini
akan saya masukkan ke jadwal latihan kita ya bu”
“Saya akan beri tanda S jika ibu bisa melakukan nya dengan baik, dan saya akan
beri tanda B kalau ibu belum bisa melakukan nya”
 Kontrak yang Akan Datang
“Baiklah bu Nurul, kegiatan pagi ini selesai, saya akan kembali ke ruangan
perawat. Besok pukul 08.00 saya akan menemui ibu untuk melihat dan
berdiskusi tentang perkembangan kondisi ibu Nurul dengan keluarga ibu di
ruangan ini. Waktunya sekitar 20 menit ya bu”
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhith. (2015). Asuhan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta :
Andi

Ah. Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI

Tarwonto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses keperawatan Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai