Anda di halaman 1dari 152

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MANAJEMEN JALAN NAFAS


PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU
PADA TN.Y DAN NY.D DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NUSA INDAH
KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

OBI AJI HUSEN


NIM : P05120318027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES


KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MANAJEMEN JALAN NAFAS


PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU
PADA TN.Y DAN NY.D DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NUSA INDAH
KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaiakan program Dilpoma III
Keperawatan pada Prodi DIII Keperawatan Bengkulu Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenks Bengkulu

OBI AJI HUSEN

NIM.P05120218027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES


KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MANAJEMEN JALAN NAFAS


PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU
PADA TN.Y DAN NY.D DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NUSA INDAH
KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan
dihadapan tim penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan Bengkulu
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Dipersiapkan dan Dipresentasikan oleh:

OBI AJI HUSEN


P05120218027

Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk


dipresentasikan dihadapan tim penguji program studi
DIII Keperawatan Poltekkes kemenkes Bengkulu
Pada tanggal 30 Juni 2021
Oleh
Dosen Pembimbing :

Dahrizal S.Kp., MPH


NIP.197109262001121002
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH

Dengan Judul :

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MANAJEMEN JALAN NAFAS


PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU
PADA TN.Y DAN NY.D DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NUSA INDAH
KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Dipersiapkan dan dipersentasikan oleh :

OBI AJI HUSEN


P05120218027

Karya tulis ilmiah telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji pada Program
Studi DIII Keperawatan Bengkulu Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pada tanggal 30 Juni 2021

Panitia Penguji
1. Ns.Hermansyah,M.Kep NIP. 198103012000121001

NIP.197507161997031002 3. Dahrizal,S.Kp.,MPH
NIP:197109262001121002
2. Ns.Idramsyah,M.Kep.,Sp.Kep.
M.B.

Mengetahui
Ka. Prodi D III Keperawatan Bengkulu
iv
Asmawati, S. Kp, M. Kep
NIP.197502022001122002
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul ”Asuhan Keperawatan Keluarga manajemen Jalan Nafas Pada
Anggota Keluarga dengan Tuberkulosis Paru pada Tn.Y dan Ny.D Di Puskesmas
Nusa Indah Kota Bengkulu Tahun 2021”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mendapatkan bimbingan dan bantuan baik
materi maupun nasehat dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Ibu Eliana, SKM.,MPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Bengkulu.
2. Ibu Ns.Septiyanti, S.Kep.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Ibu Asmawati, S.Kp.,M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Bapak Dahrizal S.Kp., MPH selaku pembimbing KTI yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian
kepada penulis dalam menyusun studi kasus ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
6. Kedua orang tuaku yang paling saya sayangi dan saya cintai Hasan
Basri dan Mulyati, yang senantiasa memberikan doa, motivasi, dukungan
untuk menyesaikan Studi kasus ini.
7. Kepada Kakak kandungku fitria sulastri dan joko darmawan yang
selalu memberikan semangat dan dukungannya serta selalu bersedia saat
diminta bantuan.
v
8. Teruntuk Hera Oktavia selalu memberikan support dan bantuan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Teruntuk teman-temanku Deki, Ikhtiar, dan Tege yang selalu
memotivasi dan mendukung satu sama lain.
10. Kepada Kakak Pembimbingku Sist Raudya ,.Amd.kep, Sist Tiara,
Amd.Kep, Sist Qori,.Amd.Kep,Sist Ika, Sist Meilinda, Kak Hendro dan
Adek Pembimbingku dian yang selalu memberikan support dan bantuan
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Teman satu bimbingan squad pak Dahrizal S.Kp., MPH serta teman-
teman Program Studi DIII keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Semoga bimbingan, bantuan dan nasihat, serta dukungan yang telah
diberikan akan menjadi amal baik oleh allah SWT. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak
terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun penyusun
dan metodologi, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan
dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di
masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah yang penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif terutama
bagi penulis sendiri dan mahasiswa Prodi Keperawatan Bengkulu lainnya.

Bengkulu, Juli 2020

Obi Aji Husen

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumus Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat penelitian.............................................................................. 7

BAB 11 TINJAUAN TEORI.......................................................................... 8

A. Konsep Keluarga................................................................................ 8
1. Pegertian keluarga.......................................................................... 8
2. Tipe Atau Bentuk Keluarga........................................................... 9
3. Peran Keluarga............................................................................... 11
4. Fungsi Pokok Keluarga.................................................................. 12
5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ................................... 12
6. Struktur Keluarga .......................................................................... 13
7. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga............................................ 14
8. Konsep Keluarga Resiko Tinggi ................................................... 17
9. Peran Perawat Dalam Keperawatan Keluarga............................... 19
B. Konsep Penyakit Tuberkulosis........................................................... 20
1. Definisi .......................................................................................... 20
2. Etiologi .......................................................................................... 20
3. Patofisiologi................................................................................... 21
4. Klasifikasi...................................................................................... 24
5. Gejala Klinis.................................................................................. 25
6. Medikamentosa.............................................................................. 25
7. Penatalaksanaan ............................................................................ 26
8. Gegagalan Pengobatan .................................................................. 26
9. Penanggulanagan Kasus Pasien .................................................... 27
C. Konsep Asuhan Keperawan Keluarga Tuberkulosis Paru.................. 28
1. Pengkajian Keperawatan................................................................ 28
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................. 35
3. Intervensi Keperawatan................................................................. 38
4. Implementasi Keperawatan ........................................................... 52
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 55

vii
A. Desain Penulisan................................................................................. 55
B. Subyek Penulisan ............................................................................... 55
C. Fokus Studi Kasus.............................................................................. 55
D. Batasan Istilah..................................................................................... 56
E. Tempat Dan Waktu............................................................................. 57
F. Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data........................................ 57
G. Etika Studi Kasus................................................................................ 58
H. Keabsahan Data.................................................................................. 59
I. Analisa Data ...................................................................................... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60

A. Hasil Studi Kasus .............................................................................. 60


1. Gambaran pengkajian ................................................................. 60
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga .................................... 62
3. Lingkungan ................................................................................ 63
4. Struktur Keluarga ........................................................................ 66
5. Fungsi Keluarga ......................................................................... 67
6. Stres dan Koping Keluarga ......................................................... 69
7. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan Yang Ada........ 70
8. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe) .............................................. 71
9. Keluhan Saat Dikaji..................................................................... 74
10. Analisa Data ................................................................................ 75
11. Skoring ........................................................................................ 75
12. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas ..................................... 77
13. Intervensi Keperawatan .............................................................. 78
14. Implementasi dan Evaluasi.......................................................... 85
B. Pembahasan Studi Kasus ................................................................... 98
1. Pengkajian..................................................................................... 98
2. Diagnose keperawatan................................................................... 100
3. Intervensi keperawatan.................................................................. 102
4. Implementasi ................................................................................ 103
5. Evaluasi......................................................................................... 107
C. Keterbatasan Studi Kasus ................................................................... 109

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 110

A. Saran ..................................................................................................... 110


B. Kesimpulan............................................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 113

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala menentukan prioritas asuhan keperawatan keluarga ........... 34


Tabel 2.2 Jurnal Terkait Penelitian Manajemen Jalan Nafas........................ 37
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan................................................................. 42
Tabel 4.1 komposisi keluarga binaan ........................................................... 56
Tabel 4.2 identitas keluarga .......................................................................... 57
Tabel 4.3 Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga...................................... 58
Tabel 4.4 lingkungan .................................................................................... 59
Tabel 4.5 struktur keluarga ........................................................................... 62
Tabel 4.6 fungsi keluarga .............................................................................. 63
Tabel 4.7 stres dan koping keluarga ............................................................. 65
Tabel 4.8 harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada ............... 66
Tabel 4.9 pemeriksaan fisik pasien 1 .......................................................... 67
Tabel 4.10 pemeriksaan fisik pasien 2........................................................... 69
Tabel 4.11 keluhan saat dikaji ...................................................................... 70
Tabel 4.12 analisa data pasien 1.................................................................... 71
Tabel 4.13 analisa data pasien 2................................................................... 71
Tabel 4.14 skoring pasien 1........................................................................... 72
Tabel 4.15 skoring pasien 2........................................................................... 72
Tabel 4.16 intervensi keperawatan .............................................................. 74
Tabel 4.17 implementasi dan evaluasi keperawatan pasien 1...................... 80
Tabel 4.18 implementasi dan evaluasi keperawatan pasien 2...................... 87

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang di sebabkan
oleh Micobakterium Tuberculosis yang dapat menyarang paru dan organ lain
nya. Penularan penyakit ini adalah pasien TBC. Penularannya diakibatkan
oleh pasien yang mengadung kuman TBC di dalam dahaknya pada waktu
batuk atau bersin pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan
dahak (Kemenkes, 2016).
Secara global, pada tahun 2018 terdapat 11,1 juta kasus insiden TB
paru yang setara dengan 130 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara
dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, China, Indonesia, Philipina, dan
Pakistan. Data berdasarkan usia diperkirakan sebanyak 57% kasus paling
banyak terinfeksi TB paru yaitu pria yang berusia lebih dari 15 tahun, wanita
32% dan anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dengan persentase
sebanyak 11%. Delapan Negara yang menjadi peringkat pertama untuk
kejadian TB paru adalah India sebanyak 27%, Cina sebanyak 9%, Indonesia
sebanyak 8%, Filipina sebanyak 6%, Pakistan sebanyak 5%, Nigeria
sebanyak 4%, Bangladesh sebanyak 4% dan Afrika Selatan sebanyak 3%
(World Health Organization, 2019).
Kasus TB Paru setiap tahun di perkirakan sembilan juta dan dua juta
diantarnya meninggal, satu juta adalah anak usia <15 tahun. Dari seluruh
kasus anak dengan TB, 75% di dapatkan di 22 negara dengan beban TB
tinggi (High Burden Countris) di laporkan dari berbagai negara presentase
semua kasus TB pada anak berkisar anatara 3% sampai <25% Tuberkulosis
(TB) adalah penyebab kematian terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan
penyakit saluran pernapasan nomor satu dari golongan penyakit infeksi yang
masih menjadi permasalahan di Indonesia maupun di dunia (Kementerian
Kesehatan RI, 2018).

1
2
2

TB paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang


menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian tinggi yang sehingga perlu
di lakukan upaya penangulangan. TB paru masih menepati peringkat ke -10
penyebab kematian tertinggi di dunia berdasarkan laporan WHO, hingga saat
ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan
dalam SDGs (Sustainable Development Goals). Lima negara dengan insiden
kasus tertinggi yaitu India, China, Indonesia, Filipina, dan Pakistan. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan negara dengan beban tinggi atau
High Burden Countries (HBC) untuk TBC berdasarkan tiga indikator yaitu
TBC, TBC/HIV, dan MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar
tersebut, Indonesia bersama 13 negara lain masuk dalam daftar HBC untuk ke
3 indikator tersebut, artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam
menghadapi penyakit TBC (Infodatin, 2018).
Indonesia merupakan negara yang mempunyai beban TB terbesar ke-3
di dunia setelah China, dan termasuk dalam High Burden Countries dengan
total biaya yang diperlukan untuk penanganan TB sebanyak US$ 117 juta. Di
Indonesia sendiri biaya pengobatan pasien TB mencapai Rp. 1.843.537
dengan sebagian besar dihabis-kan pada biaya obat. (WHO, 2019). Jumlah
kasus baru TB di Indonesia sebanyak 569.899 kasus pada tahun 2018 (data
per 1 Mei 2019) dan di peringkat kedua adalah kabupaten Jember dengan
jumlah kasus sebanyak 3397 kasus. (Kemenkes RI, 2019). jumlah estimasi
kasus TB di Indonesia sebanyak 845.000 orang. Jumlah ini meningkat dari
sebelumnya sebanyak 843.000 orang. Ini menempatkan Indonesia sebagai
salah satu negara penyumbang 60% dari seluruh kasus TB di seluruh dunia.
Jumlah kasus baru TB di indonesia sebanyak 569.899 kasus pada tahun 2018
(WHO, 2019).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan 2019 kasus TB per 100 penduduk
menurut jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu tahun 2019 di
dapatkan angaka penemuan kasus Tubercolosis di Bengkulu sebanyak
11,035% . Pada Kota Bengkulu di dapatkan 2959 yang mendapatkan pelayan
sesuai standar dimana jumlah laki- laki 55,9% sedangkan perempuan 44,1%
3

dengan jumlah laki-laki di tambah perempuan 977 orang. Angka Case


Detection Rate terdapat jumlah di Bengkulu sebanyak 43,1%. Jumlah kasus
Tubercolosis anak 0-14 tahun Provinsi Bengkulu tahun 2019 berjumlah 466
kasus (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2019).
Jumlah semua kasus tuberculosis di Kota Bengkulu pada tahun 2019
di temukan sebanyak 977 kasus (CNR:254 per 100.000 penduduk), kasus ini
meningkat di bandingkan dengan jumlah kasus TB pada tahun 2018 sebanyak
912 kasus (CNR:242 per 100.000 penduduk) dan pada tahun 2017 sebanyak
633 kasus (CNR:172 per 100.000 penduduk). Pada tahun 2019 terdapat 20
Puskesmas yang menjaring kasus TB. Ditemukan kasus TB tertinggi pertama
yaitu Puskesmas Padang Serai sebanyak 225 kasus, tertinggi kedua yaitu
Puskesmas Nusa Indah sebanyak 217 orang kasus, dan tertinggi ketiga yaitu
Puskesmas Lingkar Timur sebanyak 168 orang sedangkan puskesmas
terendah pertama yaitu Puskesmas Sidomolyo sebanyak 17 orang kasus,
terendah kedua yaitu puskesmas bentiring sebanyak 28 orang kasus, dan
terendah ketiga yaitu puskesmas jalan gedang sebanyak 31 orang kasus
(Dinkes Provinsi Bengkulu, 2019).
Penyakit tuberculosis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
(Nugraha, et al., 2016), bakteri ini memiliki sifat yang tahan terhadap asam
sehingga warnanya tidak dapat dihilangkan dengan alcohol (Abd. Wahid,
2016). Mycobacterium tuberculosis ditularkan oleh droplet nuclei, droplet
yang ditularkan melalui udara dihasilkan ketika orang terinfeksi batuk, bersin,
bicara, atau bernyanyi (Priscillia LeMone, 2016). Droplet nuklei yang sedikit
memiliki satu hingga tiga basil yang menghindari sistem pertahanan jalan
napas untuk masuk paru tertanam pada alveolus atau bronkiolus pernapasan,
biasanya pada lobus atas (Priscillia LeMone, 2016).
Pada saat penderita batuk atau bersin, kuman TB paru dan BTA positif
yang berbentuk droplet sangat kecil ini akan berterbangan di udara. Droplet
yang sangat kecil kemudian mengering dengan cepat dan menjadi droplet
yang mengandung kuman tuberkulosis. Kuman ini dapat bertahan di udara
selama beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau lambat droplet yang
4

mengandung unsur kuman tuberkulosis ini akan terhirup oleh orang lain.
Apabila droplet ini telah terhirup dan bersarang di dalam paru-paru
seseorang, maka kuman ini akan mulai membelah diri atau berkembang biak.
Dari sinilah akan terjadi infeksi dari satu penderita ke calon penderita lain
(Naga, 2016).
Basil mikobakterium tersebut masuk ke dalam jaringan paru melalui
saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi
primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan
terbentuklah primer kompleks (ranke) (Abd. Wahid, 2016). Jika respon imun
tidak adekuat untuk mengandung basil, maka penyakit TB akan terjadi.
Tanpa terapi, keterlibatan paru masif dapat menyebabkan kematian, atau
proses yang lebih kronik pembentukan tuberkel dan kavitasi terjadi (Priscillia
LeMone, 2015).
Orang yang mengalami penyakit kronik terus menyebarkan
mycobacterium tuberculosis ke lingkungan, kemungkinan menginfeksi orang
lain (Priscillia LeMone, 2016). Tuberculosis paru disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis yang masuk dalam saluran pernafasan. TB paru
di tandai dengan gejala: batuk berturut-turut, demam, flu, keringat malam,
anoreksia, penurunan berat badan, batuk darah atau dahak, sesak nafas dan
nyeri dada (Muttaqin, 2016). Gejala paling ringan menyebabkan sekret akan
terkumpul pada jalan napas, saat penderita tidak mampu untuk mengeluarkan
sekret maka menimbulkan masalah (Yuliati Alie, Rodiyah, 2016). Pasien
yang didiagnosa Tuberculosis Paru akan muncul masalah keperawatan salah
satunya yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang disebabkan oleh
penumpukan sekret, spasme pada jalan nafas (Fadilah, 2016).
Metode yang paling sederhana memberikan tindakan batuk efektif,
batuk efektif merupakan satu upaya untuk mengeluarkan dahak dan menjaga
paru - paru agar tetap bersih memberikan tindakan nebulizer. Batuk efektif
yang baik dan benar dapat mempercepat pengeluaran dahak pada pasien
dengan gangguan saluran pernafasan (Wibowo, 2016). Diharapkan perawat
5

dapat melatih pasien dengan batuk efektif sehingga pasien dapat mengerti
pentingnya batuk efektif untuk mengeluarkan dahak (Fadilah, 2016).
Pelayanan sesuai standar pada Puskesmas Nusa Indah Di Kota Bengkulu

pada tahun 2017 sebanyak 176 kasus, 2018 sebanyak 197 kasus sedangkan

pada tahun 2019 sebanyak 217 kasus. Di Puskesmas Nusa Indah pada tahun

2019 yang mendapatkan pelayanan kesehatan TB berjumlah 65 kasus.

Berdasarkan data-data diatas, penderita tuberculosis paru semakin

meningkat, padahal tuberculosis paru ini penyakit yang bisa disembuhkan

apabila cara penanganannya menggunakan prosedur dengan benar, yaitu

menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan baik. Pentingnya peran

perawat sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan

termasuk berupaya bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyebaran

penyakit tuberculosis paru baik dengan cara pendidikan kesehatan kepada

klien dan keluarga yang telah terinfeksi atau melalui pencegahan dengan

memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan pencahayaan yang baik.

Berdasarkan latar belakang yang ada maka peneliti mampu untuk


memberikan asuhan keperawatan keluarga dalam bentuk studi kasus yang
berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga Manajemen Jalan Nafas Pada
Anggota Keluarga dengan Tuberkulosis Paru pada Tn.Y dan Ny.D Di
Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu Tahun 2021.
6

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran Asuhan Keperawatan Keluarga Manajemen
Jalan Nafas Pada Anggota Keluarga dengan Tuberkulosis Paru pada Tn.Y dan
Ny.D Di Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu Tahun 2021?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum
Penulis mampu memperoleh gambaran Asuhan Keperawatan
Keluarga Manajemen Jalan Nafas Pada Anggota Keluarga dengan
Tuberkulosis Paru pada Tn.Y dan Ny.D Di Puskesmas Nusa Indah Kota
Bengkulu Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh gambaran pengkajian keluarga yang mengalami
Tubercolusis paru pada Tn.Y dan Ny.D di puskesmas nusa indah kota
bengkulu tahun 2021
b. Diperoleh gambaran diagnosa keperawatan gangguan kebutuhan
oksigenisasi pada anggota keluarga yang mengalami Tubercolusis
paru pada Tn.Y dan Ny.D di puskesmas nusa indah kota bengkulu
tahun 2021
c. Diperoleh gambaran perencanaan keperawatan manajemen jalan nafas
pada anggota keluarga yang mengalami Tubercolusis paru pada Tn.Y
dan Ny.D di puskesmas nusa indah kota bengkulu tahun 2021
d. Diperoleh implementasi keperawatan manajemen jalan nafas pada
anggota keluarga yang mengalami Tubercolusis paru pada Tn.Y dan
Ny.D di puskesmas nusa indah kota bengkulu tahun 2021
e. Diperoleh evaluasi asuhan keperawatan manajemen jalan nafas pada
anggota keluarga yang mengalami Tubercolusis paru pada Tn.Y dan
Ny.D di puskesmas nusa indah kota bengkulu tahun 2021.
7

D. Manfaat Studi Kasus

1. Teoritis
Dapat menabah wawasan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi
dunia pendidikan dalam mengembangkan ilmu keperawatan keluarga
khususnya mengenai asuhan keperawan pada keluarga dengan TB paru

2. Praktis
a. Bagi Klien Dan Keluarga
Klien mampu menerapkan intervensi yang di berikan oleh
perawat
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan
bagi masyarakat, khususnya penderita TB paru mengenai tindakan
pencegahan penularan TB dengan cara selalu berprilaku hidup bersih
dan sehat, patuh minum obat anti Tuberkulosis (OAT) menjaga
kebersihan diri, kebersihan lingkungan sekitar, dan selalu cek
kesehatan rutin di pelayanan kesehatan terdekat.
c. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk mempraktekkan dan menerapakan
asuhan keluarga pada pasien TB paru
d. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai referensi terhadap profesi keperawatan dalam
pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan kasu TB paru guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Banyak pengertian keluarga salah satunya menurut Duvall,
Keluarga adalahsekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum; meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga adalah
perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi
satu sama lain (Nabavi, 2019).
Menurut Salvicion dan Ara Celiskeluarga adalah dua atau lebihdari
dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudataan (maesaroh,
2017).
Bailon dan Maglaya (1997) dalam Susanto (2012) mengatakan
bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah
tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan
menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Stanhope dan Lancester (1996) dalam Susanto (2012) mengatakan
keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang berbeda dari saling mengikutsertakan
dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam
satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas
antara satu dengan yang lainnya.

