Wahyuni Sari
2014901043
TAHUN 2021
2
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan dengan Diagnosa Medis TB Paru
di Ruang Melati Rumah Sakit AbdulMoeloek Propinsi Lapung” tepat pada waktunya.
Makalah ini saya susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah
dalam ujian SOCA, selain itu untuk mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan
pasien dengan gangguan sistem pernapasan diagnosa medis TB Paru. Saya mengucapkan
terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
3
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah
tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahap asam ini dapat merupakan
Tuberkulosis adalah contoh lain infeksi saluran nafas bawah. Penyakit ini disebabkan
B. ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri atau kuman
ini berbentuk batang. Sebagian besar kuman berupa lemak atau lipid, sehingga kuman
tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman
ini adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak oksigen, dan daerah yang
memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu apikal atau apeks paru. Daerah ini menjadi
C. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah,sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan
(Kemenkes, 2015).
banyak pasien ditemukan Tb paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan
dapat mencapai 40-41°C. Keluhan ini sangat dipengaruhi berat atau ringannya
infeksi kuman yang masuk. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar,
b. Batuk/Batuk Darah Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan
bronkus pada tiap penyakit tidaklah sama, maka mungkin saja batuk baru ada
darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada
tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding
c. Sesak Napas Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak
napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang
d. Nyeri Dada Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi
sering ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin kurus
(berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat pada malam
hari tanpa aktivitas. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang
D. PATOFISIOLOGI
Seorang penderita tuberkulosis ketika bersin atau batuk menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk droplet (percikan dahak). Bakteri kemudian menyebar melalui jalan
nafas ke alveoli, di mana pada daerah tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang
biak. Penyebaran basil ini dapat juga melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang, korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (Soemantri,
2009).
6
Pada saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di
paru, terjadilah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada paru, dan ini disebut
primer adalah 4-6 minggu. Setelah terjadi peradangan pada paru, mengakibatkan
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel.
Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah sel
yang diaktifkan di tempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya. Respon ini disebut
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju,
lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa
dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast,
jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi
tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Gohn dan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Gohn respon lain yang
dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam
bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding
kavitas akan masuk ke dalam percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat akan
terulang kembali ke bagian lain dari paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke
7
laring, telinga tengah atau usus. Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa
pengobatan dan meninggalkan jaringan parut bila peradangan mereda lumen bronkus
dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan
rongga bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir
melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi
mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas keadaan ini dapat menimbulkan gejala
dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang
lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil dapat
menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai
merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini
terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme
masuk kedalam sistem vaskular dan tersebar ke organ-organ tubuh (Soemantri, 2014).
E. PATHWAY
Menempel pada
paru
Keluar dari
tracheobionchial Dibersihkan oleh Menetap di
bersama sekret makrofag jaringan paru
Terjadi proses
Sembuh tanpa peradangan
pengobatan
8
HIPERTERMI
Mual, muntah
RESIKO INFEKSI
DEFISIT NUTRISI
E. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Keperawatan
b) Pemberitahuan baik melalui spanduk atau iklan tentang bahaya TBC, cara
a) Vaksinasi BCG
b) Menggunakan Isoniazid
b. Penatalaksanaan Medis
1) Jangka pendek
10
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1-3 bulan
2) Jangka panjang
Tata cara pengobatan : setiap 2x seminggu, selama 13-18 bulan, tetapi setelah
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
b. Tes Tuberkalin adalah Mantolix tes reaksi positif ( area indurasi 10-15 mm
terjadi48-72 jam)
e. Photo Thorax adalah untuk melihat infiltrasi lesi awal pada paru atas
G. PENGKAJIAN FOKUS
1. Data Pasien
Penyakit TB paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai dewasa
dengan perbandingan yang hampir sama antara lakilaki dan perempuan. Penyakit
ini biasanya banyak ditemukan pada pasien yang tinggal didaerah dengan tingkat
minim. TB paru pada anak dapat terjadi pada usia berapapun, namun usia paling
umum adalah antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB diluar paru-
TB diluar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan pada usia3 tahun.
angka kejadian (prevalensi) TB paru pada usia 5-12 tahun cukup rendah, kemudian
meningkat setelah usia remaja dimana TB paru menyerupai kasus pada pasien
2. Riwayat Kesehatan
b. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi untuk
c. Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru-
paru.
d. Keringat malam
e. Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang sampai
pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke sisi yang
sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit nampak bayangan hitam dan
h. Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini
infeksi menular.
