LANSIA
Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Metode Penelitian.
Makalah ini mungkin tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan YME. Semua
orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik,
mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011). Batasan umur lanjut usia
tergantung dari sudut mana memandangnya. Menurut Undang-Undang Nomor 13
tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, yang dimaksud lansia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun keatas. Kemandirian lansia dalam ADL merupakan
kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas sehari – hari yang dilakukan
oleh manusia secara rutin dan universal. Ketergantungan lanjut usia disebabkan
kondisi lansia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis. Sedangkan bila
dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari – hari. Akibat berbagai masalah fisik, psikologis, dan
lingkungan yang yang dialami oleh lansia. Defisit Perawatan diri yang diatasi
dengan baik akan memberikan dampak antara lain banyak gangguan kesehatan
yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan
baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku, serta masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. Faktor yang berhubungan
dengan defisit perawatan diri adalah gangguan kognitif, penurunan motivasi,
kendala lingkungan, gangguan muskuloskeletal, gangguan neuro muskular, nyeri,
ganggangguan persepsi, dan lain sebagainya (Nurarif & Kusuma, 2015)
Peran perawat dalam mengatasi defisit Perawatan diri lansia adalah dengan cara
memantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas, membantu memilih pakaian
yang sudah digunakan dan dilepas, membantu klien dalam berpakaian maupun
toileting. Menyediakan alat bantu, menjadwalkan makan dan toileting bagi klien
(Nurarif & Kusuma, 2015).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah defisit keperawatan diri
pada lansia ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran nyata tentang
asuhan keperawatan pada klien lansia dengan defisit perawatan diri dan
memberi pengetahuan pada pembaca tentang asuhan keperawatan kepada klien
lansia dengan defisit perawatan diri.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien lansia dengan Defisit
Perawatan diri.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada klien
lansia dengan Defisit Perawatan diri.
3. Mahasiswa mampu membuat intervensi keperawatan pada klien lansia
dengan Defisit Perawatan diri.
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien lansia
dengan Defisit Perawatan diri.
5. Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien lansia
dengan Defisit Perawatan diri.
1.4 Manfaat
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Kasus
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Nama : Ny.A
b. Umur : 72 Tahun (old)
c. Alamat : Puri
d. Pendidikan : SD
e. Tanggal masuk panti werdha : 11 november 2019
f. Jenis kelamin : Perempuan
g. Suku : Jawa
h. Agama : Islam
i. Status perkawinan : Janda
j. Tanggal pengkajian : 11 november 2019
2 Minum 10
7 Jalan dipermukaan 10
datar
8 Naik turun tangga 10
9 Mengenakan pakaian 10
1 1.
B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Hari / Waktu Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)
DX Tanggal
1. Rabu, 03 09.00- 10.00 1. Mengkaji keadaan umum klien S : Keadaan umum pasien lemah.
Mei 2017 2. Memantau kebersihan diri
klien dengan kebersihan diri
3. Melakukan mandi kering pada O : Badan bau, kulit kepala
klien di atas tempat tidur berketombe dan bau, gigi kotor
4. Menggosok gigi klien dan bau, kuku kaki dan tangan
menggunakan kassa dan tong panjang dan kotor.
spatel.
5. Merawat rambut klien A : Masalah belum teratasi.
6. Memotong kuku
P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan obat demam
(Paracetamol).
3. Kamis, 10.00- 11.00 1. Mengkaji kembali kebutuhan S : Keadaan umum pasien lemah.
04 Mei personal hgyiene klien.
2017 2. Memantau kembali
kebersihan diri klien dengan O : Badan bau, kulit kepala
kebersihan diri. berketombe dan bau, gigi kotor
3. Melakukan mandi kering dan bau.
pada klien di atas tempat
tidur. A : Masalah sebagian teratasi.
4. Memberikan pendkes kepada
keluarga klien dalam
membantu pemenuhan P : Intervensi dilanjutkan Pantau
kebersihan diri klien kebersihan klien. Kuku sudah di
potong
P : Intervensi dilanjutkan
Melakukan miring kanan dan
miring kiri pada klien setiap 2
jam sekali Pantau lesi pada
bokong. Pantau kebersihan
pasien.
5. Jumat, 14.00- 16.00 1. Mengkaji kembali kebutuhan S : Klien tidak sadarkan diri.
04 Mei personal hgyiene klien.
2017 2. Memantau kembali kebersihan
diri. O : Badan sedikit bersih, gigi
3. Memberikan pendkes kepada bau.
keluarga klien dalam
membantu pemenuhan
kebersihan diri klien A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan
Mempertahankan kebersihan
pasien.