7
8

Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga


merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek
terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan,
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling
berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat.
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, dalam Harmoko 2012).
2. Tipe Atau Bentuk Keluarga

Beberapa bentuk keluarga menurut Sudiharto (2011) adalah sebagai


berikut:
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang dibentuk
karena ikatan perkawinan yang direncanakan terdiri dari suami,
istri dan anak-anak, baik karena kelahiran natural ataupun adopsi.
b. Keluarga asal (Family of Origin) merupakan suatu unit keluarga
tempat asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain misalnya kakek, nenek, paman, bibi, sepupu
dan anggota keluarga lain.
d. Keluarga berantai (Sosial Family) keluarga yang terdiri dari pria
dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda, keluarga yang terbentuk karena
perceraiaan atau kematiaan pasangan yang dicintai.
f. Keluarga komposit (Composite Family) keluarga dari perkawinan
poligami dan hidup bersama.
g. Keluarga kohabitas (Cohabitation Family) dua orang menjadi satu
keluarga tanpa pernikahan.
9

3. Peran keluarga
Berbagai peran formal dalam keluarga menurut buku Dion
Yohanes (2013) hal. 17 yaitu :
a. Peranan ayah : sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungan.
b. Peran ibu : sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anak berperan
untuk mengurus rumah tangga,sebagai pengasuh dan pendidik bagi
anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok sosial,
serta sebagai anggota anggota masyarakat dan lingkungan
disamping dapat berpran pula sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga.
c. Peran anak adalah melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.
4. Fungsi pokok keluarga
Menurut buku Dion Yohanes (2013) hal. 24 terdapat 3 fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:
1) Asih : yaitu memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
kebutuhannya
2) Asuh : yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga
diharapkanmenjadikan mereka anak-anak baik fisik, mental, sosial,
dan spiritual.
3) Asah : yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
10

5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Menurut buku Dion Yohanes (2013) hal. 25 tugas kesehatan di
bagi menjadi 5 pokok yaitu :
a. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab
keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera
dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa
besar perubahannya.
b. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untukmencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi bahkan teratasi. Jika keluargamempunyai keterbatasan
seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Perawatan
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke
pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
6. Struktur keluarga
Menurut Harmoko (2012) menyatakan struktur keluargaantara lain:
a. Struktur Peran Keluarga
Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang
menerangkanapa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu
11

situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri


atau harapan orang lain yang menyangkut peran-peran tersebut.
b. Sistem Nilai dalam Keluarga
Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap
dankepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang
secara sadar maupun tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh
anggota keluarga dalam suatu budaya yang lazim.
c. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses simbolik, transaksional
untukmenciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
d. Struktur Kekuasaan dalam Keluarga
Kekuasaan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem
keluargaadalah kemampuan, baik potensial maupun aktual dari
seorang individu untuk mengubah tingkah laku anggota keluarga.
7. Konsep tumbuh kembang keluarga
Menurut buku Dion Yohanes (2013) hal. 8 tahap tumbuh kembang
keluarga yaitu :
a. Tahap I (pasangan keluarga baru/ keluarga pemula)
Dimulai saat individu (pria dan wanita) membentukkeluarga melalui
perkawinan.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan lain- lain.
3) Keluarga berencana
b. Tahap II (keluarga anak pertama/ child bearing)
Tahap ini dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusiakurang
dari 30 bulan. Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang
akan menimbulkan krisi keluarga.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual
dan kegiatan.
12

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.


3) Membagi peran dan tanggungjawab ( bagaimana peran orang
orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan
kehangatan ).
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
5) Menata ruang untuk anak.
6) Biaya / dana child bearing.
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Tahap III (keluarga dengan anak pra-sekolah)
Tahap ini dumuali dari anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5
tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan
sosialnya, bergaul dengan teman sebaya, sangat sensitif terhadap
pengaruh lingkungan sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena
tidak tahu mana yang kotor dan bersih.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga,
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga.
4) Pembagian waktu, Individu, pasangan dan anak
5) Pembagian tanggung jawab
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak
d. Tahap IV (keluarga dengan anak usian sekolah).
Keluarga pada tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6
tahun dan mulai sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun
dimana merupakan awal dari masa remaja. Tugas perkembangan
keluarga:
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat.
13

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.


3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
4) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
5) Meyediakan aktivitas untuk anak.
e. Tahap V (keluarga dengan anak remaja)
Tahap ini dimulai sejak usia 13 tahun sampai dengan 20tahun.
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena anakakan mencari
identitasnya dalam membentuk keperibadiannya, menghendaki
kebebasan , mengalami perubahan kognitif dan biologis, menyita
banyak perhatian budaya orang muda, oleh karena itu teladan dari
kedua orang tua sangat diperlukan.
Tugas perkembangan keluarga :
a. Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
c. Berkomunikasi dengan terbuka antara orang tua dan anak- anak
d. Mempersiapkan perubahan untuk mememnuhi kebutuhan tumbuh
dan kembang anggota keluarga
f. Tahap VI (keluarga dengan anak dewasa muda/ tahap pelepasan)
Tahap ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah orang
tua sampai dengan anak terakhir.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga
baru dari perkawinan anak anaknya
2) Melanjutkan kembali dan menyesuaikan hubungan perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri
4) Membantu anka untuk mandiri sebaagai keluarga baru di
masyarakat
5) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya
14

6) Menciptakan lingkunganrumah yang dapat menjadi contoh bagi


anak-anaknya.
g. Tahap VII (keluarga usia pertengahan)
tahap ini dimuali ketika anak terakhir meninggalkan rumahdan
berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkat kan kesehatan
2) Mempertahankan hububungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua (lansia) dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan d. Persiapan masa
tua/pensiun.
h. Tahap VIII (keluarga usia lanjut)
Tahap ini dimulai dengan salah satu atau kedua kedua pasangan
memasuki masa pensiun sampai keduanya meninggal.
Tugas perkembangan keluarga
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup
2) Mempertahankan pengaturan hidup yang memeuaskan
3) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
4) Mempertahnkan hubungan perkawinan
5) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
6) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
7) Melakukan life riview masa lalu (maesaroh, 2017)
8. Konsep keluarga resiko tinggi
a. Definisi
Keluarga resiko tinggi merupakan keluarga yang
memilikikebutuhan untuk menyesuaikan dari terkait perkembangan
anggota keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan sttus
kesehatan(KepMenKes No. 908 tahun 2010 tentang pedoman
penyelenggaraan pelayanan keperawatan keluarga).
b. Keluarga yang Tergolong Resiko Tinggi Dalam Bidang Kesehatan,
meliputi :
15

1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur


dengan masalah sebagai berikut :
a) Tingkat social ekonomi keluarga masih rendah
b) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga
dengan penyakit keturunan
2) Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu
hamil
a) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)
b) Menderita kekurangan gizi/anemia
c) Menderitahi pertensi
d) Primipara atau multipara
e) Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3) Keluarga di mana anak menjadi resiko tinggi, karena :
a) Lahir prematur/BBLR
b) Berat badan sukar naik
c) Lahir dengan cacat bawaan
d) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam
bayi atau anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota
keluarga :
a) Anak yang tidak diketahui dan pernah dicoba untuk
digugurkan
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
sering timbul cek-cok dan ketegangan
c) Ada anggota keluarga sering sakit
d) Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari
meninggalkan keluarga.
16

c. Dampak Keluarga Resiko Tinggi Dampak keluarga resiko tinggi


terhadap fungsi keluarga menurut Achjar (2010) akan berdampak :
1) Fungsi afektif
Fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga
didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung
dan saling menghargai antar anggota keluarga.
2) Fungsi Sosial
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan
proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir
dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
3) Fungsi reproduksi
Fungsi keluarga untuk meneruskan kelngsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia
4) Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluargnya yaitu sandang, pangan, dan papan.
5) Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah.
9. Peran perawat dalam keperawatan keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga,ada beberapa
peranan yang dapat di lakukan olehperawat antara lain adalah:
Memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang sakit
Mengenal masalah dan kebutuhan kesehatan keluaga,dalam hal ini
perawat membantu keluarga dalam mengenalkan penyimpangan
dari keadaan normal tentang kesehatan dan membantu keluarga
dalam melihat masalah secara objektif akan keuntungan dan
kerugian yang di timbulkan dalam masalah tersebut
17

Kordinator pelayanan dan keperawatan kesehatan keluarga yaitu


berperan dalam menkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik
seara individu maupun kelompok.
Fasilitator, yaitu menjadian pelayaan kesehatan mudah di jangkau
dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang
di hadapi keluarga serta mampu membantu mencari jalan
pemecahaannya
Pendidikan ksehatan,perawat dapat berperan sebagai pendidik
untuk mengubah perilaku keluarga yang tidak sehat menjadi sehat
menjadi lebih sehat
Penyuluhan dan konsultan,perawat dapat berperan dalam
memberikan petunjuk asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga
di samping menjadi penasihat dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan keluarga

B. Konsep Penyakit Tuberkulosis


1. Definisi
Menurut Mansjoer, 1999 Tuberculosis adalah penyakit yang
disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ
tubuh dapat terserangolehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru
(IPD, FK, U).Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi
( padila, 2013).
Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil
ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar
matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria
Tuberkulosis yaitu Tipe Human dan Tipe Bovin. Basil Tipe Bovin berada
dalam susu sapi yang menderita Mastitis Tuberkulosis Usus. Basil Tipe
Human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal
dari penderita Tuberkulosis dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila
menghirupnya (Nurarif, 2015).
18

2. Etiologi
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang
berbentuk batang dan Tahan asam ( Price, 1997). Penyebab Tuberkulosis
adalah Mycobacterium Tuberculosis bentuk batang panjang 1-4 /um
dengan tebal 0,3-0,5 um. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi
yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare ( Padila, 2013).
Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu
dalam keadaan kering,tetapi mati di dalam cairan yang bersuhu 600 C
selama 15-20 menit (Nastiyah, 2005). Basil ini tidak berspora sehingga
mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan sinar ultraviolet.
Ada dua macam mikobakteria Tuberkulosis yaitu Tipe Human dan Tipe
Bovin. Basil Tipe Bovin berada dalam susu sapi yang menderita Mastitis
Tuberkulosis Usus. Basil Tipe Human bisa berada di bercak ludah
(droplet) dan di udara yang berasal dari penderita Tuberkulosis dan orang
yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya (Nabavi, 2019).
3. Patofisiologi
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri di udara yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis yang mempengaruhi bagian tubuh dan
palingsering paru-paru. Mycobacterium Tuberculosis terkena udara
sebagai inti droplet dari batuk, bersin, berteriak atau bernyanyi dari
individu denganTuberkulosis Paru. Penularan terjadi melalui inhalasi inti
droplet yang melewati rongga mulut atau hidung, saluran pernapasan
bagian atas, bronkus dan akhirnya mencapai alveoli paru-paru. Setelah
Mycobacterium Tuberculosis atau Tubercle bacilli mencapai Alveoli,
mereka tertelan oleh Makrofag Alveolar yang mengakibatkan
penghancuran atau penghambatan proporsi yang lebih besar dari basil
tuberkulum yang dihirup.
Proporsi kecil yang tidak terpengaruh berlipat ganda dalam
Makrofag dan dilepaskan setelah kematian Makrofag. Bakteri
Tuberkulum yang disebarkan langsung menyebar melalui aliran darah
atau saluran limfatik ke bagian jaringan tubuh atau organ tubuh selain
19

area infeksi Tuberkulosis yang sangat rentan seperti paru-paru, laring,


kelenjar getah bening, tulang belakang, tulang atau ginjal. Dalam sekitar
2 sampai 8 minggu, respon imun dipicu yang memungkinkan sel darah
putih untuk membungkus atau menghancurkan sebagian besar basil
tuberkulum. Enkapsulasi oleh sel darah putih menghasilkan penghalang
di sekitar Tuberkulum Bacilli membentuk Granuloma.
Begitu masuk ke dalam shell penghalang, basil tuberkulum
dikatakan berada di bawah kontrol dan dengan demikian membentuk
keadaan infeksi Tuberkulosis laten. Orang pada tahap ini tidak
menunjukkan gejala Tuberkulosis, tidak dapat menyebarkan infeksi dan
dengan demikian tidak dianggap sebagai kasus Tuberkulosis. Di sisi lain,
jika sistem kekebalan gagal. untuk menjaga basil tuberkulum di bawah
kontrol, perbanyakan cepat basil terjadi kemudian yang mengarah ke
perkembangan dari infeksi Tuberkulosis laten ke kasus Tuberkulosis.
Waktu untuk pengembangan ke Tuberkulosis mungkin segera

setelah infeksi tuberkulosis laten atau lebih lama setelah


bertahun-tahun. Kasus Tuberkulosis sangat menular dan dapat
menyebarkan basil ke orang lain (Agyemen, 2017).
4. Klasifikasi
Klasifikasi kesehatan masyarakat (American Thoracic Society,1974)
Kategori 0 = - Tidak pernah terpapar / terinfeksi
- Riwayat kontak negatif
- Tes tuberkulin

Kategori I = - Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi

- Hiwayat/ kontak negatif


- Tes tuberkulin negatif

Kategori = - Terinfeksi TB tapi tidak sakit

- Tes tuberkulin positif


20

- Radiologis dan sputum negatif

Kategori l = - Terinfeksi dan sputum sakit

Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES


2000adalah

a. Katogori I : Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau


2HRZE/6HE
Obat tersebut diberikan pada penderita baru Y+TB Paru
BTAPositif, penderita TB Paru BTA Negatif Roentgen Positif
yang"sakit berat" dan Penderita TB ekstra Paru Berat.
b. Katogori II: paduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Obat ini diberikan untuk: penderita kambuh (relaps), pendrita gagal
(failure) dan penderita dengan pengobatansetelah lalai ( after default)
c. Kategori III : paduan obat 2HRZ/4H3R3
Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif fan roentgen
positif sakit ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar
Limfe (limfadenitis), pleuritis eksudativa uiteral, TB Kulit, TB tulang
(kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB ohat sisipan yaitu
diberikan bila pada aknir tahab intensit dari suatu pengobatan dengan
kategori 1 atau 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif,
diberikan obat sisipan ( HRZE) setiap hari selama satu bulan.
5. Gejala Klinis
Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan
atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk
darah(Mansjoer, 1999).
Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan
Luckman dkk, 93).
a. Demam : subfebril menyerupai influensa Batuk- batuk kering (non
produktit) - batuk produkti(sputum) – hemaptoe
21

b. Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut


dimanainfiltrasinya sudah % bagian paru-paru
c. Nyeri dada
d. Malaise : anoreksianafsu makan menurun, sakit kepala,nyeri otot,
keringat malam
6. Medikamentosa
Jenis obat yang dipakai
a. Obat Primer
1) Isoniazid (H)
2) Rifampisin (R)
3) Pirazinamid(Z)
4) Streptomisin
5) Etambutol (E)
b. Obat Sekunder
1) Ekonamid
2) Protionamid
3) Sikloserin.
4) Kanamisin
5) PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
6) Tiasetazon
7) Viomisin
8) Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES 2000 yaitu

a. Tahap Intensif
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk
mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab
intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menjadi
tidak tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar
penderita TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir
22

pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahab intensif sangat


penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
b. Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktulebih
panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegahterjadinya
kelembutan. Tahab lanjutan penting untuk membunuh sehingga
mencegah terjadinya kuman persisten (dormant) sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan bisa berupa metode preventif dan
kuratif yang meliputi cara-cara seperti berikut ini :
a. Penyuluhan
b. Pencegahan
c. Pemberian obat-obatan seperti : OAT (Obat Anti-Tuberculosis),
bronkodilator, ekspektoran, OBH dan vitamin
d. Fisioterapi dan rehabilitasi
e. Konsultasi secara teratur
8. Kegagalan pengobatan
Sebab-sebab kegagalan pengobataan :
a. Obat :
- Paduan obat tidak adekuat
- Dosis obat tidak cukup
- Minum obat tidak teratur/ tidak sesuai denganpetunjuk yang
diberikan.
- Jangka waktu pengobatankurang darisemestinya
- Terjadinya resistensi
b. Drop out
- kekurangan biaya pengobatan
- merasa sudah sembuh
- malas berobat
c. Penyakit
23

- lesi paru yang sakit terlalu luas/sakit berat


- ada penyakit lain yang menyertai contoh : demam, alkoholisme
dll
- ada gangguan imunologis
9. Penanggulangan Khusus Pasien
a. Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratura.
1) menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat
mengenaidosis dan cara pemberian.
2) Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadapobat
b. Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur
1) Teruskan pengobatan lama 3 bulan dengan evaluasi
bakteriologis tiap-tiap bulan.
2) Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat
3) Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obatyang
masih sensitif.
c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan
adekuat sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA (+) secara
mikroskopik atau secara biakan).
1) Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatanpertama
2) Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali, biakan
danresistensi
3) Roentgen paru sebagai evaluasi.
4) ldentifikasi adanya penyakit yang menyertai
(demam,alkoholisme/ steroid jangka lama).
5) Sesuatu obat dengan tes kepekaan/ resistensi.
6) Evaluasi ulang setiap bulannya: pengobatan, radiologis,
bakteriologis.
24

Mycobacter Droplet infection Masuklewat jalannafas


ium
tuberculosi

Menempel pada paru

Dibersihkan oleh
Menetap di jaringan paru
Keluar dari trecheobionchial
bersama sekret makrofag

Sembuh pengobatan
Terjadinya proses peradangan

Sarang Primer/Afek Primer

Komplek Primer Limpangitis Lokal Limpadinitis Regional

Menyebarke organ lain(Paru, Sembuh dengan bekas


Saluran Pencernaan, tulang) fibrosis
melalui media
(bronchagenpercontinuitum,
hematogen, limfogen) Tidak ditangani Ketidak Efektifan Perilaku
dengan tepat manejemen Kesehatan
teraupetik Keluarga Cenderung
Sembuh sendiri tanpa pengobatan Beresiko

Radang tahunan di Bronkus Pertahanan Primer Tidak Adekuat

Ketidak Efektifan
Batuk Berat Bersihan Jalan Napas

Resiko Infeksi
Distensi Abdomen

Mual Muntah

Intake Nutrisi Kurang

Sumber: Padilla, 2018 Ketidak Seimbangan


Nutrisi Kurang dari Ketidak Efektifan
Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan

Gambar WOC 2.1 Pathway


25

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga TB Paru


1. Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota Keluarga yang
dibinanya. Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan,
ukuran atau penilaian mengenai keadaan keuarga dengan menggunakan
norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori, dan konsep yang berkaitan
dengan permasalahan. Agar diperoleh data yang akurat dan sesuai
dengan keadaan
a. Data Umum
Data ini didapatkan sesuai dengan KK-nya keluarga. Mencakup
Nama kepala keluarga (KK), alamat dan telepon, pekerjaan kepala
keluarga, pendidikan kepala keluarga, dan komposisi keluarga.
1) Tipe keluarga yaitu, tipe keluarga yang ditemukan pada TB paru
biasanya merupakan keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family).
2) Suku bangsa yaitu, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
3) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
4) Status sosial ekonomi keluarga yaitu, biasanya ditemukan pada
keluarga pasien dalam kategori menengah ke bawah dari sisi
ekonomi, penghasilan yang didapat dari Seluruh penghasilan
seluruh anggota keluarga yang bekerja dan membantunya.
5) Aktivitas rekreasi keluarga, yaitu rekreasi keluarga dilihat kapan
keluarga pergi bersama-Sama mengujungi tempat rekreasi tertentu
dan juga menonton IV ataupun mendengar radio jugamerupakan
aktivitas rekreasi (Muhlisin, 2012).
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan Keluarga Saat Ini yaitu, tahap perkembangan
usia sekolah yang di tandai dengan anak pertama telah berusia 6
26

tahun dan mulai masuk sekolah dasardan berakhir pada usia 13


tahun.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu,
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
biasanya yang dialami oleh keluarga.
3) Tahap perkembangan usia sekolah biasanya keluarga telah
mencapai anggota keluarga yang maksimal, sehingga keluarga
sangat sibuk. Anak-anak mempunyai kegiatan dan keinginan
masing- masing disamping kegiatan-kegiatan yang wajib dari
sekolah. Orang tua belajar tuntutan ganda yaitu berupaya mencari
kepuasan.
4) Riwayat keluarga inti yaitu, Tuberculosis paru merupakan penyakit
yang tidak di turunkan, tetapi merupakan faktor resikopenularan
kepada anggota keluarga yang lainnya.
5) Riwayat kesehatan masing-masing anggota merupakan hal yang
harus di perhatikan dalam kasus ini. Riwayat imunisasi harus di
perhatikan untuk pencegahan dini. Sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman
terhadap pelayanan Kesehatan.
6) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu, Menjelaskan mengetnwayat-
rnwayat dari pihak suami dan istri yang ada memiliki riwayat yang
sama (Muhlisin, 2012).
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah, tempat tinggal sebagian besar penderita TB
paru belum memenuhi kriteria rumah sehat baik dari sisi kepadatan
hunian, pencahayaan, ventilasi, dan kelembapan. Ini meliputi luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic tank,
jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan dan denah rumah.
27

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW, enjelaskan mengenai


karakteristik dari tetangga dan komunitas setempatyang meliputi
kebiasaan lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga, Mobilitas geografis keluarga
ditentukan dengan kebiasaan keluarga yang melakukan
perpindahan tempat tinggalnya.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat,
menjelaskan tentang waktu yang digunakan suatu keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana
keluarga tersebut melakukan interaksi dengan masyarakat lain.
5) Sistem pendukung keluarga, Yang termasuk pada sistem
pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat
dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatannya. Fasilitas tersebut mencakupi: fasilitas fisik, fasilitas
psikologi, atau dukungan anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat (Muhlisin,2012).
d. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi keluarga, Menjelaskan tentang cara
berkomunikasi antara keluarga yang satu dengan keluarga lainya.
2) Struktur kekuatan keluarga, Kemampuan suatu keluarga dalam
mengendalikan dan mempengaruhi orang auntuk merubah perilaku.
3) Struktur peran, Menjelaskan bagaimana peran dari masing-masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal
4) Nilai atau norma keluarga, Menjelaskan tentang nilai dan norma
yang dianut oleh suatu keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan (Muhlisin, 2016)
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif, Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
28

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainya, dan


bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi, Hal yang perlu dikaji yaitu interaksi dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, noma,
budaya dan prilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan, Menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat
anggota kcluarganya yang sakit. Dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga yaitu:
a) Mengetahui kemampuan masalah kesehatan, dapat dikaji adalah
sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari
masalahkesehatan dengan TB paru yang meliputi pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b) Mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat
c) Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
d) Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat lingkungan rumah yang di
harapkan untuk penderita TB paru ventilasi dan pencahayaannya
harus memenuhi syarat.
e) Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/ pelayanan kesehatan di masyarakat.
4) Fungsi Reproduksi, Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi
reproduksi keluarga diantaranya
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
29