12
Biasanya pada keluarga p asien ditemukan ada yang menderita TB paru.Biasanya ada
f. Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu, dan tempat bekerja, jumlah penghasilan,
menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang mampu, masalah berhubungan
dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang
banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus
harapan.
13
g. Faktor Pendukung:
1. Riwayat lingkungan.
2. Pola hidup: nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur,
kebersihan diri.
6. Pemeriksaan Fisik
Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari. Suhu mungkin tinggi atau tidak
1) Kepala
Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah tampak meringis, konjungtiva anemis,
skelra tidak ikterik, hidung tidak sianosis, mukosa bibir kering, biasanya adanya
pergeseran trakea.
2) Thorak
Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan tarikan dinding dada, biasanya pasien
3) Abdomen
4) Ekremitas atas Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada edema
5) Ekremitas bawah Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
a) Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek karena kerja, kesulitan tidur pada
Tanda : Takikardi, takipnea/dispnea pada saat kerja , kelelahan otot,nyeri, sesak (tahap
lanjut).
b) Integritas Ego
Gejala : Adanya faktor stres lama, masalah keuangan, perasaan tidakberdaya/putus asa.
e) Pernafasan
Gejala : Batuk, produktif atau tidak produktif , nafas pendek, riwayat tuberkulosis/terpajan
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan Penyakit luas atau fibrosisparenkim paru dan
pleura). Pengembangan pernafasan tak simetris (effusi pleural). Perkusi pekak dan
penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural). Bunyi nafas menurun / tak ada
secara bilateral atau unilateral (effusi pleural/pneumotorak). Bunyi nafas tubuler dan / atau
bisikan pektoral di atas lesi luas. Krekel tercatat diatas apek pru selama inspirasi cepat
f) Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIVpositif.
g) Interaksi Sosial
h) Penyuluhan
Memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat dan bantuan perawatan diri dan
pemeliharaan/perawatan rumah
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Secara teoritis diagnosa keperawatan yang dapat muncul dengan klien TB Paru adalah
sebagai berikut
c. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan jumlah hemoglobin dalam
darah
16
H. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tindakan :
Observasi :
- Monitor bunyi nafas tambahan ( mis, gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering )
Teraupeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (
dibulatkan) 8 detik.
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
c. Pemantauan Respirasi
Tindakan :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Defisit Nutrisi
a. Manajemen Nutrisi
Tindakan
Observasi :
Trapeutik :
Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi :
Kolaborasi :
jika perlu Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien ( mis. Makanan dengan tekstur
halus,makanan yang dibelender, makanan yang cair diberikan melalaui NGT atau
Edukasi :
3. Defisit Pengetahuan
a. Edukasi Kesehatan
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Tindakan
Observasi :
lingkungan
Terapeutik :
Edukasi :
Jelaskan masalah yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
Tindakan :
24
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
jelaskan gejala fisik penarikan nikotin (mis. Sakit kepala, pusing, mual, dan
insomnia )
jelaskan gejala berhenti merokok ( mis. Mulut kering, batuk , tenggorokan gatal )
inhaler )
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Tn.D
2. Umur : 58 tahun
3. Jenis kelamin : L
4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : Buruh
7. Dx. Medis : TB
8. Alamat : Sukamaju
B. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien mengatakan masuk ke rumah sakit RSAM tanggal 06-01-2021 pukul 11.40 WIB
dari IGD dibawa oleh petugas dan keluarganya dengan keluhan batuk berdarah sejak 2 hari
yang lalu, badan terasa panas, napas sesak dan berat badan menurun.
26
Status Lokalis :
Berdasarkan skoring penilaian resiko jatuh pasien masuk dalam kategori kuning dengan total skor
35.