5) Fungsi Ekonomi, Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi


keluarga adalah
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
b) Sejauh mana keluarga memantaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f. Stress dan Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jengka pendek yaitu stresor yang dialami keIuarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
Orang yang sedang mengalami stressor akan mudah terserang
TB paru.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami Keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap Situasi/stressor, beberapa
hal yang perlu dikaji adalah Sejauhmana keluarga berespon
terhadap situasi/stresor.
3) Strategi koping yang digunakan yaitu, strategi yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional yaitu. jelaskan mengenai tstrategi
adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan (Muhlisin, 2016)
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum pada klien tb paru meliputi pemeriksaanisik
umum persistem dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-
tanda vital, b1 (breating), b2 (blood), b3 (brain), b4 (bladder), b5
(bowel), b6 (bone) serta pemeriksaan yang fokus pada b2 dengan
pemeriksaan menyeluruh sistem pernafasan (Muttaqin, 2008).
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien:
a. TD : biasanya tekanan darah pasien meningkat
30

b. Suhu : biasanya suhu pasien TB tinggi sekitar 38-40


derajat celcius
c. Pernafasan : biasanya pasien dengan TB nafasnya pendek
d. Nadi : biasanya pasien mengalami peningkatan denyut
nadie
e. BB : biasanya pasien TB mengalami penurunan berat
badan
2. Pemeriksaan fisik umum
a. Kepala
Mengamati bentuk kepala, adanya hematom/oedema, perlukaan.
b. Rambut
Pada klien dengan TB biasanya rambutnya hitam serta kulit
kepala pasien bersih, tidak rontok.
c. Wajah
Biasanya tampak ekspresi meringis karena nyeri dada yang
dirasakan pada saat batuk.
d. Mata
Biasanya terdapat lingkaran hitam pada kelopak mata karena
kurang tidur akibat nyeri, mata simetris kiri dan kanan,
kongjungtiva pucat, selera ikterik, dan pupil bulat.
e. Hidung
Biasanya tidak ada tanda-tanda radang, ada nafas cuping hidung.
f. Mulut
Biasanya bibir kering, lidah tidak kotor dan biasanya ada caries
pada gigi.
g. Leher
Biasanya tidak ada pembesaran kelenjer thyroidh
h. Dada /thorax
Bi (breathing)
1) Inspeksi
31

Bentuk dada dan gerakan pernatasan sekilas pada klien


dengan TB paru biasanya tampak kurus sehingga terlihat
adanya penurunan proporsi bentuk dada anteroposterior
diameter dibandingkan proporsi diameter lateral.
2) Palpasi
Palpasi trakhea, adanya pergeseran trakhea tidak spesifik.
Gerakan dinding thorak anterior/ekskrusi pernafasan. TB
paru tanpa komplikasi pada saatdilakukan palpasi, gerakan
dada saat bernafas biasanya normal dan seimbang antara
bagian kanan dan kiri. Getaran suara (fremitus vokal).
Kapasitas untuk merasakan bunyi pada dinding dada disebut
taktil fremitus.
3) Perkusi
Pada klien dengan TB paru minimal tanpa komplikasi
biasanya akan didapat bunyi resonan atau sonor pada seluruh
lapang paru.
4) Auskultasi
Pada klien dengan tb paru didapatkan bunyi nafas tambahan
(ronkhi) pada sisi yang sakit (muttqin, 2008).
i. Jantung b2 (blood)
1) Inspeksi : inspeksi tentang adanya paru atau keluhan
kelemahan fisik
2) Palpasi : denyut nadi perifer melemah
3) perkusi : batas jantung mengalami pergeseran pada
TB paru dengan efusi pleura masih mendorong kesisi sehat
4) Auskultasi : tekanan darah biasanya normal. Bunyi
jantung tambahan biasanya tidak didapatkan (muttqin, 2008).
j. Abdomen
1) Inspeksi : biasanya perutnya datar
2) Palpasi : tidak ada massa
3) Perkusi : biasanya tidak kembung
32

4) Auskultasi : biasanya terjadi penurunan bising usus


k. Genitourinaria
Biasanya keadaan dan kebersihan genetalia pasien baik.
l. Kesadaran B3 (brain)
Kesadaran biasanya composmentis, ditemukan adianya sanosis
perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat (Mutaqqin,
2016).
m. Sistem integumen
Biasanya terjadi perubahan pada kelembapan atau turgor kulit
jelek karena keringat dingin di malam harin
n. Ektremitas
Biasanya ada edema pada ektremitas atas dan bawah, dan
kekuatan otot lemah.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perlu dikaji bagaimana harapankeluarga
terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan yang terjadi (Mutaqqin, 2016).
i. Prioritas Masalah Keperawatan
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan
langkah selanjtnya adalah menentukan prioritas masalah keperawatan
keluarga. Untuk menentukan masalah, perawat dapat menentukan
skala prioritas (Dion, 2013). Dalam menyusun prioritas masalah
keperawatan keluarga harus di dasarkan kepada beberapa kriteria
yaitu:
a) Sifat masalah
Di kelompokkan menjadi ancaman kesehatan, tidak/kurang
sehat dan keadaan sejahtera
b) Kemungkinan masalah yang dapat diubah
Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah atau
mencegah masalah bila dilakukan tindakan keperawatan dan
33

kesehatan, dikelompokkan menjadi mudah, sebagiaan dan tidak


dapat diubah.
c) Potensi masalah yang dapat dicegah
Merupakan bagaimana sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan. Dikelompokkan melalui tinggi, cukup
dan rendah.
d) Masalah yang menonjol
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal beratnya dan mendesakkan suatu masalah untuk diatasi
melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
Perumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (Problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga (individu) keluarga.
2) Penyebab (Etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas
keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang
tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Tanda (Sign) adalah sekumpulan data subyektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak langsung yang mendukung masalah dan penyebab (Dion,
2013).
Setelah data yang dianalis dan ditetapkan masalah
keperawatan keluarga, selanjutnya masalah kesehatan keluarga
perlu di prioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan
sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga.
34

Tabel 2.1
Skala menentukan prioritas asuhan keperawatan keluarga
Kriteria Kompenen Skor Bobot
Sifat masalah Aktual 3 1

Resiko 2

Potensial 1
Kemungkinan masalah Mudah 2 2
yang dipecahkan Sebagiaan 1
Tidak dapat 0
Potensial masalah Tinggi 3 1
untuk di cegah Cukup 2
Rendah 1
Menonjolkan masalah Segera 2 1
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0

(IPPKI, 2017).

Skor
x Bobot
Angka tertinggi
Skoring:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan di kalikan dengan
bobot
c. Jumlah skor untuk kriteria
d. Skor tertinggi adalah 5 dan semua untuk seluruh bobot.
2. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga tahap perkembangan usia pertengahan
yang lazim muncul dengan anggota keluarga yang memiliki masalah
TB paru adalah:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Gangguan pertukaran gas
c. Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
37

Tabel 2.2
Jurnal Terkait Penelitian Manajemen Jalan Nafas

Jurnal Dan Sampel


No. Penulis Dan Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Terbit Penelitian
1. Aneci Boki Majampoh Rolly ejournal Metode total Penelitian ini bersifat kuantitatif Berdasarkan hasil analisis statistik Wilcoxon
Rondonuwu Franly Onibala Keperawatan (e- sampling yang dengan jenis penelitian Pra- Signed Ranks Test dengan tingkat kemaknaan
Pengaruh Pemberian Posisi Kp) Volume 3. didapat sebesar eksperimental desain satu 95% (α 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan
Semi Fowler Terhadap Nomor 1 Februari 40 responden kelompok Pre-Post Test (one bahwa adanya pengaruh pemberian posisi semi
Kestabilan Pola Napas Pada 2017 group pre-post test design). fowler terhadap kestabilan pola napas sebelum
Pasien Tb Paru Di Irina C5 dan sesudah diberikan posisi semi fowler dengan
Rsup Prof Dr. R. D. Kandou nilai p = 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Manado
2. Riza Pahlawi, Aditya Denny Volume 2 No.1, Sampel Metodologi penelitian yang
Latihan pernapasan dengan teknik pursed lip
Pratama, Atika Rezky Juli-Desember penelitian digunakan dalam penulisan artikel
breathing terbukti dapat mengurangi sesak secara
Ramadhani 2019 P-ISSN berjumlah 5 ini adalah case report study dengan
signifikan dilihat dari penurunan brog scale.
Penggunaan Pursed Lip 2622-1764 E- pasien resume kasus Latihan ini juga dapat digunakan pada saat terjadi
Breathing Dan Diaphragmatic ISSN 2622-1152 serangan sesak. Sehingga dapat meringankan
Breathing Pada Kasus sesak yang dialami oleh pasien. Teknik
Bronkiektasis Et Causa Post pernapasan yang lain diaphragmatic breathing
Tuberkulosis Paru memiliki manfaat yang cukup baik apabila
dikobinasikan dengan pursed lip breathing dengan
catatan bahwa sesak yang dialami pasien sudah
berkurang. Diaphragmatic breating juga memiliki
peran penting dalam koreksi pola napas pada
pasien sehingga pola pernapasan menjadi lebih
efisien.
3. Egeria Dorina Sitorus, Rosita p-ISSN: 2442- Sampel Metode yang digunakan adalah Melakukan fisioterapi dada dan mengajarkan
Magdalena Lubis, Eni 501x, e-ISSN: menggunakan 2 wawancara terstruktur, studi batuk efektif dapat memperbaiki kondisi umum
Kristiani 2541-2892 studi kasus dokumen, dan observasi klien. Evaluasi keberhasilan penerapan fisioterapi
38

Penerapan Batuk Efektif Dan JAKHKJ Vol. 4, menggunakan instrumen yang dada dan batuk efektif pada kedua klien
Fisioterapi Dada Pada Pasien No. 2, 2018 sudah ditetapkan. Metode ini menunjukan Bahwa Tn. S dan Tn. M sama- sama
Tb Paru Yang Mengalami dilakukan terhadap dua orang cepat membaik hal tersebut disebebkan karena Tn.
Ketidakefektifan Bersihan pasien TB Paru yang mengalami S dan Tn. M sama-sama mematuhi program
Jalan Napas Di Rsud Koja ketidakefektifan bersihan jalan fisioterapi dada dan batuk efektif.
Jakarta Utara napas di Rumah Sakit Koja.
4. Marlina Lumbantoruan, Jurnal Sampel Jenis penelitian yang digunakanHasil penelitian pengaruh fisioterapi dada
Saruza, Hestin Damaris Lase, Keperawatan penelitian dalam penelitian ini adalah Quasi
terhadap frekuensi nafas pasien TB Paru
Elis Anggeria Vol.9 No.2, Juli menggunkan 5 Experiment dengan design
didapatkan data responden pada data pretest dan
PENGARUH FISIOTERAPI 2019 p-ISSN : pasien penderita menggunakan pendekatan one- posttest sebanyak 30 orang dengan hasil uji
DADA TERHADAP 2086 – 9703 e- TB paru group pre-test-post-test design.
Wilcoxon signed rank test data yang digunakan
FREKUENSI ISSN : 2621 - Penelitian ini, sebelum dilakukan
adalah hasil yang pengukuran pernafasan sebelum
PERNAFASAN PADA 7694 fisioterapi dada diukur
dilakukan fisioterapi dada pada hari pertama
PASIEN TB PARU DI RSU. menggunakan SPO2 (pre-test), penelitian dan hasil pengukuran pernafasan
ROYAL PRIMA MEDAN kemudian setelah dilakukan
setelah dilakukan fisioterapi dada terakhir
fisioterapi dada selama 10 menit
penelitian dengan nilai Mean rank pretest 11.43
diukur kembali SPO2 (post-test)dan posttest sebesar 16.67 dengan p value 0.00.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
fisioterapi dada terhadap frekuensi pernafasan
pada pasien TB Paru hal ini ditunjukkan dengan
p-value 0,00
5. Suhatridjas, Isnayati Jurnal Sampel Desain penelitian deskriptif yang Respiratory rate sebelum dan sesudah dilakukan
Posisi Semi Fowler Terhadap Keperawatan berjumlah 4 dipilih untuk penelitian yang akan posisi semi fowler terjadi perubahan. Pada kedua
Respiratory Rate Untuk Silampari Volume orang yang dilaksanakan dengan pendekatan subjek penelitian terdapat perubahan respiratory
Menurunkan Sesak Pada 3, Nomor 2, Juni menderita TB study kasus yaitu merupakan Rate sebelum dan sesudah diberikan intervensi
Pasien Tb Paru 2020 e-ISSN: paru metode ilmiah yang dimulai dari posisi semi fowler. Penurunan sesak napas
2581-1975 p- mengumpulkan data dan menarik tersebut didukung juga dengan sikap pasien yang
ISSN: 2597-7482 kesimpulan data. kooperaktif, patuh saat diberikan posisi semi
DOI: fowler sehingga pasien dapat bernafas.
https://doi.org/10. Menurunkan sesak nafas tidak hanya dengan
31539/jks.v3i2.11 pemberian obat-obatan saja, ada intervensi non
39

16 farmakoterapi seperti posisi semi fowler pada


pasien TB paru telah dilakukan sebagai cara
membantu mengurangi sesak napas. Posisi semi
fowler dimana kepala dan tubuh dinaikkan 45º
membuat oksigen didalam paru–paru semakin
meningkat sehingga memperingan kesukaran
napas.
42

3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.3
Intervensi Keperawatan
No Data Diagnosa keperawatan NOC NIC

Data pendukung Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi


kesehatan individu:
TBC
1 Ds : 0001 Ketidakefektifan Keluarga mampu Keluarga mampu
Klien mengatakan : bersihan jalan nafas mengenal masalah tentang
mengenal masalah
1. Batuk berdahak pengetahuan kesehatan
2. Banyak tentang pengetahuan dan perilaku sehat
berkeringat
kesehatan dan perilaku
malam hari Pengajaran: Proses
3. Merasa sesak 1848 sehat penyakit
Do : 184801 Kaji tingkat pengetahuan
Pengetahuan:
pasien terkait dengan
a. Suara nafas manajemen TB Paru proses penyakit
tambahan
(ronkhi dan Jelaskan tanda-tanda dan
Faktor-faktor penyebab
mengi) gejala yang umum dari
b. Batuk dengan faktor yang penyakit TB paru
sputum 184804
berkontribusi Jelaskan mengenai proses
c. Perubahan
pada irama 184806 penyakit TB paru
dan frekuensi Identifikasi kemungkinan
43

pernafasan Tanda dan gejala penyebab TB paru


d. Batuk tidak 184807
penyakit TB paru Diskusikan perubahan
efektif
e. Sianosis 184813 gaya hidup
f. Kesulitan Manfaat manajemen
Diskusikan pilihan
untuk 184826 penyakit terapi/penanganan TB paru
berbicara
g. Penurunan Tanda dan gejala Edukasi pasien mengenai
suara nafas pelayanan kesehatan yang
184827 Komplikasi TB paru lain

Efek samping obat

Strategi untuk untuk


meminimakan
perkembangan penyakit

Strategi untuk
mengrlola faktor resiko
lingkungan yang bisa
2609 dikendalikan Keluarga mampu
memutuskan untuk
merawat, meningkatkan
Keluarga mampu
atau memperbaiki
44

260901 memutuskan untuk kesehatan


merawat, meningkatkan
Dukungan pengambilan
atau memperbaiki keputusan
260903
kesehatan
Informasikan pada pasien
mengenai pandangan-
Dukungan keluarga
pandangan atau solusi
260605 selama perawatan alternatif dengan cara yang
jelas dan mendukung
Anggota keluarga
Bantu pasien
mengungkapkan mengidentifikasi
260906 keinginan untuk keuntungan dan kerugian
dari setiap alternatif
mendukung anggota pilihan
keluarga yang sakit
Fasilitasi percakapan
260907 Anggota keluarga pasien mengenai tujuan
perawatan
bertanya bagaimana
mereka dapat Dapatkan informed
consent/persetujuan
membantu tertulis

Meminta informasi Jadilah sebagai


mengenai kondisi penghubung antara pasien
dan penyedia pelayanan
45

pasien kesehatan yang lain


3140
Anggota keluarga
041004
mempertahankan Keluraga mampu merawat
041005 komunikasi dengan anggota keluarga yang
041017 sakit dan memberikan
anggota keluarga yang dukungan dalam
041012 sakit meningkatkan status
041003 kesehatan
041007 Anggota keluarga
041012 Manajemen jalan nafas:
memberikan dorongan Auskultasi bunyi
kepada anggota napas,catat adanya bunyi
mengi,krekels,ronchi
keluarga yang sakit
Mengajarkan keluarga dan
Berkerja sama dengan klien tentang batuk efektif
anggota keluarga yang Atur intake cairan untuk
mengoptimalkan
sakit dalam menentukan keseimbangan
perawatan Keluraga
Buka jalan nafas, gunakan
mampu merawat tehnik chin lift dan jaw
trust
anggota keluarga yang 6480
121101
sakit dan memberikan Posisikan pasien (semi
121105 fowler) untuk
dukungan dalam memaksimalkan ventilasi
46

meningkatkan status
121116 (anecci majampoh
kesehatan dkk,2013
121117
Status pernafasan: Auskultasi suara
nafas,catat adanya suara
121118 Kepatenan jalan nafas napas tambahan
Frekuensi pernafasan Menganjurkan untuk
121119 normal minum air hangat
Irama pernafasan Ajarkan pasien posisi
teratur ortopnea (suhatridjas &
isnayati, 2020)
Kedalaman pernafasan
3350
Mampu mengeluarkan
secret Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
Jalan napas paten
Manajemen lingkungan
Suara nafas bersih
Lindungi pasien dengan
Mampu melakukan pengangan pada
batuk efektif sisi/bantalan di sisi ruang
Letakan benda yang sering
digunakan dalam
jangkauan pasien
182821
Sediakan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih
47

dan nyaman
Kendalikan atau cegah
kebisingan yang tidak di
inginkan atau berlebihan
1806 Sediakan kelurga/orang
Keluarga mampu terdekat dengan informasi
memodifikasi mengenai membuat
180601 lingkungan lingkungan rumah yang
aman bagi pasien dengan
180602 Tingakat kecemasan tuberkulosis

Kontrol terhadap gejala


Monitor pernafasan:
1806 Kesejahteraan
Monitor irama
fisikologis pernafasan,kedalaman dan
180601
kesultan bernafas
Dukungan sosial dari
Monitor respirasi
keluarag
Lakukan suction
180602 Hubungan sosial Lakukan fisioterafi dada
Perawatan sesuai Keluarkan secret dengan
batuk efektif (egeria
dengan kebutuhan dkk,2018)
Mampu
48

mengkomunikasikan Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas
kebutuhan keluarga
kesehatan
Panduan pelayanan
kesehatan
Jelaskan sistem perawatan
kesehatan segera,cara
kerjanya dan apa yang bisa
diharapkan
pasien/keluarga
Bantu pasien atau keluarga
untuk berkoordinasikan
dan mengkomunikasikan
perawatan kesehatan
Anjurkan pasien mengeni
jenis layanan
Keluarga mampu kesehatan(misalnya,peraw
memanfaatkan fasilitas at spesialis,ahli gizi
berlisensi,perawat
kesehatan berlisens,perawat praktisi
berlisensi,terapi fisik,ahli
Pengetahuan:sumber- jantung,internis,dokter
sumber kesehatan mata,dan psikologi
Informasikan pasien
Sumber perawatan mengenai perbedaan
49

kesehatan terkemuka berbagai jenis fasilitas


pelayanan
Tahu kapan kesehatan(misalnya,rumah
sakit umum,rumah sakit
mendapatkan bantuan khusus,rumah sakit
dari seseorang pendidikan,klinik rawat
jalan,dan klinik rawat
profesional kesehatan jalan).dengan tepat
Tindakan-tindakan Beri petunjuk mengenai
tujuan dan lokasi kegiatan
darurat perawatan kesehatan yang
di tulis dengan tepat
Pentingnya perawatan
Dorong pasien/keluarga
tindak lanjut untuk bertanya mengenai
layanan dan biaya layanan
Strategi untuk kesehatan
mengakses layanan Beritahu pasien mengenai
kesehatan pertemuan yang di
jadwalkan
Tindakan-tindakan
darurat

Pentingnya perawatan
tindak lanjut
50

Rencanan perawatan
tindak lanjut

Strategi untuk
mengakses layanan
kesehatan
2 Ds : 0003 Gangguan 0410 Status pernafasan: 6480 Manajemen jalan nafas:
Dispnea saat pertukaran gas
Manajemen jalan
aktivitas Auskultasi bunyi
napas napas,catat adanya bunyi
Do : mengi,krekels,ronchi
1. Penurunan 1. tingkat
Mengajarkan keluarga dan
PaO2 dan pernafasan
klien tentang batuk efektif
peningkatan normal
PaCO2 2. irama Atur intake cairan untuk
dilihat dari pernafasan mengoptimalkan
hasil analisa teratur keseimbangan
gas darah 3. saturasi oksigen
2. Takikardi 0402 noraml Buka jalan nafas, gunakan
3. Tidak dapat tehnik chin lift dan jaw
Status pernafasan: trust
istirahat
4. Hipoksia Pertukaran gas 3350 Posisikan pasien (semi
5. Perubahan fowler) untuk
warna kulit 1. tidak ada memaksimalkan ventilasi
(pucat, dispnea saat
sianosis) istirahat Auskultasi suara
51

6. Hipoksemia 2. tidak terjadi nafas,catat adanya suara


7. hiperkapnea dispnea saat napas tambahan
aktivitas ringan
3. tidak terjadi Menganjurkan untuk
sianosis minum air hangat
4. tidak terjadi Monitor pernapasan :
gangguan
kesadaran 1. kaji dan awasi
5. nilai AGD 3320 secara rutin tanda
noramal sianosis dan
clubbing finger
2. awasi tanda vital
dan irama jantung
3. monitor
suhu,sianosis
ferifer warna dan
kelembapan kulit
4. pantau nilai agd
5. lakukan fisioterafi
dada,sebagaimana
mestinya
(lumbantoruan
dkk,2019)
Terapi oksigen :
6. pertahankan
kepatenan jalan
napas
52

7. monitor respirasi
dan status O2
8. kolaborasikan
terapi oksigen
sumber :
(sitorus dkk, 2018)
3 Ds : 0019 Ketidak seimbangan 1004 Status nutrisi 1100 Manajemen nutrisi :
1. kram nutrisi dari 1. asupan gizi
abdomen kebutuhan tubuh seimbang 1. tanyakan pasien
2. nyeri 2. asupan makan tentang alergi
abdomen, seimbang terhadap makanan
menolak 3. rasio berat 2. tanyakan makanan
makan badan kesukaan pasien
3. persepsi meningkat 3. anjurkan masukan
ketidakmamp hidrasi adekuat kalori yang tepat
uan untuk yang sesuai dengan
mencerna kebutuhan energy
makanan 4. sajikan diit dalam
keadaan hangat
5. observasi keadaan
kulit dan membran
Do : mukosa yang
1. bising usus kering,turgor kulit
hiperaktif jelek,edema,konjun
2. diare gtiva
3. membrane anemis’rambut
mukosa pucat kusam dan mudah
53

4. tonus otot patah


buruk 6. ciptakan
lingkungan yang
nyaman selama
klien makan
7. jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan

1240 Bantuan peningkatan


berat badan :
1. monitor asupan kalori
setiap hari
2. berikan istirahat yang
cukup
3. monitor penurunan
berat badan
4. monitor mual dan
muntah
5. kolaborasi dengan ahli
gizi tentang jumlah
kalori dan tipe nutrisi
yang di
butuhkan(TKTP)
Sumber: (maesaroh, 2017).
56

4. Implementasi Keperawatan
Tindakan perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga dan
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional,
psikososial, budaya dan lingkungan dimana mereka mencari bantuan.
Tindakan keperawatan adalah implementasi / pelaksanaan dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orderuntuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya
bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari
pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan dengan menerapkan
teknik komunikasi terapeutik. Dalam pelaksanakan tindakan perlu
melibatkan seluruh anggota keluarga dan selama tindakan perawat perlu
memantau respon verbal dan nonverbal keluarga. Tindakan keperawatan
keluarga mencakup :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi dan memberikan kebutuhan dan harapan tentangkesehatan.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga,
dan mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
57

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat


lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan
lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
Selama melakukan tindakan, anda diharapkan tetap mengumpulkan
data baru, seperti respon klien terhadap tindakan atau situasi yang
berganti dan perubahan-perubahan situasi. Yang harus menjadi perhatian
adalah pada keadaan ini perawat harus fleksibel dalam menerapkan
tindakan. Beberapa kendala yang sering terjadi dalam implementasi
adalah ide yang tidak mungkin, pandangan negatif terhadap keluarga,
kurang perhatian terhadap kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki
keluarga serta penyalahgunaan budaya atau gender (Riasmini, dkk.
2017).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evalusi
diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian
integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Adapun proses keperawatan yang dilakukan seperti:
a. Mengukur pencapaian tujuan klien
1) Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur kemampuan klien, setelah klien diajarkan
tehnik-tehnik perawatan tertentu.
2) Affektif (statusemosional)
Cenderung kepenilaian subyektif yang sangat sulit diukur.
3) Psikomotor.
58

4) Perubahan fungsi tubuh dangejala.

b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi


1) klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan.
2) klien masih dalam proses mencapai tujuan yangditentukan.
3) klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan (Riasmini,
dkk. 2017).
BAB lll
METODE STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus


Studi kasus ini menggunakan desain studi kasus deskriptif. Studi
kasus deskriptif adalah upaya mendeskripsikan secara sistematis dan akurat
tentang situasi atau area populasi tertentu yang bersifat factual (Notoatmodjo,
2010). Pada studi kasus ini penulis akan mendeskripsikan secara sistematik
tentang asuhan keperawatan keluarga manajemen jalan nafas pada anggota
keluarga yang mengalami TB paru di wilayah kerja Puskesmas Nusa Indah
Kota Bengkulu.
Pada studi kasus ini penulis menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan keluarga yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penulis berupaya untuk
menggambarkan setiap proses asuhan keperawatan keluarga manajemen jalan
nafas pada anggota keluarga yang mengalami TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu.

B. Subyek Studi Kasus


Subyek Karya Tulis Penelitian Ilmiah ini adalah penderita
Tuberkulosis Paru di dalam keluarga yang tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu yang akan dilakukan asuhan
keperawatan secara rinci dan mendalam. Subyek penulisan yang akan
dikelola berjumlah dua orang pasien dengan minimal perawatan selama 7
hari.

C. Fokus Studi Kasus


studi kasus ini di fokuskan pada asuhan keperawatan keluarga. Fokus
kebutuhan dasar pada studi kasus ini yaitu kebutuhan oksigenasi pada
anggota keluarga penderita tuberculosis. Focus diagnose keperawatan pada
studi kasus ini yaitu diagnose bersihan jalan nafas tidak efektif. fokus

59
intervensi manajemen jalan nafas.

60
60

D. Batasan Istilah (Defenisi Operasional)


1. Asuhan keperawatan keluarga dalam studi kasus ini di definisikan sebagai
suatu proses pelayanan keperawatan meliputi tahapan asuhan
keperawatan pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi
2. Keluarga dalam studi kasus ini di definisikan sebagai keluarga yang
menerima pelayanan kesehatan dengan penyakit tuberculosis di wilayah
kerja Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu
3. Tuberkulosis paru pada studi kasus ini yang di diagnose oleh dokter di
rekam medic dengan penyakit menular yang di sebabkan oleh
micobakterium tuberculosis yang dapat menyerang paru dan organ
lainnya.penularannya di akibatkan oleh pasien yang mengandung kuman
tuberculosis di dalam dahaknya pada waktu batuk atau bersin.
4. Manajemen jalan nafas pada studi kasus ini adalah melakukan
upaya/tindak keperawatan.
E. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
Lokasi studi kasus ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Indah
Kota Bengkulu. Penelitiaan dimulai dari melakukan pengurusan surat selesai,
waktu penelitiaan dilakukan mulai bulan april sampai dengan bulan mei dan
pengumpulan data pada keluarga dari bulan 18 Mei sampai dengan 24 mei
2021 .
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan data :
a. Wawancara Hasil anamnesis didapatkan berisi tentang identitas
klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat psikologi, pola fungsi
kesehatan. Data hasil wawancara bersumber dari klien keluarga,
rekam medik dan dari perawat ruangan.
b. Observasi dan pemeriksaan fisik Teknik pengumpulan data ini
meliputi keaadan umum pasien, pemeriksaan integumen,
pemeriksaan kepala leher, pemeriksaan dada, pemeriksaan abdomen,
pemeriksaan genetalia, pemeriksaan ekstremitas, pemeriksaan
61

neurologi. Pada studi kasus ini data fokus yang peneliti gunakan
adalah hanya pada sistem sistem pencernaan sistem endokrin,dan
sistem eliminasi.
c. Studi dokumentasi dan Instrumen Pada studi kasus ini dilakukan
dengan mengambil data dari MR (Medical Record), mencatat pada
status pasien, mencatat dan melihat hasil laboratorium, catatan
harian perawat ruangan, mencatat hasil pemeriksaan diagnostic.
2. Instrumen Pengumpulan
Data Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengkaji data
riwayat kesehatan keperawatan, dan digunakan format pengkajian
keperawatan medikal bedah. Melakukan batuk efektif menggunakan
SOP yang telah disediakan.
G. Penyajian Data
Pada studi kasus ini peneliti menyajikan data secara tekstural atau
narasi, disertai dengan ungkapan verbal dan respon subyek studi kasus
yang merupakan data pendukung studi kasus.
H. Etika Studi Kasus
Peneliti akan mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk
melindungi responden agar terhindar dari segala bahaya serta
ketidaknyamanan fisik dan psikologis.ethical clearance mempertimbangkan
hal-hal di bawah ini.
1. Self Determinan
Pada studi kasus ini,responden di beri kebebasan untuk berpartisipasi
atau tidak dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.

2. Tanpa Nama (Anonimity)


Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data,peneliti
hanya akan memberi inisial sebagai pengganti idenditas responden.

3. Kerahasiaan (Confidentialy)
62

Semua informasi yang dapat dari responden tidak akan


disebarluaskan ke orang lain dan hanya peneliti yang mengetahuinya.

4. Keadilan (Justice)
Peneliti akan memperlakukan semua responden secara adil selama
pengumpulan data tanpa adanya diskriminasi,baik yang bersedia
mengikuti penelitian maupun yang menolak untu menjadi responden
penelitiaan.

5. Asas kemanfaatan (Beneficiency)


Asas kemanfaatan harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas
penderitaan,bebas eksploitasi dan bebas resiko. Bebas penderitaan yaitu
peneliti menjamin responden tidak akan mengalami cidera,mengurangi
rasa sakit,dan tidak akan memberikan penderitaan pada responden. Bebas
eksploitasi dimana pemberian informasi dari responden akan di gunakan
sebaik mungkin dan tidak akan di gunakan secra sewenang-wenang demi
keuntungan peneliti. Bebas resiko yaitu responden terhindar dari resiko
bahaya kedepannya.tujuan dari penelitian adalah untuk menambah
pengetahuan,menerapkan penkajian pada pasien tuberkulosis serta
berperan dalam mengurangi hari lama rawat.

6. Maleficience
Peneliti menjamin tidak akan menyakiti,membahayakan,atau
memberikan ketidaknyamanan baik secara fisik maupun psikologis.

I. Analisis Data

Pada studi kasus data akan di sajikan secara narasi dan tekstular
maupun bentuk tabel meliputi dari gambaran karakteristik klien,
mendeskripsikan fase diagnosa, intervensi keperawatan, imlementasi,
evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan keluarga.
BAB IV
TINJAUAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan keluarga manajemen jalan


nafas pada anggota keluarga yang mengalami tuberculosis paru di wilayah kerja
Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu yang di lakukan pada Tn.Y dan Ny.D
Asuhan keperawatan di mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Pengkajian
ini dilakukan dengan metode auto anamnesa (wawancara dengan klien langsung),
dan allo anamnesa (wawancara dengan orang terdekat), tenaga kesehatan lain
(petugas klinik), pengamatan, observasi, pemeriksaan fisik, menelaah catatan
medis dan catatan keperawatan.
A. Hasil studi kasus
1. Gambaran pengkajian
a. Gambaran identitas pasien tuberculosis paru di puskesmas nusa indah
kota Bengkulu
Table 4.1
Komposisi Keluarga Binaan
Pasien 1 Pasein 2
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Pengkajian dilakukan pada tanggal 22
Mei di rumah keluarga Tn.E pada Mei di rumah keluarga Tn.M pada pukul
pukul 09:00 WIB. Pengkajian 13:00 WIB. Pengkajian menggunakan
menggunakan metode wawancara metode wawancara dengan keluarga
dengan keluarga tampak kooperatif tampak kooperatif saat di kaji.
saat di kaji.
Seorang pasien perempuan Ny.D berusia
Seorang pasien laki-laki Tn.Y berusia 27 tahun lahir tanggal 7 febuari 1994
28 tahun lahir tanggal 13 Juli 1993 dengan status menikah, beragama islam
dengan status lajang, beragama islam dan dengan pekerjaan sebagai pedagang
dan dengan pekerjaan sebagai buruh tinggal di alamat jl. Cempaka 4 no 245
bangunan tinggal di alamat jl. kebun beler kecamatan ratu agung kota
Flamboyan 17 kecamatan ratu agung Bengkulu
kota Bengkulu

63
64

b. Genogram tiga generasi

1) Pasien 1 2) Pasien 2

Bagan 4.1 Bagan 4.2


Pasien 1 Pasien 2
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan : Pasien yang mengalami TB paru

Table 4.2
Identitas pasien
Pasien 1 Pasien 2
1. Tipe keluarga 1. Tipe keluarga
. Tipe keluarga Tn.Y adalah tipe Tipe keluarga Ny.D adalah tipe
keluarga tradisional dengan keluarga keluarga tradisional dengan
“nuclear family” yaitu suatu rumah keluarga “nuclear family” yaitu
tangga yang terdiri dari suami dan suatu rumah tangga yang terdiri dari
istri dan anak. suami dan istri dan anak.

2. Suku bangsa 2. Suku bangsa


Keluarga Tn.Y Berasal dari rejang , Keluarga Ny.D berasal dari
tidak ada pola budaya yang Bengkulu tidak ada pola budaya
mempengaruhi dalam hal meresahkan. yang mempengaruhi dalam hal
Tidak ada pola adat atau budaya yang meresahkan Tidak ada pola adat atau
mempengaruhi kesehatan Tn.Y budaya yang mempengaruhi
kesehatan Ny.D
65

3. Agama 3. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn.Y Seluruh anggota keluarga Ny.D
memeluk agama islam keluarga selalu memeluk agama islam keluarga
menjalankan ibadah, dan agama yang selalu menjalankan ibadah, dan
di anut oleh keluarga Tn.Y tidak ada agama yang di anut oleh keluarga
pengaruhnya kesehatan keluarga Tn.Y Ny.D tidak ada pengaruhnya
kesehatan keluarga Ny.D
4. Status sosial ekonomi
Pencari nafkah adalah Tn.Y sebagai 4. Status sosial ekonomi
buruh bangunan dan Tn. E sebagai Ny.D merupakan Ibu rumah tannga
kepala rumah tangga serta Ny.T dan Tn.M sebagai kepala keluarga,
sebagai ibu rumah tangga istri Tn.E. bekerja sebagai pedagang sayuran di
Status ekonomi keluarga Tn.D pasar. Status ekonomi keluarga
tergolong sederhana penghasilan Ny.D tergolong sederhana
cukup menetap perbulan nya penghasilan cukup menetap
2.000.000 menurut Ny.T penghasilan perbulannya 1.500.000 menurut
mereka cukup untuk memenuhi Ny.D penghasilan mereka tidak
kehidupan sehari-hari.seperti lampu cukup untuk kebutuhan sehari
listrik dan biaya pengobatan Tn.Y. seperti membeli susu anak-anak nya
yg masih umur 3 tahun dan anak
5. Aktifitas rekreasi keluarga pertama usia 10 tahun masih
Menurut Tn.Y keluarga mengaktifitas sekolah dasar serta pengobatan
rekreasi yaitu menonton Tv di rumah. Ny.T sendiri.
Pada hari libur besar seperti hari raya
idul fitri keluarga Tn.Y melakukan 5. Aktifitas rekreasi keluarga
aktifitas rekreasi ke tempat wisata dan Menurut Ny.D keluarga
mengunjungkan sanak saudara di mengaktifitas rekreasi yaitu
sekitar kota Bengkulu . berkumpul sesama keluarga nya di
rumah, keluarga Ny.D jarang keluar
rumah seperti berkunjung ke wisata
air terjun atau lainnya.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


Table 4.3
Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Pasien 1 Pasien 2
a. Tahap perkembangan keluarga saat a. Tahap perkembangan keluarga saat
ini ini
Tahap perkembangan keluarga
Tn.Y saat ini adalah keluarga Tahap perkembangan keluarga
dengan anak dewasa dikarenakan Ny.D saat ini adalah keluarga
anak pertama telah memasuki usia dengan anak sekolah dikarenakan
28 tahun. anak pertama berusia 10 tahun.
66

b. Tahap perkembangan keluarga yang b. Tahap perkembangan keluarga yang


belum terpenuhi belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga
belum terpenuhi secara optimal oleh Tahap perkembangan keluarga
keluarga Tn.E karena belum belum terpenuhi secara optimal oleh
memperluas keluarga inti menjadi keluarga Tn.M karena belum
keluarga besar. Saat ini ketiga anak memperluas keluarga inti menjadi
keluarga Tn.E masih tinggal satu keluarga besar. Saat ini kedua anak
rumah dan belum menikah. keluarga Tn.m masih tinggal satu
rumah, masih Balita dan maasih
c. Riwayat keluaraga inti sekolah .
Keluaraga Tn.E dan Ny.s dikaruniai
3 orang anak dengan 3 anak laki- c. Riwayat keluarga inti
laki Tn.Y mengatakan baru pertama
Keluarga Tn.M dan Ny.D saat ini
terkena penyakit TB paru ini karena
tinggal bersama anak-anak nya yang
sebelumnya belum pernah ada
masih kecil, Ny.D mengatakan baru
penyakit yang menimpa kecuali
pertama terkena penyakit TB paru
mag dan Tn.E mengatakan tidak
ini karena sebelumnya belum pernah
ada keluarga ynag terkena penyakit
ada penyakit yang menimpa kecuali
TB paru ini.
DBD dan Tn.M mengatakan tidak
ada keluarga ynag terkena penyakit
d. Riwayat keluarga sebelumnya
TB paru ini.
Tn.E mengatakan keluarga mereka
tidak ada yang mempunyai penyakit
d. Riwayat keluarga sebelumnya
menular.
Ny.D mengatakan di keluarga
mereka tidak ada yang mempunyai
penyakit menular, ataupun penyakit
yang sama dengan Ny.D.

3. Lingkungan
Table 4.4
Lingkungan
Pasien 1 Pasien 2
a. Karakteristik rumah a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah Rumah Rumah yang di tepati Ny.D saat ini
berada dekat dengan pemukiman merupakan rumah sendiri , rumah
warga, di depan terdapat yang di tempati Ny.D saat ini
pemukiman warga, disebelah adalah berlantai semen, berdinding
kanan rumah ada jalan raya dan semen, dan memiliki pelapon,
disebelah kiri ada pemukiman rumah ini terdiri dari 1 ruang tv, 1
warga serta di belakang rumah kamar tidur. 1 kamar mandi dan
terdapat rumah warga.Setiap wc. Mereka menggunakan lampu
jendela dan pintu terdapat listrik sebagai penerang dan sumur
67

ventilası.Pengakuan keluarga sebagai sumber air untuk


jendela jarang dibuka, hanya kebutuhan sehari-hari, seperti
jendela kamar yang kadang- masak,mencuci,mandi, dan
kadang di buka keluarga. Rumah peralatan yang ada di rumah Ny.D
teduh dan kurang mendapatkan adalah perabotan rumah tangga
sinar langsung dari matahari. yang sederhana antara lain :
Rumah terlihat tertutup dengan lemari,TV. Dan kipas angin. Dan
banyaknya rumah warga yang pentilasi rumah Ny.D cukup baik,
berada di samping kanan dan kiri, jendela hanya yang di depan
rumah keluarga Tn.E. Luas rumah terbuka pagi hingga sore, sehingga
warga 7x5 meter jumlah ruangan pertukaran udara cukup baik,
yang ada di rumah 4 ruangan. sedangkan untuk penyediaan air
Jenis septi tank dirumah berada di bersih berasal dari sumur
belakang rumah jauh dari rumah. galian,kualitas air pun bersih dan
Sampah ditampung di tempat tidak berbau.Ny.D mengatakan
sampah di belakang rumah. Di sampah rumah tangga telah di
rumah keluarga Tn.U menggunkan kumpulkan di samping rumah
air galon yang diisi ulang dan biasanya di angkut oleh petugas
sering kali masak sendiri dengan kebersihan 1 kali sehari.
air sumur keluarga. Sumber mata Lingkungan di sekitar rumah cukup
air menggunakan sumu bersih, demikian juga kebersihan
Dena Rumah : rumah dinilai cukup baik dan rapih.
Dena Rumah :

Keterangan :
a. Teras 4. Dapur Keterangan :
b. Ruang TV 5. kamar 1. Teras
c. Kamar 6. Wc 2. Ruang TV
3. Kamar
b. Karakteristik tetangga dan 4. Dapur
komunitas RW 5. WC/kamar mandi
Lingkungan dimana keluarga Tn.Y 6. Gudang
ditempatkan hunian yang tidak
terlalu padat, jarak antara satu b. Karakteristik keluarga dan
rumah dengan rumah lainnya tidak komunitas RW
ada jarak, karena satu dinding, Lingkungan dimana keluarga Ny.D
terdapat rumah kontrakkan di ditempatkan hunian yang tidak
sampingnya, sekaligus menjadi terlalu padat, jarak antara satu
tetangga rumah Tn.Y. Hubungan rumah dengan rumah lainnya tidak
68

keluarga Tn.Y dengan tetangga ada jarak, karena satu dinding,


berjalan baik, komunitas bersifat terdapat rumah kontrakkan di
heterogen, yaitu terdiri dari suku, sampingnya, sekaligus menjadi
lembak dan jawa, kebanyakan tetangga rumah Ny.D. Hubungan
penduduk pendatang. keluarga Ny.D dengan tetangga
berjalan baik, komunitas bersifat
c. Mobilitas geografis keluarga heterogen, yaitu terdiri dari suku,
Keluarga Tn.Y merupakan lembak dan jawa, kebanyakan
pendatang dan sudah hampir ±29 penduduk pendatang.
tahun lalu tinggal di kota
Bengkulu. c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny.D merupakan asli
d. Perkumpulan keluarga dan Bengkulu dan sampai sekarang
interaksi dengan masyarakat Tn.E hampir ± 28 tahun tinggal di kota
aktif mengikuti kegiatan Bengkulu.
masyarakat. Sering kali keluarga
berkumpul bersama dan sering kali d. Perkumpulan keluarga dan intraksi
ngobrol walaupun tidak lama . dengan masyarakat
Dilingkungan rumah Tn.Y sering Keluarga Ny.D lebih banyak
mengikuti perkumpulan taruna berkumpul dengan keluarganya
yang di adakan ditempat pada malam hari karena Tn.M di
tinggalnya. Tn.E juga sering rumah hanya di malam hari karena
mengikuti sholat berjamaah di Tn.R bekerja sebagai penjual
masjid dekat dengan rumahnya. sayuran di pasar sampai azan
magrib. Sedangkan dengan
e. Sistem pendukung keluarga masyarakat di lingkungan rumah
semua anggota keluarga dalam anggota keluarga rukun dengan
kondisi sehat antara anggota tetangga dan tidak perna ada
keluarga saling menyayangi dan masalah dengan tetangga di sekitar
membantu satu sama lain. rumah.
Keluarga memiliki televisi, tempat
tidur yang nyaman, ruang keluarga e. Sistem pendukung keluarga
yang nyaman, motor sebagai semua anggota keluarga dalam
sarana transportasi. Keluarga Tn. kondisi sehat antara anggota
Y juga memiliki BPJS untuk keluarga saling menyayangi dan
membantu biaya pengobatan membantu satu sama lain.
Keluarga memiliki televisi, tempat
tidur yang nyaman, ruang keluarga
yang nyaman, motor sebagai
sarana transportasi. Keluarga Ny.D
juga memiliki BPJS untuk
membantu biaya pengobatan
69