Pada saat pengkajian (07januari 2021) pasien, batuk berdahak yang disertai darah sejak dua hari
yang lalu, klien mengatakan dahak susah keluar, klien mengatkan nafsu makan berkurang, mual
27
(+), muntah (+), klien juga mengatakan sering berkeringat dimalam hari dan demam naik turun
3. Riwayat Alergi (Obat, Makanan, dll) : tidak ada alergi obat dan makanan.
Pasien dan keluarga mengatakan dahulunya pasien mempunyai riwayat batuk darah pada
tahun 2013 dan untuk mengobatinya pasien dirawat di Rumah Sakit Tjokrodipo tetapi pada
saat itu pasien tidak mengkonsumsi obat rutin untuk penderita TB Paru
klinik terdekat jika sakitnya kambuh dan beberapa kali memeriksakan kesehatan ke
puskesmas
Upaya pemeriksaan kesehatan mandiri : Keluarga mengatakan saat tidak sakit pasien jarang
Keluarga mengatakan 2 bulan yang lalu dirawat di klinik sukamaju dengan keluhan yang
sama
28
Saat di RS : makan 3x/hari, mual dan nyeri ulu hati, makan habis ½ porsi. Intake dari
BB= 40 Kg. pasien mengatakan merasa lemas dan sulit melakukan aktivitas dan merasa bb
menurun
POLA ELIMINASI
Eliminasi buang air kecil (b.a.k) : Pasien tidak terpasang kateter, BAK dibantu oleh keluarganya
ke kamar mandi, pasien mengatakan BAK ±4-5/hari, urine banyak, tidak nyeri saat berkemih.
Eliminasi buang air besar (b.a.b) : sudah 2 hari tidak bab, karena makannya bubur dan hanya
Pasien mengalami kelemahan karena seperti tidakbertenanga sehingga aktivitas dibantu oleh
Kebiasaan tidur : Pasien mengatakan kesulitan tidur karena sering batuknya. Tidur hanya sekitar
Pasien mengatakan penglihatannya sudah sedikit menurun, dan menggunakan kaca mata baca
Pendidikan terakhir pasien SD, pasien mampu mengambil keputusan. dan mampu mengingat
Keadaan sosial : Pasien mengatakan sebelumnya kesehariannya di rumah sebagai kepala rumah
tangga, namun saat sakit hanya ditempat tidur dan pekerjaan rumah dibantu oleh anaknya.
Pasien mengatakan memiliki hubungan dengan keluarga dan masyarakat yang baik
Saat ini pasien sudah memiliki 3 orang anak dan 2 orang cucu. Keluarga pasien mengatakan
Pasien mengatakan pasrah dan akan berobat ingin sembuh, pasien juga mengatakan selalu
ditemani dengan istri dan anaknya agar tidak merasa sendirian dan dapat membantu merawatnya.
Pasien beragama islam, dan tetap berusaha menjalankan ibadah sholat dan berdoa meskipun
D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda – Tanda Vital : TD : 110/80 mmHg, Nadi : 98 x/menit, kuat dan teratur RR : 24 x/mnt
teratur. Irama nafas teratur, Suhu: 36,6oC, SpO2 : 92%, kesadaran composmentis.