4. Struktur Keluarga
Table 4.5
Struktur Keluarga
Pasien 1 Pasien 2
a. Pola komunikasi keluarga. a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.E melakukan Ny.D melakukan komunikasi secara
komunikasi secara terbuka, mereka terbuka, mereka saling memberikan
saling memberikan cerita apa yang cerita apa yang terjadi dengan
terjadi dengan dirinya setiap hari. dirinya setiap hari

b. Struktur kekuatan keluarga b. Struktur kekuatan keluarga


Tn.E merupakan kepala keluarga yang Tn.M merupakan kepala keluarga
memegang kendali rumah tangga serta yang memegang kendali rumah
pemimpin rumah tangga, Ny.S tangga serta pemimpin rumah
berperan sebagai ibu rumah tangga. tangga, Ny.D berperan sebagai ibu
Dalam setiap proses pengambilan rumah tangga. Dalam setiap proses
keputusan di ambil dengan cara pengambilan keputusan di ambil
musyawarah antara Tn.E dan Ny.S, dengan cara musyawarah antara
Tn.M sangat menghormati istrinya Tn.M dan Ny.D, Tn.M sangat
dan menyayangi istrinya, dan Tn.E menghormati istrinya dan
merupakan orang yang baik dan menyayangi istrinya, dan Tn.R
penuh tanggung jawab pada merupakan orang yang baik dan
keluarganya. penuh tanggung jawab pada
keluarganya.
c. Struktur peran formal dan informal.
Tn.E sebagai kepala keluarga yang c. Struktur peran formal dan informal
penyayang dan selalu memberikan Tn.M sebagai kepala keluarga yang
teguran dalam keluarga apabila ada penyayang dan selalu memberikan
yang melakukan kesalahan baik itu teguran dalam keluarga apabila ada
istri maupun Tn.E sendiri. Tn.E yang melakukan kesalahan baik itu
memenuhi kewajiban nya sebagai istri maupun Tn.M sendiri. Tn.M
kepala keluarga Tn.E bekerja sebagai memenuhi kewajiban nya sebagai
sopir dan Ny.D sebagai berperan kepala keluarga Tn.R bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan sebagai penjual sayur-sayuran di
sekaligus ibu yang baik dan pasar dan Ny.D sebagai berperan
penyayang bagi anak-anak nya. sebagai ibu rumah tangga dan
sekaligus ibu yang baik dan
d. Nilai dan norma dalam keluarga penyayang bagi anak-anak nya.
Keluarga Tn.E menggap nilai dan
norma mereka sesuai dengan apa yang d. Nilai dan norma dalam keluarga
ada di masyarakat,seperti tidak boleh Keluarga Tn.M menggap nilai dan
membuat keributan dengan tetangga norma mereka sesuai dengan apa
lain. Sikap rama dan toleransi yang ada di masyarakat,seperti tidak
merupakan nilai yang selalu di pegang boleh membuat keributan dengan
dalam keluarga Tn.E tetangga lain. Sikap rama dan
tolenrasi merupakan nilai yang selalu
70

di pegang dalam keluarga Tn.M

5. Fungsi Keluarga
Table 4.6
Fungsi Keluarga
Pasien 1 Pasien 2
a. Fungsi afektif Tn.E dan Tn.Y memiliki a. Fungsi afektif
kesibukannya masing-masing.Tn.E Tn.M selalu ada waktu untuk
biasanya bekerja sebagai petani dan berkomunikasi dengan Ny.D,
Tn. Sebagai buruh bangunan. Ny.D selaku istri selalu mendukung
b. Fungsi social Keluarga Tn.Y sering Tn.M dalam pekerjaan nya dan selalu
berkunjung ke rumah tetangga dan menyemangati Tn.M
rumahnya sering di tempati sebagai
tempat bermain anak-anak tetangga b. Fungsi sosial
sekitar. Tn.M mengatakan bahwa ia dan
c. F'ungsi perawatan kesehatan Keluarga istrinya hidup bersama dan saling
Tn. Y sangat memperhatikan menyesuaikan diri terhadap peran-
kesehatan keluarganya dan berupaya peran dan fungsi baru yang mereka
agar tidak makin parah. Keluarga terima. Apabila ada masalah yang sulit
dapat memanfaatkan pelayanan mendesak biasanya mereka
kesehatan dengan pergi puskesmas. membicarakannya bersama waktu
Sekarang Tn.Y sedang mengkonsumsi yang di luangkan dalam keluarga.
obat rutin mengalamiyang diminum
isoniazid, Tn.Y masih sering batuk- c. Fungsi perawatan kesehatan
batuk setiap hari disertai dengan dahak Keluarga Ny.D sangat memperhatikan
kental,usahakan yang dilakukannya kesehatan keluarganya dan berupaya
agar tidak membiarkannya agar tidak makin parah. Keluarga
1) Mengenal masalah Keluarga dapat memanfaatkan pelayanan
mengatakan sudah batuk selama 3 kesehatan dengan pergi puskesmas.
bulan. Tn.Y mengatakan bahwa Sekarang Ny.D sedang mengkonsumsi
batuk yang dialami merupakan obat rutin mengalamiyang diminum
batuk parah. Batuk yang di isoniazid, Ny.D masih sering batuk-
sebakan oleh lingkungan dia batuk setiap hari disertai dengan dahak
bekerja yang sangat banyak debu kental,usahakan yang dilakukannya
dan tidak memaki masker saat agar tidak membiarkannya
bekerja serta perubahan cuaca. 1) Mengenal masalah Keluarga
Keluarga tidak mengetahui tentang mengatakan sudah batuk selama 5
penyakit Tn.Y mengatakan bulan. Ny.D mengatakan bahwa
Keluarga mengatakan awalnya batuk yang dialami merupakan
hanya diberikan obat biasa seperti batuk parah. Batuk yang di
OBH, tetapi batuk yang dialami sebakan oleh lingkungan dia
tidak sembuh-sembuh. Keluarga bekerja yang sangat banyak debu
membawa Tn.Y ke Puskesmas dan dan tidak memaki masker saat
mengetahui penyakit mengenai bekerja serta perubahan cuaca.
penyakit Tubecolusis paru dari Keluarga tidak mengetahui tentang
71

penyebab, tanda gejala, komplikasi penyakit Ny.D mengatakan


Tubecolusis paru dan obat yang Keluarga mengatakan awalnya
diberikan. Keluarga mengatakan hanya diberikan obat biasa seperti
anaknya sudah mengalami maagh I OBH, tetapi batuk yang dialami
tahun yang lalu dan pernah dibawa tidak sembuh-sembuh. Keluarga
ke puskesmas. membawa Ny.D ke Puskesmas dan
2) Mengambil keputusan mengenai mengetahui penyakit mengenai
tindakan kesehatan penyakit Tubecolusis paru dari
Keadaan batuk yang tidak berhenti penyebab, tanda gejala, komplikasi
membuat keluarga tambah Tubecolusis paru dan obat yang
khawatir dengan Tn.Y dan diberikan. Keluarga mengatakan
membawa Tn.Y kepuskesmas anaknya sudah mengalami DBD I
terdekat dengan rumahnya. Setelah tahun yang lalu dan pernah dibawa
di dilakukan pemeriksaan oleh ke puskesmas.
petugas puskesmas diperoleh 2) Mengambil keputusan mengenai
bahwa penyakit keluarga pasien tindakan kesehatan
diketahui pasien didiagnosa Keadaan batuk yang tidak berhenti
penyakit Tubecolusis paru. Setelah membuat keluarga tambah
dilakukan observasi didapatkan : khawatir dengan Ny.D dan
 Data subjektif : Tn. Y membawa Ny.D kepuskesmas
mengatakkan batuknya sudah terdekat dengan rumahnya. .
sejak 3 bulan yang lalu, batuk Setelah di dilakukan pemeriksaan
disertai dengan dahak kental, oleh petugas puskesmas diperoleh
Tn.Y mengatakan menjelang bahwa penyakit keluarga pasien
subuh batuk nya tidak diketahui pasien didiagnosa
berhenti-henti. penyakit Tubecolusis paru. Setelah
 Data objektif : dahak yang dilakukan observasi didapatkan :
dikeluarkan berwarna kuning,  Data subjektif : Ny.D
klien tampak batuk, terdapat mengatakkan batuknya sudah
suara nafas ronkhi, tampak sejak 5 bulan yang lalu, batuk
menggunkan retraksi dada dan disertai dengan dahak kental,
sulit mengeluarkan dahak. dan menjelang subuh batuk
3) Kemampuan merawat anggota nya tidak berhenti-henti.
keluarga yang sakit Keluarga  Data objektif : dahak yang
merawat anggota keluarga yang dikeluarkan berwarna
sakit dengan minum obat batuk kuning, klien tampak batuk,
medis yang diberikan dari terdapat suara nafas ronkhi,
puskesmas yang harus diminum tampak menggunkan retraksi
rutin selama 6 bulan. sekarang dada dan sulit mengeluarkan
sedang tahap minum obat 1x/2 hari dahak.
3 butir sekali minum dengan obat 3) Kemampuan merawat anggota
yang diberikan Isoniazid (H) dan keluarga yang sakit Keluarga
Rifampisin (R). Keluarga merawat anggota keluarga yang
mengungkapkan bahwa batuk sakit dengan minum obat batuk
tidak sembuh sembuh, keluarga medis yang diberikan dari
mengatakan belum tahu puskesmas yang harus diminum
72

mengetahui cara merawat. rutin selama 6 bulan sekarang


4) Kemampuan keluarga sedang tahap minum obat 1x/2 hari
memelihara /memodifikasi 3 butir sekali minum dengan obat
lingkungan sehat Keluarga yang diberikan Isoniazid (H) dan
mengatakan jarang membersikan Rifampisin (R) . Keluarga
rumah, menbersih rumah 3 kali mengungkapkan bahwa batuk tidak
seminggu sekali rumah bisa untuk sembuh sembuh, keluarga
tempat Tn.Y didalam rumah susah mengatakan belum tahu
dapat untuk teduh, mendapatkan mengetahui cara merawat.
sinar matahari dan rumah keluarga 4) Kemampuan keluarga
jarang buka jendelanya dan memelihara/memodifikasi
tertutup. Keluarga membersihkan lingkungan sehat Keluarga
kamar mandi 1x seminggu. mengatakan jarang membersikan
5) Kemampuan keluarga rumah,menbersih rumah 3 kali
menggunakan fasilitas pelayanan seminggu sekali rumah bisa untuk
kesehatan Keluarga Tn.Y tempat Ny.D didalam rumah susah
mengatakan, anggota keluarga dapat untuk teduh, mendapatkan
yang sakit biasanya dirawat di sinar matahari dan rumah keluarga
rumah terlebih dahulu, lalu jarang buka jendelanya dan
Keluarga ke puskesmas baru tertutup. Keluarga membersihkan
dibawa ke puskesmas. Keluarga ke kamar mandi 1x seminggu.
puskesmas mengambil obat yang 5) Kemampuan keluarga
sudah habis. menggunakan fasilitas pelayanan
d. Fungsi ekonomi Keluarga cukup untuk kesehatan Keluarga Ny.D
memnuhi kebutuhan sehari-harinya mengatakan, anggota keluarga
yang sakit biasanya dirawat di
rumah terlebih dahulu, lalu
Keluarga ke puskesmas baru
dibawa ke puskesmas. Keluarga ke
puskesmas mengambil obat yang
sudah habis.
d. Fungsi ekonomi Keluarga cukup
untuk memnuhi kebutuhan sehari-
harinya

6. Stres Dan Koping Keluarga


Table 4.7
Stres Dan Koping Keluarga
Pasien 1 Pasien 2
a. Stress jangka pendek dan jangka a. Stres jangka pendek panjang Stressor
panjang Stressor jangka pendek keluarga : Ny.D
jangka pendek keluarga : Tn.Y mengatakan tidak terlalu stress
mengatakan tidak terlalu stress dengan penyakitnya karena yang dia
dengan penyakitnya karena yang dia tahu kalau di obati dengan teratur
tahu kalau di obati dengan teratur penyakitnya bisa sembuh.
73

penyakitnya bisa sembuh. Stressor jangka panjang : Ny.D,


Stressor jangka panjang : Tn.Y mengakatan merasa khawatir
mengakatan merasa khawatir terhadap terdahap masa depan anak-anak
keluarganya dikarenakan ortu mereka, karena saat ini baru anak
memasuki masa paruh baya (midlife) pertama yang sekolah. Yang mana
dan adek-adeknya belum menikah. anak-anak masih bersekolah
memerlukan biaya sekolah yang
b. Kemampuan keluarga berespon cukup besar sedangkan penghasilan
terhadap situasi/stressor keluarga Tn.M cukup untuk
Keluarga Tn.Y dalam hal biaya memenuhi kebutuhan sehari.
mempunyai system pendukung.social
yang kuat yaitu keluarga besar yang b. Kemampuan keluarga berespon
selalu siap membatu. Keluarga selalu terhadap situasi/stressor
mengingatkan untuk mengkonsumsi Keluarga dan Ny.D masih bekerja
obat rutin yang harus diminum oleh untuk mencukupi kebutuhan
Tn.Y dan keluarga bergantian mengkonsumsi sayur dan buah,
mengantar berobat rutin ke makan teratur dan mengkonsumsi
Puskesmas. obat rutin yang harus diminum oleh
Ny.D.
c. Strategi koping yang di gunakan
Keluarga menggunakan system c. Strategi koping yang digunakan
dukungan socialnya dari keluarga Keluarga berdiskusi untuk
besarnya jika ada keperluan yang menyelesaiakan masalah yang ada
mendadak, sedangkan ada masalah dalam keluarga. Ketidaktahuan
didalam keluarga, maka keluarga keluarga membuat keluarga bertanya
selalu berusaha untuk dan bersiskusi dengan tenaga
mengkomunikasikan dan kesehatan.
mendiskusikannya.
d. Strategi adaptasi disfungsional
d. Strategi adaptasi disfungsional Tidak ada adaptasi disfungsional
Tidak ada adaptasi disfungsional dengan Ny.D setiap masalah yang
dengan Tn.Y setiap masalah yang ada ada selalu didiskusikan dan di
selalu di musyawarakan dan di selesaikan bersama-sama.
selesaikan bersama-sama.

7. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan Yang Ada


Tabel 4.8
Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan Yang Ada
Pasien 1 Pasien 2
a. Harapan keluarga terhadap kesehatan a. Harapan keluarga terhadap kesehatan
yang ada yang ada
Harapan keluarga terhadap kesehatan Ny.D dan keluarga berharap selalu
yang ada adalah agar masalah tersebut sehat dan petugas kesehatan dapat
dapat di atasinya dengan baik, harapan memberikan pelayanan kesehatan
74

keluarga terhadap kunjungan perawat yang baik, tepat dan cepat kepada
keluarga adalah perawat dapat siapa saja yang membutuhkan.
memberikan solusi yang tepat
terhadap masalah yang di hadapi
keluarga dan membantu keluarga
mengatasi masalah tersebut.

8. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


a. Pasien 1 (Tn.Y)
Tabel 4.9 pemeriksaan fisik Pasien 1 (Tn.Y)
N Variabel Nama anggota keluarga
o tn E Ny. S Tn Y
1 Keluhan tidak ada keluhan Subjektif: Ny.S Subjektif:
saat ini mengatakan tidak ada a.klien mengatakan batuk berat
keluhan ketika pagi hari,ada dahak
kadang sulit keluar,berkeringat
banyak setelah selesai minum
obat
objektif:
a.klien tampak batuk
b.batuk dengan dahak yang di
keluarkan berwarna kuning
2 Riwayat Tidak ada Tidak ada TB paru
penyakit
saat ini
3 Riwayat Tidak ada Tidak ada TB paru
penyakit
sebelumnya
4 Tanda-tanda Objektif Objektif Objektif
vital TD:130/60 mmhg TD:120/80 mmhg TD:110/80 mmhg
Nadi:85x/m Nadi 86/m Nadi:89/m
Pernafasan:24 Pernafasan:22 Pernafasan:25
Suhu:36,4 Suhu:36,6 c Suhu:36,5

5 Kepala Objektif Objektif Objektif


a.kepala simetris a.kepala simetris a.kepala simetris
b.rambut hitam b.rambut hitam b.rambut hitam
c.tidak ada c.tidak ada benjolan palpasi c.tidak ada benjolan palpasi
benjolan palpas d.tidak kotor d.tidak kotot
d.tidak kotor
6 Leher Objektif Objektif Objektif
a.tidak ada a.tidak ada benjolan a.tidak ada benjolan
benjolan b.tidak ada pembesaran b.tidak ada pembesaran kelenjar
b.tidak ada kelenjar tiroid tiroid
pembesaran
75

kelenjar tiroid

7 Thoraks Objektif Objektif Subjektif


a.bentuk dada a.bentuk dada simetris a.bentuk dada simetris
simetris b.tidak ada pengunaan otot b.tidak ada pengunaan otot bantu
b.tidak ada bantu tambahan tambahan
pengunaan otot c.suara nafas vesikuler c.klien mengatakan batuk terus
bantu tambahan menerus
c.suara nafas d.klien mengatakan adanya
vesikuler dahak
objektif
a.bentuk dada simetris
b. adanya pengunaan otot bantu
pernafasan
c.suara nafas ronkhi
8 Abdomen Objektif Objektif Objektif
a.bentuk abdomen a.bentuk abdomen simetris a.bentuk abdomen simetris
simetris b.warna kulit sama dengan b.warna kulit sama dengan kulit
b.warna kulit kulit lainnya lainnya
sama dengan kulit c.tidak ada nyeri tekan c.tidak ada nyeri tekan
lainnya d.tidak ada pembesaran hati d.tidak ada pembesaran hati dan
c.tidak ada nyeri dan lambung lambung
tekan
d.tidak ada
pembesaran hati
dan lambung
9 Eksteremitas Objektif Objektif Objektif
a. .tidak terdapat a..tidak terdapat edema a.tidak terdapat
edema b.akral hagat edema
b.akral hagat b.akral hagat
10 Kulit Objektif Objektif Objektif
a.turgor kulit baik a.turgor kulit baik a.turgor kulit baik
b.warna sama b.warna sama dengan kulit b.warna sama dengan kulit yang
dengan kulit yang yang lainnya lainnya
lainnya

11 Genetalia Objektif Objektif Objektif


Klien tidak ada Klien tidak ada keluhan Klien tidak ada keluhan
keluhan pemeriksaan dilakukan pemeriksaan dilakukan hanya
pemeriksaan hanya bertanya pada pasien bertanya pada pasien
dilakukan hanya
bertanya pada
pasien
76

b. Pasien 2 Ny.D

Tabel 4.10 pemeriksaan fisik Pasien 2 Ny.D

No Variabel Nama anggota keluarga


Tn. M Ny. D
1 Keluhan saat Subjektif: Tn.E mengatakan Subjektif:
ini tidak ada keluhan a.klien mengatakan batuk berat ketika pagi
hari,ada dahak kadang sulit
keluar,berkeringat banyak setelah selesai
minum obat
objektif:
a.klien tampak batuk
b.batuk dengan dahak yang di keluarkan
berwarna kuning
2 Riwayat Tidak ada TB paru
penyakit saat
ini
3 Riwayat Tidak ada TB paru
penyakit
sebelumnya
4 Tanda-tanda Objektif Objektif
vital TD:120/60 mmhg TD:110/80 mmhg
Nadi:85x/m Nadi:89/m
Pernafasan:24 Pernafasan:24
Suhu:36,2 Suhu:36,7

5 Kepala Objektif Objektif


a.kepala simetris a.kepala simetris
b.rambut hitam b.rambut hitam
c.tidak ada benjolan palpas c.tidak ada benjolan palpasi
d.tidak kotor d.tidak kotor
6 Leher Objektif Objektif
a.tidak ada benjolan a.tidak ada benjolan
b.tidak ada pembesaran kelenjar b.tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
tiroid
7 Thoraks Objektif Subjektif
a.bentuk dada simetris a.bentuk dada simetris
b.tidak ada pengunaan otot bantu b.tidak ada pengunaan otot bantu tambahan
tambahan c.suara nafas vesikuler
c.suara nafas vesikuler a.klien mengatakan batuk terus menerus
b.klien mengatakan adanya dahak
objektif
a.bentuk dad simetris
b. adanya pengunaan otot bantu pernafasan
c.suara nafas ronkhi
77

8 Abdomen Objektif Objektif


a.bentuk abdomen simetris a.bentuk abdomen simetris
b.warna kulit sama dengan kulit b.warna kulit sama dengan kulit lainnya
lainnya c.tidak ada nyeri tekan
c.tidak ada nyeri tekan d.tidak ada pembesaran hati dan lambung
d.tidak ada pembesaran hati dan
lambung
9 Eksteremitas Objektif Objektif
a. .tidak terdapat edema a.tidak terdapat
b.akral hagat edema
b.akral hagat
10 Kulit Objektif Objektif
a.turgor kulit baik a.turgor kulit baik
b.warna sama dengan kulit yang b.warna sama dengan kulit yang lainnya
lainnya

11 Genetalia Objektif Objektif


Klien tidak ada keluhan Klien tidak ada keluhan pemeriksaan
pemeriksaan dilakukan hanya dilakukan hanya bertanya pada pasien
bertanya pada pasien

9. Keluhan Saat Dikaji


Tabel 4.11
Keluhan Saat Dikaji
Pasien 1 Tn.Y Pasien 1 Ny.D
Pada saat dikaji Tn.Y mengatakan Pada saat dikaji Ny.D mengatakan
batuk sudah lama tetapi tidak separah batuk sudah lama tetapi tidak separah
dulu dikarenakanpasien sudah minum dulu dikarenakanpasien sudah minum
obat yang diberikan dari pelayanan obat yang diberikan dari pelayanan
kesehatan tempat dia berobat, tetapi kesehatan tempat dia berobat, tetapi
masih sering batuk dan keluar keringat masih sering batuk dan keluar keringat
setelah minum obat ,dahak yang setelah minum obat ,dahak yang
dikeluar saat ini masih agak susah dikeluar saat ini masih agak susah
keluar dan dahak berwarna kuning keluar dan dahak berwarna kuning
kental.,kemudian saat di lakukan kental.,kemudian saat di lakukan
pemeriksaan keadaan umum pasien pemeriksaan keadaan umum pasien
lemah,pernafsan 25x/menit, pada saat lemah,pernafsan 24x/menit, pada saat
di auskultasi suara nafas ronkhi dan di auskultasi suara nafas ronkhi dan
terdapat dahak berwarna kuning, pasien terdapat dahak berwarna kuning.
tampak sesak.
78

i. Analisa Data
a. Pasien 1 (Tn.Y)
Tabel 4.12 Analisa Data Pasien 1
N Data Masalah
o
1. Data subjektif: Ketidak efektifan
Tn.Y sudah batuk batuk sejak 3 bulan yang lalu bersihan jalan
- Tn.Y mengatakan batuk di sertai dengan dahak yang nafas adanya
kental spuntum
-tn.ymengatakan menjelang subuh batuk tidak berhenti (dahak) pada
henti kelurga Tn.E
Data objektif: terutama pada
-dahak yang di keluarkan berwarna kuning Tn.Y
-klien tampak batuk
-suara nafas ronkhi
-tampak pengunaan retraksi dada
-sulit mengeluarkan dahak

b. Pasien 2 (Ny.D )
Tabel 4.13 Analisa Data Pasien 2
No Data Masalah
1. Data subjektif: Ketidak efektifan
Ny.D sudah batuk batuk sejak 5 bulan yang lalu bersihan jalan
- Ny.D mengatakan batuk di sertai dengan dahak yang nafas adanya
kental spuntum
- Ny.D mengatakan menjelang subuh batuk tidak (dahak) pada
berhenti henti kelurga Tn.M
Data objektif: terutama pada
-dahak yang di keluarkan berwarna kuning Ny.D
-klien tampak batuk
-suara nafas ronkhi
-tampak pengunaan retraksi dada
-sulit mengeluarkan dahak

j. Skoring
a. Diagnose pasien 1 ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga

Tn.E terutama pada Tn.Y

b. Diagnose pasien 2 ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga

Tn. M terutama pada Ny.D.


79
80

Tabel 4.14
skoring pasien 1
No Kreteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Pasien sudah lama batuk dengan
- Skala: tidak / kurang 2 dahak berwarna kuning
sehat 1
- ancaman kesehatan
keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah 2 2 2/2x1=1 Sumberdaya keluarga yang tersedia
dapat diubah 1 dalam mengatasi masalah kesehatan
skala:mudah 0 seperti terjangkaun nya pergi ke
- sebagian pelayanan kesehtan puskesmas untuk
- tidak dapat membeli obat dan cek kesehatan
3 Perioritas masalah untuk di 3 1 3/3x1=1 Masalah penyakit pada tn.y sudah 3
cegah 2 bulan yang lalu
- skala :tinggi 1 Tn.Y berusaha mencegah dengan
- cukup tidak merokok,memakan gorengan
- rendah yang akan membuatnya tambah parah
4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1=1 Keluarga merasa adanya masalah
- skala: masalah berat 1 yang sudah lama dan harus segera di
harus segera di tangani tangani untuk pencegahan penularan
- adanya masalah tetapi 0 dengan yang anggota keluarga
tidak perlu di tangani lainnya

Tabel 4.15
skoring pasien 2
No Kreteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Pasien sudah lama batuk dengan
- Skala:tidak/kurang sehat 2 dahak berwarna kuning
- ancaman kesehatan 1
- keadaan sejahterah
2 Kemungkinan masalah dapat 2 1 2/2x1=1 Sumberdaya keluarga yang
diubah 1 tersedia dalam mengatasi masalah
skala:mudah 0 kesehatan seperti terjangkaun nya
- sebagian pergi ke pelayanan kesehtan
- tidak dapat puskesmas untuk membeli obat
dan cek kesehatan
3 Perioritas masalah untuk di 3 1 3/3x1=1 Masalah penyakit pada Ny.D
cegah 2 sudah 5 bulan yang lalu
- skala :tinggi 1 Ny.D berusaha Tidak memakan
- cukup gorengan yang akan membuatnya
- rendah tambah parah
4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1=1 Keluarga merasa adanya masalah
- skala: masalah berat harus 1 yang sudah lama dan harus segera
segera di tangani di tangani untuk pencegahan
81

- adanya masalah tetapi 0 penularan dengan yang anggota


tidak perlu di tangani keluarga lainnya

k. Diagnosa keperawatan
a. Pasien 1 Tn.Y

Berdasarkan pembobotan masalah (skoring),maka prioritas masalah


yang harus segera di tangani:

1) ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.E terutama


pada Tn.Y

b. pasien 2 Ny.D

Berdasarkan pembobotan masalah (skoring),maka perioritas masalah


yang harus segera di tangani:

1) ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn. M


terutama pada Ny.D.
82

l. Intervensi Keperawatan
Table 4.16 Intervensi keperawatan
No Data Diagnosa keperawatan NOC NIC

Data pendukung Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi


kesehatan individu:
TBC
1 Ds : 0001 Ketidakefektifan Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
Klien mengatakan : bersihan jalan nafas mengenal masalah masalah tentang
1. Batuk tentang pengetahuan pengetahuan kesehatan dan
berdahak kesehatan dan perilaku perilaku sehat
2. Banyak sehat
berkeringat Pengajaran: Proses
malam hari 1848 Pengetahuan: penyakit (leaflet)
3. Merasa sesak manajemen TB Paru
184801 Faktor-faktor penyebab
Do : Kaji tingkat pengetahuan
faktor yang pasien terkait dengan proses
a. Suara nafas berkontribusi penyakit
tambahan
(ronkhi dan Jelaskan tanda-tanda dan
mengi) 184804 Tanda dan gejala gejala yang umum dari
b. Batuk dengan penyakit TB paru penyakit TB paru
sputum
c. Perubahan 184806 Manfaat manajemen Jelaskan mengenai proses
pada irama penyakit penyakit TB paru
dan frekuensi Tanda dan gejala Identifikasi kemungkinan
pernafasan 184807 penyebab TB paru
Komplikasi TB paru
d. Batuk tidak
efektif Diskusikan perubahan gaya
83

e. Sianosis 184813 Efek samping obat hidup


f. Kesulitan 184826
untuk Strategi untuk untuk Diskusikan pilihan
berbicara meminimakan terapi/penanganan TB paru
g. Penurunan perkembangan penyakit
Edukasi pasien mengenai
suara nafas 184827 Strategi untuk pelayanan kesehatan yang
mengrlola faktor resiko lain
lingkungan yang bisa
dikendalikan
Keluarga mampu
memutuskan untuk merawat,
Keluarga mampu meningkatkan atau
memutuskan untuk memperbaiki kesehatan
merawat, meningkatkan
atau memperbaiki Dukungan pengambilan
kesehatan keputusan

Dukungan keluarga Informasikan pada pasien


selama perawatan mengenai pandangan-
2609 pandangan atau solusi
Anggota keluarga alternatif dengan cara yang
mengungkapkan jelas dan mendukung
keinginan untuk
mendukung anggota Bantu pasien
keluarga yang sakit mengidentifikasi keuntungan
260901 Anggota keluarga dan kerugian dari setiap
bertanya bagaimana alternatif pilihan
mereka dapat
membantu Fasilitasi percakapan pasien
84

260903 Meminta informasi mengenai tujuan perawatan


mengenai kondisi
pasien Dapatkan informed
consent/persetujuan tertulis
260605 Anggota keluarga
mempertahankan
komunikasi dengan Jadilah sebagai penghubung
anggota keluarga yang antara pasien dan penyedia
sakit pelayanan kesehatan yang
Anggota keluarga lain
260906 memberikan dorongan
kepada anggota Keluraga mampu merawat
keluarga yang sakit anggota keluarga yang sakit
dan memberikan dukungan
260907 Berkerja sama dengan dalam meningkatkan status
anggota keluarga yang kesehatan
sakit dalam menentukan
Keluraga mampu Manajemen jalan nafas:
mengenal anggota 3140
keluarga yang sakit dan Auskultasi bunyi napas,catat
memberikan dukungan adanya bunyi
dalam meningkatkan mengi,krekels,ronchi
status kesehatan
Mengajarkan keluarga dan
klien tentang batuk efektif
Status pernafasan: Atur intake cairan untuk
Kepatenan jalan nafas mengoptimalkan
Frekuensi pernafasan keseimbangan
normal Buka jalan nafas, gunakan
85

041004 Irama pernafasan tehnik chin lift dan jaw trust


teratur
Posisikan pasien (semi
041005 Kedalaman pernafasan fowler) untuk
memaksimalkan ventilasi
Mampu mengeluarkan
041017 secret Auskultasi suara nafas,catat
adanya suara napas
041012 tambahan
Jalan napas paten Menganjurkan untuk minum
Suara nafas bersih air hangat
041003 Keluarga mampu
Mampu melakukan
batuk efektif memodifikasi lingkungan
041007
041012 Manajemen lingkungan
6480
Lindungi pasien dengan
pengangan pada
sisi/bantalan di sisi ruang
Letakan benda yang sering
digunakan dalam jangkauan
pasien
Keluarga mampu
memodifikasi Sediakan tempat tidur dan
lingkungan lingkungan yang bersih dan
nyaman
Tingakat kecemasan
Kendalikan atau cegah
Kontrol terhadap gejala kebisingan yang tidak di
inginkan atau berlebihan
Kesejahteraan
86

fisikologis Sediakan kelurga/orang


121101 terdekat dengan informasi
Dukungan sosial dari mengenai membuat
121105 keluarag lingkungan rumah yang
Hubungan sosial aman bagi pasien dengan
121116 tuberkulosis
Perawatan sesuai
dengan kebutuhan
121117 Mampu Monitor pernafasan:
mengkomunikasikan Monitor irama
121118 kebutuhan keluarga 3350
pernafasan,kedalaman dan
121119 kesultan bernafas

Keluarga mampu Monitor respirasi


memanfaatkan fasilitas Lakukan suction
kesehatan
Lakukan fisioterafi dada
Pengetahuan:sumber-
sumber kesehatan Keluarkan secret dengan
batuk efektif
Sumber perawatan
kesehatan terkemuka
Tahu kapan Keluarga mampu
mendapatkan bantuan memanfaatkan fasilitas
182821 dari seseorang kesehatan
profesional kesehatan
Panduan pelayanan
Tindakan-tindakan kesehatan
darurat
Jelaskan sistem perawatan
87

Pentingnya perawatan kesehatan segera,cara


1806 tindak lanjut kerjanya dan apa yang bisa
diharapkan pasien/keluarga
Strategi untuk
180601 mengakses layanan Bantu pasien atau keluarga
kesehatan untuk berkoordinasikan dan
180602 mengkomunikasikan
Tindakan-tindakan perawatan kesehatan
darurat
Anjurkan pasien mengeni
Pentingnya perawatan jenis layanan
1806 tindak lanjut kesehatan(misalnya,perawat
Rencanan perawatan spesialis,ahli gizi
tindak lanjut berlisensi,perawat
180601 berlisens,perawat praktisi
Strategi untuk berlisensi,terapi fisik,ahli
mengakses layanan jantung,internis,dokter
kesehatan mata,dan psikologi

180602 Informasikan pasien


mengenai perbedaan
berbagai jenis fasilitas
pelayanan
kesehatan(misalnya,rumah
sakit umum,rumah sakit
khusus,rumah sakit
pendidikan,klinik rawat
jalan,dan klinik rawat
jalan).dengan tepat
Beri petunjuk mengenai
88

tujuan dan lokasi kegiatan


perawatan kesehatan yang di
tulis dengan tepat
Dorong pasien/keluarga
untuk bertanya mengenai
layanan dan biaya layanan
kesehatan
Beritahu pasien mengenai
pertemuan yang di
jadwalkan

m. Implementasi dan evaluasi keperawatan


a. Pasien 1 Tn.Y
DX.1 ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn. E terutama pada Tn.Y berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga Tn.E khususnya Tn.Y dalam mengenal masalah kesehatan TB Paru
Tabel 4.17
implementasi dan evaluasi keperawatan pasien 1
No Tanggal/jam Diagnose keperawatan Implementasi Evaluasi TTD
1. 22 mei 2021 ketidakefektifan bersihan Melakukan pendidikan kesehatan menggunkan S:
jalan nafas. lefleat. - keluarga mampu menjelaskan pengertian TB
Pengajaran : proses penyakit (leafleat) paru adalah penyakitt yang disebabkan oleh
Keluarga mampu mengenal - Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga terkait mycobacterium tuberculosis yang hampir
masalah tentang dengan penyakit TB paru seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,
pengetahuan kesehatan dan tapi yang paling banyak adalah di paru-paru.
perilaku sehat .

Pengetahuan manajemen - Jelaskan tanda-tanda, gejala dan penyebab yang - Keluarga mengatakan pada saat bekerja
89

paru umum dari penyakit TB paru serta proses Tn..Y tidak memakai masker padahal
penyakit TB paru dtempatnya bekerja banyak debu.Keluarga
mengakatan Tn.Y hanya batuk biasa tapi
setelah 3 bulan batuk tidak sembuh-sembuh
dan batuk nya berdahak serta berdarah
kemudian keluarga membawa Tn.Y
kepuskesmas tedekat. mampu menyebutkan
tanda dan gejala yang dijelaskan
menggunakan leaflet

- Diskusikan pilihan terapi/penanganan TB paru - Pasien sulit mengeluarkan dahak sehingga di


berikan diagnose ketidak efektifan kebersihan
jalan nafas “yaitu dapat menyebutkan 4 dari 5
penyebab ketidakefektifan bersihan jalan
nafas:

1. Penumpukan dahak

2. Lingkugan yang kotor

3. Menghisap rokok

- Keluarga mampu memutuskan untuk merawat, 4. Ada benda asing dalam saluran
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. pernafasan.

- Keluarga mengatakan paham akan penjelasan


tindakan untuk mengontrol TB paru
kepuskesmas setiap obat habis
O:

- adanya konta mata dengan mahasiswa

- keluarga tampak memperhatikan mahasiswa


90

- keluarga tampak mengerti penjelasan


mahasiswa

- sesekali tampak menggangukan kepala

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK II
2 23 mei 2021 Dukungan pengambilan keputusan S:
- Informasikan pada pasien mengenai pandangan- - Keluarga mengatakan mengerti saat dijelaskan
pandangan atau solusi alternatif dengan cara yang keuntungan dan kerugian dari pengambilan
jelas dan mendukung keputusan
- Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan dan
kerugian dari setiap alternatif pilihan - Keluarga menerima kehadiran mahasiswa saat
menjelaskan tindakan atau perawatan yang
akan dilakukan

- Fasilitasi percakapan pasien mengenai tujuan - Keluarga memperhatikan mahasiswa saat


perawatan menjelaskan perawatan untuk klien dan
keluarga sangat antusias untuk bertanya
mengenai perawatan klien TB paru dengan
bedrest

- Keluarga memperhatikan mahasiswa saat


meminta persetujuan tindakan perawatan klien
- Dapatkan informed consent/persetujuan tertulis TB paru dengan bedrest dan keluarga
menyetujui perawatan yang akan dilakukan

- Mahasiswa menjelaskan pentingnya untuk


mengontrol kesehatan klien ke puskesmas
- Jadilah sebagai penghubung antara pasien dan
nusa indah dan keluarga mengatakan paham
penyedia pelayanan kesehatan yang lain
saat di jelaskan tentang pelayanan kesehatan
- Mahasiswa menjelaskan cara perawatan
91

kepada anggota keluarga dan memberikan


pujian kepada klien..

- Keluraga mampu merawat anggota keluarga yang


sakit dan memberikan dukungan dalam O:
meningkatkan status kesehatan. - Terdapat kontak mata dengan
mahasiswa

- Keluarga tampak aktif memperhatikan


penjelasan mahasiswa

- Sesekali menggangukan kepala

- Keluarga tampak megerti yang di


jelaskan mahasiswa

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK III
3 24 mei 2021 Manajemen jalan nafas: S:
- Keluarga mampu menjelaskan auskultasi
- Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi bunyi napas klien yang telah di jelaskan
mengi,krekels,ronchi mahsiswa sebelumnnya.
- Mengajarkan keluarga dan klien tentang batuk
- Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
efektif
menjelaskan cara batuk efektif untuk klien dan
keluarga sangat antusias untuk bertanya
mengenai batuk efektif

- Mahasiwa mampu menjelaskan suara napas


- Auskultasi suara nafas,catat adanya suara napas kepada klien dan keluarga sangat antusias
tambahan memperhatikan

- Keluarga memperhatikan mahasiswa


- Menganjurkan untuk minum air hangat menjelaskan perawatan klien dan mngatakan
perawatan ini sangat bermanfaat.
92

- O:

- tampak kontak mata dengan mahasiswa

- keluarga tampak aktif dalam


memperhatikan penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak mengerti dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga mampu mendemostrasikan


cara mengencerkan dahak dengan inhalsi
sederhana

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK IV
4. 25 mei 2021 Manajemen lingkungan S:
- Keluarga mmengatakan meletakkan makanan dan
- Letakan benda yang sering digunakan dalam minuman didakat klien dan memisahkan dari
jangkauan pasien kelurga.
- Keluarga mengatakan tempat tidur dan
lingkungan pasien selalu dibersihkan setiap
- Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih hari.
dan nyaman

- Mengendalikan tempat batuk - Kelluarga mmenngatakan tempat batuk pasien di


bedakan dan dibuang setiap klien selesai batuk
- Kendalikan atau cegah kebisingan yang tidak di agar tidak menular ke keluarga
inginkan atau berlebihan - Kelurga mengatakan alat makan, batu, dll. Pada
klien dipisahkan dari kelurga.keluarga mampu
- Sediakan kelurga/orang terdekat dengan
informasi mengenai membuat lingkungan rumah menyebutkan ciri-ciri rumah sehat “ mampu
menyebutkan 3 dari 4 rumah sehat:
93

yang aman bagi pasien dengan tuberculosis - keluarga mampu menyebutkan memodifikasi
rumah dengan mahasiswa :

1. membersih rumah
- Keluarga Memodifikasi lingkungan agar tidak
menular 2. merapikan perabot rumah tangga

1. membuka jendela atau pintu

2. bersih dan rapi

3. jauh dari asap dan debu

4. ventilasi cukup

5. adanya peneragan matahari

O:
- terdapat kontak mata dengan mahasiswa

- keluarga tampak memperhatikan mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan penjelasan


mahasiswa

- keluarga tampak mengerti yang di jelaskan


mahasiswa

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK V
5. 26 mei 2021 Monitor pernafasan: S:
- Mahiswa mampu menjelaskan cara pernapasan
- Monitor irama pernafasan,kedalaman dan yang baik kepada klien
kesultan bernafas dan monitor respirasi

- Mahasiswa mampu menjelaskan cara


94

- Keluarkan secret dengan batuk efektif menngeluarkan secret dengan batuk efektif
dan keluarga sangat antusias dan bertanya
kepada mahassiswa.

- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


- Mahasiswa menjelaskan pentingnya untuk
kesehatan
mengontrol kesehatan klien ke puskesmas
nusa indah dan keluarga mengatakan paham
saat di jelaskan tentang pelayanan kesehatan

O:
- tampak kontak mata dengan mahasiswa

- keluarga tampak aktif dalam


memperhatikan penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak mengerti dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga mampu mendemostrasikan


cara mengencerkan dahak dengan inhalsi
sederhana

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK VI
6 27 mei 2021 Panduan pelayanan kesehatan S:
- keluarga mampu membawa keluarga untuk
- Jelaskan sistem perawatan kesehatan segera,cara berobat ke pelayanan kesehatan
kerjanya dan apa yang bisa diharapkan
pasien/keluarga
- Keluarga mengatakan akan berkoordinasi
- Bantu pasien atau keluarga untuk berkoordinasikan
dengan pihak puskesmas nusa indah
dan mengkomunikasikan perawatan kesehatan
95

- Informasikan pasien mengenai perbedaan berbagai mengenai kondisi klien TB paru dengan
jenis fasilitas pelayanan kesehatan dengan tepat bedrest
- Dorong pasien/keluarga untuk bertanya mengenai - Keluarga mengatakan sudah ke puskesmas
layanan dan biaya layanan kesehatan
nusa indah untuk berkonsultasi kembali
- Beritahu pasien mengenai pertemuan yang di mengenai TB paru dengan bedrest
jadwalkan
- Keluarga mengatakan mengerti saat
mahasiswa menjelaskan perawatan yang
diberikan dan biaya pelayanan ke puskesmas
menggunakan BPJS Kesehatan

- Keluarga mengatakan mengerti saat


mahasiswa menjelaskan pertemuan jadwal
yang telah ditetapkan dipuskesmas dan
keluargas sudah berkonsultasi dnegan petugas
pelayanan kesehatan

O:
- terdapat kontak mata mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan


mahasiswa

- keluarga tampak mengerti yang di


jelaskan mahasiswa

A: masalah teratasi
P: intervensi di lanjutkan oleh perawat
b. Pasien 2 Ny.D
96

DX.2: ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn. M terutama pada Ny.D berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga Tn.M khususnya Ny.D dalam mengenal masalah kesehatan TB Paru

Tabel 4.17
implementasi dan evaluasi keperawatan pasien 2
No Tanggal/jam Diagnose keperawatan Implementasi Evaluasi TTD
1. 22 mei 2021 ketidakefektifan bersihan Melakukan pendidikan kesehatan menggunkan S:
jalan nafas. lefleat. - keluarga mampu menjelaskan pengertian
Pengajaran : proses penyakit (leafleat) TB paru adalah penyakitt yang disebabkan
Keluarga mampu mengenal - Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga terkait oleh mycobacterium tuberculosis yang
masalah tentang dengan penyakit TB paru hampir seluruh organ tubuh dapat terserang
pengetahuan kesehatan dan olehnya, tapi yang paling banyak adalah di
perilaku sehat . paru-paru.