30
Pemeriksaan fisik
1. Kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan,dan bentuk kepala normochepal
2. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Palpasi : J : pulsasi pada dinding dada teraba kuat P: traktil fremitus menurun
c. Perkusi :J : batas atas: ICS II parasterna sinistra, batas bawah: ICS V mid
klavikula dextra,batas kanan : ICS IV mid sternalis dextra, batas kiri : ICS VI
4. Abdomen
d. Perkusi : tymphani
31
7. Ekstremitas Atas & Bawah : terdapat edema derajat II pada kedua ekstremitas bawah
8. Kekuatan otot :
5555 5555
3333 3333
9. Pemeriksaan Khusus :
Rontgen thorax
HB : 11,2
LED : 40
Omeprazole 40mg/24 jam, 06/01/2021 Mengurangi kadar asam Nyeri perut, sakit
IV lambung kepala, penurunan
kadar kalium dalam
darah
Ceftriaxone 2x1gr/IV 06/01/2021 Antibiotic, Mengobati Nyeri perut,mual,
dan mencegah infeksi Muntah, diare,
bakteri pusing, mengantuk,
sakit kepala
Kalnex 500mg/8 jam, 06/01/2021 Koagulan,menghentikan Gangguan saluran
IV perdarahan cerna, mual,
muntah,anoreksia,
sakit kepala hipotensi
Codien 3x10mg tab, 06/01/2021 Meredakan batuk Mual, mulut kering,
oral sakit perut,
pusing,limbung
Vitamin K 2,5mg/8 jam, 06/01/2021 Mengatasi perdarahan Berkeringat,gangguan
oral indra
pengecapan,bibir
membiru, pusing
hendak pingsan,
sesak napas
G. SKALA BRADEN UNTUK PREDIKSI RISIKO LUKA TEKAN
Nama Klien : Ny.S Jenis Kelamin : P No. Register : 465814 Tanggal Penilaian Risiko : 11/01/2021
23
TD : 120/86mmhg
RR: 24x/mnt
Nadi :88x/mnt
Suhu : 36,8 ᵒ C
24
3 07/01/2021 DS : Gangguan pola Proses
14.20 Pasien mengatakan susah tidur penyakit
tidur,terutama di malam hari
karena batuk terus
Tidur malam hanya 4-5 jam
Mengatakan napas agak
berat
Mengatakan tidak segar saat
bangun pagi
DO :
Pasien tampak lesu
Tampak tidak segar
Mata pasien tampak cekung
Palpebra berwarna hitam
Akral teraba hangat
4 11/01/2021 DS: Defisit Kurang
Pasien mengatakan tidak Pengetahuan Terpapar
tahu tentang penyakitnya informasi
25
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. D
Dx. Medis : TB
Ruang : Melati
No. MR : 408041
26
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
- Produksisputum
menurun
- Frekuensi napas
membaik (16-
20x/mnt)
2. 07/01/2021 Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi Dengan
Faktor psikologis keperawatan status nutrisi mengidentifikasi,memonitor
(keengganan membaik dengan kriteri kemajuan ,dan mengatur diet
untuk makan) hasil: pasien status nutrisi dapat
- Porsi makanan yang segera tercapai
dihabiskan
meningkat Pemantauan Nutrisi Memantauan keluhan selama
- Nafsu makan
Pemberian obat intra Dalam keadaan mual,obat intra
membaik
vena vena adalah pilihan yang paling
tepat,untukmengurangi mual-
muntah
3 07/01/2021 Gangguan Pola Setelah dilakukan asuhan Dukungan Tidur Dengan mengetahui faktor-
Tidur b.d Proses keperawatan maka pola faktor penyebab gangguan pola
penyakit tidur tidur,maka masalah kesulitan
Membaik dengan kriteri tidur dapat diatasi
hasil :
- Keluhan sulit tidur Modifikasi lingkungan Lingkungan juga sangat
membaik berpengaruh dalam mengatasi
Wahyuni Sari
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Nama Klien : Tn.D
Dx. Medis : TB
Ruang : Melati
No. MR : 408041
HASIL ASESMEN PASIEN & PEMBERI Review dan
Profesional PELAYANAN Verifikasi DPJP
Tanggal Instruksi PPA termasuk instruksi
Pemberi (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai (tulis nama,
dan Jam pasca bedah (instruksi ditulis dengan
Asuhan Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir paraf tanggal
rinci)
catatan) dan jam)
S : batuk dengan bercakdarah (+),mual(+),tidak nafsu
08/01/21 dokter makan, susah tidur - IVFD Kaen 3 B: RL 20tts/mnt Dr.Sukarti,Sp.P
09.00 O: ku : tampak sesak / CM - Aminofluid1fls/hr
TD 100/80, ronchi (+)
- injKalnex500mg/8 jam
A : obs haemoptoe
- vitaminK 3x1
TB Paru Lesi luas
- inj Ceftriaxon 2gr/24jam
P:
- Codein 3 x 10mg
- Obs KU