Pengetahuan manajemen
paru - Jelaskan tanda-tanda, gejala dan penyebab yang - Keluarga mengatakan pada saat bekerja
umum dari penyakit TB paru serta proses Ny.D tidak memakai masker padahal
penyakit TB paru dtempatnya bekerja banyak debu.Keluarga
mengakatan hanya batuk biasa tapi setelah
5 bulan batuk tidak sembuh-sembuh dan
batuk nya berdahak serta berdarah
kemudian keluarga membawa Ny.D
kepuskesmas tedekat. mampu
menyebutkan tanda dan gejala yang
dijelaskan menggunakan leaflet

- Diskusikan pilihan terapi/penanganan TB paru - Pasien sulit mengeluarkan dahak sehingga


di berikan diagnose ketidak efektifan
kebersihan jalan nafas “yaitu dapat
menyebutkan 4 dari 5 penyebab
ketidakefektifan bersihan jalan nafas:
97

5. Penumpukan dahak

6. Lingkugan yang kotor

7. Menghisap rokok

- Keluarga mampu memutuskan untuk merawat, 8. Ada benda asing dalam saluran
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. pernafasan.

- Keluarga mengatakan paham akan


penjelasan tindakan untuk mengontrol TB
paru kepuskesmas setiap obat habis
O:

- adanya konta mata dengan mahasiswa

- keluarga tampak memperhatikan


mahasiswa

- keluarga tampak mengerti penjelasan


mahasiswa

- sesekali tampak menggangukan kepala

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK II
2 23 mei 2021 Dukungan pengambilan keputusan S:
- Informasikan pada pasien mengenai pandangan- - Keluarga mengatakan mengerti saat
pandangan atau solusi alternatif dengan cara yang dijelaskan keuntungan dan kerugian dari
jelas dan mendukung pengambilan keputusan
- Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan dan
kerugian dari setiap alternatif pilihan - Keluarga menerima kehadiran mahasiswa
saat menjelaskan tindakan atau perawatan
98

yang akan dilakukan


- Fasilitasi percakapan pasien mengenai tujuan - Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
perawatan menjelaskan perawatan untuk klien dan
keluarga sangat antusias untuk bertanya
mengenai perawatan klien TB paru dengan
bedrest

- Keluarga memperhatikan mahasiswa saat


- Dapatkan informed consent/persetujuan tertulis meminta persetujuan tindakan perawatan
klien TB paru dengan bedrest dan keluarga
menyetujui perawatan yang akan dilakukan

- Mahasiswa menjelaskan pentingnya untuk


- Jadilah sebagai penghubung antara pasien dan mengontrol kesehatan klien ke puskesmas
penyedia pelayanan kesehatan yang lain nusa indah dan keluarga mengatakan paham
saat di jelaskan tentang pelayanan kesehatan
- Mahasiswa menjelaskan cara perawatan
kepada anggota keluarga dan memberikan
pujian kepada klien..
- Keluraga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit dan memberikan dukungan dalam
meningkatkan status kesehatan.
O:
- Terdapat kontak mata dengan
mahasiswa

- Keluarga tampak aktif memperhatikan


penjelasan mahasiswa

- Sesekali menggangukan kepala

- Keluarga tampak megerti yang di


99

jelaskan mahasiswa

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK III
3 24 mei 2021 Manajemen jalan nafas: S:
- Keluarga mampu menjelaskan auskultasi
- Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi bunyi napas klien yang telah di jelaskan
mengi,krekels,ronchi mahsiswa sebelumnnya.
- Mengajarkan keluarga dan klien tentang batuk
- Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
efektif
menjelaskan cara batuk efektif untuk klien
dan keluarga sangat antusias untuk bertanya
mengenai batuk efektif

- Auskultasi suara nafas,catat adanya suara napas


tambahan - Mahasiwa mampu menjelaskan suara napas
kepada klien dan keluarga sangat antusias
memperhatikan
- Menganjurkan untuk minum air hangat

- Keluarga memperhatikan mahasiswa


menjelaskan perawatan klien dan
mngatakan perawatan ini sangat bermanfaat.

O:
- tampak kontak mata dengan
mahasiswa
100

- keluarga tampak aktif dalam


memperhatikan penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak mengerti dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga mampu mendemostrasikan


cara mengencerkan dahak dengan
inhalsi sederhana

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK IV
4. 25 mei 2021 Manajemen lingkungan S:
- Keluarga mmengatakan meletakkan makanan
- Letakan benda yang sering digunakan dalam dan minuman didakat klien dan
jangkauan pasien memisahkan dari kelurga.
- Keluarga mengatakan tempat tidur dan
lingkungan pasien selalu dibersihkan setiap
- Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih hari.
dan nyaman

- Mengendalikan tempat batuk - Kelluarga menngatakan tempat batuk pasien di


bedakan dan dibuang setiap klien selesai
- Sediakan kelurga/orang terdekat dengan batuk agar tidak menular ke keluarga
informasi mengenai membuat lingkungan rumah - Kelurga mengatakan alat makan, batu, dll. Pada
yang aman bagi pasien dengan tuberculosis klien dipisahkan dari kelurga.keluarga
mampu menyebutkan ciri-ciri rumah sehat “
mampu menyebutkan 3 dari 4 rumah sehat:
- Keluarga Memodifikasi lingkungan agar tidak
menular
- keluarga mampu menyebutkan memodifikasi
101

rumah dengan mahasiswa :

1. Membersih rumah

2. Merapikan perabot rumah tangga

3. Membuka jendela atau pintu

4. Bersih dan rapi

5. Jauh dari asap dan debu

6. Ventilasi cukup

7. Adanya peneragan matahari

O:
- terdapat kontak mata dengan mahasiswa

- keluarga tampak memperhatikan mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan penjelasan


mahasiswa

- keluarga tampak mengerti yang di jelaskan


mahasiswa

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK V
5. 26 mei 2021 Monitor pernafasan: S:
- Mahiswa mampu menjelaskan cara pernapasan
- Monitor irama pernafasan,kedalaman dan yang baik kepada klien
kesultan bernafas dan monitor respirasi

- Mahasiswa mampu menjelaskan cara


menngeluarkan secret dengan batuk efektif
102

- Keluarkan secret dengan batuk efektif dan keluarga sangat antusias dan bertanya
kepada mahassiswa.

- Mahasiswa menjelaskan pentingnya untuk


- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
mengontrol kesehatan klien ke puskesmas
kesehatan
nusa indah dan keluarga mengatakan paham
saat di jelaskan tentang pelayanan kesehatan

O:
- tampak kontak mata dengan
mahasiswa

- keluarga tampak aktif dalam


memperhatikan penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak mengerti dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan


penjelasan mahasiswa

- keluarga mampu mendemostrasikan


cara mengencerkan dahak dengan
inhalsi sederhana

A: masalah teratasi sebagian


P: intervensi di lanjutkan pada TUK VI
6 27 mei 2021 Panduan pelayanan kesehatan S:
- keluarga mampu membawa keluarga untuk
- Jelaskan sistem perawatan kesehatan segera,cara berobat ke pelayanan kesehatan
kerjanya dan apa yang bisa diharapkan
pasien/keluarga
- Keluarga mengatakan akan berkoordinasi
- Bantu pasien atau keluarga untuk berkoordinasikan
dengan pihak puskesmas nusa indah
dan mengkomunikasikan perawatan kesehatan
103

- Informasikan pasien mengenai perbedaan berbagai mengenai kondisi klien TB paru dengan
jenis fasilitas pelayanan kesehatan dengan tepat bedrest
- Dorong pasien/keluarga untuk bertanya mengenai - Keluarga mengatakan sudah ke puskesmas
layanan dan biaya layanan kesehatan
nusa indah untuk berkonsultasi kembali
- Beritahu pasien mengenai pertemuan yang di mengenai TB paru dengan bedrest
jadwalkan
- Keluarga mengatakan mengerti saat
mahasiswa menjelaskan perawatan yang
diberikan dan biaya pelayanan ke
puskesmas menggunakan BPJS Kesehatan

- Keluarga mengatakan mengerti saat


mahasiswa menjelaskan pertemuan jadwal
yang telah ditetapkan dipuskesmas dan
keluargas sudah berkonsultasi dnegan
petugas pelayanan kesehatan

O:
- terdapat kontak mata mahasiswa

- keluarga tampak nyaman dengan


mahasiswa

- keluarga tampak mengerti yang di


jelaskan mahasiswa

A: masalah teratasi
P: intervensi di lanjutkan oleh perawat
104

B. Pembahasan Studi Kasus


Pada bab ini, akan dibahas mengenai kesenjangan yang
penulis dapatkan antara konsep teori dan kasus pada “asuhan keperawatan
manajemen jalan nafas pada anggota keluarga yang mengalami
tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas nusa indah kota Bengkulu”.
Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, menentukan
prioritas masalah (Skoring), diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajiaan keperawatan dalam keluarga memiliki dua
tahapan. Pengkajiaan pertama berfokus pada masalah kesehatan
keluarga. Pengkajiaan kedua menyajikan kemampuaan keluarga dalam
menjalankan lima fungsi keluarga (IPPKI,2017).
Penelitiaan ini di lakukan di wilayah kerja puskesmas nusa
indah kota Bengkulu Tahun 2021, sampel yang diteliti berjumlah 2
keluarga klien. Data klien didapatkan dengan melakukan pengkajian
secara langsung dengan klien . Selain itu pengumpulan data sekunder
juga diambil dari bagian puskesmas nusa indah guna mendukung
penelitian ini.
Dalam tahap pengkajian, penulis mengumpulkan data dengan
metode wawancara dengan keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik
head to toe terhadap semua anggota keluarga sehingga data dapat di
kelompokan ke dalam data subjektif dan objektif. Pengkajian dilakukan
penulis pada tanggal 18 Mei 2021 dan 24 Mei 2021. Salah satu faktor
yang harus di kaji pada keluarga yaitu tahap perkembangan keluarga
yaitu pada keluarga binaan pertama dan kedua, pada tahap
perkembangan keluarga yang pertama dengan anak dewasa di
karenakan anak pertama telah memasuki usia 28 tahun dan tahap
perkembagan keluarga yang ke dua dengan anak sekolah di karnakan
anak pertama berusia 10 tahun..
105

Tugas perkembangan keluarga pada tahap perkembangan


keluarga usia lanjut yaitu menurut Dion (2013) yaitu, Penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, meyesuaikan terhadap pedapatan
yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan
diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga
antar generasi, dan melakukan life review masa lalu.

Subjek studi kasus ini adalah 2 keluarga dengan anggota


keluarga yang menderita tuberculosis paru yang berada di wilayah
puskesmas nusa indah kota Bengkulu. Pada tahap awal pengkajian
gejala khas yang bisa ditemukan pada pasien tuberculosis. Menurut
data dari kedua pasien menunjukkan gelaja tuberculosis yaitu
keluhan batuk berdahak, batuk berminggu-minggu tidak kunjung
sembuh, hal ini sesuai dengan teori Maesaroh (2017) Demam tidak
terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul,Sesak dan nyeri dada saat
menarik nafas, Penurunan nafsu makan dan berat badan, Batuk-batuk
selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah dan Perasaan
tidak enak (malaise), lemah.

Berdasarkan data hasil pengkajian tentang jalan nafas pada klien


1 dapat diketahui adanya bersihan jalan nafas tidak efektif pada
pasien 1 yang ditandai dengan batuk berdahak. Pada pasien 1 jalan
nafas tidak efektif disebabkan oleh eksudat didalam jalan Alveoli.
Pada pasien 1 mengatakan mengeluh batuk dan sulit mengeluarkan
dahak, pasien batuk produktif dan adanya sekret sedikit kekuningan,
pada intervensi akan melakukan diskusi dengan keluarga cara yang
tepat, ajarkan cara batuk efektif yang benar dan membuang dahak
pada tempatnya.
106

Pada implementasi dilakukan yaitu melakukan cara batuk efektif


dengan benar, memposisikan klien semi fowler untuk
memaksimalkan ventilasi, dan memonitor frekuensi pernafasan.
Evaluasi masalah keperawatan keluarga klien 1 teratasi sebagian
dengan frekuensi nafas rentang normal, kemampuan untuk
mengeluarkan sekret baik (batuk efektif), keluarga klien diajarkan
untuk memberikan posisi semi fowler kepada klien untuk
mempermudah mengeluarkan dahak saat batuk.

Menurut penulis data dari kedua pasien menunjukkan gejala yang


sama tentang bersihan jalan nafas , yaitu keluhan batuk, hal ini
sesuai dengan teori Muttaqin. (2008), menjelaskan bahwa gejala
respiratorik TB Paru yaitu: Keluhan batuk, timbul paling awal dan
merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan, sesak nafas
biasanya keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothoraks, anemia, dan lain-lain.

Menurut asumsi penulis tentang masalah keperawatan


ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga mungkin dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada klien 1 dan 2
meliputi klien mengatakan mengeluh batuk dan merasa sesak karena
ada dahak yang menghambat jalan nafas sehingga mengakibatkan
gangguan pada jalan nafas.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui proses
pengumpulan data dan analis cermat serta sistematis. Diagnosis
keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajiaan terhadap
masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
107

struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik


yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera (IPKKI, 2017).
Menurut friedman (2010) diagnosa keperawatan dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu diagnosa aktual, resiko dan potensial. Di
dalam kasus diagnosa yang diangkat antara lain yaitu,
ketidakefektifan jalan nafas yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal anggota keluarga
dengan masalah tuberkulosis. Diagnosa keperawatan dalam SDKI
memiliki dua komponen utama yaitu masalah (problem) atau label
Diagnosis dan Indikator Diagnostik (PPNI, 2017). Dalam
menentukan suatu diagnosa pada asuhan keperawatan keluarga
harus memenuhi ketentuan yang sudah dirumuskan berdasarkan
suatu data yang didapat pada saat dilakukan pengkajian yang
terdiri dari masalah keperawatan problem (P) yang berkenaan pada
individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan pengkajian
fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keluarga mengacu pada P dan S
dimana untuk proablem (P) dapat digunakan tipologi dari Nanda
sebagai masalah individu yang sakit dan S tanda (Sign) serta gejala
(Sympthon) (Muhlisin, 2015).
Berdasarkan Diagnosa keperawatan yang di tegakkan pada
keluarga Tn. Y dan Ny. D sudah sesuai dengan hasil pengkajian dan
teori yakni dilihat dari problem (P) ketidakefektifan jalan nafas (yang
diambil dari SDKI). Pada kasus ini penulis mengangkat satu diagnosa
untuk dua klien yaitu ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal Tn. Y dan Ny. D dengan masalah
tuberkulosis. Faktor pendukung yang ditemukan dalam menentukan
diagnosa sangat terlihat bahwa keluarga tidak mampu mengenal
masalah Tn. Y dan Ny. D dengan masalah tuberculosis paru dan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan nya. Maka etiologi
yang digunakan adalah etiologi ketidakmampuan mengenal. Diagnosa
108

keperawatan keluarga yang menjadi fokus utama penderita tuberculosis


paru adalah ketidakefektifan jalan nafas.
3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau
intrevensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi
atau mengatasi masalah kesehatan klien yang telah di indentifikasi dan di
validasi pada tahap perumusan diagnosis keperawatan. Perencanaan
disusun meliputi partisipasi klien, keluarga dan koordinasi dengan tim
kesehatan lain. (IPPKI, 2017).

Menurut Kozier (2011), rencana keperawatan adalah fase proses


keperawatan dan sistematis dan mencakup perubahan keputusan dan
penyelesaian masalah. Rencana asuhan keperawatan berisi tindakan
yang harus perawat lakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan klien
dan mewujudkan hasil yang diharapkan. Penulis merencanakan
mengatasi masalah ketidakefektifan jalan nafas.yang dirasakan karena
keluarga Tn. Y dan Ny. D belum mengetahui lima fungsi keperawatan
keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan di lakukan secara bertahap.

Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan,


dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan
analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien
dapat diatasi. Rencana keperawatan yang dilakukan pada Tn. Y dan
Ny. D sama dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan
tersebut telah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
telah ditetapkan. Rencana tindakan keperawatan telah di buat pada setiap
diagnosa keperawatan yang telah di angkat.

Rencana asuhan keperawatan yang mulai dilakukan pada


tanggal 18 Mei 2021 sampai 24 mei 2021 dengan di lakukannya
satu diagnosa, rencana keperawatan keluarga tidak mampu mengenal
masalah pengetahuaan tuberculosis , edukasi proses penyakit, edukasi diet
109

keluarga mampu mengambil keputusan yaitu dukungan keluarga dan


pelibatan keluarga, Keluarga mampu merawat yaitu ketidakefektifan jalan
nafas dan manajemen jalan nafas, terapi batuk efektif dan terapi minum
air hangat, keluarga mampu memodifikasi lingkungan yaitu kontrol
risiko, dukungan kepatuhan program pengobatan, keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yaitu ketahanan keluarga dan
konsultasi, dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 6 kali kunjungan rumah keluarga mampu diharapkan satu masalah
dapat diatasi, dengan memberikan penyuluhan kesehatan di mulai dari
yaitu mengenal masalah kesehatan, rencana penyuluhan kesehatan
menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala. Mengambil
keputusan dalam merawat dengan memberi penyuluhan akibat lanjut
bila tidak diatasi. Menjelaskan cara perawatan keluarga. Menjelaskan
cara memodifikasi lingkungan serta Menjelaskan tentang
memanfaatkan pelayanan kesehatan.

4. Implementasi
Implementasi keperawatan yang ditunjukkan pada keluarga
meliputi, meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal
masalah dan kebutuhan kesehatan, membentuk keluarga untuk
memutuskan cara perawatan yang tepat, memberikan keluarga diri dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga menemukan
cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dan memotivasi
keluarga untuk menfasilitasi fasilitas kesehatan yang ada (IPPKI,2017).

Pada tahap implementasi penulis menemukan faktor pendukung


dan faktor penghambat. Faktor pendukung yang ditemukan yaitu
keluarga kooperatif dengan penulis sehingga di dapatkan data keluarga
dan bersama- sama dapat menyelesaikan masalah kesehatan pada Tn. Y
dan Ny. D. Faktor penghambat yaitu kunjungan keluarga juga hanya
bisa di lakukan satu kali kunjungan dalam sehari, yaitu di pagi hari
atau siang hari diantara 09.00-12.00 WIB dan keluarga memiliki
110

keterbatasan pemahaman sehingga penulis memodifikasi dengan


memberikan contoh gambar dan penjelasan secara lisan dan bahasa yang
mudah di pahami. Penulis memberikan leaflet pada keluarga dengan
tujuan apabila keluarga lupa mengenai penyakitnya dan perawatannya
dapat melihat kembali leaflet tersebut.

Implementasi dilakukan selama 6 hari untuk melakukan


manajemen jalan nafas dengan mengidentifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang manajem jalan nafas, mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi dan mencegah komplikasi
tuberculosis paru, dan teknik batuk efektif (maisaroh, 2017).

Cara mencegah dan mengurangi komplikasi tuberculosis paru


dengan cara melakukan pemeriksaan dan minum obat secara rutin.
Diharapkan degan pemeriksaan dan obat secara rutin dapat membantu
kesembuhan dan gejala tersebut sehingga kondisi dapat sembuh total. Jika
minum obat terlewat satu hari maka pengobatan pada pasien dapat
diulang kembali dari awal. Hasil penelitiaan dilakukan diskusi mengenai
pengobatan yang dilakukan selama 5-10 menit di dapatkan perubahan
prilaku pada klien.

Menurut Smeltzer, 2001 Batuk efektif merupakan suatu metode


batuk dengan benar dimana energi dapat dihemat sehingga tidak mudah
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Tujuan batuk
efektif yaitu Mengeluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran
nafas sehingga menurunkan frekuensi sesak napas, Menghemat energi
sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal, Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi
dengan baik, Dan Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan
dengan baik.

Teknik untuk melakukan batuk efektif dapat dilakukan dengan


beberapa langkah, yaitu: Anjurkan minum air hangat sebelum memulai
111

latihan batuk efektif,Atur posisi duduk dengan mencondongkan badan ke


depan, Tarik napas dalam melalui hidung dan hembuskan melalui mulut
sebanyak 4-5 kali,Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan
selama 1-3 detik, Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan
dengan kuat dan spontan, Keluarkan dahak dengan bunyi
“huf..huf..huf..”, Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan,Hindari batuk
yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan hipoksia.
Hasil penelitiaan dilakukan batuk efektif selama 5-10 menit terdapat
perubahan untuk mencegah terjadinya pada batuk berdahak agar tidak
sakit

Berdasarkan implementasi teknik non farmakologik yang


dilakukan pada Tn.Y dan Ny. D dengan mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi dan mencegah komplikasi
tuberculosis paru 5-10 menit, memberikan cara batuk efektif untuk
mengeluarkan dahak agar lebih mudah.

Pengkajian pada keluarga Tn. Y dan Ny. D (tanggal 18 Mei 2021)


dengan melakukan kontrak program intervensi yang akan dilakukan serta
mahasiswa mendiskusikan bersama keluarga dengan menggunakan leaflet
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, orang yang berisiko tuberculosis
paru dan akibat lanjut serta diet tuberculosis paru untuk keluarga Tn. Y
dan Ny. D. Kunjungan berikutnya tanggal 19 Mei 2021 mahasiswa
mendiskusikan bersama keluarga dengan menggunakan leaflet edukasi
diet diabetes melitus, pada pertemuan ke-tiga tanggal 20 Mei 2021
mahasiswa mendiskusikan bersama keluarga dengan menggunakan
leaflet mengenai cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan
terapi Activity Daily Living (ADL) yaitu, melakukan manajemen jalan
nafas dengan mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
manajem jalan nafas, pada pertemuan ke-empat 21 Mei 2021 mahasiswa
mendiskusikan bersama keluarga dengan menggunakan leaflet mengenai
cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan mengajarkan teknik
112

nonfarmakologis untuk mengurangi dan mencegah komplikasi


tuberculosis paru, dan teknik batuk efektif yaitu dukungan perawatan diri
dan manajemen keselamatan lingkungan, pada pertemuan ke-lima tanggal
22 Mei 2021 mahasiswa mendiskusikan bersama keluarga dengan
menggunakan leaflet mengenai cara merawat anggota keluarga yang
sakit dengan teknik batuk efektif, pada pertemuan ke-enam 23 Mei 2021
mahasiswa mendiskusikan bersama keluarga dengan menggunakan
leaflet mengenai cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan
terapi Activity Daily Living (ADL) yaitu dukungan perawatan diri, dan
pada hari terakhir mahasiswa mendiskusikan bersama keluarga mengenai
rujukan dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dari semua
implementasi dilakukan keluarga Tn.Y dan Ny. D kooperatif dan
memiliki rasa ingin tahu.