- Lanjutkan terapi
- Edukasi
- Cek sputum TCM
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Nama Klien : Tn.D
Dx. Medis : TB
Ruang : Melati
No. MR : 408041
HASIL ASESMEN PASIEN & PEMBERI
Review dan
PELAYANAN
Profesional Verifikasi DPJP
Tanggal (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Instruksi PPA termasuk instruksi
Pemberi (tulis nama,
dan Jam Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir pasca bedah (instruksi ditulis dengan
Asuhan paraf tanggal
catatan) rinci)
dan jam)
S : mengatakan sesak sudah agak berkurang, batuk - Monitor suara napas tambahan
Ners berdahak tidak ada darah lagi - Monitoring RR
08/01/21 Masih tidak nafsu makan,tapi mual agak berkurang
- Monit mual-muntah
11.00 Malam masih belum bisa tidur nyenyak ,masih batuk
- Monitor vital sign
terus,
- Modifikasi Lingkungan
O:
- Demonstarsikan dan latih teknik
- RR 20x/mnt
relaksasi (misalnya napas dalam )
- Oksigen sudah uff
- Monitor BB
- Sputum berdarah (-)
- Edukasi PolaPerilaku Kesehatan
- Tampak belumnafsu untuk makan
- Edukasi berhenti merokok
- Diet diberikan BTKTP,habis 8 sendok
- Tampak masih sering menguap - Menjelaskan pemberian obat
- Tampak masih lesu injeksi dan oral
A : masalah bersihan jalan napas tidak efektif , defisit
nutrisi, gangguan polatidur,defisit pengethuan belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Manajemen jalan nafas
- Pemantauan respirasi
- Manajemen nutrisi
- Pemantauan nutrisi
- Dukungan tidur
- Terapi relaksasi
- Pemberian obat intra vena dan oral
- Modifikasi lingkungan
- Edukasi Kesehatan
- Edukasi Pola Perilaku Kesehatan
Wahyuni Sari
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Nama Klien : Tn.D
Dx. Medis : TB
Ruang : Melati
No. MR : 408041
HASIL ASESMEN PASIEN & PEMBERI
Review dan
PELAYANAN
Profesional Verifikasi DPJP
Tanggal (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Instruksi PPA termasuk instruksi
Pemberi (tulis nama,
dan Jam Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir pasca bedah (instruksi ditulis dengan
Asuhan paraf tanggal
catatan) rinci)
dan jam)
P:
- Manajemen jalan nafas
- Modifikasi lingkungan
- Edukasi Kesehatan
- Edukasi Pola Perilaku Kesehatan
Wahyuni sari
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Nama Klien : Tn.D
Dx. Medis : TB
Ruang : Melati
No. MR : 408041
HASIL ASESMEN PASIEN & PEMBERI
Review dan
PELAYANAN
Profesional Verifikasi DPJP
Tanggal (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Instruksi PPA termasuk instruksi
Pemberi (tulis nama,
dan Jam Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir pasca bedah (instruksi ditulis dengan
Asuhan paraf tanggal
catatan) rinci)
dan jam)
10/01/21 S : tinggal batuk saja,tapi sudah jarang-jarang. - edukasi tidak merokok Dr.Retno Ariza
10.00 Dokter O: keluhan banyak berkurang , Sp.P
Mual(-), haemoptoe (-)
A;TB Paru kasus baru lesiluas
P : pulang ,dengan TB 09
BAB III
PEMBAHASAN
Masalah keperawatan yang pertama yaitu Bersihan Jalan Nafas Tindakan yang
telah dilakukan adalah Pengaruh Latihan Batuk Efektif Dan Efektivitas Posisi
Semi Fowler.
Monitor seputum
40
Pada hari pertama hingga hari ketiga masalah bersihan nafas mulai teratasi
ditandai dengan pasien mengatakan sputum membaik, sesak nafas sudah terasa
berkurang dan frekuensi pernapasan 22 x/mnt, dihari kedua oksigen diturunkan
dari 3 liter hingga 1 liter. Dihari ketiga tidakmenggunakan bantuan oksigen
frekuensi pernafasan 16x/mnt.
41
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (tim gizi)
Pada hari pertama sampai hari ketiga devisit nutrisi kurang dari kebutuhan mulai
teratasi dengan sebelumnya pasien hanyak makan 2 sendok makan dan pada hari
ketiga pasien mampu makan dengan 1/2porsi makanan dengan diet makanan
BTKTP diet yang ditentukan dari rumah sakit. Dan selama pengamatan
melakukan asuhan keperawatan di ruang paru pasien tidak mengalami penurunan
berat badan dengan BB 45 kg.
42
Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
Pada hari pertama hingga hari ketiga gangguan pola tidur mulai menunjukkan
teratasi pencapaian dengan dukungan tidur dengan ditandai pesien mengatakan
sudah bisa tidur tadi malam namun belum nyenyak (4 jam) dan tidur siang 1/ 2
jam, pasien mengatakan masih sering terbangun dimalam hari karena batuk , dan
ini menunjukkan peningkatan yang sebelumnya pasien hanya mampu tidur
malam 3-4 jam dan dan pada hari ketiga pasien mengatakan batuk membaik.
Jelaskan masalah yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri
dan lingkungan
Pada hari pertama hingga hari ketiga devisit pengetahuan menunjukkan teratasi
pencapaian pengetahuan informasi dengan ditandai pesien mengatakan mulai
paham tentang penyakit nya dan sudah melakukan hidup bersih sehat mulai dari
cuci tangan sebelum makan, menggunakan masker, etika batuk dan berhenti
merokok,
pada hari ke tiga pasien sudan paham dan tidak terlalu banyak bertanya kepada
perawat dalam masalah kesehatan diri dan lingkungan.
Intervensi inovasi yang di lakukan pada kasus diatas adalah teknik latihan batuk
efektif dan semi foowler. Tujuan batuk efektif dan semi fowler yaitu untuk
mengeluarkan sputum , membersihkan jalan nafas serta menurunkan frekuansi
pernafasaan sehingga pasien tidak mengalami sesak nafas frekuensi pernafasan
dalam batas normal 18-22 x/i.
44
Dari ke empat masalah di atas penulis mengangkat dua masalah pokok yaitu
Seputum Yang Berlebihan dan Devisit Pengetahuan, kemudian penulis melakukan
Critical Review Evidance Based/Tindakan kepada pada pasien sesuai dengan hasil
jurnal atau penelitian terkait yang sejalan dengan penulis yaitu :
45
pengeluaran seputum. Penulis berfokus kepada diagnosa ini dan melakukan
tindakan selama 7 hari dengan durasi 30 menit dalam sehari karena apabila
dibiarkan dan tidak diberikan intervensi, maka akan dapat menimbulkan masalah
yang lebih berat yaitu pola nafas tidak efektif, yang mana klien akan merasakan
sesak nafas.
Peran keluarga juga cukup penting dalam tingkat keberhasilan terapi ,menurut
hasil penelitian yang dilakukan oleh festy (2009) semakin baik peran yang
dimainkan oleh keluarga dalam pelaksanaan program terapi maka semakin baik
pula hasil yang akan dicapai. Peran keluarga terdiri dari peran sebagai motivator,
edukator dan peran sebagai perawat.
46
BAB IV
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan penulis pada Tn. D pada
tanggal 07 - 09 Januari 2021 maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsep TB Paru
Tuberculosis Paru (TB paru) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang menyerang paru-paru sehingga pada
bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus
akan mengecil (Nugroho, 2014).
47
d. Defisit Pengetahuan b.d Kurang informasi tentang penyakitnya
48
pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap kestabilan pola napas
pada pasien TB Paru.
49
diberikan kepada pasien TB Paru sehingga kualitas hidup pasien TB Paru
lebih meningkat.
B. Saran
50
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk lebih menambah
referensi mengenai TB Paru dan bisa memperdalam lagi ilmu
pembelajaran mengenai gangguan sistem pernafasan khususnya TB
Paru.
51
DAFTAR PUSTAKA
TIM POKJA SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
TIM POKJA SIKI DPP PPNI, 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi Dan
TIM POKJA SLKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi Dan
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Januari 2021 pukul 16.20 WIB Alsagaff, Hood dan Mukti, Abdul dalam
Amin and Bahar 2014, Tuberkulosis Paru.Buku Ajar Ilmu penyakit DalamJilid III. Ed6,
Jakarta: FKUI;2014.
Andra F.S & Yessie M.P 2015, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit Nuha
Medika. Yogyakarta
Aru Sudoyono W, Dkk 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke 5,
52
Bahar, Asril. 2015. Tuberkulosis Paru. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
53