Pelaksanaan yang dapat dicapai oleh keluarga Tn.Y dan Ny. D


adalah mampu mengenal masalah tuberculosis, penyebab, tanda dan
gejala, mengetahui akibat lanjut, cara perawatan dan mengontrol
penderita tuberculosis, serta mengetahui keuntungan dan kerugian sarana
pelayanan kesehatan, dari semua rencana tindakan sesuai dengan teori,
semuanya dapat dilakukan oleh penulis bersama keluarga dengan hari dan
tanggal tepat, perbedaan dalam pelaksanaan implementasi ada pada
tingkat pengetahuaan karena faktor latar belakang pendidikan klien.
Keluarga Tn.Y dan Ny. D kooperatif sesuai dengan kontrak penulis
janjikan.
113

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan
teori dan hasil tindakan keperawatan dengan kriteria hasil dan standar
yang telah di tetapkan untuk melihat keberhasilannya untuk mengevaluasi
status dan kemajuaan klien dan keluarga terhadap pencapaiaan hasil dari
tujuaan keperawatan yang telah diterapkan sebelumnya (IPPKI,2017).
Pada diagnosa I untuk fungsi keluarga ke-I keluarga mampu memahami
pengertian, penyebab, tanda dan gejala diabetes melitus, dan orang terkena
diabetes melitus serta mengidentifikasi tanda gejala diabetes melitus yang
ada pada Tn.Y dan Ny. D.

Fungsi keluarga yang ke-II sudah tercapai, keluarga Tn.Y dan


Ny. D mampu memahami akibat lanjut dari tuberculosis yang sudah di
jelaskan oleh penulis dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat
bagi anggota keluarga yang sakit. Respon keluarga sangat antusias saat
penulis menjelaskan akibat lanjut dari diabetes melitus dan keluarga
memutuskan akan membawa anggota keluarga ke puskesmas. Dalam hal
ini tujuan penulis dalam memberikan penyuluhan kesehatan untuk fungsi
keluarga ke-II tercapai.

Pada fungsi keluarga yang ke-III penulis menjelaskan tentang cara


perawatan diabetes melitus. Respon keluarga Tn.Y dan Ny. D sangat
antusias cara mengatasi mobilitas fisik dengan mendemonstrasikan
terapi Activity Daily Living (ADL) keluarga Tn.Y dan Ny. D tampak
paham dan akan melakukan untuk pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Dalam hal ini tujuan penulis dalam memberikan penyuluhan kesehatan
untuk fungsi keluarga yang ke-III tercapai.

Pada fungsi keluarga yang ke-IV penulis menjelaskan tentang


cara memodifikasi lingkungan bagi penderita tuberculosis. Keluarga
tampak memperhatikan penjelasan penulis. Saat penulis bertanya,
keluarga menjawab akan mengikuti anjuran tentang cara memodifikasi
114

lingkungan secara optimal, serta keluarga antusias untuk bertanya.


Sehingga penulis dapat menyimpulkan pada fungsi keluarga yang ke-IV
tercapai.

Pada fungsi keluarga yang ke-V penulis menjelaskan tentang


fasilitas kesehatan, keluarga Tn.Y dan Ny. D paham menjelaskan
tentang keuntungan dan kerugian dari pelayanan kesehatan, yang ditandai
dengan keluarga menyebutkan kembali tentang keuntungan dan kerugian
dari pelayanan kesehatan. Keluarga mengatakan selalu memanfaatkan
pelayanan kesehatan puskesmas yang terdekat rumah jika ada anggota
keluarga yang sakit, sehingga penulis mengambil kesimpulan bahwa
fungsi keluarga yang ke-V tercapai.

Evaluasi pada Tn.Y dan Ny. D dilakukan menggunakan metode


SOAP. Berdasarkan semua implementasi yang dilakukan, evaluasi yang
didapatkan adalah klien tampak tenang, klien sudah tidak tampak
meringis, serta Tn.Y tidak mengeluh batuk yang sakit serta berdahak dan
sesak nafas dan Ny. D mengatakan batuk nya tidak sesering kemarin ,
klien dapat secara mandiri dan mengerti bagaimana cara mengontrol
manajementuberkulosis Paru. Hasil evaluasi ini sesuai dengan kriteria
hasil yang telah ditetapkan untuk indikator ketidakefektifan bersihan jalan
nafas pada NOC-NIC yang menetapkan kriteria hasil melaporkan
keluarga mampu mengenal masalah dengan edukasi penyakit dan edukasi
diet, Keluarga mampu mengambil keputusan yaitu dengan Pelibatan
keluarga. Keluarga mampu merawat dengan manajemen tuberkulosis
yaituteknik batuk efektif,. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
yaitu dengan dukungan kepatuhan program pengobatan. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yaitu dengan konsultasi, kemampuan
keluarga mengenali penyakit, penyebab, kemampuan menggunakan teknik
nonfarmakologi, dan dukungan orang terdekat. Hasil akhir yang
didapatkan Tn.Y dan Ny. D berhasil tercapai sesuai dengan yang ingin
115

dicapai dalam lima fungsi keluarga yaitu klien menunjukkan perubahan


yang positif atau semakin membaik.

C. Keterbatasan Studi Kasus


Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi
keterbatasan penelitian ini. Keterbatasan ini dapat berasal dari peneliti
sendiri. Beberapa keterbatasan yang ada pada penelitian yaitu, secara
teoritis banyak sekali masalah yang harus diteliti dalam masalah
tuberkulosis, tetapi karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka peneliti
ini hanya meneliti beberapa variabel yang terkait dengan yaitu
tuberkulosis gejala dan penyebab tuberkulosis serta manajemen
tuberkulosis klien. Kendala yang ditemukan selama
mengimplementasikan tindakan adalah waktu yang harus dilakukan
selama 1 kali sehari di dan pagi hingga siang hari, sehingga penulis harus
datang pada pagi-pagi untuk melakukan tindakan tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.Y dan Ny.D mengalami
Pemeriksaan fisik yang didapat pada pasien Tubercolusis paru pada
keluarga terutama Tn.E dan Tn.M bahwa Tn.Y dan Ny.D sudah lama
mengalami batuk 3 - 5 bulan yang lalu dan lagi masuk kedalam tahap
pengobatan. Penyebab Tubercolusis paru yang dialami oleh Tn.Y adalah
bekerja tidak menggunakan masker padahal banyak debu. Sementara
Penyebab Tubercolusis paru yang dialami oleh Ny.D adalah bekerja
setiap hari dipasar sehingga banyak polusi asap kendaraan dan lingkungan
dipasar. Sehingga Keluarga sangat memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk mengobati Tn.Y dan Ny.D.
Berdasarkan pengkajian Tn.Y dan Ny.D dengan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas klien tuberkulosis paru yaitu sesak nafas juga batuk.
Pemeriksaan respirasi didapatkan gangguan saluran pernafasan karena
adanya penumpukan secret sehingga klien sesak pada saat bernafas

2. Diagnosa Keperawatan

Perioritas diagnosa keperawatan yang muncul saat dilakukan


pengkajian pada keluarga Tn.Y dan Ny.D adalah Diagnosa aktual
keperawatan keluarga yang di temukan yaitu ketidakefektifan
bersihanjalan nafas pada keluarga Tn.E dan Tn.M terutama Tn.Y dan
Ny.D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat masalah
kesehatan anggota keluarga dengan Tubercolusis paru.

3. Rencana Tindakan Keperwatan

116
Perencanaan keperawatan pada keluarga Tn.Y dan Ny.D telah
direncanakan diagnose yang telah ditegakkan. Dalam menyusun sesuai
perencanaan, penulis merencanakan untuk memberikan penyuluhan

117
118

kesehatan dimulai dari menjelaskan pengertian, penyebab, faktor


resiko,tanda gejala, dan komplikasi Tubercolusis paru. Menjelaskan cara
perawatan, dan mengatasi dengan obat tradisional yaitu minuman ketimun,
meminum air hangat setiap minum obat dan menyarankan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan.

4. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan, faktor pendukung yang


ditemukan yaitu keluarga Tn.Y dan Ny.D kooperatif sehingga dapat
mnyelesaikan masalah kesehatan dildalam keluarga Tn.Y dan Ny.D.
Faktor penghambat yaitu Tn.Y dan Ny.D kurang dapat mengerti sehingga
penulis memodifikasi dengan memberikan contoh gambar dan penjelasan
secara lisan dengan bahasa yang mudah dimengerti dengan menggunakan
leaflet. Untuk itu mencapai hasil yang maksimal, penulis memberi
kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan memberi pujian positif saat
dilakukan penyuluhan.

5. Evaluasi

Pada tahap evaluasi keperawatan, respon afektif keluarga sudah


tercapai yaitu Tn.Y dan Ny.D sudah memeriksakan diri kepelayanan
kesehatan yaitu puskesmas nusa indah untuk mengecek kesehatan dan
mengambil obat yang dikonsumsinya. Respon psikomotor pada keluarga
Tn.E dan Tn.M terutama Tn.Y dan Ny.D dapat melakukan batuk efektif
dan etika batuk yang baik, dan dapat mengkonsumsi obat secara rutin.

B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan perawat mampu memberikan tindakan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami tuberkulosis paru dengan
ketidakefektifann bersihan jalan napas dengan cara memberikan latihan
batuk efektif yang benar, sehingga klien tidak membutuhkan waktu lama
dirawat.
119

2. Bagi keluarga

Diharapkan pada keluarga untuk melakukan pencegahan penularan


serta perawatan untuk tuberculosis paru dan menjaga kebersihan rumah
dan tempat sampah.

3. Puskesmas

Diharapkan menyediakan media informasi seperti promotil seperti


penyuluhan pada pada ruang tunggu saat klien memeriksakan kesehatan,
sehingga dapat memahami apa saja yang harus dilhindari kalau terkena
penyakit Tubercolusis paru.
DAFTAR PUSTAKA

Andhini, N. F. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M Dengan Tuberculosis


Paru Pada Tn.M Di Dusun Pasar Saptu Rt 01 Rw 04 Desa Cikoneng
Wilayah Kerja Uptd Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis
Tahun 2016. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Bagaskara, F. (2019) ‘Asuhan Keperawatan Tuberkulosis Paru Pada Ny. S dan
Ny. M Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Di
Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah dr. Haryoto Lumajang Tahun
2019’, Program Studi D3 Keperawatan UNEJ, Fakultas Keperawatan
Universitas Jember.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu
2016. Dinkes Provinsi Bengkulu.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu
2017. Dinkes Provinsi Bengkulu
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2019). profil kesehatan provinsi bengkulu tahun
2018. E-Conversion - Proposal for a Cluster of Excellence.
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun
2019. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.
Ezalia, E., R, I. E., Elizabeth, G., My, W. A. N. H., Norhanim, A., Wahidah, A.,
… Mary Anne Tan, J.-A. (2020). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.
“B” Dengan Kasus Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mumbulsari Jember. Orphanet Journal of Rare Diseases, 21(1), 1–9.
https://doi.org/10.1155/2010/706872
Friedman, M.M. 2014. Keperawatan Keluarga Edisi 5. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPPKI). 2017. Panduaan Asuhan
Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok dan Komunitas dengan
Memodifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di Puskesmas dan
Masyarakat. Jakarta : UI-Press.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Situasi TBC di Indonesia.
Diambil kembali dari tb indonesia.or.id pada 18 April 2020
Nabavi, S. mohammed. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda
Oleh, (2). Retrieved From Http://Repositorio.Unan.Edu.pdf
Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Marwansyah, Mulyani And Yeni (2019) ‘Pengaruh Pemberian Cairan Hangat
Peroral Sebelum Latihan Batuk Efektif Dalam Upaya Pengeluaran
Sputum Pasien Chronic Obstructive Pulmonary Disease (Copd) Dirsud
Wilayah Banjar Baru, Kalimantan Selatan’, Pp. 17–29
Nursyaidah, dwi diah (2020) ‘Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. “B” Dengan
Kasus Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari
Jember’, Pembelajaran Olah Vokal di Prodi Seni Pertunjukan
Universitas Tanjungpura Pontianak, 28(2), pp. 1–43. Available.

Maesaroh, Lia. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M Dengan


Tuberculosis Paru Pada Tn.M Di Dusun Pasar Saptu Rt 01 Rw 04 Desa
Cikoneng Wilayah Kerja Uptd Kesehatan Puskesmas Cikoneng
Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Journal Of Chemical Information And
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Nabavi, S. Mohammed. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda
Oleh. 2. Http://Repositorio.Unan.Edu.Ni/2986/1/5624.Pdf
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda (North American Nursing Diagnosis
Association) Nic-Noc Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Riasmini,N.M.,dkk.2017.paduan asuhan keperawatan individu,keluarga,kelompok
dan komunitas dengan memodifikasi NANDA,ICNP,NOC,dan,NIC, di
puskesmas dan masyarakat.jakarta:universitas Indonesia
Sudiharto.2011. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan pendekatan keperawatan
transcultural ; editor, Esty Whayuningsih. Jakarta : EGC.
Susanto, T. 2012. Keperawatan Keluarga “Aplikasi Teori Pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga”. Jakarta: Trans Info Media.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.2017. Jakarta selatan: Dewan pengurus
pusat persatuan perawat nasional Indonesia.

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.2018.Jakarta selatan: Dewan pengurus


pusat persatuan perawat nasional Indonesia.

Wahyudianto,G.(2019).asuhan keperawatan keluarga dengan tuberculosis paru di


wilayah kerja puskesmas sepanja samarinda.program studi DIII
keperawatan samarinda :karya tulis ilmiah tidak di publikasikan
World Health Organization. 2019. Global Tuberculosis Report. France : World
Health Organization
Yohanes D dan Yasinta B (2013). Konsep dasar Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
L
A
M
P
I
R
A
N
BIODATA MAHASISWA

Nama : Obi Aji Husen


Tempat Tanggal Lahir : Embong Sido , 24-03-2000
Alamat : Desa Embong Sido Kec. Bermani Ilir Kab.
Kepahiyang Provinsi Bengkulu.
Agama : Islam
Jenis Kelamin : laki-laki
Nama Orang Tua
- Ibu : Mulyati
- Ayah : Basri

Riwayat Pendidikan

SD : SD Negeri 06 Bermani Ilir

SMP : SMP Negeri 01 Keban Agung

SMA : SMA Negeri 01 Kepahiyang

Motto : “hidup adalah proses , hidup adalah belajar tanpa ada batas umur, tanpa
ada kata jua, jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi, never give
up, sampai tuhan berkata : waktunya pulang”.
LAMPIRAN
LEMBAR KONSUL KTI PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
T.A. 2020/2021

NAMA : OBI AJI HUSEN

NIM : P0 5120218027

JUDUL KTI : Asuhan keperawatan manajemen jalan nafas pada


anggota keluarga yang mengalami tb paru di puskesmas
nusa indah kota Bengkulu tahun 2021

PEMBIMBING : Dahrizal S.Kp.,MPH

No Tanggal Materi konsultasi Masukan pembimbing Paraf

1 10-09-2020 Pengajuan judul via online(wa)kti Acc judul


“asuhan keperawatan manajemen
jalan nafas pada anggota keluarga
yang mengalami tb paru di
puskesmas nusa indah kota Bengkulu
tahun 2021”

2 26-09-2020 konsul via online(wa) bab i profosal - Konsep TB dulu masukan


kti dengan judul“asuhan keperawatan
- Edit dengan rapi huruf besar tanda
manajemen jalan nafas pada anggota
keluarga yang mengalami tb paru di baca dll
puskesmas nusa indah kota Bengkulu - Apakah akan mengambil TB anak?
tahun 2021”
Jika tidak secara umum saja data
yang di masukan
- Tambahkan sumber di bab 1
- Spesifik kan dengan manfaat bagi
pasien TB di keluarga
- Tambahkan pengobatan TB
3 09-10-2020 Konsul via online(wa) bab i profosal - Masukan askep keluarganya
kti dengan judul“asuhan keperawatan
- Silahkan edit penulisan nya saja
manajemen jalan nafas pada anggota
keluarga yang mengalami tb paru di - Acc bab1
puskesmas nusa indah kota Bengkulu
tahun 2021”
4 22-11-2020 Bimbingan bab 2,3 - Kenapa ada jalan nafas sesuikan
dengan judul kti
- Perbaikan subjek studi kasus
(idem)
- Perbaikan fokus studi kasus
(idem)
- Perbaikan woc
Perbaikan konsep askep tuliskan
teori yang berkaitan dengan TB
paru mulai dari biodata sampai
terakhir
5 28-11-2020 Bimbingan bab 3 - Kenapa muncul manajemen batuk
- Ini kan askep keluarga kenapa ada
manajemen kasus
- Manajemen batuk efektif lagi

6 04-11- Bimbingan bab 1 – 3 - Rapikan tulisan bab 1


2020 - Konsep TB boleh beberapa
paragraf
- Data kasus dan masalah TB dunia,
indonesia, bengkulu.
- Tampilkan puskesmas tertinggi
dan terendah serta data dan alasan
memilih puskesmas tersebut.
- Hilangkan analitik dibab 3
- Acc bab 3
7 17-12-2020 Bimbingan bab 1-3 - Sinkronkan lagi intervensi dengan
keperawatan keluaga dengan 5 fungsi
keluarga
- Analisa data dari diagnosa dijadikan
satu tabel
- Tambahkan lagi pemeriksaan fisik.
- Perbaikan daftar pustaka tanda dan
tulisan huruf kapital.
(acc)

8 28-12-2020 Bimbingan bab 1-3 - Acc proposal karya tulias ilmiah

9 12-01-2021 Bimbingan bab 1-3 - Ganti wilayah tuberculosis ambil


yang wilayahnya tertinggi yang
paling banyak terkena tuberculosis

10 15-01-2021 Bimbingan bab 1-3 - Tambahkan lagi dibagian daftar


pustaka
- Perbaiki penulisannya

11 22-06-2021 Bimbingan bab IV-VI - Perbaiki di fungsi keluarga di bagian


megambil keputusan tambahkan hasil
observasi tambahkan ds,do dan nama
obat untuk penguat datanya

12 24-06-2021 Bimbingan bab IV-VI - Acc karya tulis ilmiah


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP)
BATUK EFEKTIF
A. PENGERTIAN
Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan menggagu di saluran
nafas dengan cara di batukkan
B. TUJUAN
1. membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
2. mengeluarkan spuntum untuk pemeriksaan diagnostik laboratorium
3. menggurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
C. KEBIJAKAN
1. klien dengan saluran nafas akibat akumulasi sekret
2. pemeriksaan diagnostik spuntum di laboratorium
D. PERALATAN
1. kertas tissue
2. bengkok
3. perlak/alas
4. spuntum pot berisi disinfektan
5. air minum hangat
E.PROSEDUR PELAKSANAAN
1. tahap prainteraksi
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
1. Tahap orientasi
 Memberikan salam dan sapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menayakan persetujuan/kesiapan pasien
2. Tahap kerja
 Menjaga privacy pasien
 Mempersiapkan pasien
 Memintak pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan
di abdomen
 Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam
melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup )
 Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen ( cegah
lengkung pada punggung )
 Memintak pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan ( lewat
mulut,bibir seperti meniup )
 Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari otot
 Memasang perlak/alas dan bengkok ( di pangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring )
 Memintak pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke 3
inspirasi,tahan nafas dan batuk dengan kuat
 Menampung lender dalam spuntum pot
 Merapikan pasien
3. Tahap terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan pasien
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawan

BATUK
Di susun oleh :
EFEKTIF
OBI AJI
HUSEN
P05120218027
POLTEKKES Pengertian ya
KEMENKES
Batuk adalah aliranoks
BENGKULU
JURUSAN suatu metode igenkese
KEPERAWATAN
batuk dengan luruhtub
DIII
KEPERAWATAN benar, dimana uh
TAHUN 2021
klien dapat 2. Menungkatka

menghemat energi n distribusi

sehingga tidak ventilasi

mudah lelah 3. meningkatkan


mengeluarkan volume parut
dahak secara
4. Memfasilitasi
maksimal
pembersihan
saluran
pernapasan

Manfaat Batuk
efektif
Tujuan Batuk Untuk
Efektif melonggarkan dan

1. Merangs melegakan

ang saluran

terbukan pernafasan
maupun untuk ti k
mengatasi sesak n
napas akibat da
adanya lendir ka
yang memenuhi n
saluran 1. berita
pernapasan. hu
klien
dan
minta
perset
ujuan
persiapan alat klien

1. Pot 2. cuci tangan

sputum/dah 3. atur posisi


ak klien

2. Desinfektan dengan
semi
3. Alas/handu
fowler
k
atau high
4. Tisu
fowler
Prosedur
4. letakkan
pengalas/handu
5. letakkan cepuk maksimal saat tarik nafas ke
di pangkuan tahan 2 sampai empat minta klien
tahan napas 2
sampai 3 detik lalu
batukkan dengan
kuat

klien atau 3 detik dan 7. ulangi

minta klien hembuskan prosedur


untuk perlahan tersebut
memegang leawat mulut hingga enam
cepuk yang seperti bersiul, kali, ulangi
berisi air lakukan kembali K/P
desinfektan sampai 3 kali 8. instrusksi

6. ajarkan klien kan


pasien
untuk
membua
ng
teknik nafas
sputum
dalam, yakni
di dalam
tarik nafas
cepuk
sedalamdalam
lalu tutup
nya sampai
9. bersihkan
dada
mulut
mengembang
klien
dengan
tisu dan
dokumen
tasi
LAMPIRAN KEGIATAN

Pasien 1 Tn.Y

Pasien 2 Ny.D

Anda mungkin juga menyukai